Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI

EKSKLUSIFDI DESA CEPOKOSAWIT KABUPATEN BOYOLALI ( tiyas kusumaningru)

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR IBU YANG TIDAK


MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESACEPOKOSAWIT
KABUPATEN BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk meraih gelar Sarjana keperawatan

Disusun Oleh :

Tiyas Kusumaningrum

J210.110.012

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016
suG' Pq{iulud' Ani[d PtrbLis5i nhu

Lelqiu uiuk di$rfis or D!nr&


F6chrlu dbud, enoe dF, dtsquuko s+qLi$

t_*
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI
2

EKSKLUSIFDI DESA CEPOKOSAWIT KABUPATEN BOYOLALI ( tiyas kusumaningru)

PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR IBU YANG TIDAK


MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CEPOKOSAWIT
KABUPATEN BOYOLALI

Tiyas kusumaningrum*
Arina Maliya,A.Kep.,M.si.Med**
Dian Hudiyawati S.Kep., Ns**

Abstrak
Air susu ibu (ASI) adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu
melalui proses menyusui. Secara alamiah, ia mampu menghasilkan ASI. Air susu ibu
merupakan makanan yang telah disiapkan untuk calon bayi saat ia pada masa kehamilan.
ASI eksklusif menurut World Health Organization adalah memberikan hanya ASI saja tanpa
memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan,
kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian
ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi
berusia 2 tahun. Untuk memasyarakatkan pemberian ASI sejak dini diperlukan faktor-faktor
pendukung yang terus-menerus untuk keberhasilan menyusui, antara lain bergantung pada
peran yang dilakukan oleh petugas kesehatan, kebijakan rumah sakit, dan pemerintah, ibu,
keluarga, masyarakat, dan bayi sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai
gambaran faktor –faktor ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif di desa Cepokosawit
Kabupaten Boyolali. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan
jumlah sampel 32 responden dengan bayi usia 0-6 bulan. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan dengan analisa univariat
berupa distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan usia ibu rata-rata 20-25 adalah 18
responden (56,3%) sedangkan usia 26-30 adalah 14 responden (43,7%), pengetahuan ibu
rata-rata kurang tentang ASI sebanyak 16 responden(50,0%), pendidikan sebagian besar
adalah SD-SMP 15 responden (46,9%), untuk pekerjaan ibu rata-rata adalah pegawai
swasta 12 responden (37,5%), tingkat sosial ekonomi responden rendah sebanyak 16
(50,0%), untuk dukungan suami kurang yaitu 14 reseponden (43,8%). Dengan alasan ASI
tidak cukup maka bayi belum sampai umur 6 bulan sudah diberi makanan tambahan.

Kata Kunci : ASI eksklusif , pemberian ASI


GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI
3

EKSKLUSIFDI DESA CEPOKOSAWIT KABUPATEN BOYOLALI ( tiyas kusumaningru)

PENELITIAN

Picture of maternal factors that do not provide exclusive breastfeeding

in rural districts cepokosawit Boyolali

Tiyas kusumaningrum*

Arina Maliya,A.Kep.,M.si.Med**
Dian Hudiyawati S.Kep., Ns**

Abstract

Breast milk is a white liquid produced by the mammary gland mother through
breastfeeding. Naturally he is able to produce breast milk. Breast milk is a food that
has been prepared for the baby when she was on pregnanch. World Health
Organization is giving only breast milk without giving other foods and drinks to babies from
birth until the age of 6 month, except medicine and vitamins.but by no means exclusive
breastfeeding after exclusive breasfeeding stopped, but still be given to the baby until the
baby is two years old. To promote breast feeding early on required supporting factors are
continuous for successful breastffeding, among other things depending on the role performed
by health workers, hospital policy, and governments, mother, family,community, and the baby
alone. The purpose of this study is to describe the factors mothers who do not provide
exclusive breastfeeding in rural districs cepokosawit boyolali. Sampling technique using total
with a sample 32 respondents with baby agen 0-6 months. Instrunents used in this study was
a questionnaire data analysis techniques used by univariate analysis in the form of the
frequency distribution. Research shows the average maternal age 20-25 is 18 respondents
(56,3%), while those aged 26-30 are 14 respondents (43,7%) knowledge of mothers on
average less about ASI as many as 16 respondents (50,0%) education is largely SD-SMP 15
respondents (46,9%), mothers to work an average of 12 respondents are private employees
(37,5%) respondents low socioeconomic level as many as 16 (50,0%) for the support of her
husband of less that 14 respondents arguing ation is not enough then the baby has not
reached the age of 6 months has been given additional food.

