ACARA 3 Siap Print
ACARA 3 Siap Print
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem perairan terbagi ke dalam dua jenis, yaitu perairan mengalir (lotik)
dan perairan tergenang (lentik). Perairan mengalir adalah suatu bentuk perairan
tawar yang di dalamnya ada arus yang secara terus menerus mengalir dari tempat
yangtinggi ke tempat yang rendah, diantaranya adalah sungai, saluran irigasi, dan
got. Perairan menggenang merupakan perairan terbuka yang di dalamnya
terkandung banyak komponen-komponen biotik dan abiotik yang saling
mempengaruhi, dalam hal ini sungai maupun kolam atau waduk dapat berperan
sebagai sumber daya hayati yang bermanfaat. Salah satu contoh perairan
menggenang (lentik) adalah waduk.
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai
kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk
buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai
waduk tersebut penuh. Faktor biotik dan abiotik ini dapat digunakan sebagai
indikator kualitas perairan tersebut.
1
antara lain: suhu, kecerahan, kekeruhan, kedalaman dan sifat-sifat kimia
antaralain: pH, O2 terlarut, CO2 bebas, BOD.
1.2 Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai
kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk
buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai
waduk tersebut penuh. Faktor biotik dan abiotik ini dapat digunakan sebagai
indikator kualitas perairan tersebut.
Kualitas air adalah sifat air secara fisika, kimiawi, biologis, radioaktivitas,
dan organoleptik (Hehannusa et al, 2001). Parameter fisika diantaranya adalah
kecerahan air, suhu air dan udara, derajat keasaman (pH), kecerahan, dan warna
perairan. Sedangkan parameter kimia adalah alkalinitas, O2 terlarut, konduktivitas
dan CO2 bebas. Air merupakan fasa cair dari persenyawaan kimia yang dibentuk
oleh dua bagian berat hidrogen dan 16 bagian berat oksigen, di dalam air itu
terkandung pula sejumlah kecil air berat, gas dan zat padat, terutama bentuk
garam dan larutan (Hehanusa, 2001).
3
Air dapat dinentralkan dengan basa NaOH atau asam HCl dengan indikator
PP dan MO, PP berubah warna pada pH 8,3. dan MO berubah warnanya pada pH
4,5 (Syafriadiman et al, 2005).
1. Lapisan epilimion yaitu lpisan sebelum atas perairan yang hangat dengan
penurunan suhu relatif kecil dari 320 menjadi 280.
2. Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu lapisan tengah yang
mempunyai penurunan suhu sangat tajamdari 280C menjadi210C.
3. Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimion yaitu lapisan yang paling bawah
dimana pada lapisan ini perbedan sangan kecil relatifkonstan.
Kecerahan adalah ukuran transporansi perairan yang ditentukan secara
visual dengan mengunakan scchi disk satuan untuk nilai kecerahan dari suatu
perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter (Effendi, 2003 dalam kiki,
2011).
pH adalah cerminan dari derajat keasaman yang di ukur dan jumlah ion
hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H⁺ ). Air murni terdiri dari ion H⁺ dan
ion OH⁻ dalam jumlah berimbang hingga pH air murni biasa 7. Makin banyak ion
H⁻ dalam larutan cairan makin rendah ion H⁺ dan makin tinggi pH, cairan
demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya makin ttinggi ion H⁺ makin rendah pH
dan cairan tersebut bersifat asam ( Andayani, 2005).
4
suasana basa . Atas dasar ini maka usaha budidaya di perairan akan berhasil baik
dalam air dengan pH 6,5 – 9,0 dan kisaran optimal pH 7,8 – 8,7 (Kardi dan Andi,
2007).
Oksigen terlarut merupakan parameter mutu air yang penting karena nilai
oksigen terlarut dapat menunjukan tingkat pencemaran atau tingkat pengelolaan
limbah. Oksigen terlarut akan menentukan kesesuaian suatu jenis air sebagai
sumber kehidupan biota di suatu daerah. Pengukuran oksigen terlarut dan
karbondioksida lebih baik diterapkan dalam mengkaji masalah polusi air daripada
dalam menentukan mutu sanitasi karena parameter DO dapat dengan cepat
menentukan tingkat polusi air ( Sunu, 2001).
5
III. METODE
6
3.2.4 Pengukuran Kadar O2 Terlarut
1. DO-meter dikalibrasikan menggunakan aquades.
2. DO-meter dicelupkan ke dalam air.
3. Hasil kadar O2 yang tercantum di dalam DO-meter diamati.
4. Hasil kadar O2 dicatat.
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Waktu
2 02,1 0 02,8
Waktu
2 7,55 0 6,8
Waktu
1 30 c 30 c 30c
2 28 c 30 c 30 c
8
4.2 Pembahasan
Suhu perairan biasanya akan meningkat apabila intensitas cahaya
matahariyang masuk ke dalam perairan dalam jumlah yang besar. Suhu
perairandipengaruhi oleh radiasi dan posisi matahari, letak geografis, musim,
kondisiawan, proses interaksi air dengan udara seperti kenaikan panas,
penguapan, danhembusan angin. Suhu pada permukaan air kolam percobaan
mencapai 30oC.Kondisi suhu ini merupakan kondisi yang cukup bagus bagi
perairan kolam karenatidak sesuai dengan kisaran baku mutu kualitas perairan
sebesar 25-30oC..
Kualitas perairan yaitu apabila kecerahannya diatas dari 20 cm maka tranpar
asi air yang diperoleh bernilai baik. Namun pada praktikum kali ini kami tidak
mendapatkan data kecerahan dikarenakan tidak berbagi data antar praktikan di
area transek selain 1 dan 2. Dari hasil pengukuran terdapat pH yang bernilai 7,1.
Ini masih bernilai baik atau netral karna mendukung untuk kehidupan organisme
akuatik.
Pendapat Wardoyo (1981) yang menyatakan bahwa pH untuk kehidupanorgan
isme perairan secara wajar maka pH berkisar antara 5,0-9,0.Oksigen terlarut
adalah jumlah gas oksigen yang terlarut dalam air
yang berasal dari hasil fotosintesis oleh fitoplankton atau tanaman air lainnya atau
pundifusi dari udara. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai oksigen
terlarut pada air sampel yang didapat dari sungai sebesar 4.1 mg/L.
Sehingga dapatdisimpulkan bahwa perairan kolam bernilai baik karna berada
di atas dari 4 mg/L yang merupakan baku mutu kualitas perairan yang telah
ditentukan.Karbondioksida bebas yang dianalisa adalah karbondioksida yang
beradadalam bentuk gas yang terkandung didalam air. Konsentrasi
karbondioksidafyang baik tidak lebih dari 25 ppm dan tidak kurang dari 10 ppm (
Kordi, 2000). Selanjutnya Odum (1993) menyatakan kandungan karbondioksida
bebas dalam airtidak boleh dari 25 ppm.
9
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kualitas air adalah sifat air secara fisik, kimiawi, biologis, radioaktivitas, dan
organoleptik. Yang termasuk ke dalam parameter fisika adalah kecerahan air,
suhu air dan udara, derajat keasaman (pH), kecerahan, dan warna
perairan.Sedangkan yang termasuk ke dalam parameter kimia adalah alkalinitas,
O2 terlarut, konduktivitas dan CO2 bebas.
Dari hasil praktikum yang dilakukan menggenai keadaan fisika dan kimia
oC
perairan didapatkan hasil sebagai berikut : Suhu yang diperoleh berukuran 30 ,
Oksigen terlarut (DO) sebesar 4.1 mg/L dan ph 7.1..
Ditinjau dari keadaan kimia air sampel dapat disimpulkan bahwa oksigen
terlarut dan karbondioksida bebas di perairan sangat dibutuhkan oleh organisme
aquatic untuk keberlangsungan hidup. Organisme heterotrop membutuhkan
oksigen terlarut untuk katabolisme. Sedangkan autotrop memerlukan
karbondioksida untuk melangsungkan proses sintesa makanan. Kadar
karbondioksida pada perairan tersebut masih dapat ditolelir oleh organisme
aquatik karena belum melampaui ambang batas.
5.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Andayani,Sri.2005.Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan. Universitas
Brawijaya.Malang.
Hehannusa, P.E. dan Haryani, Gadis S. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat).
Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. IHP-
UNESCO.230 hal.
http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk.2019
Kordi, K, M. Ghufran dan Andi Baso Tanjung, 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam
Budidaya Perairan. Jakarta : Rineka Cipta.
11
Marindro, 2007.Pengelolaan Kualitas Air Tambak.,Kecerahan Perairan Tambak.Diakses
Sunu, P., 2001. Metodologi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Gramedia.
Jakarta. 298 hal
12
LAMPIRAN
Gambar Gambar
Keterangan Keterangan
Gambar Gambar
Keterangan Keterangan
13