Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. KARYA


MITRA MUDA
Khaidir Anas
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar-Padang
Email: mp_427@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan lingkungan
kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Karya Mitra Muda. Penelitian ini
merupakan penelitian kausatif yang menggambarkan dan menjelaskan bagaimana
pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan
PT. Karya Mitra Muda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan
yang bekerja di PT. Karya Mitra Muda, sedangkan sampel dalam penelitian ini
adalah 33 (tiga puluh tiga) responden yang bekerja di PT. Karya Mitra Muda.
Teknik pengambilan sampel yaitu: total sampling. Pengujian instrumen dilakukan
dengan uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis data menggunakan uji asumsi
klasik, analisis regresi berganda, serta uji hipotesis pada α = 0,05. Hasil penelitian
mengemukakan bahwa: (1) kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kerja karyawan PT. Karya Mitra Muda dengan sig 0,034 (2) lingkungan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Karya Mitra Muda
dengan sig 0,037.

Kata kunci : Kompensasi, Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja

ABSTRACT
This research aimed to know the impact of compensation and work environment
on employee job statisfaction PT. Karya Mitra Muda . This research describes
causative and explain how compensation and work environment influence
employee job statisfaction PT. Karya Mitra Muda. The population in this research
are all of the employee in PT. Karya Mitra Muda, while the sample in this study
was 33 (thirty three) of respondents were work in PT. Karya Mitra Muda.
Sampling technique are: the total sample . Tests performed with the instrument
validity and reliability, data analysis techniques using classical assumption test,
regression analysis, and hypothesis testing at α = 0.05. The results suggest that:
(1) compensation influence employee job statisfaction on PT. Karya Mitra Muda
with sig, 0.034 (2) work environement influence job statisfaction on PT. Karya
Mitra Muda with sig. 0.037.

Keywords : Compensation, Work Environment and Job Statisfaction

1
Pendahuluan positif terhadap pekerjaannya, sebaliknya
seseorang yang tidak puas dengan
Sepanjang sejarah peradaban pekerjaannya mempunyai sikap negatif
manusia telah diketahui bahwa gerak hidup terhadap pekerjaanya. Kepuasan kerja
organisasi dan dinamika organisasi sedikit dilatarbelakangi oleh faktor-faktor: imbalan
banyaknya tergantung pada manusia sebagai jasa, rasa aman, pengaruh antarpribadi,
pelaksana dalam menjalankan aktivitas kondisi lingkungan kerja, kesempatan untuk
organisasi. Bila dikaji secara umum pengembangan dan peningkatan diri.
keberhasilan suatu organisasi ataupun suatu
perusahaan dalam mencapai tujuannya Dalam teori Maslow, imbalan jasa
bergantung pada komponen yang ada di merupakan hierarki kebutuhan Maslow yang
dalam organisasi itu sendiri seperti pimpinan, paling rendah guna memenuhi kebutuhan
karyawan, program, tujuan, sarana, dan fisiologikal seperti pangan, sandang dan
prasarana yang tersedia. papan. Rasa aman merupakan hierarki
kebutuhan kedua dari bawah. Pengaruh antar
Perusahaan dalam rangka pribadi atau disebut juga kebutuhan sosial
mengembangkan sumber daya manusianya merupakan kebutuhan ketiga dari bawah.
perlu memperhatikan kepuasan kerja Terakhir, kebutuhan untuk meningkatkan diri
karyawannya. Suatu perusahaan tentu saja dalam rangka aktualisasi diri merupakan
membutuhkan karyawan yang mampu kebutuhan kelima dari bawah. (Husaini,
bertanggung jawab atas pekerjaannya dan 2010: 498).
juga terhadap perusahaan tempat mereka
bekerja. Dengan demikian pihak perusahaan PT. Karya Mitra Muda merupakan
harus berusaha agar karyawan memperoleh salah satu perusahaan yang ada di Kota
kepuasan dari hasil kerja mereka. Apabila Padang bergerak dibidang SPBU (stasiun
karyawan memperoleh kepuasan atas hasil pengisian bahan bakar umum) dengan
kerja mereka, maka karyawan akan produk-produk yang ditawarkan yaitu: solar,
merasakan perasaan yang menyenangkan premium dan pertamax. PT. Karya Mitra
seperti perasaan gembira ataupun bangga atas Muda merupakan salah satu SPBU yang
pekerjaan yang diberikan, kemudian adanya berada di Kota Padang dan terletak di pusat
rasa dihargai dan nyaman, dimana hal keramaian. SPBU ini memiliki 10 pompa
tersebut disebabkan oleh kondisi kerja yang minyak yang siap dipakai untuk mengisi
memenuhi kebutuhan dan harapan mereka. minyak pada konsumen.