Keyword : exclusive breastfeeding, breast feeding.


Gambaran faktor-faktor ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif 3
Di desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali (Tiyas Kusumaningrum)

PENDAHULUAN kesehatan Ibu. WHO (2009)


Menurut WHO (2011), ASI menyatakan sekitar 15% dari total kasus
eksklusif adalah memberikan hanya ASI kematian anak di bawah usia lima tahun
saja tanpa memberikan makanan dan di negara berkembang disebabkan oleh
minuman lain kepada bayi sejak lahir pemberian ASI secara tidak eksklusif.
sampai berusia 6 bulan, kecuali obat Berbagai masalah gizi kurang maupun
atau vitamin. Namun bukan berarti gizi lebih juga timbul akibat dari
setelah pemberian ASI Eksklusif pemberian makanan sebelum bayi
pemberian ASI eksklusif pemberian ASI berusia 6 bulan Ariani (2008).
dihentikan, akan tetapi tetap diberikan Banyak faktor yang
kepada bayi sampai bayiberusia 2 tahun mempengaruhi pemberian ASI eksklusif
. Millenium Development Goals pada bayi usia 0-6 bulan. Penelitian
(MDG’s), Indonesia menargetkan pada Februhartanty(2008) menyatakan bahwa
tahun 2015 angka kematian bayi dan kegagalan ASI Eksklusif adalah karena
angka kematian balita menurun sebesar faktor predisposisi yaitu pengetahuan
dua pertiga dalam kurun waktu 1990- dan pengalaman ibu yang kurang dan
2015. Berdasarkan hal tersebut faktor pemungkin penting yang
Indonesia mempunyai komitmen untuk menyebabkan terjadinya kegagalan
menurunkan angka kematian bayi dari adalah karena ibu tidak difasilitasi
68 menjadi 23/1.000 kelahiran hidup melalui IMD. Hasil penelitian
(KH) dan angka kematian balita dari 97 menunjukan bahwa pengetahuan dan
menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. pengalaman ibu sangat penting dalam
Di Indonesia sendiri, pada tahun menentukan pemberian ASI eksklusif
2010 Angka Kematian Bayi (AKB) pada bayinya.
menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup Berdasarkan wawancara dengan
(KH) dan Angka Kematian Balita petugas Kesehatan Kabupaten Boyolali
(AKABA) 44/1000 KH. Walaupun tahun 2014 dari total jumlah bayi
angka ini telah turun dari tahun 1990 sebanyak 6029, yang mendapat ASI
(AKB 68/1000 KH) penurunan ini eksklusif hanya 2167 bayi (36%). Pada
masih jauh dari target millenium tahun 2014 ditemukan penurunan
development gold’s (MDG’s) tahun jumlah bayi yang mendapat ASI
2015 dimana AKB diharapkan turun eksklusif yaitu dari jumlah bayi sebesar
menjadi 23/1000 KH dan AKABA 32 8453, yang mendapat ASI eksklusif
/1000 KH (Depkes, 2006). sebesar 883 bayi (10,45%). Berdasarkan
Target 80% cakupan pemberian Riskesdas 2014, persentase bayi yang
ASI Eksklusif di Indonesia masih sangat menyusui eksklusif sampai dengan 6
jauh dari kenyataan. Pemberian ASI bulan 15,3%. Di Kabupaten Boyolali
Eksklusif merupakan investasi terbaik pada Tahun 2014, cakupan pemberian
bagi kesehatan dan kecerdasan anak ASI eksklusif sebesar 15,6% dari 1.100
(Depkes, 2007). Manfaat pemberian bayi, dan pada Tahun 2011 jumlah bayi
ASI Eksklusif sesuai dengan salah satu yang mendapat ASI Eksklusif sebesar
tujuan dari Millenium Development 17,8% dari 1.294 bayi (Profil Kesehatan
Goals (MDGs) yaitu mengurangi tingkat Kabupaten Boyolali tahun 2014).
kematian anak dan meningkatkan
Gambaran faktor-faktor ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif 4
Di desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali (Tiyas Kusumaningrum)

