Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIFITAS COGNITIVE BEHAVIOURAL EDUCATIONAL

INTERVENTION PADA PASIEN POST TRANS URETHERAL


RESECTION OF THE PROSTATE
DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Wantonoro, M. Dahlan
STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta
E-mail: oneto_ns@yahoo.com

Abstract: This research aimed to show the effectiveness cognitive beha-


vioural educational intervention (CBEI) in post trans urethral resection
of the prostate in PKU Muhammadiyah Bantul Hospital. The research
design used Quasi-eksperiment; posttest only control group. Sample was
taken by nonprobability sampling with accidental sampling method (on
February-June 2015). There were 20 respondent have TURP procedure
and which were divided into two groups. The t-test independent indicated
a significant difference in pain respon in two groups (p=0,000). From
this study, CBEI was recommended for pain management in patient
with TURP.

Keywords: cognitive behavioural educational intervention, pain, TURP

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas cognitive


behavioural educational intervention (CBEI) pada pasien post trans
uretheral resection of the prostate (TURP) di RS PKU Muhammadiyah
Bantul. Desain penelitian Quasi eksperimen posttest only control group.
Pengambilan sampel dilakukan secara nonprobability sampling dengan
metode accidental sampling (pada bulan Februari-Juni 2015) Sampel
penelitian berjumlah 20 responden yang yang menjalani TURP dan terbagi
dalam dua kelompok. Hasil uji statistik t-test independent didapatkan
angka signifikansi 0,000. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan pada skala nyeri pada intervensi CBEI.
Dari hasil penelitian, CBEI direkomendasikan diberikan pada pasien yang
akan menjalani TURP supaya dapat mengontrol nyeri.