Pihak perusahaan harus dapat Perusahaan ini merupakan salah satu


memahami perilaku karyawannya agar SPBU Pertamina yang memakai sistem pasti
kebutuhan-kebutuhan karyawannya dapat pas yang baru terkenal beberapa waktu yang
terpenuhi, sehingga kepuasan kerja karyawan lalu. SPBU Pertamina pasti pas adalah SPBU
dapat terpelihara. Dengan terpelihara dan yang telah tersertifikasi dapat memberikan
terjaganya kepuasan kerja karyawan, maka pelayanan terbaik memenuhi standart kelas
akan mendorong mereka untuk bekerja dunia, dimana konsumen dapat
dengan semangat kerja yang tinggi dan pada mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM
akhirnya akan membantu secara efektif dan yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta
efisien pihak perusahaan dalam mencapai fasilitas nyaman. Kualitas dan kuantitas BBM
tujuan yang diinginkan perusahaan itu sendiri. terjamin karena SPBU pasti pas
menggunakan alat-alat pengukur kualitas dan
Robbins (1996:179) menyatakan kuantitas lebih akurat juga menerapkan
bahwa kepuasan kerja (job statisfaction) prosedur monitoring yang lebih ketat.
adalah sikap umum seorang individu terhadap
pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat Untuk menjamin ketepatan takaran,
kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap SPBU melakukan test ketepatan volume

2
secara rutin dengan batas toleransi akurasi hal tersebut dapat memacu timbulnya rasa
lebih ketat dari SPBU biasa. Dinas Metrologi puas dalam diri karyawan yang pada akhirnya
akan melakukan kalibrasi ulang pompa yang dapat memberi pengaruh positif terhadap
telah melewati batas toleransi. Untuk kepuasan kerja karyawan, begitu sebaliknya
menjamin kualitas BBM, SPBU melakukan apabila kondisi lingkungan kerja buruk, maka
pengujian kualitas 3 kali lebih banyak dari karyawan tidak akan mempunyai kepuasan
SPBU biasa, juga dengan batas toleransi lebih dalam bekerja. Lingkungan kerja menyangkut
ketat. Konsumen akan selalu disambut oleh segala sesuatu yang berada di sekitar
senyum, salam, dan sapa operator. Untuk pekerjaan dan yang dapat mempengaruhi
memastikan konsumen mendapatkan volume karyawan dalam melaksanakan tugas antara
yang akurat operator akan menunjukkan pada lain adalah pelayanan karyawan kepada
konsumen mesin pompa menunjukkan angka konsumen, kondisi kerja, hubungan karyawan
nol sebelum mulai pengisian. . di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Lingkungan kerja yang baik, yaitu lingkungan
Salah satu faktor penyebab rendahnya kerja yang menyenangkan, dan yang dapat
kepuasan kerja karyawan PT. Karya Mitra memberikan rasa aman adalah lingkungan
Muda diduga adalah kompensasi. kerja yang didambakan oleh semua orang.
Kompensasi merupakan pemberian kepada
pegawai atau sesuatu yang diterima pegawai Hal ini membuat karyawan dalam
sebagai balas jasa atas prestasinya kepada bekerja lebih tercurahkan, yang pada akhirnya
perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan. akan meningkatkan kepuasan kerja
Kompensasi biasanya diberikan dalam bentuk karyawannya. Di samping itu karyawan
gaji, upah, tunjangan, bonus, insentif, dan merasa puas apabila kondisi lingkungan kerja
lain-lain. Besarnya kompensasi atau balas memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan.
jasa telah ditentukan dan diketahui Jika karyawan merasakan lingkungan kerja
sebelumnya, sehingga karyawan secara pasti yang baik, nyaman dan kondusif, maka
mengetahui besarnya balas jasa / kompensasi karyawan akan cenderung menyukai
yang akan diterima oleh karyawan tersebut. pekerjaan dan bersemangat untuk
Besarnya kompensasi mencerminkan status, melakukannya. Tetapi, jika mereka terbiasa
pengakuan, dan tingkat pemenuhan mengalami lingkungan kerja yang
kebutuhan yang dinikmati oleh karyawan membosankan maka mereka akan
beserta keluarganya. Jika balas jasa yang menganggap setiap tugas dan pekerjaan yang
diterima karyawan semakin besar berarti diberikan sebagai tekanan bagi mereka.
jabatannya semakin tinggi, statusnya semakin
baik, kepuasan kerja juga semakin baik. Keadaaan lingkungan kerja pada PT.
Karya Mitra Muda cenderung membosankan,
PT. Karya Mitra Muda terlihat adanya dan kondisi udara dalam lingkungan kerja
permasalahan kompensasi, yaitu kompensasi yang kurang bersih dan sehat hal ini di
yang tidak sesuai dengan latar belakang sebabkan karena sebagian besar karyawan
pendidikan dan tuntutan pekerjaan yang bekerja di luar ruangan tepatnya di areal
dibebankan kepada karyawan. Walaupun gaji pengisian bahan bakar yang dapat tercium
pokok telah ditetapkan sesuai dengan standar aroma minyak yang tidak sehat serta asap dari
upah minimum provinsi yang ditetapkan oleh kendaraan yang akan mengisi bahan bakar
Disnaker, namun karyawan masih mengeluh kendaraannya, serta tidak adanya kegiatan
dan merasa tidak puas atas kompensasi yang yang dapat menambah keakraban sesama
mereka terima. karyawan seperti, olahraga bersama.