Hasil studi pendahuluan yang (Pearl et all, 2004; Dee, 2007).


telah dilakukan oleh peneliti di MANFAAT ASI
puskesmas sawit pada 10 ibu yang Adapun manfaat ASI ekslusif menurut
mempunyai bayi hanya tiga bayi yang (Astutik, 2014)
mendapatkan ASI secara eksklusif, dan 1. Manfaat ASI Bagi Bayi :
4 bayi mendapatkan ASI selama tiga a. Mempunyai komposisi yang
bulan saja dengan alasan masa cuti ibu sesuai dengan kebutuhan bayi yang
sudah habis dan harus kembali bekerja. dilahirkan .
Tiga bayi hanya mendapatkan ASI b. Jumlah kalori yang terdapat
selama 1 bulan karena dengan alasan dalam ASI dapat memenuhi
ASI ibu tidak keluar dengan lancar kebutuhan bayi sampai usia enam
sehingga bayi diberikan susu formula. bulan.
Berdasarkan latar belakang c. ASI mengandung zat pelindung/
diatas, maka peneliti ingin mengetahui antibodi yang melindungi terhadap
faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit. Menurut WHO (2000), bayi
ibu tidak memberikan ASI eklusif di yang diberi susu selain ASI,
Desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali mempunyai risiko 17 kali lebih tinggi
tahun 2014. untuk mengalami diare dan tiga sampai
empat kali lebih besar kemungkinan
LANDASAN TEORI terkena ISPA dibandingkan dengan
Definisi bayi yang mendapat bayi ASI (Depkes
Air susu ibu (ASI) adalah cairan RI,2005
putih yang dihasilkan oleh kelenjar 2. Manfaat ASI Bagi Ibu :
payudara ibu melalui proses menyusui. a. Mencegah perdarahan pasca
Secara alamiah, ia mampu menghasilkan persalinanHormon oksitosin yang
ASI. Air susu ibu merupakan makanan merangsang kontraksi uterus sehingga
yang telah disiapkan untuk calon bayi menjepit pembuluh darah yang bisa
saat ia pada masa kehamilan. Pada masa mencegah terjadinya perdarahan.
kehamilan ibu, hormon tertentu b. Mempercepat involusi uterus
merangsang payudara untuk Dengan dikeluarkanya hormon
memperbanyak saluran-saluran air susu oksitosin, maka akan merangsang
dan kelenjar-kelenjar air susu kontraksi uterus sehingga proses
(Khasanah, 2011). involusi uterus dapat berlansung secara
ASI eksklusif didefinisikan maksimal.
sebagai pemberian air susu ibu (ASI) c. Mengurangi risiko terjadinya
sedini mungkin setelah persalinan, anemia Hal disebabkan karena pada
diberikan tanpa jadwal dan tidak ada ibu yang menyusui kontraksi uterus
makanan tambahan sampai dengan bayi berjalan baik sehingga tidak terjadi
berumur enam bulan. makanan perdarahan yang mencegah risiko
tambahan yang dimaksud yaitu susu anemia.
formula, air matang, jus buah, air gula, 3. Manfaat ASI Bagi Keluarga
dan madu. Vitamin, mineral, maupun a. Mudah pemberiannya
obat dalam bentuk tetes atau sirup tidak Pemberian ASI tidak merepotkan
termasuk dalam makanan tambahan seperti susu formula yang harus
Gambaran faktor-faktor ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif 5
Di desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali (Tiyas Kusumaningrum)

