Li
Li
a. Definisi
Suatu keadaan akibat adanya antibody terhdap sel-sel eritrisit sehinnga umur eritrosit
memendek. Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas sistem komplemen yang
menyebabkan hemolysis intravaskuler. Aktivasi mekanisme seluker yang
menyebabkan hemolysis ekstravaskuler, atau kombinasi keduanya.
b. Etiologi
Penyebab adanya antibody terhadapa sel-sel eritrosit yang menyebabkan hemolysis
belum diketahui secara pasti
c. Epidemiologi
Anemia hemolitik meliputi 5% dari keseluruhan kasus anemia. AIHA akut sangat
jarang terjadi,insidensnya 1-3 kasus per 100.000 individu per tahun. Lebih sering
terjadi pada perempuan daripada laki-laki dan umumnya terjadi di usia pertengahan
(middle-aged).
d. Klasifikasi
1. Anemia hemolitik autoimun (AIHA)
a. AIHA tipe hangat
Diperantrai oleh IgG,berikatan dengan antigen permukaan sel eritrosit
pada tubuh.
i. Idiopatik
ii. Sekunder: leukemia limfositosis kronik (LLK),limfoma. Lupus
eritematosus sistemik (LES);
b. AIHA tipe dingin
Diperantarai oleh igM,berikatan dengan antigen permukaan sel eritrosit
pada suhu dibawah tubuh
i. Idiopatik
ii. Sekunder: infeksi mycoplasma,mononucleosis,keganasan
limforetikuler;
c. Paraxosymal cold hemoglobinuria
i. Idiopatik
ii. Sekunder: sifilis
d. AIHA Atipik
i. AIHA tes antiglobulin negatif,
ii. AIHA kombinasi tipe hangat dan dingin
e. Manifestasi klinis
1. Tipe hangat
Gejala umum anemia, ikterik,demam,urin berwarna gelap, pada AIHA
idiopatik terdapat splenomegali,hepatomegali dan limfadenopati.
2. Tipe Dingin
Anemia ringan (Hb 9-12 g/dL), akrosianosis (aglutinasi intravascular);
ditandai dengan munculnya warna biru keunguan pada
ekstremitas,hidung,telinga (saat terpapar suhu dingin), dan splenomegali
3. Paraxosymal cold hemoglobinuria
Ditandai dengan menggigil,panas,myalgia,sakit kepala,sering disertai
urtikaria.
4. AIHA diinduksi oleh obat
Sangan bervariasi berupa gejala dan tanda hemolysis ringan sampai berat.
f. Pathogenesis
g. Patofisiologi
(digambar adib)
h. Algoritma penegakan diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis sistematis mengenai adanya rasa lelah,
mudah mengantuk, sesak nafas, cepatnya perlangsungan gejala, riwayat pemakaian
obat, dan riwayat sakit sebelumnya. Pemeriksaan fisik didapatkan pucat, ikterik,
slenomegali, dan hemoglobinuri. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk mencari
kemungkinan penyakit primer yang mendasari AIHA. Pemeriksaan hematologi
menunjukkan adanya kadar hemoglobin yang rendah, MCV normal atau meningkat,
bilirubin indirek meningkat, LDH meningkat, dan retikulositosis. Morfologi darah
tepi menunjukkan adanya proses fragmentasi pada eritrosit (sferoit, skistosit, helmet
cell, dan retikulosit). Direct Antiglobulin Test menunjukkan hasil positif pada AIHA.
i. Diagnosis kerja
Anemia normositik normokrom hemolitik autoimun tipe hangat
j. Diagnosis banding
Perbedaan klinis Perbedaan hasil pemeriksaan
Anemia due to blood Terdapat riwayat perdarahan Haptoglobin, bilirubin, dan
LDH normal
loss
Microcytic anemia
Iron deficiency
Tes darah samar pada feses
mungkin positif
Underproduction Terjadi karena penurunan Jumlah retikulosit rendah, tanda-
anemia produksi sel darah merah tanda hemolisis biasanya tidak
dari berbagai penyebab, ada
seperti kegagalan sumsum
tulang (myelofibrosis,
sindrom myelodysplastic,
myelosupresi, anemia
aplastik), anemia penyakit
kronis, dan keadaan
defisiensi (zat besi, vitamin
B12, folat)
Transfusion reaction Reaksi akut terjadi Tes antiglobulin langsung
selama atau segera (Coombs) mungkin positif
setelah transfusi darah. dan serum haptoglobin
Gejala reaksi akut dapat rendah, seperti untuk
meliputi: menggigil; hemolisis secara umum.
demam; sakit kepala; Inspeksi visual sampel pasca
muka pucat; rasa sakit transfusi dapat menunjukkan
di sepanjang situs infus; warna merah muda ke
sakit perut, punggung merah.