Faktor lain yang mempengaruhi Oleh karena itu pihak perusahaan


kepuasan kerja adalah lingkungan kerja. perlu menciptakan dan memelihara
Apabila kondisi lingkungan kerja baik, maka lingkungan yang baik, karena lingkungan

3
kerja yang baik akan dapat dapat membuat puas lagi, sehingga terdapat ketidaksesuaian ,
karyawan bekerja lebih giat dan secara tetapi merupakan ketidaksesuaian yang
otomatis dapat meningkatkan produktifitas positif. Kepuasan kerja seseorang tergantung
kerja karyawan yang juga berdampak pada selisih antara sesuatu yang akan
langsung terhadap kepuasan kerja. didapatkan dengan apa yang dicapai

b. Teori Keadilan (Equity Theory)

Teori ini mengemukakan bahwa orang


Tinjauan Teoritis
akan merasa puas atau tidak puas, tergantung
pada ada atau tidaknya keadilan (equity)
Kepuasan Kerja
dalam suatu situasi, khususnya situasi kerja.
Menurut teori ini, setiap karyawan akan
Robbins (1996:179) menyatakan bahwa
membandingkan rasio hasil dirinya dengan
kepuasan kerja (job satisfaction) adalah sikap
input hasil orang lain. Bila perbandingan
umum seorang individu terhadap
dianggap cukup adil, maka karyawan akan
pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat
merasa puas. Bila perbandingan itu tidak
kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap
seimbang tetapi menguntungkan bisa
positif terhadap pekerjaannya, sebaliknya
menimbulkan kepuasan, bisa pula tidak.
seseorang yang tidak puas dengan
Tetapi bila perbandingan itu tidak seimbang
pekerjaannya mempunyai sikap negatif
akan timbul ketidakpuasan.
terhadap pekerjaanya. Sementara itu, menurut
Malayu (2011:202) menyatakan bahwa c. Teori Dua faktor (Two factor theory)
kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Menurut teori ini, kepuasan kerja dan
Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, ketidakpuasan kerja itu merupakan hal yang
kedisiplinan dan prestasi kerja. Sedangkan berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan
menurut Veithzal (2010:856) bahwa kepuasan terhadap pekerjaan itu bukan suatu variabel
kerja merupakan evaluasi yang yang kontinu. Teori ini merumuskan
menggambarkan seseorang atas perasaan karakteristik pekerjaan menjadi dua
sikapnya senang atau tidak senang, puas atau kelompok yaitu statisfiers dan dissastisfiers.
tidak puas dalam bekerja. Handoko Statisfiers adalah faktor-faktor atau situasi
(2011:193) menyatakan bahwa kepuasan yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan
kerja adalah keadaan emosional yang yang terdiri dari: Pekerjaan yang menarik,
menyenangkan atau tidak menyenangkan penuh tantangan, ada kesempatan untuk
dengan mana para karyawan memandang berprestasi, kesempatan memperoleh
pekerjaan mereka . penghargaan dan promosi. Terpenuhinya
faktor tersebut akan menimulkan kepuasan,
Menurut Veithzal (2010:856) teori-teori namun tidak terpenuhinya faktor ini tidak
tentang kepuasan kerja yang cukup terkenal selalu menimbulkan ketidakpuasan.
tiga macam yaitu : Dissastisfiers (hygiene factors) adalah faktor-
faktor yang menjadi sumber ketidak puasan,
a. Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy
yang terdiri dari: gaji/upah, pengawasan,
theory)
hubungan antarpribadi, kondisi kerja dan
Teori ini mengukur kepuasan kerja status. Faktor ini diperlukan untuk memenuhi
seseorang dengan menghitung selisih antara dorongan biologis serta kebutuhan dasar
sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan karyawan. Jika tidak terpenuhi faktor ini,
yang dirasakan. Sehingga apabila maka karyawan tidak akan puas. Namun, jika
kepuasannya diperoleh melebihi dari yang besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi
diinginkan, maka orang akan menjadi lebih kebutuhan tersebut, karyawan tidak akan
kecewa meskipun belum terpuaskan.

