Anda di halaman 1dari 23

REFLEKSI KASUS Agustus 2018

“BRONKITIS AKUT”

Nama : Aprilia Silambi


No. Stambuk : N 111 18 011
Pembimbing : dr. Kartin Akune., Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 2

BAB II LAPORAN KASUS ..................................................................... 3

A. Identitas Pasien .................................................................... 3

B. Anamnesis............................................................................ 4

C. Pemeriksaan Fisik ................................................................ 5

D. Pemeriksaan Penunjang ....................................................... 9

E. Diagnosis ............................................................................. 9

F. Terapi ................................................................................... 9

G. Follow Up ............................................................................ 10

BAB III DISKUSI ...................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

1
BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit dan gangguan saluran napas masih merupakan masalah terbesar di


Indonesia pada saat ini. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit saluran napas
dan paru seperti infeksi saluran napas akut, tuberculosis, asma dan bronchitis masih
menduduki peringkat tertinggi. Infeksi merupakan penyebab yang tersering.
Kemajuan dalam bidang diagnostic dan pengobatan menyebabkan turunnya insidens
penyakit saluran napas akibat infeksi. Di lain pihak kemajuan dalam bidang industri
dan transportasi menimbulkan masalah baru dalam bidang kesehatan yaitu polusi
udara.1
Bronchitis merupakan penyakit respiratorius dimana membran mukosa pada
jalur bronkus diparu-paru mengalami inflamasi. Karena mukosa bronkus tersebut
membengkak (edema) dan menebal sehingga akan mempersempit saluran napas yang
menuju paru-paru. Hal ini dilihat dari gejala batuk yang diikuti pengeluaran dahak
dan dapat juga disertai keluhan lainnya seperti sesak nafas. Bentuk dari penyakit ini
terdiri dari 2, yaitu bronchitis akut ( berlangsung kurang dari 3 minggu) dan
bronchitis kronik yang frekuensinya hilang timbul selama periode lebih dari 2 tahun.
Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dinginadalah tanda dini dari
bronchitis kronis. Batuk mungkin dapat diperburuk oleh cuaca yang dingin dan
lembab. Pasien biasanya riwayat merokok dan sering mengalami infeksi pernapasan 1
Bronchitis pada anak dapat merupakan bagian dari banyak penyakit
pernapasan. Namun bronchitis dapat juga merupakan penyakit tersendiri. Manifestasi
klinis biasanya terjadi secara akut mengikuti suatu infeksi respiratori atas karena
virus, atau secara kronis mendasari penyakit asma, fibrosis kistik, aspirasi benda
asing, defisiensi imun, immotile cilia syndrome, serta penyakit lainnya.2 Berikut akan
dibahas refleksi kasus mengenai pasien “Bronkitis Akut”yang dirawat di ruangan
perawatan anak Nuri Bawah Rumah Sakit Anutapura.

2
BAB II
KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. LA
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Lahir Pada tanggal : 10/08/2008
 Usia : 10 tahun
 Berat Badan Lahir : 2900 gram
 Panjang Badan Lahir: 49 cm
 Kebangsaan : Indonesia
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Kaili
 Nama Ayah : Tn. S Usia: 38 tahun Perkawinan ke-1
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Pendidikan : SMA
 Nama Ibu : Ny. R Usia: 22 tahun Perkawinan ke-1
 Pekerjaan : IRT
 Pendidikan : SMA
 Alamat : Jl. Syukur
 Tanggal masuk ruangan /jam : 26-07-2018
 Tanggal keluar ruangan /jam : 29-07-2018
 Jumlah hari perawatan : 3 hari
 Ruangan perawatan : Nuri bawah (rs Anutapura)
 Diagnosis : Bronkitis Akut
 Anamnesis diberikan oleh : Kedua orang tua pasien