Kata kunci: cognitive behavioural educational intervention, nyeri, TURP


Wantonoro dan M. Dahlan, Efektivitas Cognitive Behavioural... 113

PENDAHULUAN Tindakan pembedahan pada prosedur


Prostat merupakan organ tubuh yang TURP menyebabkan luka karena insisi
rentan terkena penyakit pada laki-laki ber- pembedahan. Adanya luka atau kerusakan
usia di atas 50 tahun. Menurut Price dan jaringan akan melepaskan bahan kimia en-
Wilson, 2006 bahwa lebih dari 50% laki- dogen yang dapat mempengaruhi kebera-
laki di atas usia 50 tahun mengalami pertum- daan nosiseptor yang merupakan saraf afe-
buhan nodular. Salah satu proses patologis ren primer untuk menerima dan menyalurkan
yang ditemukan pada prostat adalah Benig- rangsangan nyeri. Zat kimia yang merang-
na Prostatic Hyperplasia (BPH) yaitu per- sang nyeri yaitu bradikinin, serotonin, hista-
tumbuhan dari nodula-nodula fibroadeno- min, ion kalium, asam, asetilkolin dan enzim
matosa majemuk dalam prostat, dan hal ini proteolitik. Prostaglandin dan substansi P
merupakan kondisi patologis pada laki-laki akan meningkatkan ujung-ujung serabut
di atas usia 60 tahun (Smeltzer & Bare, nyeri sehingga terjadi nyeri menusuk setelah
2002; Heffner & Schust, 2006). terjadi cedera (Guyton & Hall, 2008).
Data usia penderita BPH berdasarkan Adanya luka pada prosedur TURP,
penelitian di Amerika menunjukkan bahwa eskoriasi kulit pada letak kateter dan spasme
kejadian BPH 20% pada usia antara 41-50 kandung kemih akan menimbulkan nyeri.
tahun, 50% pada usia antara 51-60 tahun dan Spasme kandung kemih pasien dapat mera-
selebihnya di atas 60 tahun (Wibowo, 2005). sakan dorongan untuk berkemih sehingga
Di kawasan Eropa, khususnya Inggris dan merasakan tekanan pada kandung kemih
Wales, terdapat pasien Benigna Prostatic dan menimbulkan perdarahan uretral sekitar
Hyperplasia sejumlah 80.000 orang dan kateter. Tindakan medikasi dapat melemas-
diperkirakan akan meningkat satu setengah kan otot polos dapat membantu menghilang-
kalinya pada tahun 2031 (www. freelists.org/ kan spasme baik intermitten maupun sasme
post/list-Indonesia/TUNA, diakses 2 yang menghebat (Smeltzer & Bare, 2002;
September 2012). Kara, Resorlu, Cicekbilek, & Unsal, 2010).
Tindakan yang saat ini dianggap efektif Nyeri sebagai konsekuensi operasi
adalah pembedahan yang dilakukan bila adalah pengalaman sensorik dan emosional
pembesaran prostat telah menimbulkan yang tidak menyenangkan, terkait dengan
gangguan tertentu pada pasien, seperti re- kerusakan jaringan aktual atau potensial
tensi urin, batu saluran kemih, hematuria, (Herdman, 2012). Menurut Merskey dan
infeksi saluran kemih, kelainan saluran kemih Bogduk (1994, dalam Macintyre, Schug,
bagian atas atau apabila tidak menunjukkan Scott, Visser & Walker, 2010) nyeri meru-
perbaikan setelah menjalani pengobatan pakan tanda peringatan bahwa terjadi keru-
medikamentosa (Smeltzer & Bare, 2002). sakan jaringan yang harus menjadi pertim-
Tindakan pembedahan Endourologi bangan utama dalam pemberian asuhan
Transuretra yang secara umum dilakukan keperawatan.
pada BPH adalah trans-uretheral resection Nyeri pasca operasi harus menjadi per-
of the prostate (TURP). Prosedur TURP hatian utama dari perawat profesional da-
dapat dilakukan melaui endoskopi, dan pro- lam merawat pasien pasca operasi, karena
sedur ini tidak memerlukan insisi terbuka, adanya nyeri dapat menyebabkan gangguan
serta ideal bagi pasien yang mempunyai ke- intake nutrisi dan aktifitas-istirahat pasien,
lenjar kecil dan yang dipertimbangkan terja- dan pada akhirnya berkontribusi pada kom-
dinya resiko bedah yang buruk (Smeltzer plikasi sehingga memperpanjang masa pera-
& Bare, 2002; Nursalam, 2006). watan pasien (Hospitalisasi). Pasien yang
114 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 11, No. 2, Desember 2015: 112-118