4
Faktor-faktor yang mempengaruhi Veithzal ( 2010:742) membagi
kepuasan kerja menurut Malayu (2011:203) kompensasi dalam dua jenis, yaitu:
sebagai berikut: 1. Kompensasi Finansial
a. Balas jasa yang adil dan layak Kompensasi finansial merupakan
b. Penempatan yang tepat sesuai keahlian imbalan yang melibatkan penilaian dan
c. Berat ringannya pekerjaan kontribusi pekerjaanya. Kompensasi finansial
d. Suasana dan lingkungan pekerjaan terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan a. Kompensasi langsung seperti upah, gaji
pekerjaan atau komisi.
f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya b. Kompensasi tidak langsung seperti
g. Sifat pekerjaan monoton atau tidak asuransi kesehatan dan kecelakaan,
pemberian jaminan nasional dan imbalan
Menurut Husaini (2010: 498) pretasi.
Kepuasan kerja dilatarbelakangi oleh faktor- 2. Kompensasi Non Finansial
faktor: Kompensasi non finansial terbagi dua,
1. Imbalan jasa yaitu:
2. Rasa aman a. Pekerjaan seperti tugas, tantangan ,
3. Pengaruh antarpribadi kesempatan belajar, penghargaan dan lain-
4. Kondisi lingkungan kerja lain.
5. Kesempatan untuk pengembangan dan b. Lingkungan seperti kebijakan, lingkungan
peningkatan diri yang nyaman, fasilitas.

Malayu (2011:127) menyatakan bahwa


Kompensasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kompensasi, antara lain adalah sebagai
Menurut Handoko (2011:155) bahwa berikut:
kompensasi adalah segala sesuatu yang 1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja
diterima para karyawan sebagai balas jasa 2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan
untuk kerja mereka. 3. Serikat buruh/organisasi karyawan
4. Produktivitas kerja.
Menurut Sastrohadiwiryo (2003:181) 5. Pemerintah dengan undang-undang dan
mendefisikan kompensasi sebagai imbalan kepresnya
jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada 6. Biaya hidup
tenaga kerja, karena tenaga tersebut telah 7. Posisi jabatan karyawan
memberikan sumbangan tenaga dan pikiran 8. Pendidikan dan pengalaman karyawan
demi kemajuan perusahaan guna mencapai 9. Kondisi perekonomian nasional
tujuan yang telah ditetapkan. 10.Jenis dan sifat pekerjaan
Malayu (2011:117) mendefinisikan Menurut Malayu (2011:121) bahwa
kompensasi sebagai semua pendapatan yang tujuan pemberian kompensasi antara lain
berbentuk uang, barang langsung atau tidak adalah sebagai berikut:
langsung yang diterima pegawai sebagai 1. Ikatan kerja sama Dengan pemberian
imbalan atas jasa yang diberikan kepada kompensasi terjalinlah ikatan kerjasama
perusahaan. Kompensasi merupakan istilah formal antara majikan dengan karyawan.
luas yang berkaitan dengan imbalan-imbalan 2. Kepuasan kerja, dengan balas jasa,
finansial (financial reward) yang diterima karyawan akan dapat memenuhi
oleh orang-orang melalui hubungan kebutuhan-kebutuhan fisik , status social
kepegawaian mereka dengan sebuah dan egoistiknya sehingga memperoleh
organisasi. kepuasan kerja dari jabatannya.