mencuci botol dan menterilkan pengindraan terhadap suatu objek


sebelum digunakan, sedangkan ASI tertentu. Pengindraan terjadi melalui
tidak perlu disterilkan karena sudah pancaindra, yakni indra penglihatan,
steril. pendengaran, penciuman, perasa, dan
b. Menghemat biaya ASI tidak peraba. Sebagai besar pengetahuan
dibeli, karena bisa diproduksi oleh ibu manusia diperoleh melalui mata dan
sendiri sehingga keungan keluarga telingga (Notoatmodjo,2003). Seorang
tidak banyak berkurang dengan adanya ibu sering kurang mengetahui dan
bayi. memahami tata laksana laktasi yang
c. Bayi sehat dan jarang sakit benar seperti, pentingnya memberikan
sehingga menghemat pengeluaran ASI, bagaimana ASI keluar, bagaimana
keluarga dikarenakan tidak perlu posisi menyusui, dan perletakan yang
sering membawa ke sarana kesehatan. baik dan benar (Mustofa, 2010)
4. Manfaat ASI Untuk Negara b. Pendidikan
a. Menurunkan angka kesakitan Tingkat pendidikan dan akses ibu
dan kematian anak.Seperti yang terhadap media masa juga
dijelaskan diatas, ASI mengandung mempengaruhi pengambilan keputusan,
zat-zat kekebalan yang bisa dimana semakin tinggi pendidikan
melindungi bayi dari penyakit semakin besar peluang untuk
sehingga risiko kematian dan kesakitan memberikan ASI eksklusif.Sebaliknya
akan menurun. akses terhadap media berpengaruh
b. Mengurangi subsidi rumah negative terhadap pemberian ASI,
sakit.Hal ini disebabkan karena bayi dimana semakin tinggi peluang untuk
jarang sakit sehingga menurunkan tidak memberikan ASI
angka kunjungan ke rumah sakit yang eksklusif.(Abdullah dkk, 2004).
tentunya memerlukan biaya untuk c. Pekerjaan
perawatan Pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari
Faktor-faktor yang yang dilakukan seorng ibu diluar rumah
mempengaruhi praktik pemberian selain pekerjaan rutin sebagai ibu rumah
ASI esklusif tanggayang bertujuan mencari nafkah
Pemberian ASI pada bayi dapat untuk membantu suaminya.Ini menjadi
mengeratkan ikaitannya dengan alasan yang paling sering dikemukakan
keputusan yang dibuat oleh ibu. Selama bila seorang ibu tidak menyusui adalah
ini ibu merupakan figure utama dalam karena harus bekerja. Wanita selalu
keputusan untuk memberikan ASI atau bekerja, terutama pada usia subur,
tidak pada bayinya. Pengambilan sehingga selalu menjadi masalah untuk
keputusan ini dipengaruhi oleh banyak mencari cara merawat bayi. Bekerja
faktor, baik faktor dari dalam maupun bukan hanya berarti pekerjaan yang
dari faktor dari luar dari ibu dibayar dan dilakukan dikantor, tepi bisa
(widiastuti,2006). juga berarti bekerja di ladang, bagi
1. Faktor internal masyarakat di perdesaan (King, 2005).
a. Pengetahuan d. Sosial ekonomi
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan Status sosial ekonomi keluarga dapat
ini terjadi setelah orang melakukan mempengaruhi kemampuan keluarga
Gambaran faktor-faktor ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif 6
Di desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali (Tiyas Kusumaningrum)

untuk memproduksi atau membeli 20-25 Tahun 18 56,3


26-30 Tahun 14 43,7
panagan.Ibu-ibu dari keluarga
berpendapatan rendah kebanyakan Jumlah 32 100
adalah berpendidikan lebih rendah dan Tabel 4.1 menunjukkanumur
memiliki akses terhadap informasi respondensebagian besar adalah 26-30
kesehatan lebih terbatas dibandingkan tahun yaitu sebanyak 18 orang (56,3%).
ibu-ibu dari keluarga berpendapatan
tinggi, sehingga mereka untuk membeli Tabel 2 Distribusi Frekuensi
ASI secara eksklusif pada bayi menjadi Berdasarkan Pengetahuan Ibu-Ibu di
rendah (Suyatno, 2000). desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali.