menjalani operasi dapat mengalami kehi- Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik
langan kontrol serta emosi yang dapat ber- untuk melakukan penelitian tentang efektifi-
dampak pada meningkatnya persepsi nyeri. tas CBEI pada pasien post operasi TURP
Selain itu stres fisik dan psikologis mem- di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Tujuan
berikan kontribusi untuk rasa nyeri bedah, penelitian ini untuk mengetahui apakah CBEI
memperpanjang waktu pemulihan pasca dapat mengontrol nyeri pada pasien yang
operasi dan immunosuppression, sehingga akan menjalani TURP.
intervensi farmakologis disertai dengan
nonfarmakologis merupakan hal yang perlu METODE PENELITIAN
dilakukan (Smeltzer & Bare, 2002; Penelitian ini merupakan penelitian
Economidou, Klimi, Vivilaki & Lykeridou, kuantitatif dengan menggunakan desain
2012). penelitian Quasi-experimen dengan bentuk
Terapi nonfarmakologis merupakan pendekatan post test only control group
hal yang harus dilakukan sebagai kombinasi design. Pengambilan sampel dilakukan
terapi farmakologis. Intervensi pendidikan secara nonprobability sampling dengan
secara singkat tentang management nyeri metode accidental sampling (pada bulan
efektif dilakukan untuk meningkatkan mana- Februari-Juni 2015) berjumlah 20 respon-
jemen nyeri yang lebih baik (Freeman & den yang yang menjalani TURP dan terbagi
Freeman 2005). Intervensi pendidikan ma- dalam dua kelompok.
najemen nyeri dilakukan untuk meningkat-
kan pengetahuan pasien tentang bagaimana HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk melakukan manajemen nyeri secara Penelitian ini dilakukan di ruang
efektif (Johansson et al., 2005; Carr 2007). perawatan dewasa Rumah Sakit PKU Mu-
Cognitive Behavioural Educational hammadiyah yang terletak di Jalan Jenderal
Intervention (CBEI) merupakan sebuah Sudirman 124 Bantul. Tersedia 113 tempat
pendekatan intervensi kognitif dan perilaku tidur rawat inap dengan berbagai pelayanan
dengan melakukan pendidikan pada pasien bedah, termasuk bedah urologi. Responden
dengan cara mengajarkan relaksasi nafas da- pada penelitian ini yaitu pasien yang terdiag-
lam sebelum pasien menjalani operasi, hal nosis mengalami Benigna Prostat Hiperplasi
ini dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan menjalani operasi TURP pada periode
kognitif (Freeman & Freeman, 2005) dan bulan Februari sampai bulan Juni 2015 di
studi kualitatif pada pengalaman nyeri pasien RS PKU Muhammadiyah Bantul.
di China (Wong & Chan 2009).
Berbagai studi menunjukkan bahwa Tabel 1. Distribusi Responden Berda-
CBEI memainkan peran penting dalam men- sarkan Usia
capai kontrol nyeri yang lebih baik, mengu-
Kelompok n Mean SD Min-Mak
rangi rasa sakit pada pasien post operasi Intervensi 10 66.00 5.077 60-77
orthopaedic di China, hal ini konsisten de- Kontrol 10 65.10 4.557 60-72
ngan temuan-temuan penelitian sebelumnya
(Johansson et al., 2005). Tingkat rasa sakit
Rerata usia kelompok intervensi adalah
yang berkurang pada CBEI dihasilkan dari
66 tahun dengan standar deviasi 5.077,
perubahan faktor kognitif (peningkatan
Sedangkan usia rata-rata kelompok kontrol
tingkat pengetahuan, mengubah keyakinan
adalah 65.10 tahun dengan standar deviasi
tentang analgesik) dan faktor perilaku (prak-
4.557.
tik relaksasi dan keterampilan pernapasan).
Wantonoro dan M. Dahlan, Efektivitas Cognitive Behavioural... 115

