Anda di halaman 1dari 7

Analisis data dan intrepretasi data terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam

pelaksanaan penelitian tindakan dapat dilakukan sepanjang proses penelitian.Karena penelitian


tindakan adalah penelitian yang bersifat dialektik, yaitu: perencanaan, tindakan yang diserta
dengan pengumpulan data, dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi data, perencanaan baru,
tindakan dan pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lagi dan seterusnya.

Analisis data dalam pelaksanaan penelitian tindakan sangat berbeda dengan analisis data
pada jenis penelitian lainnya. Analisis data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif menggunakan pendekatan statistik, uji perbedaan, uji korelasi, dsb. Sedangkan, pada
penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-
kualitatif atau dengan kata lain menguraikan atau menjelaskan secara jelas hasil temuan yang
diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

G.E. Mills (2000) mengemukakan beberapa teknik analisis data pada penelitian tindakan,
yaitu:

1. Mengindentifikasi tema-tema. Dari data yang terkumpul melalu proses induktif dapat
diidentifikasi menjadi tema-tema tertentu. Penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yg khusus
untuk diperlakukan secara umum
2. Membuat kode pada hasil survai, interviu, dan angket. Pengkodean ini dapat dilakukan untuk
mengelompokkan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dsb.
3. Mengajukan pertanaan kunci. Pertanyaan kunci membantu mensistematiskan data yang dapat
membentuk informasi yang bermakna
4. Peta konsep. Memetakan secara visual faktor-faktor yang terkait dengan subjek, data, proses
pembelajaran, masalah, dsb.
5. Analisis faktor yang mendahuli dan mengikuti.
6. Penyajian hasil temuan dalam bentuk tabel, grafik, peta, bagan, gambar, dll.
7. Mengemukakan apa yang belum ditemukan.
Analisis data dalam PTK adalah suatu kegiatan mencermati atau menelaah, menguraikan
dan mengkaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil
pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan
pembelajaran
Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.

1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan, baik yang diperoleh
dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data
kuantitatif.
Contoh data kuantitatif: skor tes awal Tina untuk mata pelajaran matematika= 65, berat
badan Tini 47 kg, panjang meja tulis 150 cm.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat, atau data yang
dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: baik, buruk, pandai, dan
sebagainya.
Contoh data kualitatif: siswa berdiskusi secara aktif, perhatian siswa terhadap mata
pelajaran IPS rendah, dan rata-rata skor UAS semester ini naik.
C. Teknik atau Langkah – Langkah dalam Menganalisis Data Penelitian Tindakan Kelas

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dalam proposal. Karena adanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode
statistic yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua variabel, bila
datanya ordinal maka statistic yang digunakan adalah Korelasi Spearman Rank, sedang bila
datanya interval atau ratio digunakan Korelasi Pearson Product Moment. Bila akan menguji
signifiknasi konparasi data dua sampel, datanya interval atau ratio digunakan t-test dua sampel,
bila datanya nominal digunakan chi kuadrat. Selanjutnya bila akan menguji hipotesis konparatif
lebih dari dua sampel datanya interval digunakan analisis varian.

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan
teknik pengumpulan data yang bermacam – macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus
menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan
variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun
tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya
yang jelas, oleh Karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Seperti
dinyatakan oleh Miles and Huberman (1984), bahwa “The most srious and central difficulty in
the use of qualitative data is that methods of analysis are not well formulate”. Yang paling
seriius dan sulit dalam analisis data kulitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan
dengan baik. Selanjutnya Susan Stainback menyatakan: “There are no guidelines in qualitative
research for determining how much data and data analysis are necessary to support and
assertion, conclusion, or theory”. Belumlam penelitian ada panduan dalam penelitian
kualitatif menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung
kesimpulan atau teori. (Prof. Dalam pelaksanaan semua jenis penelitian termasuk penelitian
tindakan kelas maka prosedur atau teknik pengumpulan data memiliki peran penting.

