KWN Uas
KWN Uas
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai
landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan
kejayaan bangsa dan negara.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela negara
berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral
bangsa dalam perikehidupan bangsa.
• Standar isi pendidikan kewarganegaraan adalah pengembangan :
1. nilai-nilai cinta tanah air;
2. kesadaran berbangsa dan bernegara;
3. keyakinan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara;
4. nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup;
5. kerelaan berkorban untuk masyarakat, bangsa, dan negara, serta
6. kemampuan awal bela negara.
• Pengembangan standar isi pendidikan kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dijabarkan dalam rambu-rambu materi pendidikan kewarganegaraan.
• Rambu-rambu materi pendidikan kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi
materi dan kegiatan bersifat fisik dan nonfisik.
• Pengembangan rambu-rambu materi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan Peraturan Menteri sesuai lingkup penyelenggara pendidikan kewarganegaraan.
Hal yang diharapkan akan timbul dari pendidikan kewarganegaraan adalah sikap dan mental yang
cerdas dan penuh rasa tanggung jawab. Sikap ini ditsertai dengan :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai–nilai falsafah bangsa
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk kepentingan kemanusiaan,
bangsa dan negara.
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu
“memahami, menganalisa, dan menjawab masalah–masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa
dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan dengan cita–cita dan tujuan nasional seperti
yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945 “.Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah
mewujudkan warga negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan
kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.Negara yang
akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan tenaga
kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk
menggugah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa turut memiliki.
Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan.
Ancaman yaitu usaha yang bersifat mengubah kebijaksanaan yang dilakukan secara
konsepsional (terencana dan terarah) baik melalui tindak kriminal maupun politis.
Ancaman dibedakan menjadi 2 yaitu ancaman militer dan ancaman non-militer.
Ancaman militer merupakan ancaman dengan menggunakan kekuatan bersenjata yang dinilai
mampu membahayakan negara ( baik itu keutuhan negara, kedaulatan negara dan
keselamatan segenap bangsa).
Ancaman non-militer (nirmiliter) adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan
bersenjata namun jika tetap dibiarkan akan merugikan negara, bahkan dapat membahayakan
negara.
Ancaman militer dan ancaman non-militer sejatinya dapat berasal dari negara itu sendiri
(internal) dan dari luar negeri (eksternal). Adapun contoh ancaman militer dan non-militer
tersebut antara lain :
Agresi.
Spionase.
Sabotase.
Pelanggaran wilayah oleh negara lain.
Aksi teror melalui jaringan internasional.
Tantangan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan suatu bangsa
atau negara.
Hambatan adalah usaha yang berasal dari dalam dengan tujuan untuk
melemahkan/menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
Gangguan yaitu usaha yang berasal dari luar dengan tujuan melemahkan/menghalangi secara
tidak konsepsional.
Ancaman : Pengaruh media sosial dan internet, arus globalisasi, maraknya seks bebas,
narkoba, dan lain-lain.
Tantangan : Dituntut menjadi pelajar yang berpikir kritis dan cerdas, persaingan antar
pelajar untuk berprestasi dan persaingan setelah lulus kelak.
Media sosial terus datang secara bergelombang. Berbagai penelitian tentang positif dan negatif
bertebaran. Lalu, apa yang dilakukan sosial media terhadap remaja pada 2020? Manusia dengan
otak kabel. Apa maksudnya?
Manusia dengan otak kabel bukanlah cerita fiksi ilmiah. Seperti dirilis PRDaily, "kabelilasi" otak ini
merupakan prediksi pengaruh media sosial terhadap remaja di bawah 20-an tahun dalam
mengkonsumsi informasi.
Pembahasan dampak media sosial terhadap remaja pada 2020 itu digelar Elon University and Pew
Internet. Sekitar 1.000 pemangku kepentingan teknologi --dosen, peneliti sampai pekerja di bidang
teknologi informasi-- berkumpul dan mendiskusikan masa depan remaja. Kesimpulannya: remaja
kurang mampu melakukan pembahasan mendalam, analisa kritis dan menggali informasi.
Peneliti Microsoft Danah Boyd mengatakan, telah menemukan menurunnya kemampuan remaja
untuk fokus, sabar dan berpikir mendalam. Beberapa ahli memperlihatkan kekhawatiran tren ini
akan terbawa sampai masa depan dimana orang mengkonsumsi informasi dangkal sehingga
membahayakan mayarakat.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan, maka suatu negara
perlu pertahanan menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dari luar maupun dari dalam
negeri. Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam
sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang meliputi geografi, kekayaan
alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk ikut serta mempertahankan ketahaan nasional negara kita
ini, salah satu dari upaya tersebut misalnya kita ambil dari lingkungan kita sendiri atau dari kegiatan
kita sehari-hari. Contoh yang sudah sering kita lihat yaitu industri pakaian, sepatu ataupun tas yang
tak kalah kualitasnya dengan buatan luar negri. saya ambil contoh ya dari industri yang ada
dikampung halaman saya, mungkin pada awalnya di kampung halaman saya ini banyaknya orang
yang beternak sapi mereka berfikir untuk mencoba hal lain yang bisa dimanfaatkan dari ternak
sapinya tersebut, selain yang menghasilkan daging dan susu, kulit dari sapi atau kerbau ini ternyata
banyak juga manfaatya, ada yang memanfaatkannya untuk dijadikan krupuk kulit, ada juga yang
memanfaatkannya untuk kerajinan berupa dompet, sabuk, sepatu, tas bahkan jaket kulit, banyak
sekali manfaatnya.
Contoh penyimpangan : money politik, intimidasi (oknum pegawai diintimidasi untuk mencoblos
salah satu calon/kandidat)
Demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan (kratein) dari, oleh, dan untuk rakyat (demos).
Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan pemerintahan, sedangkan
rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai warga negara. Demos menyiratkan
makna diskriminatif atau bukan rakyat keseluruhan, tetapi hanya populus tertentu, yaitu
mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan formal mengontrol akses ke sumber–
sumber kekuasaan dan bisa mengklaim kepemilikan atas hak–hak prerogratif dalam proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan urusan publik atau pemerintahan.
Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi secara
universal[3]. Ciri demokrasi Pancasila[3]:
b. Asas musyawarah untuk mufakat, yaitu asas yang memperhatikan dan menghargai
aspirasi seluruh rakyat yang jumlahnya banyak dan melalui forum permusyawaratan dalam rangka
pembahasan untuk menyatukan berbagai pendapat yang keluar serta mencapai mufakat yang
dijalani dengan rasa kasih sayang dan pengorbanan agar mendapat kebahgiaan bersama-sama
Hambatan :