Tabel 2. Distribusi Skala Nyeri Res- sirkulasi testosteron, sedangkan jumlah re-
ponden septor androgen akan meningkat. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan
Kelompok n Mean SD Min - Mak
Intervensi 10 3.50 .423 3-4 dari kelenjar prostat (Heffner & Schust,
Kontrol 10 4.93 .584 4-6 2006; Wasson, 2003). Perubahan mikros-
kopik pada prostat terjadi pada pria usia
Rerata skala nyeri kelompok intervensi 30-40 tahun. Perubahan mikroskopik ini
adalah 3.50 dengan standar deviasi 0.423, mengakibatkan terjadinya perubahan
Sedangkan rata-rata skala nyeri kelompok patologik anatomi pada laki-laki berusia 50
kontrol adalah 4.93 dengan standar deviasi tahun ke atas. (Mansjoer, 2007, Wasson,
0,584. 2003, Smeltzer, 2002).
Hasil uji normalitas data untuk skala Kecenderungan kesamaan rerata usia
nyeri dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk antara responden kelompok kontrol dan ke-
pada kelompok kontrol didapatkan nilai lompok intervensi yaitu 65-66 tahun, se-
p=0,184. Sedangkan pada kelompok eks- hingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan
perimen didapatkan p=0, 362, sehingga bahwa faktor usia antara kelompok kontrol
dapat diambil kesimpulan bahwa data skala dan kelompok intervensi cenderung tidak
nyeri pada kedua kelompok berdistribusi menimbulkan perbedaan persepsi terhadap
normal. Uji dilakukan dengan uji inde- intensitas nyeri yang dialami pada saat men-
pendent t-test (Dahlan, 2011) mengguna- jalani prosedur TURP, adapun perbedaan
kan Interval kepercayaan 95% dengan intensitas nyeri yang dialami oleh kedua
batas kemaknaan p<0,05. kelompok merupakan efek dari perlakuan
yang dilakukan yaitu Cognitive Behavioral
Tabel 3. Hasil Uji t Tidak Berpasangan Educational Intervention pain relief.
Terapi BPH yang umum dilakukan
n Rerata ±s.bPerbedaan rerata p adalah TURP (Heffner & Schust, 2006).
(IK95%) BPH dan post procedure TURP akan
Intervensi 10 66,00±5.077 1.433 < 0,001 menimbulkan nyeri. Nyeri pada post TURP
(0,954-1,912) juga sering dikaitkan dengan irigasi dari
Kelompok 10 65.10±4.557 kateter. Sebagian besar pasien mengalami
iritasi dan ketidaknyamanan dengan berke-
Hasil uji statistic menggunakan Uji t mih selama 2 sampai 4 minggu pasca TURP
tidak berpasangan didapatkan nilai p=0,000 (Schanne, 2003; Wasson, 2003).
(p<0,005) sehingga dapat disimpulkan bah- Nyeri adalah suatu sensori subyektif
wa terdapat perbedaan rerata skor nyeri pa- dan pengalaman emosional yang tidak
da pasien yang menjalani operasi TURP pa- menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
da kelompok intervensi dan kelompok kon- jaringan atau yang dirasakan dalam kejadian-
trol. Kelenjar ini mencapai ukuran hampir kejadian dimana terjadi kerusakan. Inter-
tetap pada usia sekitar 20 tahun sampai usia national Association for the Study of Pain
kira-kira 50 tahun. Melebihi usia 50 tahun (IASP) (dalam Perry & Potter, 2006) salah
tersebut beberapa pria kelenjar prostatnya satu variabel yang mempengaruhi nyeri
mulai berinvolusi, bersamaan dengan penu- adalah usia.
runan pembentukan testosterone. Usia merupakan variabel penting yang
Seiring bertambahnya usia pada laki- mempengaruhi nyeri, terutama pada anak-
laki akan menyebabkan penurunan tingkat anak dan lansia (Perry & Potter, 2006),
116 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 11, No. 2, Desember 2015: 112-118