3
Abortus : Tidak ada
B. ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS & ALLOANAMNESIS)
a. Keluhan Utama
Demam
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien anak perempuan masuk rumah sakit dengan keluhan demam
sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, demam naik turun dan
demam tidak menentu disertai dengan pusing. Pasien juga mengeluhkan
batuk yang dialami sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
Batuk disertai berlendir warna jernih yang banyak, kental, tidak berbau
busuk. tidak ada darah, sebelumnya pasien ada flu 1 hari sebelum batuk,
flu dengan cairan yang keluar dari hidung berwarna bening.
Penurunan berat badan tidak ada, kejang disangkal, Sesak napas
disangkal, Suara Mengi atau suara kucing disangkal, Mual muntah 2 kali
berisi makanan dan air ketika batuk, muntah menyemprot disangkal,
muntah bercampur darah disangkal, BAB biasa BAK lancar.
c. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien tidak pernah mengalami penyakit sebelumnya dan baru
pertama kali mengalami keluhan ini.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Saat ini, di lingkungan keluarga pasien, tidak ada batuk seperti yang
dialami pasien. Ibu pasien menyangkal adanya riwayat malaria, DM,
asma, maupun hipertensi.
e. Riwayat Sosial-Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga dengan sosial-ekonomi menengah.
f. Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan
Pasien seorang anak yang aktif. Pasien tinggal di lingkungan rumah
yang ayah pasien adalah seorang perokok aktif.

4
g. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien lahir secara spontan di RS, cukup bulan, dan dibantu oleh
bidan. Berat badan lahir 2900 gram, panjang badan 49 cm. Selama
kehamilan, ibu pasien tidak menderita sakit ataupun masalah lainnya. Ibu
pasien rajin melakukan kontrol ke puskesmas sebanyak 4x untuk
perawatan sebelum kelahiran.
h. Penyakit yang Sudah Pernah dialami:
 Morbili :-
 Varicella :-
 Pertusis :-
 Diare :-
 Cacing :-
 Batuk/Pilek : -
i. Kemampuan dan Kepandaian Bayi
Tumbuh dan kembang anak sesuai dengan usianya, dan saat ini
anak tidak mengalami keterlambatan tumbuh dan kembang.
j. Anamnesis Makanan
Pasien mendapatkan ASI usia 0 - 8 bulan, susu formula dan bubur
sampai 2 tahun, nasi sampai sekarang.
k. Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan :28 kg
Panjang Badan : 135 cm
Status Gizi :BB/TB (0)(-1)Gizi baik, BB/U (0)(2), TB/U (0)(2).

5
Tanda Vital :
Tekanan Darah : - mmHg
Denyut Nadi : 120×/menit, kuat angkat, irama reguler
Respirasi : 38×/menit, pola pernapasan reguler
Suhu axilla : 38,1 0C
1. Kulit:
Warna : Sawo matang, sianosis (-)
Efloresensi : Petechiae tidak tampak, Rumple Leed (-)
Turgor : Segera kembali
Kelembaban : Cukup
2. Kepala:
Bentuk : Normocephalus
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal,
alopecia (-)
3. Mata:
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Refleks cahaya : RCL (+/+) / RCTL (+/+)
Refleks kornea : (+/+)
Pupil : Bulat, isokor
Exophthalmus : (-/-)
Cekung : (-/-)
4. Hidung:
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Epistaksis : tidak ada
Rhinorrhea : ada
5. Mulut:
Bibir : Kering (-), sianosis (-), stomatitis (-)
Gigi : Tidak ditemukan karies

6
Gusi : Tidak ditemukan adanya perdarahan
6. Lidah:
Tremor : (-)
Kotor/Berselaput : (-)
Warna : Merah muda
7. Telinga:
Sekret : Tidak ditemukan
Serumen : Minimal
Nyeri : Tidak ada
8. Leher:
Kelenjar getah bening : Pembesaran (- /-), nyeri tekan (-)
Pembesaran kelenjar submandibular : (-), nyeri tekan (-)
Trakea : Posisi central
Kaku Kuduk : (-)
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil : T1-T2 Hiperemis (-), Detritus (-).
9. Toraks:
a. Dinding Dada/Paru:
Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral kanan = kiri, tampak
retraksi(-), jejas (-), bentuk normochest, pola
pernapasan kesan normal.
Palpasi : Ekspansi dada simetris, vocal fremitus simetris kanan
= kiri, nyeri tekan (-).
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Vesicular (+/+) Suara napas tambahan: Ronkhi (+/+),
Wheezing (-/-)
b. Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