Pengujian dapat
atau dada. Tanda-tanda
menunjukkan
reaksi akut dapat
ketidakcocokan ABO antara
meliputi: pruritus;
penerima dan donor.
pembilasan; dispnea;
Dalam kasus reaksi
urtikaria; hipotensi;
anafilaksis, kadar IgA serum
hemoglobinuria; mengi;
mungkin rendah dan
dan stridor.
antibodi anti-IgA mungkin
positif.
Hemolisis karena Terdapat riwayat konsumsi Penyerapan/adsorpsi protein
obat obat-obatan dengan efek nonimunulogis terkait obat
hemolisis akanmenyebabkan tes Coomb
positif tanpa kerusakan eritrosit.
Antibodi terhadap obat akan
dibentuk dan bereaksi
denganobat pada permukaan
eritrosit. Eritrosit yang
teropsonisasi oleh obattersebut
akan dirusak di limpa. Antibodi
ini bila dipisahkan dari
eritrosithanya bereaksi dengan
reagen yang mengandung
eritrosit berlapis obatyang sama
(misalnya penisilin).
k. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik umum, dan pemeriksaan fisik regio abdomen (untuk melihat
adanya nyeri tekan atau pembesaran organ sekitar).
2. Non-farmakologi
a. Pembedahan: splenoktomi, dipertimbangkan apabila terapi steroid tidak
adekuat atau tidak dapt dilakukan tapering off dalam waktu 3 bulan.
n. Komplikasi
Salah satu padakasus ini : pembentukan batu empedu.
o. KIE
Pada pasien yang mengalam cold type: usahakan jangan berada di tempat yang terlalu
digin.
Konsumsi obat steroid dengan benar, jangan sampai timbul komplikasi akibat obat.
p. Prognosis
Angka kesintasan (survival) 10 tahun sekitar 70%, dengan tingkat mortalitias 5-10
tahun sekitar 15-25%.
q. SKDI
r. Faktor Resiko
1. riwayat keluarga anemia hemolitik
2. menderita leukemia atau kanker lainnya
3. infeksi virus
4. memiliki penyakit autoimun tertentu
5. konsumsi obat yang diketahui menyebabkan AIHA
Daftar Pustaka
1.a
beberapa sumber mengatakan bahwa salah satu angka kejadian tertinggi AHAI adalah
wanita diatas usia 40 tahun, dimana di case kali ini pasien wanita umur 55 tahun.
2.a
ada pada gambar adib
4.c
INDIKASI TRANFUSI
Tranfusi darah ditujukan untuk memelihara pasokan oksigen pada jaringan dan mencegah infark atau
ischemia pada sel. Kapasitas penghantaran oksigen dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
konsentrasi hemoglobin pada penderia anemia akut dan kronis.
Satu unit tranfusi darah merah akan mampu meningkatkan 34 % hematokrit (Hct) seorang kecuali
bila perdarahan masih tetap berlangsung.
Indikasi pemberian tranfusi darah, diantaranya :
1 Kehilangan darah akut dan subacut
2 Anemia dengan gejala hemolitik masif
3 Pemberian faktor koagulasi
4 Tranfusi tukar pada kasus sickle cell anemia dan hemolytic disease of the newborn.
Pertimbangan tranfusi harus dengan pertimbangan klinis dan laboratorium. Tranfusi sel darah merah
tidak boleh diberikan pada pasien anemia yang masih dapat diterapi selain dengan tranfusi darah.
Tranfusi darah juga tidak boleh diberikan hanya untuk tujuan mengganti volume darah, tekanan
okontik, mempercepat penyembuhan luka dan perbaikan performa klinis.
Dalam perkembangannya tranfusi darah yang diberikan tidak saha berupa whole blood tetapi sudah
berupa produk komponenkomponen darah yang terpisah dan diberikan sesuai indikasi.
KONTRAINDIKASI TRANFUSI DARAH
Kontraindikasi dari tranfusi darah, diantaranya :
1. Acute pulmonary edema
2. Congestive heart failure
3. Pulmonary embolism
4. Hipertensi maligna
5. Hipercythemia
6. Gagal ginjal kronis
7. Alergi dan anafilaktik terhadap tranfusi darah
5.a
Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi Mekanisme Abnormal
Keadaan umum: -
NORMAL -
sense CM
TD : 110/80mmHg 110/70 mmHg NORMAL -
nadi 92 kali per
60-100x/menit
menit, reguler, NORMAL -
reguler
teratur
14-20x/menit Kompensasi untuk
RR 26 kali per menit ABNORMAL
kebutuhan o2 jaringan.
Temperatur 36,7 C 36,4C-37,4C NORMAL -