METODE PENELITIAN Pengetahuan Frekuensi Persentase


(%)
a. Desain penelitian Baik 6 18,8
Penelitian ini menggunakan jenis Cukup 10 13,2
Kurang 16 50,0
penelitian kuantitatif yang bersifat
Jumlah 32 100
deskriptif korelasi dengan tujuan untuk
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
mengetahuai faktor pemberian ASI
pengetahuan responden tentang ASI
eksklusif. Penelitian ini menggunakan
eksklusif sebagian besar adalah kurang
pendekatan cross sectional, yaitu
yaitu sebanyak 16 orang (50%).
penelitian yang dilakukan dengan cara
pendekatan, observasi atau Tabel 3 Distribusi Frekuensi
pengumpulan data sekaligus pada saat Berdasarkan Pendidikan Ibu-Ibu di desa
yang sama Cepokosawit Kabupaten Boyolali
Populasi dan sampel
Populasi penelitian ini adalah ibu yang Pendidikan Frekuensi Persentase
(%)
mempunyai bayi usia 0-6 bulan, Tidak sekolah 1 3,1
sebanyak 32 responden (Desa SD-SMP 15 46,9
SMA 14 43,7
Cepokosawit 2015). Sampel sebanyak Perguruan 2 6,3
32 ibu dengan bayi usia 0-6 bulan. tinggi
Jumlah 32 100
Teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling atau Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
sampling jenuh. Instrumen penelitian pendidikan respondensebagian besar
yang digunakan peneliti dalam adalah SD-SMP yaitu sebanyak 15
pengumpulan data adalah kuesioner. orang (46,9%).

HASIL PENELITIAN
Berikut hasil dan pembahasan mengenai Tabel 4 . Distribusi Frekuensi
gambaran pemberian ASI pada Berdasarkan Pekerjaan Ibu-Ibu di desa
responden penelitian : Cepokosawit Kabupaten Boyolali
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Pekerjaan Frekuen Persentase
Berdasarkan Umur Ibu-Ibu di desa si (%)
Cepokosawit Kabupaten Boyolali. Ibu rumah 9 28,1
tangga
Umur Frekuensi Persentase Petani atau 9 28,1
(%) pedagang
Gambaran faktor-faktor ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif 7
Di desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali (Tiyas Kusumaningrum)

Pegawai 12 37,5
swasta PEMBAHASAN
PNS 2 6,3 Menurut WHO (2011),adalah
Jumlah 32 100 memberikan hanya ASI tanpa
Sumber: Hasil penelitian, 2015 memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan 6 bulan, kecuali obat dan vitamin .
sebagian besar responden bekerja Roesli (2008) menjelaskan bahwa ASI
sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak eksklusif atau pemberian ASI secara
12 orang (37,5%). eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
saja, tanpa tambahan cairan lain seperti
Tabel 5 Distribusi Frekuensi susu formula, jeruk, madu, air putih dan
Berdasarkan Sosial Ekonomi Ibu-Ibu tanpa tambahan makanan padat seperti
di desa Cepokosawit Kabupaten pisang, papaya, bubur, biscuit, dan tim.
Boyolali Penelitian yang telah dilakukan di Desa
Cepokosawit, diperoleh hasil pada
Sosial Frekuensi Persentase karakteristik responden berdasarkan
ekonomi (%)
Tinggi 6 18,8
umur ibu adalah 20-25 tahun sebanyak
Cukup 10 31,2 18 ibu (56,3%) dan ibu usia 26-30 tahun
Rendah 16 50,0 sebanyak 14 ibu (43,7%)
Jumlah 32 100 Menurut Hidajati (2012) usia 20 –
Sumber: Hasil penelitian, 2015 35 tahun dikenal usia aman untuk
kehamilan, persalinan, dan menyusui,
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
sehingga sesuai dengan masa reproduksi
sebagian besar responden memiliki
sangat baik dan sangat mendukung
tingkat sosial ekonomi rendah sebanyak
dalam pemberian ASI eksklusif jadi
16 orang (50%).
semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang
Tabel 6 . Distribusi Frekuensi
akan lebih matang dalam berpikir dan
Berdasarkan Dukungan Suami Ibu-Ibu
bekerja.
di desa Cepokosawit Kabupaten
Berdasarkan pengetahuan ibu
Boyolali
tentang ASI sebanyak 32 responden di
dapatkan pengetahuan terhadap ASI
Dukungan Frekuen Persentase
suami si (%) baik sebanyak 6 ibu (18,8%),
Baik 5 15,6 pengetahuan cukup sebanyak 10 ibu
Cukup 13 40,6 (13,2%) dan pengetahuan kurang
Kurang 14 43,8
sebanyak 16 ibu (50,0%).Hasil
Jumlah 32 100 penelitian ini menunjukkan pengetahuan
Sumber: Hasil penelitian, 2015 tentang pemberian ASI eksklusif pada
ibu yang tidak memberikan ASI
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan eksklusif sebagian besar adalah kurang
sebagian besar responden mendapatkan sebanyak 16 orang (50%). Rendahnya
dukungan suami kategori kurang yaitu pengetahuan responden diduga
sebanyak 14 orang (43,8%). disebabkan antara lain kurangnya
Gambaran faktor-faktor ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif 8
Di desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali (Tiyas Kusumaningrum)