7
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V arah medial
linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas: SIC II linea midclavicularis dextra et
parasternalis sinistra
Batas kiri: SIC V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan: SIC V linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler, bunyi
tambahan: murmur (-), gallop (-).
10. Abdomen:
Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen, dullness (+)
pada area hepar & lien. Asites (-)
Palpasi : Nyeri tekan abdomen(+), distensi (-), meteorismus (-).
Hati : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba
11. Anggota Gerak:
a. Ekstremitas superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
b. Ekstremitas inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
12. Genitalia: Dalam batas normal
+/+
13. Otot-Otot: Eutrofi +/+ , kesan normal
++/++ −/−
14. Refleks: Fisiologis (++/++), patologis (−/−)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Senin, 20/06/2018
Hasil Rujukan Satuan
Hematologi Rutin

8
Hemoglobin 11,5 11,5 – 14,5 g/dl
Leukosit 6,4 4,5 – 13,5 103/uL
Eritrosit 4,1 4,0 – 5,40 106/uL
Trombosit 252 200 – 400 103/uL
Hematokrit 40,0 37,0 – 45,0 %

E. RESUME
Pasien anak perempuan masuk rumah sakit dengan keluhan demam sejak
1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, demam naik turun dan demam
tidak menentu kemudian disertai dengan pusing. Pasien juga mengeluhkan
batuk yang dialami sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Batuk
disertai berlendir warna jernih yang banyak, kental, tidak berbau busuk. tidak
ada darah, sebelumnya pasien ada flu 1 hari sebelum batuk, flu dengan cairan
yang keluar dari hidung berwarna bening. BAB biasa dan BAK lancar.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum sakit sedang,
kesadaran compos mentis, denyut nadi 120×/menit kuat angkat, respirasi
38×/menit, suhu axilla 38,1 0C. Pada pemeriksaan sistem pernapasan ditemukan
Rhonki kasar pada lapang paru (+/+). Hasil pemeriksaan hematologi rutin
leukosit 6,4×103/uL, trombosit 252×103/uL, hematokrit 40,0%, hemoglobin
11,5 g/dl, dan eritrosit 4,1×106/uL.

F. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja : Bronkitis Akut
Diagnosis Banding : Rhinitis Akut, Penumonia

G. TERAPI
Non-Medikamentosa
- Bedrest
- Makan makanan lunak dan menghindari makan makanan yang
mengiritasi

9
- Batuk Hygiene
Medikamentosa
- IVFD RL 10 gtt/m
- Paracetamol 4 x 1 tab
- CTM tab 3 x 1
- GG tab 3 x 1
H. ANJURAN PEMERIKSAAN
- Darah Rutin
- Foto Thorax PA
- Kultur Sputum

I. FOLLOW UP
Hari/Tanggal: Selasa, 30 Juli 2018, PH I
S Demam (+), batuk (+), flu (+),mual (-), muntah (+) 2 kali isi air dan
makanan, sakit perut (-), badan lemas (-) BAB biasa, BAK lancar.
O Keadaan Umum: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Tekanan Darah : -
Denyut Nadi : 120x/menit, kuat angkat, reguler
Respirasi : 38x/menit
Suhu Tubuh : 38,10C
Berat Badan : 28 kg
Tinggi Badan : 135 cm
Status Gizi : BB/TB 93 % Gizi baik, BB/U 84 %, TB/U 97 %.
Leher
Kelenjar getah bening : Pembesaran (- /-), nyeri tekan (-)
Pembesaran kelenjar submandibular : (-), nyeri tekan (-)
Trakea : Posisi central
Kaku Kuduk : (-)
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil : T1-T2 Hiperemis (-), Detritus (-).
Paru
- Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral
- Palpasi : Vocal Fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Vesicular +/+, Ronkhi +/+, Wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V arah medial

10
linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler, bunyi
tambahan: murmur (-), gallop (-).