perbedaan perkembangan mempengaruhi mandiri menghadapi permasalahan yang


bagaimana individu bereaksi terhadap nyeri. muncul tanpa harus bergantung pada terapis
Seiring dengan bertambahnya usia maka (self help).
individu cenderung mempunyai pengalaman Pengertian teknik relaksasi nafas
yang lebih dalam merasakan nyeri daripada dalam merupakan suatu bentuk asuhan
usia sebelumnya sehingga memberikan keperawatan, yang dalam hal ini perawat
pengalaman secara psikologis dan mem- mengajarkan kepada klien bagaimana cara
punyai kemampuan beradaptasi terhadap melakukan napas dalam, napas lambat
nyeri yang dirasakan. Menurut Pickering (menahan inspirasi secara maksimal) dan
(2005, dalam Macintyre, Schug, Scott, bagaimana menghembuskan napas secara
Visser & Walker, 2010) bahwa usia dewasa perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas
akan lebih mempunyai persepsi dan respon nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
yang jelas untuk memahami, merasakan dan dapat meningkatkan ventilasi paru dan
mengekspresikan nyeri yang dialaminya baik meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer &
secara verbal maupun non verbal bila diban- Bare, 2002). Smeltzer dan Bare (2002)
dingkan dengan usia sebelumnya. menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi
Uji statistic menggunakan Uji t tidak napas dalam adalah untuk meningkatkan
berpasangan didapatkan nilai p=0,000 ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
(p<0,005) sehingga dapat disimpulkan bah- mencegah atelektasi paru, meningkatkan
wa terdapat perbedaan rerata skor nyeri pa- efesiensi batuk, mengurangi stres baik stres
da pasien yang menjalani operasi TURP pa- fisik maupun emosional yaitu menurunkan
da kelompok intervensi dan kelompok kon- intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
trol. Hasil ini memberikan kemaknaan secara Teknik relaksasi napas dalam terhadap
statistik bahwa CBEI pain relief efektif penurunan nyeri. Teknik relaksasi napas
merupakan terapi nonfarmakologis sebagai dalam dipercaya dapat menurunkan inten-
pendamping farmakologis untuk menejemen sitas nyeri melalui mekanisme yaitu dengan
nyeri post TURP. merelaksasikan otot-otot skelet yang meng-
Nyeri merupakan suatu sensori sub- alami spasme yang disebabkan oleh pening-
yektif dan pengalaman emosional yang tidak katan prostaglandin sehingga terjadi vaso-
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan dilatasi pembuluh darah dan akan mening-
jaringan atau yang dirasakan dalam kejadian- katkan aliran darah ke daerah yang menga-
kejadian dimana terjadi kerusakan (Herd- lami spasme dan iskemic. Teknik relaksasi
man, 2012). Edukasi kognitif tentang mana- napas dalam dipercayai mampu merangsang
jemen nyeri merupakan hal yang dapat dila- tubuh untuk melepaskan opoiod endogen
kukan dalam upaya mengurangi nyeri, salah yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer &
satunya adalah dengan CBEI dengan mem- Bare, 2002). Mudah dilakukan dan tidak
berikan pendidikan relaksasi nafas dalam memerlukan alat relaksasi melibatkan sistem
dan merubah pikiran negatif tentang nyeri otot dan respirasi dan tidak membutuhkan
menjadi hal yang bernilai positif (Wong, alat lain sehingga mudah dilakukan kapan
Chan & Chair, 2010). CBEI; pain relief saja atau sewaktu-waktu.
merupakan edukasi kognitif yang memfo- Prinsip yang mendasari penurunan
kuskan pada bagaimana mengubah pemi- nyeri oleh teknik relaksasi terletak pada
kiran atau keyakinan yang negatif pada sese- fisiologi sistem syaraf otonom yang merupa-
orang. Terapi ini selanjutnya diharapkan da- kan bagian dari sistem syaraf perifer yang
pat diterapkan oleh mereka sendiri sacara mempertahankan homeostatis lingkungan
Wantonoro dan M. Dahlan, Efektivitas Cognitive Behavioural... 117

internal individu. Pada saat terjadi pelepasan Economidou, E., Klimi, A., Vivilaki, V.G., &
mediator kimia seperti bradikinin, prostag- Lykeridou, K. (2012). Does music
landin dan substansi, akan merangsang sya- reduce postoperative pain? A
raf simpatis sehingga menyebabkan vaso- r e v Health Science Journal,
i e w .

kostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus 6(3): 365-377.