informasi, kurang jelasnya informasi, mencerna ide-ide atau gagasan baru. Ini
dan kurangnya kemampuan responden bisa membuktikan bahwa semakin tinggi
untuk memahami informasi yang pendidikan, ibu dapat melakukan
diterima perilaku yang baik dalam pemberian
Makanan tambahan ini dipercaya ASI eksklusif.
dapat membantu memenuhi kebutuhan Berdasarkan pekerjaan responden
makanan dan minuman bayi. Sebagian didapatkan responden yang bekerja
masyarakat juga masih menganggap sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9
bahwa kolustrum itu tidak penting dan responden (28,1%), untuk ibu yang
harus dibuang karena sudah lama berkerja sebagai petani atau pedagang
sehingga basi dan dapat menyebabkan sebanyak 9 responden (28,1%), untuk
diare jika diberikan kepada bayi.Budaya responden dengan pekerjaan sebagai
ini dapat dengan mudah melemahkan pegawai swasta sebanyak 12 responden
hubungan yang seharusnya terjalin (37,5%) dan untuk responden dengan
antara ibu dan bayi.Pemberian pekerjaan sebagai PNS sebanyak 2
kolostrum dalam satu jampertama responden (6,3%).
kelahiran bayi dapat memulai ikatan Hal ini yang akan menyebabkan
kasih sayang antara ibu dan bayi responden bekerja sebagian besar tidak
(Depkes RI, 2005). melakukan tindakan atau upaya dalam
Berdasarkan pendidikan ibu di menunjang pemberian ASI eksklusif
dapatkan ibu yang tidak sekolah pada bayinya dan memilih memberikan
sebanyak 1 ibu (3,1%), ibu yang makanan atau minuman pendamping
berpendidikan SD-SMP sebanyak 15 ibu pada bayi.
(46,9%), ibu dengan pendidikan terakhir Bagi ibu yang bekerja, upaya
SMA sebanyak 14 ibu (43,7), dan ibu pemberian ASI Eksklusif sering kali
dengan pendidikan terakhir perguruan mengalami hambatan lantaran
tinggi sebanyak 2 ibu (6,3%). singkatnya masa cuti hamil dan
Hal ini sesuai dengan Green (1980) melahirkan. Sebelum pemberian ASI
dalam Notoatmodjo (2007) Eksklusif berakhir secara sempurna, ia
mengemukakan bahwa tingkat harus kembali bekerja (Prastyono,
pendidikan merupakan faktor 2012).
predisposisi untuk berperilaku. Bekerja umumnya merupakan kegiatan
. Pendidikan yang rendah yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang
mengakibatkan responden sulit mempunyai pengaruh terhadap
menerima masukan dan informasi terkait kehidupan keluarga. Masyarakat yang
dengan upaya yang dapat dilakukan sibuk akan memiliki waktu yang sedikit
dalam menunjang pemberian ASI untuk memperoleh informasi, sehingga
eksklusif.Pendidikan memberikan nilai- tingkat pendidikan yang mereka peroleh
nilai tertentu bagi manusia, terutama juga berkurang.
dalam membuka pikiran serta menerima Berdasarkan sosial ekonomi responden
hal-hal baru dan juga bagaimana sosial ekonomi dengan pendapatan
berpikir secara ilmiah, dengan perkataan tinggi sebanyak 6 responden (18,8%),
lain, orang yang berpendidikan tinggi untuk yang pendapatan cukup sebanyak
akan lebih mudah dalam menerima dan 10 responden (31,2%) dan untuk yang
Gambaran faktor-faktor ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif 9
Di desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali (Tiyas Kusumaningrum)