Abdomen
- Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
- Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
- Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen, dullness (+)
pada area hepar & lien.
- Palpasi : Nyeri tekan (-), meteorismus (-). organomegaly (-).
Pemeriksaan Lain
- Kulit : Efloresensi berupa petechiae tidak ditemukan
- Lidah kotor : (-)
- Ekstremitas : Akral hangat
- Turgor : Kembali segera

Hasil Laboratorium: -
A Bronkitis Akut
P - IVFD RL 10 gtt/m
- Paracetamol 4 x 1 Tab
- CTM 3 x 1 Tab
- GG 3 x 1 Tab
Cek DR
Foto Thorax PA
Observasi
Hari/Tanggal: Rabu, 31 Juni 2018, PH II
S Demam (-), batuk (+), flu (+),mual (-), muntah (-), sakit perut (-), badan
lemas (-)BAB biasa, BAK lancar.
O Keadaan Umum: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Tekanan Darah : -
Denyut Nadi : 96x/menit, kuat angkat, reguler
Respirasi : 26x/menit
Suhu Tubuh : 370C
Berat Badan : 28 kg
Tinggi Badan : 135 cm
Status Gizi : BB/TB 93 % Gizi baik, BB/U 84 %, TB/U 97 %.
Leher
Kelenjar getah bening : Pembesaran (- /-), nyeri tekan (-)
Pembesaran kelenjar submandibular : (-), nyeri tekan (-)
Trakea : Posisi central
Kaku Kuduk : (-)
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil :T1-T2 Hiperemis (-), Detritus (-).
Paru

11
- Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral
- Palpasi : Vocal Fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Vesicular +/+, Ronkhi +/+, Wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V arah medial
linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler, bunyi
tambahan: murmur (-), gallop (-).
Abdomen
- Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
- Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
- Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen, dullness (+)
pada area hepar & lien.
- Palpasi : Nyeri tekan (-), meteorismus (-). organomegaly (-).
Pemeriksaan Lain
- Kulit : Efloresensi berupa petechiae tidak ditemukan
- Lidah kotor : (-)
- Ekstremitas : Akral hangat
- Turgor : Kembali segera

Hasil Laboratorium:
Darah Rutin:
HB : 11,5 g/dL
WBC : 6,4×103/uL
RBC : 4,1×106/uL
PLT : 252×103/uL
HCT : 34%
A Bronkitis Akut
P - IVFD RL 10 gtt/m
- Paracetamol 4 x 1 Tab
- CTM 3 x 1 Tab
- GG 3 x 1 Tab

Foto Thorax PA
Observasi
Hari/Tanggal: Kamis, 01 Juni 2018, PH III
S Demam (-), batuk (+), flu (-),mual (-), muntah (-), sakit perut (-), badan
lemas (-)BAB biasa, BAK lancar.
O Keadaan Umum: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Tekanan Darah : -
Denyut Nadi : 100x/menit, kuat angkat, reguler
Respirasi : 24x/menit

12
Suhu Tubuh : 36,5 0C
Berat Badan : 28 kg
Tinggi Badan : 135 cm
Status Gizi : BB/TB 93 % Gizi baik, BB/U 84 %, TB/U 97 %.
Kelenjar getah bening : Pembesaran (- /-), nyeri tekan (-)
Pembesaran kelenjar submandibular : (-), nyeri tekan (-)
Trakea : Posisi central
Kaku Kuduk : (-)
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil :T1-T2 Hiperemis (-), Detritus (-).
Paru
- Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral
- Palpasi : Vocal Fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Vesicular +/+, Ronkhi +/+, Wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V arah medial
linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler, bunyi
tambahan: murmur (-), gallop (-).
Abdomen
- Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
- Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
- Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen, dullness (+)
pada area hepar & lien.
- Palpasi : Nyeri tekan (-), meteorismus (-). organomegaly (-).
Pemeriksaan Lain
- Kulit : Efloresensi berupa petechiae tidak ditemukan
- Lidah kotor : (-)
- Ekstremitas : Akral hangat
- Turgor : Kembali segera
Hasil Laboratorium:
Darah Rutin:
HB : 11,5 g/dL
WBC : 6,4×103/uL
RBC : 4,1×106/uL
PLT : 252×103/uL
HCT : 34%
Radiologi: Kesan Bronkitis
A Bronkitis Akut
P - CTM 3 x 1 Tab
- GG 3 x 1 Tab
- Rawat Jalan