5
3. Pengadaan efektif, dengan program Lingkungan Kerja
kompensasi yang ditetapkn cukup besar,
pengadaan karyawan yang Qualified untuk Menurut Veitzhal (2004:165) bahwa
perusahaan akan lebih mudah. lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana
4. Motivasi, jika balas jasa yang diberikan dan prasarana yang ada di sekitar karyawan
cukup besar , manajer akan lebih mudah yang sedang melakukan pekerjaan itu sendiri.
memotivasi karyawannya. Lingkungan kerja ini meliputi: tempat kerja,
5. Stabilitas karyawan, dengan program fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan,
kompensasi atas prinsip adil dan layak pencahayaan, ketenangan termasuk juga
serta eksternal konsistensi yang hubungan antara orang-orang yang ada di
kompentatif maka stabilitas karyawan tempat tersebut.
lebih teramin karena turnover relatif kecil.
6. Disiplin, dengan pemberian balas jasa Menurut Nitisemito (1986: 183)
yang cukup besar maka disiplin karyawan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang
akan semakin baik. Mereka akan ada di sekitar para pekerja dan yang dapat
menyadari serta mentaati peraturan- mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
peraturan yan berlaku. tugas-tugas yang diberikan, misalnya
7. Pengaruh serikat buruh, dengan program kebersihan, musik dan lain-lain.
kompensasi yang baik pengaruh serikat
buruh dapat dihindarkan dan karyawan Sedarmayanti (2001:21) menyatakan
akan berkonsentrasi pada pekerjaanya. bahwa secara garis besar, jenis lingkungan
8. Pengaruh pemerintah, jika program kerja terbagi menjadi 2 yaitu:
kompensasi sesuai dengan undang-undang 1. Lingkungan kerja fisik
perburuhan yang berlaku (seperti batas 2. Lingkungan kerja non fisik
upah minimum) maka intervensi
Faktor – faktor yang termasuk dalam
pemerintah dapat dihindarkan.
lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi
Dengan balas jasa karyawan yang dan meningkatkan efesiensi kerja menurut
seimbang dengan apa yang telah diberikan Sedarmayanti (2001:21) adalah :
oleh karyawan terhadap perusahaan dimana 1. Penerangan
dia bekerja, maka akan dapat memenuhi 2. suhu udara
kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan 3. sirkulasi udara
egoistiknya, sehingga memperoleh kepuasan 4. ukuran ruang kerja
kerja dari jabatannya dan pekerjaannya yang 5. tata letak ruang kerja,
dilakukannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa 6. privasi ruang kerja
semakin seimbang kompensasi yang diterima 7. kebersihan
karyawan dengan apa yang telah diberikan 8. suara bising
oleh karyawan maka kepuasan kerja 9. penggunaan warna
karyawan juga akan semakin meningkat. 10. peralatan kantor
11. keamanan kerja
Hubungan kompensasi dengan 12. musik ditempat kerja
kepuasan kerja diperkuat dengan skripsi yang 13. hubungan sesama rekan kerja
ditulis Riri (2009) dengan judul “, Pengaruh 14. hubungan kerja antara atasan denga
Kepemimpinan dan Kompensasi terhadap bawahan
Kepuasan Kerja Karyawan Dealer Toyota
Auto 2000 Padang”. Dari penelitian tersebut Salah satu faktor yang dapat
diketahui bahwa bahwa terdapat pengaruh mempengaruhi kepuasan kerja karyawan
antara kepemimpinan terhadap kompensasi adalah lingkungan kerja dimana karyawan
yang diterima karyawan Dealer Auto 2000. melakukan pekerjaannya. Seperti yang
dikemukakan oleh Nitisemito (1992:183),
bahwa salah satu faktor yang dapat

6
mempengaruhi kepuasan kerja adalah baik, maka hal tersebut dapat memacu
lingkungan kerja. Lingkungan kerja timbulnya rasa puas dalam diri karyawan,
berpengaruh langsung terhadap kepuasan begitu sebaliknya apabila kondisi lingkungan
kerja. Meskipun faktor ini penting dan besar kerja buruk, maka karyawan tidak akan
pengaruhnya, tetapi banyak perusahaan yang mempunyai kepuasan dalam bekerja.
kurang memperhatikan faktor ini, seperti
kebersihan, keamanan, perlengkapan kerja,
hubungan sesama karyawan dan lainnya. Dari Kompensasi
penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa lingkungan kerja mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan. Kepuasan Kerja

Lingkungan Kerja

Kerangka Konseptual
Gambar 1.Kerangka Konseptual Pengaruh
Dalam penelitian ini akan dilihat Kompensasi dan Lingkungan
bagaimana pengaruh masing-masing variabel Kerja Terhadap Kepuasan
bebas yaitu kompensasi (X1) dan lingkungan Kerja
kerja (X2) terhadap kepuasan kerja (Y).
Perumusan Hipotesis
Kepuasan kerja adalah keadaan
Berdasarkan rumusan masalah dan teori
emosional yang menyenangkan atau tidak
yang mendasari dapat dirumuskan hipotesis
menyenangkan dimana para karyawan
penelitian sebagai berikut:
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan
H1 :Kompensasi berpengaruh signifikan
kerja mencerminkan perasaan seseorang
terhadap kepuasan kerja karyawan PT.
terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja ini
Karya Mitra Muda.
nampak dalam sikap positif karyawan
H2 :Lingkungan kerja berpengaruh
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang
signifikan terhadap kepuasan kerja
dihadapi di lingkungan kerjanya. Hal ini
karyawan PT. Karya Mitra Muda.
terlihat di dalam sikap positif karyawan
terhadap pekerjaanya menyangkut moral
kerja, kedisiplinan dan motivasi mereka
dalam bekerja. Karyawan PT. Karya Mitra Metode Penelitian
Muda yang merasa puas akan berusaha
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Data
Salah satu faktor yang mempengaruhi Populasi dari penelitian ini adalah
kepuasan kerja karyawan adalah kompensasi. seluruh karyawan PT. Karya Mitra Muda
Kompensasi merupakan pemberian kepada yaitu sebanyak 33 orang. Sampel dalam
pegawai atau sesuatu yang diterima pegawai penelitian ini adalah adalah seluruh karyawan
sebagai balas jasa atas prestasinya kepada yang bekerja pada perusahaan ini yaitu
perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan. sebanyak 33 orang. Teknik pengambilan
Kompensasi biasanya diberikan dalam bentuk sampel dalam penelitian ini adalah total
gaji, upah, tunjangan, bonus, insentif, dan sampling. Total sampling adalah teknik
lain-lain.. pengambilan sampel dimana jumlah sampel
sama dengan populasi
Lingkungan kerja yang baik merupakan
sesuatu yang diinginkan orang sehingga
mendorong karyawan bekerja lebih efektif
dan efisien. Apabila kondisi lingkungan kerja

7
yang punya pola distribusi normal atau titik
data terkumpul di sekitar garis distribusi
Hasil dan Pembahasan normal. Selain itu juga bisa di lihat
menggunakan tabel one sample kolmogrov-
Analisis Deskriptif smirnov test, jika nilai sig uji kolmogrov-
smirnov > 0,05 berarti distribusi data
Variabel kepuasan kerja terdiri dari dinyatakan normal.
4 indikator yaitu pekerjaan itu sendiri, rekan
kerja, Promosi pekerjaan, dan atasan Dari hasil pengujian diperoleh bahwa
langsung. Variabel kepuasan kerja hasil uji normalitas menyatakan nilai
memperoleh skor rata-rata 4,14 dengan Kolmogorov-Smirnov dan nilai sig. lebih
tingkat persentase sebesar 82,8 % yang besar dari 0.05 dapat disimpulkan data
berarti kepuasan kerja karyawan PT.Karya terdistribusi secara normal.
Mitra Muda dalam kategori sangat kuat,
sehingga pihak perusahaan harus
mempertahankannya dan berupaya untuk
meningkatkannya. Uji Multikolonieritas

Variabel kompensasi terdiri dari 3 Sebelum menggunakan regresi


indikator yaitu imbalan yang bersifat berganda, terlebih dahulu dilakukan uji
financial dan imbalan non finansial. multikolinearitas yaitu uji hubungan sesama
kompensasi memperoleh skor rata-rata 3,61 variabel bebas. Apabila terdapat korelasi yang
dengan persentase sebesar 78,2 % yang tinggi sesama variabel bebas tersebut, maka
artinya kompensasi yang diterima karyawan salah satu diantaranya dieliminir (dikeluarkan
PT. Karya Mitra Muda dalam kategori sangat dari analisis regresi berganda). Dilakukan
kuat, sehingga diharapkan pihak perusahaan dengan variance inflation factor (VIF). Nilai
dapat mempertahankan dan berupaya untuk VIF dapat dihitung dengan rumus (Umar
meningkatkan kompensasi yang diberikan 2011:179):
kepada karyawannya.

VIF = 1 / 1  R 2 
Variabel lingkungan kerja terdiri dari 5
indikator yaitu sarana, jaminan terhadap Dari hasil pengujian diperoleh nilai
keamanan, fasilitas dan alat bantu, hubungan Tolerance lebih dari 0,10 dan Variance
baik antar karyawan dan hubungan baik inflation factor (VIF) kurang dari 10,
antara atasan dan bawahan. Variabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
lingkungan kerja memperoleh skor rata-rata multikolonieritas antar semua variabel bebas
43,73 dengan persentase sebesar 74,5 % yang yang terdapat penelitian.
berarti lingkungan kerja PT. Karya Mitra
Muda dalam kategori sangat kuat sehingga
pihak perusahaan perlu menjaga dan
berupaya meningkatkannya. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas digunakan


untuk menguji apakah dalam sebuah model
Uji Asumsi Klasik regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual atas pengamatan ke pengamatan
Uji Normalitas yang lain. Untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas dapat digunakan uji
Bertujuan untuk mengetahui apakah Glejser. Dalam uji ini, apabila hasilnya sig. >
distribusi data mengikuti atau mendekati 0.05 maka tidak terdapat gejala
distribusi normal. Data yang baik adalah data

8
heteroskedastisitas. Model yang baik adalah 1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini
yang tidak terjadi heteroskedastisitas. adalah bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kompensasi terhadap
Dari hasil pengujian diperoleh semua kepuasan kerja karyawan PT. Karya Mitra
variabel dalam penelitian ini memiliki nilai Muda. Dari olahan data pada tabel dapat
sig. > 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan dilihat dari hasil uji t, diperoleh nilai thitung
bahwa data terbebas dari masalah > ttabel yaitu 2.221 > 2,035 (Sig. 0,034 <
heteroskedastisitas. 0,05). Akibatnya H0 ditolak Ha diterima.
Sehingga hipotesis alternatif yang diajukan
dalam penelitian ini diterima, bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara
Analisis Regresi Berganda kompensasi terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Karya Mitra Muda.
Dalam penelitian ini, teknik yang
digunakan adalah teknik analisis regresi 2. Hipotesis kedua dalam penelitian ini
berganda, karena variabel bebas dalam adalah bahwa terdapat pengaruh yang
penelitian ini lebih dari satu. Teknik analisis signifikan antara lingkungan kerja terhadap
regresi berganda merupakan teknik uji yang kepuasan kerja karyawan PT. Karya Mitra
digunakan untuk mengetahui pengaruh Muda. Dari olahan data pada tabel dapat
variabel bebas terhadap variabel terikat. dilihat dari hasil uji t, diperoleh nilai thitung
Penelitian ini pada intinya menguji pengaruh > ttabel yaitu 2,185 > 2,035 (Sig. 0,037 <
kompensasi dan lingkungan kerja terhadap 0,05). Akibatnya H0 ditolak Ha diterima,
kepuasan kerja . Seluruh hipotesis di uji pada sehingga hipotesis alternatif dalam
Alpha 0.05 dengan model sebagai berikut: penelitian ini diterima. Bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara
Y = a + b 1x 1 + b 2 x 2 + e
lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Karya Mitra Muda.
Dimana :
Y = Kepuasan kerja
x1 = Kompensasi
x 2 = Lingkungan kerja Pengaruh Kompensasi Terhadap
a = Konstanta Kepuasan Kerja Karyawan
b 1 ,b 2 = Koefisien regresi
e = Variabel pengganggu Berdasarkan hasil estimasi regresi
berganda bentuk pengaruh kompensasi
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
dirumuskan persamaan regresi berganda terhadap kepuasan kerja adalah positif. Jadi
sebagai berikut: dapat disimpulkan bahwa kompensasi yang
ada pada PT. Karya Mitra Muda dapat
Y = 12,051 + 0,418 X1 + 0,218 X2 meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hal
ini juga berarti, jika terjadi kenaikan skor
kompensasi akan mengakibatkan peningkatan
kepuasan kerja. Sebaliknya jika terjadi
Pengujian Hipotesis penurunan skor kompensasi akan
mengakibatkan penurunan kepuasan kerja..
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh Hal ini sesuai dengan pendapat Hasibuan
secara partial setiap variabel bebas terhadap (2011:121) bahwa tujuan pemberian
variabel terikat. Berdasarkan hasil analisis kompensasi antara lain adalah sebagai
dengan menggunakan SPSS Versi 15, maka berikut:
diperoleh hasil sebagai berikut:

9
1. Ikatan kerja sama Dengan pemberian dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja
kompensasi terjalinlah ikatan kerjasama pada PT. Karya Mitra Muda dapat
formal antara majikan dengan karyawan. meningkatkan lingkungan kerja karyawan.
Hal ini juga berarti, jika terjadi kenaikan skor
2. Kepuasan kerja, dengan balas jasa, lingkungan kerja akan mengakibatkan
karyawan akan dapat memenuhi peningkatan kepuasan kerja. Sebaliknya jika
kebutuhan-kebutuhan fisik , status social terjadi penurunan skor lingkungan kerja akan
dan egoistiknya sehingga memperoleh mengakibatkan penurunan kepuasan kerja.
kepuasan kerja dari jabatannya. Lingkungan kerja yang kondusif akan
menimbulkan kepuasan kerja yang tinggi
3. Pengadaan efektif, dengan program terhadap pekerjaanya.
kompensasi yang ditetapkn cukup besar,
pengadaan karyawan yang Qualified Hal ini sesuai dengan pendapat Rivai
untuk perusahaan akan lebih mudah. (2010:165) menyatakan bahwa lingkungan
kerja merupakan keseluruhan sarana dan
4. Motivasi, jika balas jasa yang diberikan prasarana yang ada di sekitar karyawan yang
cukup besar , manajer akan lebih mudah sedang melakukan pekerjaan itu sendiri.
memotivasi karyawannya. Lingkungan kerja ini meliputi tempat kerja,
fasilitas dan alat bantu kerja, pencahayaan,
5. Stabilitas karyawan, dengan program ketenangan termasuk juga hubungan antara
kompensasi atas prinsip adil dan layak orang-orang yang ada di tempat tersebut. Dan
serta eksternal konsistensi yang sesuai dengan pendapat Hasibuan (2011:203)
kompentatif maka stabilitas karyawan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi
lebih teramin karena turnover relatif kepuasan kerja adalah sebagai berikut:
kecil.
a. Balas jasa yang adil dan layak
6. Disiplin, dengan pemberian balas jasa b. Penempatan yang tepat sesuai keahlian
yang cukup besar maka disiplin c. Berat ringannya pekerjaan
karyawan akan semakin baik. Mereka d. Suasana dan lingkungan pekerjaan
akan menyadari serta mentaati peraturan- e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan
peraturan yan berlaku. pekerjaan
f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya
7. Pengaruh serikat buruh, dengan program
g. Sifat pekerjaan monoton atau tidak
kompensasi yang baik pengaruh serikat
buruh dapat dihindarkan dan karyawan
akan berkonsentrasi pada pekerjaanya. Penutup
8. Pengaruh pemerintah, jika program Simpulan
kompensasi sesuai dengan undang-
undang perburuhan yang berlaku (seperti Berdasarkan hasil analisis dan
batas upah minimum) maka intervensi pembahasan sebelumnya, berikut ini dapat
pemerintah dapat dihindarkan. disimpulkan beberapa hal antara lain:

1. Kompensasi bepengaruh signifikan


terhadap kepuasan kerja karyawan PT.
Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Karya Mitra Muda. Hal ini berarti bahwa
Kepuasan Kerja untuk meningkatkan kepuasan kerja
karyawan dapat dilakukan dengan lebih
Berdasarkan hasil estimasi regresi
memperhatikan pemberian
berganda bentuk pengaruh kompensasi
kompensasinya.
terhadap kepuasan kerja adalah positif. Jadi

10
2. Lingkungan kerja berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Nitisumito, A.S. 1986. Manajemen
Karya Mitra Muda. Hal ini berarti bahwa Personalia. Jakarta : Ghalia
untuk meningkatkan kepuasan kerja Indonesia.
karyawan dapat dilakukan dengan lebih
memperhatikan kondisi lingkungan kerja Priyatno, Duwi. 2009. Lima Jam Belajar
PT. Karya Mitra Muda. Olahan Data dengan SPSS 17.
Yogyakarta: Penerbit Andi.

Riri. 2009. Pengaruh Kepemimpinan dan


Saran Kompensasi terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan Dealer Toyota
Berdasarkan temuan-temuan dalam Auto 2000 Padang. Skripsi.
penelitian ini, maka untuk meningkatkan Padang: Universitas Negeri padang
keputusan , maka upaya yang dapat penulis
sarankan agar kepuasan kerja karyawan PT. Rivai, Veithzal. 2010. Manajemen Sumber
Karya Mitra Muda dapat lebih baik untuk Daya Manusia untuk Perusahaan.
masa yang akan datang adalah: Jakarta: Raja Grafindo Persada.
1. Untuk meningkatkan serta
Robbins P. Stephent. 1996. Perilaku
mempertahankan kepuasan kerja, karyawan
organisasi Edisi Bahasa Indonesia
perlu memberikan dorongan dan motivasi
.Jakarta: Prenhallindo.
kepada kayawan agar pekerjaan yang
diberikan kepadanya dapat diselesaikan
Sastrohadiwiryo, Susanto. 2003. Manajemen
dengan baik , menciptakan hubungan baik
Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:
antara atasan dan bawahan dan antar sesama
Bumi Aksara.
karyawan.

2. Untuk variabel kompensasi ada Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia


juga beberapa hal yang mesti diperhatikan dan Produktivitas Kerja. bandung:
oleh pimpinan yakni, gaji yang dibayarkan Bandar Maju.
hendaknya dapat memenuhi kebutuhan
minimal karyawan, harus sesuai dengan jerih Umar, Husein. 1993. Riset Sumber Daya
payah karyawan dan memberi bonus yang Manusia dalam Organisasi.
sesuai jika memang ada. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
3. Untuk variabel lingkungan kerja
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Usman, Husaini. 2010. Manajeman Teori,
oleh pimpinan, yaitu melengkapi sarana Praktik, dan Riset Pendidikan.
dalam bentuk peralatan dan perlengkapan, Jakarta: Bumi Aksara.

Daftar Pustaka
Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen
Personalia dan sumber Daya
Manusia. Edisi kedua.
Yogyakarta:BPFE Jogjakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Manajemen


Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.

11

Anda mungkin juga menyukai