berpendapatan rendah sebanyak 16 KESIMPULAN DAN SARAN


responden (50,0%). Simpulan
Menurut Kartono (2006), status
ekonomi adalah kedudukan seseorang Berdasarkan hasil dan pembahasan
atau keluarga di masyarakat berdasarkan penelitian tentang gambaran faktor pada
pendapatan per bulan. Status ekonomi pemberian ASI yang dilaksanakan pada
dapat dilihat dari pendapatan tanggal 05-19 september di desa
yangdisesuaikan dengan harga barang Cepokosawit, sawit kabupaten Boyolali
pokok. Pendapat tersebut apabila maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
dikaitkan dengan status ekonomi 1. Pengetahuan tentang pemberian ASI
orangtua adalah bahwa status ekonomi eksklusif di desa cepokosawit
orangtua yang rendah mendorong ibu Kabupaten Boyolali sebagian kurang
untuk bekerja diluar rumah untuk sebanyak 16 orang (50%) karena
membantu memenuhi kebutuhan pengetahuan ibu kurang diharapkan
keluarga, sehingga ibu cenderung tidak peneliti memberi tahu tentang,
mempunyai waktu yang cukup untuk pengetahuan dari pemberian ASI
memberikan ASI secara eksklusif secara eksklusif.
kepada anaknya 2. Pendidikan pada ibu yang tidak
Berdasarkan dukungan suami dalam memberikan ASI eksklusif di desa
memberikan ASI adalah dukungan Cepokosawit Kabupaten Boyolali
secara baik sebanyak 5 responden adalah SD-SMP sebanyak 15 orang
(15,6%) untuk dukungan yang di (46,9%) karena pendidikan
berikan secara cukup sebanyak 13 kebanyakan SD-SMP maka peneliti
responden (40,6%) dan untuk dukung meberi tahu dari manfaat dari ASI
yang diberikan suami kurang sebanyak esklusif.
14 responden (43,8%). 3. Pekerjaan pada ibu yang tidak
Menurut Puspitasari (2011) salah memberikan ASI eksklusif di Desa
Cepokosawit Kabupaten Boyolali
satu bentuk dukungan keluarga berupa
sebagian besar adalah pegawai swasta
pemberian bantuan dalam bentuk materi
sebanyak 12 orang (37,5%) ketika
seperti pinjaman uang, bantuan fisik
melakukan penelitian di harapkan
berupa alat-alat atau lainnya yang
diberitahu cara menyimpan ASI bagi
mendukungn dan membantu
ibu pekerjaan.
menyelesaikan masalah. Dalam
4. Sosial ekonomi pada ibu yang tidak
mengatasi ketegangan kehadiran
memberikan ASI eksklusif di Desa
keluarga sangat penting untuk
Cepokosawit Kabupaten Boyolali
mendorong ibu dalam meningkatkan
sebagian besar adalah berpendapatan
kepercayaan diri dan menstabilkan
rendah sebanyak 16 orang (50%)
emosinya, serta memberikan motivasi
ketika penelitian akan di berikan saran
yang besar terhadap ibu yang menyusui.
dikarenakan sosial rendah maka
Dukungan keluarga mempunyai
diberikan ASI lebih hemat
hubungan dengan suksesnya pemberian
dibandingkan membeli susu formula.
ASI eksklusif kepada bayi.
5. Dukungan suami pada ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif di Desa
Gambaran faktor-faktor ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif 10
Di desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali (Tiyas Kusumaningrum)