13
BAB III
DISKUSI KASUS

Definisi3,4,5
Proses peradangan pada bronkus dengan manifestasi utama berupa batuk yang
produktif yang berlangsung < 3 minggu.Bronkitis merupakan proses peradangan pada
bronkus dengan manifestasi utama berupa batuk yang produktif. Proses ini dapat
disebabkan karena perluasan dari proses penyakit yang terjadi dari saluran napas atas
maupun bawah. Definisi klinis dari bronchitis pada anak sampai saat ini masih belum
jelas, tetapi banyak para klinisi membuat diagnosis bronchitis untuk anak dengan
gejala batuk, dengan atau tanpa demam serta adanya produksi dahak/sputum.
Meskipun etiologi dari bronchitis masih sukar dijelaskan secara spesifik, dan
beberapa studi menunjukkan bahwa bronchitis merupakan penyakit yang self-
resolving, tetapi bronkitis ini pada umumnya disebabkan oleh patogen virus. Hal ini
banyak terjadi pada anak-anak yang menjadi perokok baik perokok primer maupun
sekunder dan tinggal di lingkungan yang banyak terpolusi.

Bronchitis terbagi menjadi 2 jenis sebagai berikut :


a. Bronchitis akut. Yaitu, bronchitis yang biasanya datang dan sembuh hanya
dalam waktu 2 hingga 3 minggu saja. Kebanyakan penderita bronchitis akut
akan sembuh total tanpa masalah yang lain.
b. Bronchitis kronis. Yaitu, bronchitis yang biasanya datang secara berulang-
ulang dalam jangka waktu yang lama. Terutama, pada perokok. Bronchitis
kronis ini juga berarti menderita batuk yang dengan disertai dahak dan
diderita selama berbulan-bulan hingga tahunan.
Etiologi
Virus merupakan penyebab tersering (rhinovirus, respiratoru sincytial virus
(RSV), para influenza, influenza, adeno, morbilli, dan coxsackie virus). Selain itu

14
bronkitis akut selalu terdapat pada anak yang menderita morbilli, pertusis, dan infeksi
mycoplasma pneumonia.(2) Beberapa anak tampak jauh lebih rentan terhadap
bronkitis akut daripada yang lain. Alasannya tidak diketahui, tetapi alergi, iklim,
polusi udara, dan infeksi kronis saluran pernapasan atas, terutama sinusitis, dapat
merupakan faktor-faktor yang turut menyebabkan.(2,6)

Gejala Klinis
Tanda dan Gejala Penderita Bronkhitis
a. Sesak nafas / Dispnea
Sesak nafas atau dispnea adalah perasaan sulit bernafas dan merupakan
gejala yang sering di jumpai pada penderita bronkhitis. Tanda objektif
yang dapat di amati dari sesak nafas adalah nafas yang cepat, terengah-
engah, bernafas dengan bibir tertarik kedalam (pursed lip), hiperkapnia
(berkurangnya oksigen dalam darah), hiperkapnia atau meningkatnya
kadar karbondioksida dalam darah.
b. Nafas berbunyi
Bunyi mengi (weezing) adalah suara pernafasan yang di sebabkan oleh
mengalirnya udara yang melalui saluran nafas sempit akibat kontriksi atau
ekskresi mucus yang berlebihan.
c. Batuk dan sputum
Batuk adalah gejala paling umum pada penderita bronkhitis, seringkali
pada penderita bronkhitis mengalami batuk- batuk hampir setiap hari serta
pengeluaran dahak sekurang- kurangnya 3 bulan berturut- turut dalam satu
tahun dan paling sedikit 2 tahun.
d. Nyeri dada.
Nyeri dada sering sekali terjadi pada penderita bronkitis karena ada
inflamasi pada bronkus. Pada penderita bronkitis rasa nyeri di dada di
rasakan dengan tingkat keparahan penyakit.

