Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BILANGAN ROMAWI, BANGUN DATAR, DAN


BANGUN RUANG

Disampaikan Sebagai Tugas Kelompok


Mata Kuliah “Matematika Kelas Tinggi” Semester Ganjil
Dosen Pengampu : Arifin Muslim, S.Pd.

Disusun oleh :
Galang Septian Bayu Aji 1001100025
Widias Rahayuni 1001100034
Yunita Ukhtiana 1001100041
Irawan Ardhi Susetyo 1001100049
Nur Ali Aziz Adetia 1001100035
Semester/Kelas : III/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2011
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Bilangan Romawi, Bangun Datar, dan Bangun Ruang”. Penulisan
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Matematika Kelas
Tinggi. Penyusunan Makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada :

1. Bapak Arifin Muslim, S.Pd. selaku dosen pengampu kami,


2. Kedua Orang tua kami yang tercinta yang telah memberikan
dukungan hingga terselesaikannya makalah ini,
3. Rekan kelompok kami yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi


penulis, dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun dan
bermafaat dari para pembaca sangat penulis harapkan guna kesempurnaan
makalah ini.

Purwokerto, Oktober 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL................................................................................. 1

KATA PENGANTAR................................................................................ 2

DAFTAR ISI.............................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG.......................................................... 4

B. RUMUSAN MASALAH..................................................... 5

C. TUJUAN.............................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 6

A. BILANGAN ROMAWI....................................................... 6

B. BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR.................... 10

C. PEMBELAJARAN MATERI AJAR................................... 15

BAB III PENUTUP................................................................................... 17

A. KESIMPULAN.................................................................... 17

B. SARAN................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 18

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran matematika mempunyai kompleksitas tersendiri dalam
praktik penyelenggaraan pembelajarannya. Penanaman konsep, teori,
pemahaman, dan penalaran perlu disampaikan kepada peserta didik sehingga
siswa secara bertahap dapat memaknai materi yang disampaikan. Perlu
diperhatikan pula bahwa dalam lingkup materi pembelajaran matematika
tersebut selalu berkaitan dengan kasus-kasus yang sifatnya abstrak Hal ini
dapat menjadi problema bagi tenaga pendidik terutama dalam menyiapkan
materi pembelajaran serta bagi siswa dalam upaya memahami materi yang
disampaikan.
Untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang menunjang seperti
komputer, alat peraga, atau media lainnya. Sementara itu, dalam Permendiknas
RI No. 41 (2007:6) disebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan dasar harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yanng
cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
perkembangan fisik serta psiklogis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang
sesuai dengan situasi mengajar dan sekaligus melibatkan peran aktif siswa
dalam proses pembelajarannya. Selain itu, dalam proses pembelajarannya
diubahlah cara belajar “teacher active teaching” menjadi “student active
learning”. Maksudnya adalah perubahan orientasi pembelajaran yang berpusat
pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Untuk dapat merealisasikan program-program pembelajaran pada uraian
di atas, maka perlu kita perhatikan tentang materi, cara dan metode
pembelajarannya. Dalam makalah ini, akan kami bahas seputar materi dan cara

4
pembelajaran yang diperluka bagi pembelajaran matematika khususnya materi
yang akan kami bahas yaitu bilangan romawi, bangun datar, dan bangun ruang.

B. RUMUSAN MASALAH
Pembelajaran matematika mempunyai kadar kesulitannya sendiri
tergantung dari tingkatan materi yang diberikan. Guru hendaknya mempunyai
strategi atau cara belajar yang menunjang bagi pembelajaran yang dilakukan di
kelas. Guru juga hendaknya mengoptimalkan media atau alat peraga yang
tersedia sehingga dapat menunjang pemahaman dan penalaran konsep
matematika pada diri peserta didik. Dalam hal ini, untuk dapat mencapai tujuan
pembelajaran tergantung bagaimana guru menggunakan media dan cara belajar
serta bagaimana siswa menerima dan memahami informasi dari materi yang
disampaikan oleh guru.

C. TUJUAN

a. Seorang pendidik mampu menggunakan media dan alat peraga yang


diperlukan bagi pembelajaran matematika Sekolah Dasar.

b. Seorang pendidik dapat mengetahui langkah-langkah pelaksanakan dalam


proses pembelajaran matematika di Sekolah Dasar

c. Seorang pendidik dapat menemukan cara atau solusi yang terbaik untuk
membantu peserta didik memahami konsep matematika.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. BILANGAN ROMAWI

Standar Kompetensi : Menggunakan Bilangan Romawi

Kompetensi Dasar : - Mengenal lambang bilangan Romawi

- Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan


Romawi

Tujuan Pembelajaran : - Mengenal lambang bilangan Romawi

- Mengenal sistem bilangan Romawi

- Menyatakan bilangan cacah dalam lambang


bilangan Romawi

- Menyatakan lambang bilangan Romawi dalam


bilangan cacah

- Menggunakan bilangan Romawi dalam


kehidupan sehari-hari

1. Mengenal Lambang Bilangan Romawi

Selain bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, maupun


bilangan pecahan yang telah kamu pelajari, satu lagi himpunan bilangan
yang akan kita pelajari adalah bilangan Romawi. Bilangan Romawi tidak
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Mari kita perhatikan contoh-contoh kalimat berikut.

6
1). Marbun tinggal bersama orang tuanya di Jalan Nuri III
nomor 9.
2). Daerah Istimewa Jogjakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono X.
3). Memasuki abad XXI, kita dituntut untuk lebih menguasa
teknologi.

Bagaimana lambang bilangan Romawi? Secara umum, bilangan


Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf) sebagai berikut:
I melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50
C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1.000

2. Membaca Bilangan Romawi


a.) Aturan Penjumlahan Bilangan Romawi
Untuk membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam
bentuk penjumlahan seperti pada contoh berikut ini.
Contoh:
a. II = I + I
=1+1
=2
Jadi, II dibaca 2

b. VIII =V+I+I+I
=5+1+1+1
=8
Jadi, VIII dibaca 8

7
c. LXXVI = L + X + X + V + I
= 50 + 10 + 10 + 5 + 1
= 76
Jadi, LXXVI dibaca 76

b.) Aturan Pengurangan Bilangan Romawi


Bagaimana jika lambang yang menyatakan angka lebih
kecil terletak di sebelah kiri? Untuk membaca bilangan Romawi,
dapat kita uraikan dalam bentuk pengurangan seperti pada contoh
berikut ini.
Contoh:
a. IV = V – I
=5–1
=4
Jadi, IV dibaca 4

b. IX = X – I
= 10 – 1
=9
Jadi, IX dibaca 9

c. XL = L – X
= 50 – 10
= 40
Jadi, XL dibaca 40

c.) Menuliskan Bilangan Romawi

8
Aturan-aturan dalam menuliskan lambang bilangan
Romawi sama dengan yang telah kalian pelajari di depan. Mari kita
perhatikan contoh berikut ini.

Contoh:
1. 24 = 20 + 4
= (10 + 10) + (5 – 1)
= XX + IV
= XXIV
Jadi, lambang bilangan Romawi 24 adalah XXIV

2. 48 = 40 + 8
= (50 – 10) + (5 + 3)
= XL + VIII
= XLVIII
Jadi, lambang bilangan Romawi 48 adalah XLVIII

3. 139 = 100 + 30 + 9
= 100 + (10 + 10 + 10) + (10 – 1)
= C + XXX + IX
= CXXXIX
Jadi, lambang bilangan Romawi 139 adalah CXXXIX

9
B. BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR

Standar Kompetensi : Memahami sifat bangun ruang sederhana dan


hubungan antarbangun datar
Kompetensi Dasar : - Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana
- Menentukan jaring-jaring balok dan kubus
- Mengidentifikasi benda- benda dan bangun
datar simetris
- Menentukan hasil pencerminan suatu bangun
datar
Tujuan Pembelajaran : - Menyebutkan syarat- syarat bangun ruang
- Menyebutkan dan menggambar bangun sesuai
sifat- sifat bangun ruang yang diberikan
- Menggambar dan membuat berbagai jaring-
jaring kubus dan balok.
- Mengelompokkan dan memberi contoh bangun
datar yang simetris dan tidak simetris.
- Mengidentifikasi bangun datar yang simetris
- Membuat bangun – bangun datar yang simetris.
- Mengenal bangun datar yang tidak simetris.
- Menentukan sumbu simetri suatu bangun datar.
- Menggambar cerminan dari bangun datar
sederhana

1. BANGUN RUANG SEDERHANA DAN


SIFAT-SIFATNYA

10
Dalam bangun ruang dikenal istilah sisi, rusuk, dan titik sudut. Mari
kita perhatikan bangun ruang berikut ini.

Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang.


Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang.
Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang.

a. Kubus

b. Balok

11
c. Kerucut

d. Tabung

e. Bola

2. JARING-JARING KUBUS DAN BALOK


Bangun ruang kubus dan balok terbentuk dari bangun datar persegi
dan persegi panjang. Gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus

12
disebut jaring-jaring kubus. Sedangkan jaring-jaring balok adalah
gabungan dari beberapa persegi panjang yang membentuk balok.

3. MENGENAL BANGUN DATAR SIMETRIS


Sebelum mempelajari benda atau bangun datar simetris, coba kamu
ingat bangun-bangun datar yang pernah kamu pelajari di kelas-kelas
sebelumnya. Apakah yang dimaksud benda simetris?

Persegi panjang merupakan benda simetris karena mempunyai garis


lipatan yang dapat mempertemukan sisi-sisi luarnya dengan tepat. Sedangkan
jajargenjang bukan merupakan benda simetris karena tidak ada garis lipatan
yang dapat mempertemukan sisi-sisi luarnya dengan tepat.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa bangun simetris adalah
bangun yang dapat dilipat (dibagi) menjadi dua bagian yang sama persis baik
bentuk maupun besarnya. Sedangkan bangun tidak simetris disebut bangun
asimetris.

4. PENCERMINAN BANGUN DATAR


Mari kita perhatikan pencerminan bagun datar segitiga berikut ini.

13
Dari gambar di atas, dapat kita tuliskan sifat bayangan benda
yang dibentuk oleh cermin sebagai berikut.
1. Bentuk dan ukuran bayangan sama persis dengan benda.
2. Jarak bayangan dari cermin sama dengan jarak benda dari cermin.
3. Bayangan dan benda saling berkebalikan sisi (kanan kiri atau
depan belakang), sehingga dikatakan bayangan simetris dengan
benda (cermin sebagai sumbu simetri).

14
C. Pembelajaran Materi Ajar

1. Bilangan Romawi

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

- Guru mengajak siswa untuk Siswa berdoa


berdoa
Siswa dalam posisi duduk
- Guru mengajak siswa untuk tenang dan siap menerima materi
tenang ajar dari guru

- Guru melakukan apersepsi


Siswa memperhatikan,
kepada peserta didik berupa mendengarkan serta
memahami materi yang
nama/ lambang sesuatu berkaitan
disampikan oleh guru
dengan bilangan romawi

- Guru mengenalkan pada siswa


Siswa menyebutkan bilangan
lambang bilangan romawi romawi secara bersama-sama.
beserta artinya

- Guru menuliskan contoh-contoh Siswa mencatat apa yang


lambang romawi di papan tulis ditulis guru

- Guru membuat beberapa soal

15
terkait dengan materi bilangan Siswa mengerjakan soal yang
romawi, kemudian menunjuk dibuat oleh guru, kemudian
menjawabnya di papan tulis
beberapa siswa untuk
mengerjakan di papan tulis

- Guru menanyakan kepada siswa Siswa bertanya pada guru


mengenai materi yang sekiranya tentang materi yang belum
belum dikuasai siswa dipahami

2. Bangun Datar dan Bangun Ruang

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

- Guru mengajak siswa untuk berdoa Siswa berdoa

- Guru mengajak siswa untuk tenang Siswa dalam posisi duduk


tenang dan siap menerima
materi ajar dari guru

- Guru melakukan apersepsi kepada Siswa memperhatikan,


peserta didik berupa nama/ mendengarkan serta
lambang sesuatu berkaitan dengan memahami materi yang
bilangan romawi disampikan oleh guru

- Guru menyebutkan definisi Siswa mendengarkan dan


bangun datar dan bangun ruang memahami definisi bangun
datar dan bangun ruang

Siswa mengidentifikasi
- Guru mengenalkan dan
bangun datar dan bangun
menggambar jenis-jenis bangun
ruang
datar dan bangun ruang
Siswa mengerjakan soal
- Guru membuat beberapa
soal yang diberikan oleh guru
terkait dengan materi bangun datar

16
dan bangun ruang

- Guru menanyakan kepada siswa Siswa bertanya pada guru


mengenai materi yang sekiranya tentang materi yang belum
belum dikuasai siswa dipahami

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bilangan Romawi berasal dari bangsa Romawi yang ditulis dengan
angka Romawi. Bilangan Romawi digunakan dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada alamat rumah, nama tingkatan atau derajat dan sebagainya.
Bangun datar merupakan pertemuan dari garis-garis yang berpotongan.
Bangun datar terdiri dari dua dimensi. Sedangkan bangun ruang adalah suatu
bangun yang dibatasi oleh bidang-bidang yang saling berhubungan, yang
berwujud 3 dimensi dan memiliki volume.

B. SARAN

Dalam penyampaian materi, guru hendaknya guru dapat menguasai


materi serta dapat menyampaikannya secara optimal sesuai dengan
kemampuan dan kondisi siswa yang bersangkutan. Selain itu, dalam praktik
pembelajarannya memerlukan media pembelajaran ataupun alat peraga
penunjang pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mustaqim, Burhan, dan Ary Astuti. 2008. Ayo Belajar Matematika SD Kelas IV.
Jakarta : CV. Buana Raya.

Indriyastuti. 2008. Matematika Idolaku SD Kelas IV. Solo : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.

18

Anda mungkin juga menyukai