Clinical Pathways Rumah Sakit
Clinical Pathways Rumah Sakit
Pendahuluan
Dalam rangka untuk menjaga mutu layanan rumah sakit (dalam hal ini quality
assurance) yang mencakup standar pelayanan (medis, perawat, apoteker dan
penunjang), audit (medis dan manajemen) dan peningkatan mutu
berkesinambungan - maka diperlukan suatu instrumen yang dapat merangkum
seluruh kegiatan dan upaya tersebut di atas dalam penyelenggaraan layanan
kesehatan yang terpadu di rumah sakit melalui Clinical Pathways.
Disampaikan pada Acara Pelatihan dan Workshop Clinical Pathways RSUD Tangerang, Tangerang
Banten 15-16 Juli 2011.
1
DRG akan terus bergulir dan berkembang sesuai tuntutan perkembangan
layanan kesehatan baik nasional maupun regional.1
Sistem Casemix adalah suatu cara mengelola sumber daya rumah sakit
seefektif mungkin dalam memberikan layanan kesehatan yang terjangkau
kepada masyarakat berdasarkan pengelompokkan spektrum diagosis penyakit
yang homogen dan prosedur tindakan yang diberikan. 2,3,4,5,6 INA-DRG adalah
variasi sistem casemix untuk Indonesia yang disusun berdasarkan data dari
15 rumah sakit vertikal, mempergunakan ICD 10 untuk diagnosis dan ICD 9
CM untuk prosedur tindakan serta biaya berdasarkan tarif yang berlaku pada
waktu tersebut. Dengan berakhirnya lisensi grouper INA-DRG terhitung
tanggal 30 September 2010, maka nama sitem Casemix INA-DRG berubah
menjadi INA-CBG7.
Untuk masa yang akan datang, bila telah berhasil terkumpul seluruh clinical
pathways – maka INA CBG akan lebih disempurnakan dengan menghitung
DRG Relative Weight dan Casemix Index serta Base Rate setiap
pengelompokkan jenis penyakit dan selanjutnya dapat membandingkan
(benchmarking) cost efficiency antar rumah sakit dalam memberikan layanan
kesehatan yang sama serta dapat menerapkan Comparative Effectiveness
(pengembangan implementasi dari ilmu Health Technology Assessment)8,9,10
yang saat ini menjadi tren di luar negeri.
1
Firmanda D. Sosialisasi INA DRG: Konsep INA-DRG dan keterkaitannya dengan peningkatan mutu
pelayanan di rumah sakit. Disampaikan pada Acara Rapat Kerja Kesehatan daerah (Rakerkesda) Dinas
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2009 di Hotel Grand Elite Kompleks Riau Business Centre, Pekanbaru
2 – 5 Maret 2009.
2
Goldman L. Cost-Effectiveness in a flat world — Can ICDs help the United States get rhythm? N
Engl J Med 2005;353(14 ):1513-5.
3
Dana B Mukame DB, Zwanziger J, Bamezai A. Hospital competition, resource allocation and quality
of care. BMC Health Services Research 2002; 2(10): 1472-81.
4
Diane Rowland D. Medicaid — Implications for the health safety net.N Engl J Med 2005;353(14):
1439-41.
5
Greally C. After 12 years of Casemix in Ireland, a major review leading to its modernisation and
expansion as a central pillar in hospital funding policy. Ireland Department of Health, 2004.
6
Casemix Unit Department of Health and Children. Casemix Measurement in Irish Hospitals. Ireland
Department of Health, 2005.
7
Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan RI Nomor IR.03.01/
I/570710 Tanggal 18 Oktober 2010.
8
Firmanda D. Pedoman implementasi Health Technology Assessment (HTA) di rumah sakit.Disampaikan
pada Pertemuan Finalisasi Pedoman dan Draft Rekomendasi Hasil HTA 2008, diselenggarakan oleh
Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes RI di Hotel
Majesty, Bandung 27 – 30 Agustus 2008.
9
Firmanda D. Bringing Health Technology Assessment (HTA) into practice. Disampaikan pada Acara
2
Adapun peran profesi dalam sistem pembiayaan Casemix INA CBG dapat
dilihat sebagaimana dalam Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Peran profesi dengan membuat Clinical Pathways dalam INA DRG
sebagai sistem pembiayaan Casemix.11
3
Pelayanan Kedokteran (SPK) yang terdiri dari Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran (PNPK) dan Standar Prosedur Operasional (SPO). PNPK dibuat
oleh organisasi profesi dan disahkan oleh Menteri Kesehatan RI, sedangkan
SPO dibuat di tingkat rumah sakit oleh profesi medis dengan koordinator
Komite Medis dan ditetapkan penggunaannya di rumah sakit tersebut oleh
pimpinan (direktur). Secara sederhana peraturan tersebut dapat dilihat
sebagaimana dalam Gambar 2 berikut.
4
Karena Standar Pelayanan Kedokteran merupakan alat/bahan yang
diimplementasikan pada pasien; sedangkan buku ajar, text-books, jurnal,
bahan seminar maupun pengalaman pribadi adalah sebagai bahan
rujukan/referensi dalam menyusun Standar Pelayanan Kedokteran.
Namun bila PNPK tersebut belum ada atau tidak sesuai dengan kondisi
rumah sakit atau dalam PNPK belum mencantumkan jenis penyakit yang sesuai
dengan keadaan epidemiologi penyakit di daerah/rumah sakit tersebut –
maka profesi di rumah sakit tersebut wajib membuat Panduan Praktik Klinis
(PPK) untuk rumah sakit tersebut dan disahkan penggunaannya di rumah sakit
oleh direktur rumah sakit.
Dalam menyusun PNPK dari organisasi profesi maupun PPK untuk rumah sakit -
profesi medis memberikan pelayanan keprofesiannya secara efektif (clinical
effectiveness) dalam hal menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
berdasarkan pendekatan evidence-based medicine. Secara ringkasnya
langkah tersebut sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.
12
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1348/MENKES/PER/IX/2010
5
PNPK/PPK
6
Sedangkan Format Panduan Praktik Klinis (PPK) adalah sebagaimana contoh
berikut dalam Gambar 4 sampai 6.
Gambar 14. Format Panduan Praktik Klinis Komite Medik RSUP Fatmawati (1)
7
Gambar 5. Format Panduan Praktik Klinis Komite Medik RSUP Fatmawati (2)
8
Gambar 6. Format Panduan Praktik Klinis Komite Medik RSUP Fatmawati (3)
9
Proses selanjutnya setelah menyusun Panduan Praktik Klinis (PPK) Rumah
Sakit adalah membuat Clinical Pathways sebagai salah satu komponen dari
Sistem Casemix (INA DRG) yang saat ini dipergunakan untuk Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (Jamkesmas) di rumah sakit.
Clinical Pathways
Definisi
13
Firmanda D. Pedoman Penyusunan Clinical Pathways dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix
di rumah sakit. Disampaikan dalam Sidang Pleno Komite Medik RS Fatmawati, Jakarta 7 Oktober
2005.
14
Firmanda D. Clinical Pathways: Peran profesi medis dalam rangka menyusun Sistem DRGs Casemix di
rumah sakit. Disampakan pada kunjungan lapangan ke RSUP Adam Malik Medan 22 Desember 2005,
RSUP Hasan Sadikin Bandung 23 Desember 2005 dan Evaluasi Penyusunan Clinical Pathways dalam
rangka penyempurnaan Pedoman DRGs Casemix Depkes RI, Hotel Grand Cempaka Jakarta 29
Desember 2005.
15
Firmanda D, Pratiwi Andayani, Nuraini Irma Susanti, Srie Enggar KD dkk. Clinical Pathways
Kesehatan Anak dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix di RS Fatmawati, Jakarta 2006.
10
d. Pencatatan CP seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien
secara terpadu dan berkesinambungan tersebut dalam bentuk
dokumen yang merupakan bagian dari Rekam Medis.
e. Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan CP dicatat sebagai
varians dan dilakukan kajian analisis dalam bentuk audit.
f. Varians tersebut dapat karena kondisi perjalanan penyakit, penyakit
penyerta atau komplikasi maupun kesalahan medis (medical errors).
g. Varians tersebut dipergunakan sebagai salah satu parameter dalam
rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan.
16
Firmanda D. Kodefikasi ICD 10 dan ICD 9 CM: indikator mutu rekam medik dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Disampaikan pada Sosialisasi Pola Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit. Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI
di Hotel Panghegar Bandung 1-3 Juni 2006.
17
Departemen Kesehatan RI. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian Data Rumah
Sakit. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta 2005.
11
3. Untuk variabel tindakan dan obat obatan mengacu kepada Standar
Pelayanan Medis, Standar Prosedur Operasional dan Daftar Standar
Formularium yang telah ada di rumah sakit setempat, Bila perlu
standar standar tersebut dapat dilakukan revisi sesuai kesepakatan
setempat.
4. Pergunakan Buku ICD 10 untuk hal kodefikasi diagnosis dan ICD 9 CM
untuk hal tindakan prosedur sesuai dengan profesi/SMF masing
masing.26
Agar dalam menyusun Clinical Pathways terarah dan mencapai sasaran serta
efisien waktu, maka diperlukan kerjasama dan koordinasi antar profesi di
SMF, Instalasi Rawat Inap (mulai dari gawat darurat, ruangan rawat inap,
ruangan tindakan, instalasi bedah, ICU/PICU/NICU) dan sarana penunjang
(instalasi gizi, farmasi, rekam medik, akuntasi keuangan, radiologi dan
sebagainya).
1. Profesi Medis – mempersiapkan Standar Pelayanan Medis (SPM/SPO)
sesuai dengan bidang keahliannya. Profesi Medis dari setiap divisi
berdasarkan data dari rekam medis diatas - mempersiapkan
SPM/SPO, bila belum ada dapat menyusun dulu SPM/SPOnya sesuai
kesepakatan.
2. Profesi Rekam Medis/Koder – mempersiapkan buku ICD 10 dan ICD 9
CM, Laporan RL1 sampai dengan 6 (terutama RL2). Profesi Rekam
Medis membuat daftar 5 - 10 penyakit utama dan tersering dari setiap
divisi SMF/Instalasi dengan kode ICD 10 serta rerata lama hari rawat
berdasarkan data laporan morbiditas RL2.
3. Profesi Perawat – mempersiapkan Asuhan Keperawatan.
4. Profesi Farmasi – mempersiapkan Daftar Formularium, sistem unit
dose dan stop ordering.
5. Profesi Akuntasi/Keuangan – mempersiapkan Daftar Tarif rumah sakit
Setiap varians yang didapatkan akan dilakukan tindak lanjut dalam bentuk
pelaksanaan audit medis sebagaimana yang dianjurkan dalam Undang Undang
RI Nomor 29 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
755/Menkes/Per/IV/2011.
12
Secara ringkas berbagai manfaat dari implementasi Clinical Pathways sebagai
instrumen pelayanan berfokus kepada pasien (patient-focused care),
terintegrasi, berkesinambungan dari pasien masuk dirawat sampai pulang
sembuh (continuous care), jelas akan dokter/perawat penanggung jawab
pasien (duty of care), utilitas pemeriksaan penunjang, penggunaan obat
obatan termasuk antibiotika, prosedur tindakan operasi, antisipasi
kemungkinan terjadinya medical errors (laten dan aktif, nyaris terjadi
maupun kejadian tidak diharapkan/KTD) dan pencegahan kemungkinan cedera
(harms) serta infeksi nosokomial dalam rangka keselamatan pasien (patient
safety), mendeteksi dini titik titik potensial berisiko selama proses layanan
perawatan pasien (tracers methodology) dalam rangka manajemen risiko
(risks management), rencana pemulangan pasien (patient discharge) , upaya
peningkatan mutu layanan berkesinambungan (continuous quality
improvement) baik dengan pendekatan tehnik TOC (Theory of Constraints)
untuk sistem maupun individu profesi, penulusuran kinerja (performance)
individu profesi maupun kelompok (team-work) sebagaimana dalam Gambar 7
berikut.
13
Secara langsung dengan Clinical Pathways dapat menilai pengelolaan obat dan
bahan habis pakai (drugs and laboratory reagents management) yang efisien
melalui kebijakan unit daily dosage, stop ordering, monitoring efek samping
obat (MESO), klasifikasi penggunaan obat yang bersifat fast-moving, slow-
moving dan stagnan sehingga penumpukan obat/reagens di depo/gudang obat
instalasi farmasi dapat dicegah sebagaimana dalam Gambar 8 berikut.
8
.
Sedangkan akan manfaat Clinical Pathways untuk pihak pasien, profesi dan
rumah sakit selaku institusi layanan kesehatan publik secara sederhana dapat
dilihat pada Gambar 9 dan untuk pihak penyandang dana/biaya dari asuransi
kesehatan dan pemerintah (pusat/daerah) sebagaimana dalam Gambar 10.
14
Gambar 9. Manfaat Clinical Pathways untuk pasien, profesi dan rumah sakit.
15
Manfaat Clinical Pathways untuk bidang pendidikan kesehatan/kedokteran
(maupun spesialis) di rumah sakit pendidikan/jejaringnya dapat dipergunakan
sebagai jembatan dalam rangka implementasi penilaian peserta didik berbasis
komptensi (medical education assessment tools) yang dirangkum dalam cara
Workplace-Based Assessment (WPBA)18 dalam bentuk portfolio berjenjang,
Mini-CEX, Case-based Discussion (Cb-D), DOPS, Mini-PAT19 dan Script
Concordance Test (SCT)20 yang merupakan standar internasional yang dianut
di dunia pendidikan saat ini (Gambar 11).
16
Disamping itu Clinical Pathways dapat dipergunakan untuk penelitian
deskriptif dan analitik baik secara cross-sectional, prospektif maupun
retrospektif untuk bidang kedokteran klinis, manajemen dan kesehatan
lainnya sebagaimana contoh berikut yang pernah disampaikan pada Pertemuan
Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak III di Yogyakarta pada tahun 2007.
Hasil penelitian tersebut merupakan input dalam rangka penerapan
implementasi Evidence-based Medicine (EBM) sesuai keadaan dan kondisi
setempat – baik untuk prevalensi penyakit (pre-test probability) dan
perhitungan likelihood ratio positive dalam rangka penegakkan diagnosis dan
terapi pertimbangan pemilihan obat berdasarkan NNT (numbers need to
treat) maupun NNH (numbers need to harms) serta pertimbangan CBE (Cost-
Benefit Effectiveness), juga mencari nilai cost-weight, case-mix index dan
base rate dari kasus penyakit tersebut sebagaimana contoh dalam Gambar 12
berikut.21
21
Gambar 12. Penelitian prospektif Clinical Pathways Pneumonia
21
Firmanda D. Implementasi Clinical Pathways Pneumonia. Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan
(PIT) Ilmu Kesehatan Anak III di Yogyakarta, Juli 2007.
17
Konsep. konstruksi maupun model implementasi Clinical Pathways secara tidak
langsung sebagaimana diutarakan pada halaman 13 diatas bahwa:
18
Gambar 14. Sistematika dalam JCI 2011 Hospital Standards dan Penilaiannya
Gambar 15. Clinical Pathways dan tehnik Tracer Methodology yang digunakan
oleh surveyor dalam rangka Akreditasi JCI 2011
19
Kesimpulan:
20
LAMPIRAN
FORMAT UMUM
PENYUSUNAN
CLINICAL PATHWAYS
RSUD TANGERANG
21
CLINICAL PATHWAYS
RSU TANGERANG, BANTEN.
……………………………………………………………..
2011
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm …………………………….
Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. …………. ……………
HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR HR HR
10 11 12
HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS ..
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter …………..
Konsultasi …………..
Pemeriksaan Penunjang:
…………..
Tindakan: …………..
Obat obatan:
…………………………… ………………
…………………………… ………………
………………………….. ………………
Nutrisi: …………..
Mobilisasi: …………..
Hasil (Outcome):
…………………………..
…………………………..
…………………………..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya …………..
Perawat Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
Utama ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
……………………
Dokter Penyerta ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Penanggung ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
Jawab Pasien ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
(DPJP): Komplikasi ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
............................. ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Verifikator: ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
…………………… ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
22
CLINICAL PATHWAYS
RSU TANGERANG, BANTEN.
……………………………………………………………..
2011
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm …………………………….
Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. …………. ……………
HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter ………..
Konsultasi ………..
Pemeriksaan Penunjang: ………..
Tindakan: ………..
Obat obatan:
…………………………… ……………
…………………………… ……………
………………………….. ……………
Nutrisi: ………..
Mobilisasi: ………..
Hasil (Outcome):
…………………………..
…………………………..
…………………………..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya ………..
Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
……………………
PPDU: …………… Utama ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
PPDS: …………… Penyerta ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Dokter ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
Penanggung ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Jawab Pasien Komplikasi ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
(DPJP): ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
............................. ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Verifikator: ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
…………………… ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
23
CLINICAL PATHWAYS
RSU TANGERANG, BANTEN.
……………………………………………………………..
2011
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm …………………………….
Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. …………. ……………
Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5
Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: …
Diagnosis:
Penyakit Utama ………………. …………… …………… …………… ……………
Penyakit Penyerta ………………. …………… …………… …………… ……………
Komplikasi ………………. …………… …………… …………… ……………
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Konsultasi ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Pemeriksaan Penunjang: ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Tindakan: ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Obat obatan:
…………………………… ………………. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………
…………………………… ………………. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………
………………………….. ……………. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………
Nutrisi: ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Mobilisasi: ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Hasil (Outcome):
………………………….. ………………. …………… …………… …………… ……………
………………………….. ………………. …………… …………… …………… ……………
………………………….. ………………. …………… …………… …………… ……………
Pendidikan/Rencana ………………. …………… …………… …………… ……………
Pemulangan:
Varians: ………………. …………… …………… …………… ……………
……………… …………… …………… …………… ……………
Jumlah Biaya ………..
Perawat : Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
…………………… Utama ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
24
CLINICAL PATHWAYS
RSU TANGERANG, BANTEN.
……………………………………………………………..
2011
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm …………………………….
Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. …………. ……………
Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Rawat 6
Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: …
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter …………..
Konsultasi …………..
Pemeriksaan Penunjang:
…………..
Tindakan: …………..
Obat obatan:
…………………………… ……………….
…………………………… ………………
………………………….. ……………….
Nutrisi: …………..
Mobilisasi: …………..
Hasil (Outcome):
…………………………..
…………………………..
…………………………..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya …………..
Perawat Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
Utama ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
……………………
Dokter Penyerta ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Penanggung ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
Jawab Pasien ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
(DPJP): Komplikasi ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
............................. ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Verifikator: ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
…………………… ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
25
CLINICAL PATHWAYS
RSU TANGERANG, BANTEN.
……………………………………………………………..
2011
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm …………………………….
Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. …………. ……………
Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat
1 2 3 4 5 6 7
Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit..
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter ………..
Konsultasi ………..
Pemeriksaan Penunjang: ………..
Tindakan: ………..
Obat obatan:
…………………………… ………..
…………………………… ………..
………………………….. ……......
Nutrisi: ………..
Mobilisasi: ………..
Hasil (Outcome):
…………………………..
…………………………..
…………………………..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya ………
Perawat Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
Utama ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
……………………
Dokter Penyerta ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Penanggung ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
Jawab Pasien ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
(DPJP): Komplikasi ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
............................. ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Verifikator: ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
…………………… ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
26
27