15
e. Nafas cuping hidung
Pada balita dan anak- anak penderita bronkhitis kadang terjadi adanya
nafas cuping hidung, tetapi tidak semua penderita bronkhitis mengalami
hal tersebut.Dengan adanya cuping hidung berarti terdapat gangguan pada
sistem pernafasan yang menyebabkan kepayahan dalam bernafas.
Pada kasus ini berdasarkan anamnesis didapatkan Pasien anak perempuan masuk
rumah sakit dengan keluhan demam sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit, demam naik turun dan demam tidak menentu disertai dengan pusing. Pasien
juga mengeluhkan batuk yang dialami sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Batuk disertai berlendir warna jernih yang banyak, kental, tidak berbau busuk.
tidak ada darah, sebelumnya pasien ada flu 1 hari sebelum batuk, flu dengan cairan
yang keluar dari hidung berwarna bening. Penurunan berat badan tidak ada, kejang
disangkal, Sesak napas disangkal, Suara Mengi atau suara kucing disangkal, Mual
muntah 2 kali berisi makanan dan air ketika batuk, muntah menyemprot disangkal,
muntah bercampur darah disangkal, BAB biasa BAK lancar. Hal ini telah sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa para klinisi membuat diagnosis bronchitis
untuk anak dengan gejala batuk, dengan atau tanpa demam serta adanya produksi
dahak/sputum.

Patofisiologi Bronkhitis
Bronkhitis akut oleh karena adanya infeksi pada cabang trakeobrokhial.Infeksi
ini menyebabkan hiperemia dan edema pada memberan mukosa, yang kemudian
menyebabkan peningkatan sekresi dahak bronchial.Karena adanya perubahan
memberan mukosa ini, maka terjadi kerusakan pada epitelia saluran nafas yang
menyebabkan berkurangnya fungsi pembersihan mukosilir.Selain itu, peningkatan
sekresi dahak bronchial yang dapat menjadi kental dan liat, makin memperparah
gangguan pembersihan mukosilir.Perubahan ini bersifat permanen, belum diketahui,
namun infeksi pernafasan akut yang berulang dapat berkaitan dengan peningkatan
hiper-reaktivitas saluran nafas, atau terlibat dalam fatogenesis asma atau PPOK. Pada

16
umumnya perubahan ini bersifat sementara dan akan kembali normal jika infeksi
sembuh.
Pemeriksaan Fisik
 Pada mulanya, keadaan umum baik, anak tidak tampak sakit, anak biasanya tidak
demam atau demam ringan (subfebris), dan ada tanda-tanda nasofaringitis,
kadang konjungtivitis(3,6)
 Auskultasi menunjukkan adanya suara pernapasan yang kasa, ronki basah kasar
dan halus, dan ronki yang dapat bernada tinggi, menyerupai mengi pada
asma.(6)Mengi (wheezing) mungkin saja terdapat pada penderita bronkitis akut
tetapi perlu juga diingat kemungkinan manifestasi asma pada anak tersebut.(2)

Pemeriksaan Penunjang(3)
 Foto thoraks dapat normal atau peningkatan corak bronkovaskular
 Pada pemeriksaan lab, leukosit dapat normal atau meningkat
 Kultur sputum(6)

Penatalaksanaan
Karena penyebab utamanya virus maka belum ada obat yang kausal. Tidak
ada terapi spesifik, sebagian besar penderita sembuh tanpa banyak masalah, tanpa
pengobatan apapun. Pada bayi-bayi yang kecil, drainase paru dipermudah dengan
cara sering melakukan pergeseran posisi. Anak yang lebih tua lebih enak dengan
kelembaban tinggi, tetapi tidak ada bukti bahwa ini memperpendek lama penyakit
Sebagian besar terapi bronkitis akut viral bersifat suportif. Pada kenyataannya,
kebanyakan rinitis dapat sembuh tanpa pengobatan sama sekali. Istirahat yang cukup,
kelembaban udara yang cukup, masukan cairan yang adekuat, serta pemberian
asetaminofen pada keadaan demam bila perlu, sudah mencukupi untuk beberapa
kasus. Antibiotik sebaiknya hanya digunakan bila dicurigai adanya infeksi bakteri
atau telah dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang lainnya. Pemberian antibiotik