otot yang menimbulkan berbagai efek seperti Freeman, S & Freeman A (eds). 2005.
spasme otot yang akhirnya menekan pembu- Cognitive Behavior Therapy in
luh darah, mengurangi aliran darah dan Nursing Practice. Springer Pu-
meningkatkan kecepatan metabolisme otot blishing Co: New York.
yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi
dari medulla spinalis ke otak dan dipersep- Kedokteran. EGC: Jakarta.
sikan sebagai nyeri.
Herdman, T.H. 2012. NANDA 2012 - 2014
Diagnosa Keperawatan Definisi
SIMPULAN DAN SARAN
Secara statistik terdapat perbedaan dan Klasifikasi. EGC: Jakarta.
rerata skor nyeri pada pasien yang menjalani Heffner, L.J., & Schutst, D.J. 2006. At a
operasi TURP pada kelompok intervensi Glance Sistem Reproduksi.(2nd
dan kelompok kontrol (p=0,000) sehingga ed.). Erlangga: Jakarta.
CBEI efektif digunakan sebagai terapi Johansson K, Nuutila L, Virtanen H,
pendamping farmakologis untuk menejemen Katajisto J & Salantera S. 2005.
nyeri post TURP. Preoperative education for ortho-
Hasil penelitian ini dapat digunakan pedic patients: systematic review.
sebagai dasar pembuatan SPO dalam mana- Journal of Advanced Nursing, 50:
jemen nyeri terutama pada pasien yang men- 1365-2648
jalani TURP dan menambah dukungan keil- Kara, C., Resorl, B., Cicekbilek., I., & Unsal.
muan dan memperkuat teori terkait dengan A. 2010.Analgesic Efficacy and Safety
perawatan medikal bedah terutama terkait of Nonsteroidal Anti-Inflammatory
dengan intervensi mandiri keperawatan pa- Drugs after Transurethral Resection of
da pasien dengan nyeri post bedah TURP. Prostate. International Braz J Urol,
Penelitian ini dapat, menjadi inspirasi 36(1): 49-54
dan data dasar untuk melakukan penelitian Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W.I.
selanjutnya dengan menggunakan sampel & Setowulan,W. 2007. Kapita Se-
yang lebih besar dan ditelaah untuk diterap- lekta Kedokteran. Media Aescu-
kan pada kasus-kasus bedah tertentu yang lapius Universitas Indonesia:
terkait dengan nyeri dan menejemen nyeri Jakarta.
Macintyre, P.E., Schug, S.A., Scott, D.A.,
Visser, E.J., & Walker, S.M. 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Acute pain management: scien-
Carr, E. 2007. Barriers to Effective Pain tific evidence (3rd edition), APM:
Management. Journal of Periope- SE Working Group of the Aus-
rative Practice, 17: 200–203. tralian and New Zealand College
Dahlan, M. S. 2011. Statistik untuk Ke- of Anaesthetists and Faculty of
dokteran dan Kesehatan. (4th Pain Medicine. ANZCA & FPM:
ed). Salemba Medika: Jakarta. Melbourne.
118 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 11, No. 2, Desember 2015: 112-118

Nursalam. 2006. Asuhan Keperawatan Wasson, D. 2003. Transurethral Resection


pada Pasien dengan Gangguan of the Prostate, (Online), (http://
Sistem Perkemihan. Salemba Me- www.perspectivesinnursing.org/
dika: Jakarta. pdf5/perspectives3.pdf), diakses
Perry, A. & Potter, P.A., (2006). Buku Ajar 15 November 2014.
Fundamental Keperawatan: Wibowo, J.R. 2005. TUNA Atasi Pembe-
Konsep, Proses dan Praktek. (4th saran Prostat Jinak, (Online),
ed.). EGC: Jakarta. (http://groups.yahoo.com/group/
Schanne, F.J., 2003. Transurethral Resec- nasional-list/message/10197),
tion of the Prostate. Urologic Sur- diakses 18 November 2014.
gical Associates of Delaware, Wong, EML, Chan SWC and Chair SY.
(online), (http://www.usadelaware. 2010. The effect of Educational
com/medical_briefs), diakses 15 Intervention on Pain Beliefs and
November 2014. Postoperative Pain Relief among
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. 2002. Chinese patients with Fractured
Textbook of medical surgical nur- Limbs Blackwell Publishing Ltd.
sing Brunner & Suddarth. (11th Journal of Clinical Nursing, 19:
ed.). Lippincott William & Wilkins, 2652–2655 doi: 10.1111/j.1365-
a Wolter Kluwer busines: Phila- 2702.2010.03260.x.
delpia.

Anda mungkin juga menyukai