Cepokosawit Kabupaten Boyolali //www.1456-depkes-


sebagian besar adalah kurang sebanyak target-mdgs-bidang-
14 orang (43,8%), kurangnya kesehatan.html. Diakses
dukunang suami ketika di lakukan 20 Desember 2014
penelitian di harapkan suami ikut serta
dan diharapkan suami mengetahui
Februhartanty, Judhiastuty,( 2008).
manfaat dari pemberian ASI secara
eksklusif.
Strategic Roles Of Fathers
in Optimizing
Saran Breastfeeding Practics; A
Saran yang dapat diberikan terkait Study in an Urban Jakarta
dengan hasil dan pembahasan penelitian (http://www.gizi.net/makal
ini penulis tujukan bagi: ah/download/Summary-
1. Bagi Puskesmas Eng-Indo-Yudhi.pdf).
Puskesmas perlu lebih meningkatkan Diakses tanggal
promosi tentang pentingnya pemberian
10/12/2014.
ASI eksklusif bagi bayi agar ibu lebih
termotivasi untuk memberikan ASI
ekslusif dan suami juga terdorong untuk Notoatmodjo, S. (2007). Promosi
memberikan dukungan kepada ibu Kesehatan dan llmu
dalam pemberian ASI eksklusif. Perilaku. Jakarta : Rineka
2. Bagi Masyarakat Cipta
Ibu bayi hendaknya lebih aktif mencari
informasi tentang ASI eksklusif dan Mustofa, hayu. (2010). Pemberian
meminta dukungan dari suami ASI eksklusif dan
3. Bagi Peneliti Problematika Ibu
Peneliti hendaknya menggunakan hasil Menyusui. Jurnal studi
penelitian ini sebagai bekal untuk
gender dan anak Vol 5
memberikan penyuluhan kepada
No.2 Desember 2010.
masyarakat di lingkungannya.
http://jurnalkesmas.ui.ac.id
di akses pada tanggal 24
Juli 2015 Pukul 13.20
DAFTAR PUSTAKA
WIB
Astutik, Reni Yuli,(2014). Payudara
Dan Laktasi, Jakarta: Prasetyono, (2012),. Buku Pintar ASI
salemba Medika
Eksklusif. Yogjakarta; diva
Departemen Kesehatan RI, (2006), press.
Gizi Dalam Angaka
sampai Tahun 2009. Puspitasari . (2011). Gambaran
Direktorat Jendral Gizi faktor-faktor yang
Masyarakat, Jakarta . mempengaruhi pemberian
Depkes RI. (2011). Target MDG’s susu formula pada ibu
Bidang Kesehatan.http : yang mempunyai bayi usia
Gambaran faktor-faktor ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif 11
Di desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali (Tiyas Kusumaningrum)

0-6 bulan di bidan praktek Widiastuti, (2006), Tidak Etisnya


swasta Hj.Renik Suprapti Promosi Susu Formula,
kelurahan Bantarsoko Warta Konsumen, No. 4
Kecamatan Purwokerto
Tahun XXV, hal 18-25.
barat Kabupaten
Banyumas Tahun 2011.
Jurnal IImiah Kebidanan,
Vol.3. No. 1 Edisi Juni Word Health Organization (WHO).
2012 2011, Pengertian ASI
Eksklusif, Jakarta
Kartono. (2006). Perilaku manusia;
ISBN, Jakarta
*Tiyas Kusumaningrum : Mahasiswa
S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani
King, F.S., (2005), Menolong Ibu Tromol Post 1 Kartasura
Menyusui, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, hal. **Arina Maliya, A.Kep.,M.si.Med
Dosen Keperawatan FIK UMS.Jln A
131-139 Yani Tromol Post 1 Kartasura.
***Dian Hudiyawati S.kep, Ns :Dosen
Khasanah, Nur. (2011). ASI atau Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani
SUSU Formula Ya ?” Tromol Post 1 Kartasura

Yogyakarta Flash Book

Roesli, Utami. (2008). Inisiasi


Menyusui Dini Plus ASI
Eksklusif.Jakarta : Tubulus
Agriwidya

Sanda, (2011).’’ Gambaran


pengetahuan, pekerjaan dan
dukungan suami terhadap
pemberian ASI eksklusif pada
bayi umur 0-6 bulan di
puskesmas antara perumnas
kota makasar’’. Jurnal
kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanudin.
Makasar. (Online; 7 Agustus
2015:
www.Unhas.ac.id/handle/554
6/Jurnal.pdf.

Anda mungkin juga menyukai