17
berdasarkan terapi empiris biasanya disesuaikan dengan usia, jenis organisme yang
biasa menginfeksi, dan sensitivitas di komunitas tersebut.
Fisioterapi dada tidak perlu dilakukan pada anak sehat yang sedang dalam
fase bronkitis akut. Bila ditemukan wheezing pada pemeriksaan fisis, dapat diberikan
bronkodilator B2-agonis, tetapi diperlukan evaluasi yang seksama terhadap respons
bronkus untuk mencegah pemberian bronkodilator yang berlebihan.
Pengobatan untuk pasien bronkitis meliputi ekspektoran adalah obat batuk
pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan sehingga napas menjadi lega.
Ekspektoran yang lazim digunakan diantaranya: GG (Glyceryl Guaiacolate),
bromhexine, ambroxol, dan lain-lain, Antipiretik (pereda panas): parasetamol
(asetaminofen), dan sejenisnya, digunakan jika penderita demam. Antibiotik
digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman berdasarkan pemeriksaan
dokter yang dilihat dari hasil pemeriksaan lab adanya leukositosis

Komplikasi
Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara
lain :
a. Bronchitis kronik
b. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering Mengalami infeksi
berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran nafas bagian ata. Hal
ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya kurang baik.
c. Pleuritis.
d. Efusi pleura atau empisema
e. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi
supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian
f. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena
(arteripulmonalis), cabang arteri (arteri bronchialis) atau anastomisis pembuluh
darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali merupakan tindakan
beah gawat darurat.

18
g. Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran nafas
h. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabangcabang
arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio-venous
shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral, selanjutnya
terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi pulmonal, kor
pulmoner kronik,. Selanjutnya akan terjadi gagal jantung kanan.
i. Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada bronchitis yang
berat da luas
Anak dengan serangan bronkitis akut berulang harus dievaluasi dengan cermat untuk
kemungkinan adanya:
- Kelainan saluran napas
- Benda asing
- Bronkiektasis
- Difisiensi imun
- Hiperaktivitas bronkus
- Tuberkulosis
- Alergi
- Sinusitis
- Tonsilitis
- Adenoiditis
- Kistik fibrosis
- Kelainan kongenital

Prognosis(2)
Bila tidak ada komplikasi umumnya baik. Pada bronkitis akut berulang
disertai paparan asap rokok secara teratur cenderung menjadi bronkitis kronik pada
waktu dewasa.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Penatalaksanaan Bronkitis Kronik, Faisal Yunus, Bag. Pulmonologi Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia, Unit Paru RSUP Persahabatan Jakarta.

2. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jidil 3. Bronkitis Bab. 35, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; Jakarta : 1985 (hal. 1197-1201).

3. Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas


Kedokteran Universitas Airlangga; Surabaya, 2006.

4. O’Brien, Katherine dkk. Cough Illness/Bronchiti-Principles of Judicious Use of


Antimimicrobial Agent. Supplement : page 178-181.

5. JONATHAN GLEADLE, At a Glance, ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN


FISIK, Copyright (C) 2003, Translation copyright (C) 2007 by Penerbit Erlangga,
EMS (Erlangga Medical Series).

6. Larry k. Pickering dan John D. Snyder, Bronkitis, bab 337, Behrman Kliegmean
Arvin, Ilmu Kesehatan Anak, Nelson Vol2 edisi 15, editor edisi Bahasa Indonesia
Prof. Dr. dr. A. Samik Wahab, Sp. A(k). Jakarta : EGC, 1999, Hal 1483-1484.

7. Tan, Hoan Tjay Drs; Rahardja, Kirana Drs: Obat-Obat Penting, Khasiat,
Penggunaan dan Efek-efek sampingnya, edisi ke 5, cetakan ke 2, Penerbit PT Elex
Media Komputindo, Kelompok Gramedia Jakarta, Seksi VII. Bab. 40 Obat Asma dan
COPD, Bab. 41 Obat-obat Batuk.

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai