Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu matakuliah pokok untuk itu matematika salah
satu mata pelajaran yang wajib di pelajari, dan matematika merupakan permasalahan
dunia sehingga matematika tidak hanya berkaitan dengan angka .Untuk itu banyak sekali
bidang kajian yang di pelajari di program studi matematika, bagi anda yang ingin melatih
daya nalar dan kemampuan mengalisa, program studi ini media yang tepat untuk
mengembangkan diri, melalui program studi ini, anda juga akan mengetahui manfaat
matematika dalam kehidupan sehari- hari misaya masalah- masalah yang bebrkaitan
dengan telekomukasi asuransi dan perbankan, keuangan, dasar ilmu dari berbagai cabang
ilmu pengetahuan baikilmu eksak maupun ilmu noneksak. Keberhasilan belajar
matematika dapatdiukur dari sejauh mana mahasiswa dapat mengikuti kegiatan
tersebut.Keberhasilan belajar juga dapat ditinjau dari tingkat pemahaman dan
penguasaanmateri mahasiswa dalam belajar. Namun, kenyataannya dapat dilihat
bahwapemahaman dan penguasaan dalam matematika mahasiswa belum
maksimal.Kenyataan tersebut mendorong peneliti untuk menganalisis kesulitan
Mahasiswadalam menyelesaikan soal matematika.Kalkulus Peubah Banyak merupakan
mata kuliah yang tidak asing lagi bagimahasiswa Pendidikan Matematika. Namun, realita
yang ada di perguruan tinggimasih banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soalKalkulus Peubah Banyak. Hal ini menyebabkan mahasiswa terpaksa
mengambilkelas revisi di semester selanjutnya. Mata kuliah Kalkulus Peubah
Banyakmerupakan syarat wajib bagi mahasiswa Pendidikan Matematika
dalammenempuh kuliah.

Mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak ini sebagai syaratuntuk mengambil mata
kuliah tertentu yang berkaitan dengan kelanjutan dariilmu Kalkulus. Kalkulus ada dua
cabang yaitu Kalkulus defferensial atau turunan dan Kalkulus Integral. Kalkulus
merupakan cabang dari ilmumatematika yang diterapkan untuk menyelesaikan berbagai
problema dalamberbagai bidang ilmu seperti teknik, fisika, kedokteran, kimia, ekonomi
danberbagai ilmu lainnya.Kesulitan belajar ataubisa disebutlearning difficulty atau
learning disorderadalah suatu kelainan yang membuat individu yang bersangkutan sulit
untukmelakukan kegiatan belajar secara efektif (Jamaris, 2014: 3).

Menurut Mulyadi(2010: 6) kesulitan belajar adalah suatu kondisitertentuyang


ditandai dengan 2 hambatan hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga
memerlukanusaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi.Sedangkan menurut
Abdurrahman (2010: 1) kesulitan belajar dapat dibagimenjadi dua, yaitu kesulitan belajar
yang berhubungan denganperkembangan(mencakup gangguan motorik, kesulitan
komunikasi, dan kesulitan dalampenyesuaian perilaku sosial), dan kesulitan belajar

1
akademik (mencakuppenguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, dan
pemahamanmatematika). Karakteristik dalam kesulitan belajar matematika yaitu
adanyagangguan dalam hubungan ruang, abnormalitas persepsi visual, asosiasi
visualmotor, perseverasi, kesulitan mengenal dan memahami simbol, kesulitan
dalambahasa dan membaca, gangguan penghayatan tubuh, dan kekeliruanyangdilakukan
peserta didik yang berkesulitan belajar matematika.Kesulitan mahasiswa dalam
menyelesaikan soal Kalkulus Peubah Banyak iniperlu di analisis untuk mengetahui
kesulitan yang dialami mahasiswa. Baik,kesulitan dalam aspek peservasi, kesulitan dalam
aspek pemahaman konsepmaupun kesulitan dalam aspek perhitungan. Analisis kesulitan
dalammenyelesaikan soal Kalkulus Peubah Banyak digunakan untuk peningkatan
hasilbelajar mahasiswa dan mengatasi kesulitan mahasiswa dalam pembelajaransehingga
dapat meminimalisir terjadinya revisi mata kuliah Kalkulus PeubahBanyak. Berdasarkan
hasil Ujian Tengah Semester Kalkulus Peubah Banyaktahun ajaran 2016/2017
terdapat85,45%mahasiswayang memiliki nilai rendah.Berkaitan dengankesulitan belajar
matematika, hasil penelitian lain,Kumalasari, A. dan Sugiman (2015) menunjukkan
bahwa kesulitan belajarmatematika mahasiswa terletak pada pengetahuan faktual 12,2%,
pengetahuankonseptual 19,7%, pengetahuan prosedural 20,7%, dan
pengetahuanmetakognitif 47,4%.Adapun penelitian Abidin, Zainal (2012)
mengungkapkanbahwa kesalahan yang dilakukan mahasiswa adalah kesalahan fakta,
kesalahanketrampilan, kesalahan konsep, dan kesalahan prinsip.Penelitian Widodo (2013)
menyatakan bahwa kesalahan tahap pertamaadalahkesalahan kebiasaan 4,14%, kesalahan
intepretasi bahasa 0,69%, dankesalahan fakta 4,14%. Kesalahan tahap kedua adalah
kesalahan konsep 8,28%3dan kesalahan prinsip 6,90%. Kesalahan tahap ketiga adalah
kesalahan prinsip4,14%, dan kesalahan prosedur 14,48%, serta seluruh mahasiswa
melakukankesalahan prinsip pada tahap keempat.

1.2 TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui mata kuliah matematika dasar dari awal pertemuan hingga


pertengahan pertemuan.
2. Mengetahui bahan bahan materi yang disiapkan untuk menghadapi uts.
3. Mengetahui dasar tahap perhitungan awal semester matematika dasar

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BILANGAN REAL RASIONAL DAN IRRASIONAL

Himpunan bilangan real terdiri atas bilangan rasional dan irrasional.Dikenal


juga bilangan imajiner yaitu –1. Paduan bilangan real dan bilangan imajiner disebut
bilangankompleks. Ditulis a + b–1, dimana a dan b bilangan real. Bila i = –1 maka
ditulis menjadi a + bi.

Sifat-sifat urutan bilangan:


1. Trikotomi : jika x dan y suatu bilangan, berlaku: x < y atau x = y atau x > y
2. Transitif : jika x < y dan y < z maka x < z
3. Penambahan : jika x < y jika dan hanya jika x + z < y + z
4. Perkalian : jika z positip maka x < y jika dan hanya jika xz < yz
jika z negatip maka x < y jika dan hanya jika xz > yz

Skala bilangan merupakan penampilan secara grafis dari himpunan bilangan real oleh
simbol titik-titikpada sebuah garis. Garis tersebut dinamakan garis bilangan. Setiap
bilangan dinyatakan hanya oleh satutitik, dan demikian pula sebuah titik hanya mewakili
sebuah bilangan. Jika a dan b adalah dua bilanganberbeda dan a < b, maka a terletak di
sebelah kiri b pada garis bilangan tersebut.

Interval bilangan dapat dibedakan atas interval hingga dan interval tak hingga.

a. Interval hingga: jika a dan b adalah dua bilangan real berbeda dimana a < b,
himpunan bilangan x
antara a dan b dikatakan memiliki interval hingga. Titik a dan b disebut titik ujung
interval.:
o Terbuka : a x b
o Tertutup : a x b
o Semi Terbuka : a x b atau a x b

b. Interval tak hingga: jika a sebuah bilangan real, maka himpunan bilangan x yang
memenuhi x 
a, x a, x a, atau x a, dikatakan memiliki interval tak hingga.xa binterval terbukaa x
bxa binterval tertutupa x bxa binterval semi terbuka

3
2.2 PERTIDAKSAMAAN

1 tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas ditambah atau


dikurangi dengan bilangan yang sama

Jika a < b maka:


a+c<b+c
a–c<b–c
2 tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas dikali atau
dibagi denganbilangan positif yang sama

a < b, dan c adalah bilangan positif, maka:


a.c < b.c
a/b < b/c

3 tanda pertidaksamaan akan berubah jika kedua ruas


pertidaksamaan dikali atau dibagi dengan bilangan negatif yang sama

Jika a < b, dan c adalah bilangan negatif, maka:


a.c > b.c
a/c > b/c

4 tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas positif masing-


masingdikuadratkan

Jika a < b; a dan b sama-sama positif, maka: a2 < b2

Pertidaksamaan Linear

→ Variabelnya berpangkat 1
Penyelesaian:
Suku-suku yang mengandung variabel dikumpulkan di ruas kiri, dan konstanta
diletakkan di ruas kanan

4
Contoh:

Pertidaksamaan Kuadrat

→ Variabelnya berpangkat 2
Penyelesaian:

1. Ruas kanan dibuat menjadi nol


2. Faktorkan
3. Tentukan harga nol, yaitu nilai variabel yang menyebabkan nilai faktor
sama dengan nol
4. Gambar garis bilangannya

Jika tanda pertidaksamaan ≥ atau ≤, maka harga nol ditandai dengan titik hitam •
Jika tanda pertidaksamaan > atau <, maka harga nol ditandai dengan titik putih °

5. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval di garis bilangan.
Caranya adalah dengan memasukkan salah satu bilangan pada interval
tersebut pada persamaan di ruas kiri.

Tanda pada garis bilangan berselang-seling, kecuali jika ada batas rangkap (harga
nol yang muncul 2 kali atau sebanyak bilangan genap untuk pertidaksamaan
tingkat tinggi), batas rangkap tidak merubah tanda

6. Tentukan himpunan penyelesaian

→ jika tanda pertidaksamaan > 0 berarti daerah pada garis bilangan yang diarsir
adalah yang bertanda (+)
→ jika tanda pertidaksamaan < 0 berarti daerah pada garis bilangan yang diarsir
adalah yang bertanda (–)
Contoh:
(2x – 1)2 ≥ (5x – 3).(x – 1) – 7
4x2 – 4x + 1 ≥ 5x2 – 5x – 3x + 3 – 7
4x2 – 4x + 1 – 5x2 + 5x + 3x – 3 + 7 ≥ 0
–x2 + 4x + 5 ≥ 0

5
–(x2 – 4x – 5) ≥ 0
–(x – 5).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 5 = 0 atau x + 1 = 0
x = 5 atau x = –1
Garis bilangan:

 menggunakan titik hitam karena tanda pertidaksamaan ≥


 jika dimasukkan x = 0 hasilnya positif
 karena 0 berada di antara –1 dan 5, maka daerah tersebut bernilai positif,
di kiri dan kanannya bernilai negatif
 karena tanda pertidaksamaan ≥ 0, maka yang diarsir adalah yang positif

Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 5}

Pertidaksamaan Tingkat Tinggi

→ Variabel berpangkat lebih dari 2


Penyelesaian sama dengan pertidaksamaan kuadrat
Contoh:
(2x + 1)2.(x2 – 5x + 6) < 0
(2x + 1)2.(x – 2).(x – 3) < 0
Harga nol: 2x + 1 = 0 atau x – 2 = 0 atau x – 3 = 0
x = –1/2 atau x = 2 atau x = 3
Garis bilangan:

 menggunakan titik putih karena tanda pertidaksamaan <


 jika dimasukkan x = 0 hasilnya positif
 karena 0 berada di antara –1/2 dan 2, maka daerah tersebut bernilai positif
 karena –1/2 adalah batas rangkap (–1/2 muncul sebanyak 2 kali sebagai
harga nol, jadi –1/2 merupakan batas rangkap), maka di sebelah kiri –1/2
juga bernilai positif
 selain daerah yang dibatasi oleh batas rangkap, tanda positif dan negatif
berselang-seling
 karena tanda pertidaksamaan ³ 0, maka yang diarsir adalah yang positif

Jadi penyelesaiannya: {x | 2 < x < 3}

6
Pertidaksamaan Pecahan

→ ada pembilang dan penyebut


Penyelesaian:

1. Ruas kanan dijadikan nol


2. Samakan penyebut di ruas kiri
3. Faktorkan pembilang dan penyebut (jika bisa)
4. Cari nilai-nilai variabel yang menyebabkan pembilang dan penyebutnya
sama dengan nol (harga nol untuk pembilang dan penyebut)
5. Gambar garis bilangan yang memuat semua nilai yang didapatkan pada
langkah 4

Apapun tanda pertidaksamaannya, harga nol untuk penyebut selalu digambar


dengan titik putih (penyebut suatu pecahan tidak boleh sama dengan 0 agar
pecahan tersebut mempunyai nilai)

6. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval

Contoh 1:

Harga nol pembilang: –5x + 20 = 0


–5x = –20 → x = 4
Harga nol penyebut: x – 3 = 0 → x = 3
Garis bilangan:
→ x = 3 digambar menggunakan titik putih karena merupakan harga nol untuk
penyebut

Jadi penyelesaiannya: {x | 3 < x ≤ 4}

Contoh 2:

7
Harga nol pembilang: x – 2 = 0 atau x + 1 = 0
x = 2 atau x = –1
Harga nol penyebut: tidak ada, karena penyebut tidak dapat difaktorkan dan jika
dihitung nilai diskriminannya:
D = b2 – 4.a.c = 12 – 4.1.1 = 1 – 4 = –3
Nilai D-nya negatif, sehingga persamaan tersebut tidak mempunyai akar real
(Catatan: jika nilai D-nya tidak negatif, gunakan rumus abc untuk mendapat harga
nol-nya)
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | x ≤ –1 atau x ≥ 2}

Pertidaksamaan Irasional/Pertidaksamaan Bentuk Akar

→ variabelnya berada dalam tanda akar


Penyelesaian:

1. Kuadratkan kedua ruas


2. Jadikan ruas kanan sama dengan nol
3. Selesaikan seperti menyelesaikan pertidaksamaan linear/kuadrat
4. Syarat tambahan: yang berada di dalam setiap tanda akar harus ≥ 0

Contoh 1:

Kuadratkan kedua ruas:


x2 – 5x – 6 < x2 – 3x + 2
x2 – 5x – 6 – x2 + 3x – 2 < 0
–2x – 8 < 0
Semua dikali –1:
2x + 8 > 0
2x > –8
x > –4
Syarat 1:
x2 – 5x – 6 ≥ 0

8
(x – 6).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 6 = 0 atau x + 1 = 0
x = 6 atau x = –1
Syarat 2:
x2 – 3x + 2 ≥ 0
(x – 2).(x – 1) ≥ 0
Harga nol: x – 2 = 0 atau x – 1 = 0
x = 2 atau x = 1

Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | –4 < x ≤ –1 atau x ≥ 6}

Contoh 2:

Kuadratkan kedua ruas:


x2 – 6x + 8 < x2 – 4x + 4
x2 – 6x + 8 – x2 + 4x – 4 < 0
–2x + 4 < 0
–2x < –4
Semua dikalikan –1
2x > 4
x>2
Syarat:
x2 – 6x + 8 ≥ 0
(x – 4).(x – 2) ≥ 0
Harga nol: x – 4 = 0 atau x – 2 = 0
x = 4 atau x = 2

9
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | x ≥ 4}

Pertidaksamaan Nilai Mutlak

→ variabelnya berada di dalam tanda mutlak | ….. |


(tanda mutlak selalu menghasilkan hasil yang positif, contoh: |3| = 3; |–3| = 3)
Pengertian nilai mutlak:

Penyelesaian:
Jika |x| < a berarti: –a < x < a, dimana a ≥ 0
Jika |x| > a berarti: x < –a atau x > a, dimana a ≥ 0

Contoh 1:
|2x – 3| ≤ 5
berarti:
–5 ≤ 2x – 3 ≤ 5
–5 + 3 ≤ 2x ≤ 5 + 3
–2 ≤ 2x ≤ 8
Semua dibagi 2:
–1 ≤ x ≤ 4

Contoh 2:
|3x + 7| > 2
berarti:
3x + 7 < –2 atau 3x + 7 > 2
3x < –2 – 7 atau 3x > 2 – 7
x < –3 atau x > –5/3

10
Contoh 3:
|2x – 5| < |x + 4|
Kedua ruas dikuadratkan:
(2x – 5)2 < (x + 4)2
(2x – 5)2 – (x + 4)2 < 0
(2x – 5 + x + 4).(2x – 5 – x – 4) < 0 (Ingat! a2 – b2 = (a + b).(a – b))
(3x – 1).(x – 9) < 0
Harga nol: 3x – 1 = 0 atau x – 9 = 0
x = 1/3 atau x = 9

Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | 1/3 < x < 4}

Contoh 4:
|4x – 3| ≥ x + 1
Kedua ruas dikuadratkan:
(4x – 3)2 ≥ (x + 1)2
(4x – 3)2 – (x + 1)2 ≥ 0
(4x – 3 + x + 1).(4x – 3 – x – 1) ≥ 0
(5x – 2).(3x – 4) ≥ 0
Harga nol: 5x – 2 = 0 atau 3x – 4 = 0
x = 2/5 atau x = 4/3
Syarat:
x+1≥0
x ≥ –1

Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 2/5 atau x ≥ 4/3}

Contoh 5:
|x – 2|2 – |x – 2| < 2
Misalkan |x – 2| = y
y2 – y < 2
y2 – y – 2 < 0
(y – 2).(y + 1) < 0

11
Harga nol: y – 2 = 0 atau y + 1 = 0
y = 2 atau y = –1
Garis bilangan:

Artinya:
–1 < y < 2
–1 < |x – 2| < 2
Karena nilai mutlak pasti bernilai positif, maka batas kiri tidak berlaku
|x – 2| < 2
Sehingga:
–2 < x – 2 < 2
–2 + 2 < x < 2 + 2
0<x<4

2.3 Pecahan

12
Bentuk umum : A. Pembilang

B .Penyebut dimana b≠0

Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p/q, dengan p
dan q adalah bilangan bulat dan q ≠0. Bilangan p disebut pembilang dan bilangan
q disebut penyebut. Pecahan dapat dikatakan senilai apabila pecahan tersebut
mempuyai nilai atau bentuk paling sederhana sama

Contoh:
5/7; 5 dikatakan sebagai pembilang dan 7 dikatakan sebagai penyebut
10/45; 10 dikatakan sebagai pembilang dan 45 dikatakan sebagai penyebut

Jenis jenis pecahan

Pecahan Biasa
Yaitu pecahan dengan pembilang dan penyebutnya merupakan bilangan bulat
Contoh:
1/4 , 2/5 , 9/10

Pecahan Murni
Yaitu pecahan yang pembilang dan penyebutnya merupakan bilangan bulat dan
berlaku pembilang kurang atau lebih kecil dari penyebut. Pecahan murnai dapat
dikatakan sebagai pecahan biasa tetapi pecahan biasa belum tentu dapat dikatakan
sebagai pecahan murni
Contoh:
1/6 , 3/5, 7/15

Pecahan campuran
Pecahan yang terdiri atas bagian bilangan bulat dan bagian pecahan murni
Contoh:
3 ½, 4 ½, 5 ¾,

Pecahan desimal
Yaitu pecahan dengan penyebut 10, 100, 1000, dan seterusnya, dan ditulis dengan
tanda koma,
Contoh:
0,4; 4,6; 9,2

Persen atau perseratus


Yaitu pecahan dengan penyebut 100 dan dilambangkan dengan %

13
Contoh:
4% artinya 4/100
35% artinya 35/100

Permil atau perseribu


Yaitu pecahan dengan penyebut 1.000 dan dilambangkan dengan %0
Contoh:
8%0 artinya 8/1000
125%0 artinya 125/100

Pecahan Senilai.
Perhatikan gambar dibawah ini,

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa , , dan memiliki ukuran yang sama,
dengan begitu pecahan-pecahan tersebut bisa dikatakan senilai.

Jadi,Pecahan senilai adalah pecahan yang memiliki nilai yang sama.

Untuk memperoleh pecahan senilai, perhatikan uraian berikut ini;


—————-> dan adalah pecahan senilai.
—————-> dan adalah pecahan senilai
—————-> dan adalah pecahan senilai
—————-> dan adalah pecahan senilai

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa;


Untuk memperoleh pecahan-pecahan yang senilai dapat dilakukan dengan
mengalikan atau membagi penyebut dan pembilang dengan bilangan yang sama.

Secara umum dapat dituliskan;


Bila diketahui, pecahan dengan b ≠ 0 maka berlaku atau ,
dimana n dan m konstanta positif bukan nol.

Contoh soal :

14
Tentukan dua pecahan yang senilai dengan :
a.
b.

Penyelesaian :

a.

Jadi, dua pecahan senilai dengan adalah dan

b.

Jadi, dua pecahan senilai dengan adalah dan

Menyederhanakan Pecahan
Sebelumnya kalian sudah mengetahui cara menentukan pecahan senilai, yaitu
dengan mengalikan atau membagi pecahan tersebut dengan konstanta positif
bukan nol.

Sekarang perhatikan cara menentukan pecahan-pecahan senilai berikut;

Pecahan pada pengerjaan tersebut tidak bisa dibagi lagi dengan bilangan lain
selain nol. Dalam hal ini, adalah pecahan paling sederhana dari .

Untuk memperoleh pecahan , pecahan harus dibagi dengan 12, dimana 12


merupakan FPB dari 24 dan 36.

Sehingga bisa dituliskan:


Dalam menyederhanakan pecahan sebarang , b ≠ 0. Berlaku , dimana n
adalah FPB dari a dan b.

Contoh Soal :
Tentukan pecahan paling sederhana dari .

15
Pembahasan :
Untuk mencari pecahan paling sederhana, pertama, cari dulu FPB dari 18 dan 45.
Setelah dicari, ternyata FPB dari 18 dan 45 adalah 9.
Sehingga;

Jadi pecahan paling sederhana dari adalah .

2.4 BILANGAN BERPANGKAT

16
Apabila sebuah bilangan real dilambangkan dengan huruf a kemudian bilangan bulat

dilambangkan dengan huruf n, maka bilangan berpangkat dapat kita tuliskan

menjadi an (a pangkat n) yang mana merupakan perkalian bilangan a secara berulang

sebanyak n faktor. Bilangan berpangkat dapat dinyatakan dengan rumus di bawah

ini:

Jenis-Jenis Bilangan Berpangkat

Ada beberapa jenis bilangan berpangkat yang dibedakan berdasarkan nilai atau jenis

bilangan yang menempati posisi pangkat.

Bilangan Berpangkat Bulat Positif

ini merupakan hasil dari penyederhanaan sebuah perkalian bilangan yang memiliki

faktor yang sama. Contohnya: 4 x 4 x 4 = 45

maka 45 dapat diartikan sebagai perkalian 4 dengan 4 yang diulang sebanyak 5 kali. Oleh

karenanya, bilangan berpangkat secara umum dirumuskan sebagai berikut:

an = a × a × a ×……..× a ( sebanyak n faktor)

a = bilangan pokok (dasar)

n = pangkat (eksponen)

Contohnya: a7 = a x a x a x a x a x a x a

17
57 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 = 78125

Bilangan Berpangkat Bulat Negatif

Bilangan berpangkat bulat negatif terjadi apabila di dalam operasi hitung pembagian

bilangan berpangkat nilai atau angka pangkat pembagi lebih besar dari pada nilai

pangkat yang dibagi Contoh:

Bilangan berpangkat nol

Amatilah bilangan berpangkat nol di bawah ini!

18
Sifat Sifat Bilangan Berpangkat

19
Di dalam operasi hitung bilangan berpangkat, ada beberapa sifat yang biasa dijadikan
aturan dasar dalam menyelesaikan persoalan-berpangkat. Berikut adalah sifat-sifat da

20
Contoh Soal dan Pembahasan Bilangan Berpangkat

Berikut ini adalah beberapa contoh soal tentang bilangan berpangkat yang dapat kalian

pelajari untuk memperdalam pengetahuan mengenai materi yang sudah dipaparkan di :

21
2.5 LOGARITMA

Logaritma merupakan kebalikan dari perpangkatan. Secara umum, logaritma


didefinisikan sebagai berikut. Misalkan a , b , c ∈ R , a > 0, a ≠ 1, dan c > 0, berlaku a
log c = b jika dan hanya jika a b = c . a b = c ↔ a log c = b a disebut basis (0 < a < 1
atau a > 1) c disebut numerus ( c > 0) b disebut hasil logaritma

Sifat Logaritma dari perkalian

Suatu logaritma merupakan hasil penjumlahan dari dua logaritma lain yang nilai
kedua numerus-nya merupakan faktor dari nilai numerus awal. Berikut modelnya:
a
log p.q = alog p + alog q

dengan syarat a > 0, , p > 0, q > 0.

Perkalian Logaritma

Suatu logaritma a dapat dikalikan dengan logaritma b jika nilai numerus logaritma
a sama dengan nilai bilangan pokok logaritma b. Hasil perkalian tersebut
merupakan logaritma baru dengan nilai bilangan pokok sama dengan logaritma a,
dan nilai numerus sama dengan logaritma b. Berikut model sifat logaritma nya:
a
log b x blog c = alog c

dengan syarat a > 0, .

Sifat Logaritma dari pembagian

Suatu logaritma merupakan hasil pengurangan dari dua logaritma lain yang nilai
kedua numerus-nya merupakan pecahan atau pembagian dari nilai numerus
logaritma awal. Berikut modelnya:

a
log = alog p – alog q

dengan syarat a > 0, , p > 0, q > 0.

Sifat Logaritma berbanding terbalik

Suatu logaritma berbanding terbalik dengan logaritma lain yang memiliki nilai
bilangan pokok dan numerus-nya saling bertukaran. Berikut modelnya:

a
log b =

22
dengan syarat a > 0, .

Logaritma berlawanan tanda

Suatu logaritma berlawanan tanda dengan logaritma yang memiliki numerus-nya


merupakan pecahan terbalik dari nilai numerus logaritma awal. Berikut modelnya:

a
log = – alog

dengan syarat a > 0, , p > 0, q > 0.

Sifat Logaritma dari perpangkatan

Suatu logaritma dengan nilai numerus-nya merupakan suatu eksponen (pangkat)


dapat dijadikan logaritma baru dengan mengeluarkan pangkatnya menjadi
bilangan pengali. Berikut modelnya :
a
log bp = p. alog b

dengan syarat a > 0, ,b>0

Perpangkatan Bilangan Pokok Logaritma

Suatu logaritma dengan nilai bilangan pokoknya merupakan suatu eksponen


(pangkat) dapat dijadikan logaritma baru dengan mengeluarkan pangkatnymenjadi
bilangan pembagi :

Bilangan pokok logaritma sebanding dengan perpangkatan


numerus

Suatu logaritma dengan nilai numerus-nya merupakan suatu eksponen (pangkat)


dari nilai bilangan pokoknya memiliki hasil yang sama dengan nilai pangkat
numerus tersebut. Berikut model sifat logaritma nya:
a
log ap = p

dengan syarat a > 0 dan .

23
Perpangkatan logaritma

Suatu bilangan yang memiliki pangkat berbentuk logaritma, hasil pangkatnya


adalah nilai numerus dari logaritma tersebut. Berikut modelnya:

dengan syarat a > 0, , m > 0.

Mengubah basis logaritma

Suatu logaritma dapat dipecah menjadi perbandingan dua logaritma sebagai


berikut:

dengan syarat a > 0, , p > 0, q > 0

Contoh Soal Logaritma 1

Diketahui 3log 5 = x dan 3log 7 = y. maka, nilai dari 3log 245 1/2 adalah …
? (EBTANAS ’98)

Pembahasan 1
3
log 245 ½ = 3log (5 x 49) ½
3
log 245 ½ = 3log ((5) ½ x (49) ½)
3
log 245 ½ = 3log (5) ½ + 3log (72) ½

3
log 245 ½ = ( 3log 5 + 3log 7)

3
log 245 ½ = (x + y)

Jadi, nilai dari 3log 245 1/2 adalah (x + y).

24
Contoh Soal Logaritma 2

Jika b = a4, nilai a dan b positif, maka nilai alog b – blog a adalah
…? (UMPTN ’97)

Pembahasan 2

Diketahui bahwa b = a4, maka dapat disubstitusi kedalam perhitungan:

a
log b – blog a = alog a4 –

a
log b – blog a = 4 (alog a) – ( alog a)

a
log b – blog a = 4 –

a
log b – blog a =

Jadi, nilai dari alog b – blog a pada soal tersebut adalah .

25
2.6 LOGIKA MATEMATIKA

Pernyataan

yang dimaksud dengan pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai


benar atau salah tetapi tidak sekaligus kedua-duanya (benar dan salah). Dan
suatu kalimat bukan pernyataan jika kita tidak dapat menentukan kalimat
tersebut benar atau salah atau mengandung pengertian relatif. Terdapat dua
jenis pernyataan matematika yaitu pernyataan tertutup dan pernyataan terbuka.
Pernyataan tertutup merupakan pernyataan yang nilai kebenarannya sudah
pasti sedangkan pernyataan terbuka yaitu pernyataan yang nilai kebenarannya
belum pasti. untuk lebih jelasnya perhatikan contoh dibawah ini contoh :

6×5 = 30 ( pernyataan tertutup yang benar )

6+5=10 ( pernyataan tertutup yang salah )

gula putih rasanya manis ( pernyataan terbuka )

Jarak jakarta bandung adalah dekat ( bukan pernyataan, karena dekat itu relatif )

Ingkaran Pernyataan ( negasi )

Ingkaran merupakan pernyataan yang menyangkal yang diberikan. Ingkaran


pernyataan dapat dibentuk dengan menambah ‘Tidak benar bahwa …’ didepan
pernyataan yang diingkar dinotasikan contoh :

pernyataan B : Sepeda motor beroda dua

negasi pernyataan B : tidak benar sepeda motor beroda dua

Konjungsi

suatu pernyataan p dan q dapat digabung dengan kata hubung ‘dan’ sehingga
membentuk pernyataan majemuk ‘ p dan q ‘ yang disebut dengn konjungsi nyang
dilambangkan dengan

26
Tabel disamping menunjukan beberapa pernyataan yang digabungkan menjadi
pernyataan majemuk konjungsi.

Jika menemukan suatu pernyataan, kita pasangkan saja dengan tabel disamping
sehingga kita dapat menemukan bagaimana kalimat majemuk konjungsinya.

Disjungsi

suatu pernyataan p dan q dapat digabung dengan kata hubung ‘atau’ sehingga
membentuk pernyataan majemuk ‘ p atau q’ yang disebut dengn disjungsi yang
dilambangkan dengan

Tabel disamping menunjukan beberapa pernyataan yang digabungkan menjadi


kalimat majemuk disjungsi.

sehingga jika kita menemukan suatu pernyataan dan akan kita jadikan kalimat
majemuk disjungsi kita tinggal lihat tabel, cari mana yang cocok maka kita akan
menemukan bagaimana bentuk kalimat majemuk disjungsinya.

27
Implikasi

suatu pernyataan p dan q dapat digabung dengan kata hubung ‘jika maka’
sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘ jikap maka q’ yang disebut dengan
implikasi dan dilambangkan dengan

Tabel diatas menunjukan beberapa pernyataan yang digabungkan menjadi kalimat


majemuk implikasi.

sehingga jika kita menemukan suatu pernyataan dan akan kita jadikan kalimat
majemuk implikasi kita tinggal lihat tabel disamping, cari mana yang cocok maka
kita akan menemukan bagaimana bentuk kalimat majemuk implikasinyanya.

Biimplikasi

suatu pernyataan p dan q dapat digabung dengan kata hubung ‘jika dan hanya
jika’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘ p jika dan hanya jika q’ yang
disebut dengan biimplikasi dan dilambangkan dengan

28
Tabel disamping menunjukan beberapa pernyataan yang digabungkan menjadi
kalimat majemuk biimplikasi.

sehingga jika kita menemukan suatu pernyataan dan akan kita jadikan kalimat
majemuk biimplikasi kita tinggal lihat tabel disamping, cari mana yang cocok
maka kita akan menemukan bagaimana bentuk kalimat majemuk
biimplikasinyanya. Maka kita akan lebih mudah dalam menyelesaikan soal yang
nanti akan kita hadapi.

Ekuivalensi pernyataan-pernyataan majemuk

Ekuivalensi dari pernyataan-pernyataan majemuk ini sangat penting. Kita


harus tahu bentuk negasi dari konjungsi, negasi dari disjungsi dan lain sebagainya
dalam menyelesaikan berbagai bentuk pernyataan yang nantinya akan muncul.
Jadi kita harus hafal bentuk euivalensi pernyataan-pernyataan majemuk
disamping. Maka kita akan lebih mudah dalam menyelesaikan berbagai tipe soal
yang nantinya akan kita temui. Alangkah baiknya kita hafal ekuivalensi
pernyataan-pernyataan disamping.

Tidak perlu bingung dan terbebani, kunci dari matematika adalah hafal rumus dan
bisa menggunakannya. Jika kita sering latihan soal maka secara otomatis kita akan
hafal, dan pastinya kita akan mudah menggunakan rumus tersebut jika diterapkan
dalam soal.

29

Anda mungkin juga menyukai