Selain persyaratan pengumpulan data yang harus memiliki kriteria tertentu, seperti
validitas, reliabilitas, dan kegunaan atau manfaatnya. Juga harus memiliki teknik pengumpulan
data, hal ini terkait dengan pelaksanaannya bahwa dalam melakukan pengumpulan data tidak
hanya menggunakan satu cara tetapi multi teknik atau multi instrumen.

Menurut pendapat Wolcot (1992) bahwa ada 3 (tiga) teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Pengalaman
Pengalaman adalah satu teknik dalam pengumpulan data, dengan pengalaman seorang guru yang
sekaligus bertindak sebagai peneliti dapat dengan mudah melakukan pengumpulan data terkait
dengan subjek penelitiannya hal ini disebabkan pengetahuan situasi dan kondisi terhadap kelas
pembelajarannya. Pengalaman dapat dilakukan dengan cara observasi, dalam pelaksanaannya
observasi dapat dikategorikan berdasarkan peran yang dilakukan. Misalnyaobservasi
partisipatif dengan cara seorang peneliti melakukan pengamatan (observasi) sambil ikut serta
dalam kegiatan penelitian yang sedang berjalan.Observasi pasif, dimana seorang peneliti hanya
bertindak sebagai observer yang bertugas untuk mencatat proses-proses yang sedang berjalan
dengan menggunakan instrumen yang disediakan. Observasi khusus, peneliti memiliki peran
tersendiri misalnya hanya memberikan bimbingan.
2. Pengungkapan
Pengungkapan yang dimaksud di sini adalah bagaimana seorang peneliti melakukan
pengumpulan data dengan cara wawancara terhadap subjek penelitian atau terhadap siapa saja
agar supaya terkumpul data yang diperlukan yang memang diperlukan. Beberapa instrumen
dalam penelitian yang dikategorikan wawancara (alat untu mengumpukan data) diantaranya:
wawancara informal, wawancara formal terstruktur atau wawancara tidak terstruktur, angket,
menggunakan skala model Likert atau Thurtston, dengan tes standar (termasuk quiz belajar atau
tes hasil belajar), dan beberapa instrumen lainnya sesuai dengan data yang ingin dikumpulkan.
3. Pembuktian
Jika proses pengungkapan selesai maka pada tahap selanjutnya adalah melakukan pembuktian,
pelaksanaan pembuktian dapat dilakukan dengan teknik dokumentasi data-data yang terkait.

1. Teknik Analisis Data Kualitatif


Ada berbagai teknik analisis data, seperti teknik analisis data kualitatif dengan model
interaktif. Analisis interaktif terdiri dari tiga tiga komponen, yakni: reduksi data, paparan data,
dan penarikan kesimpulan.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam analisis data seperti ini adalah sebagai
berikut.
a) Memilih data (reduksi data)
Pada langkah pemilihan data ini, pilihlah data yang relevan dengan tujuan perbaikan
pembelajaran. Data yang tidak relevan dapat dibuang, dan jika dianggap perlu, guru peserta
dapat menambahkan data baru dengan mengingat kembali peristiwa atau fenomena yang terjadi
selama pelaksanaan rencana tindakan.
b) Mendeskripsikan data hasil temuan (memaparkan data)
Pada kegiatan ini, guru peserta membuat deskripsi dari langkah yang yang dilakukan pada
kegiatan a) tersebut.
c) Menarik kesimpulan hasil deskripsi
Berdasarkan deskripsi yang telah dibuat pada langkah b) tersebut, selajutnya dapat ditarik
kesimpulan hasil pelaksanaan rencana tindakan yang telah dilakukan.
Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan mencari ”pattern” atau pola
(Guba dan Lincoln, 1981). Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan cara
mencari pola atau esensi dari hasil refleksi diri yang dilakukan guru kemudian, digabung dengan
data yang diperoleh dari beberapa pengamat yang membantu.

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitif dalam PTK umumnya berupa angka-angka sederhana, seperti nilai tes
hasil belajar, disktribusi frekuensi, persentase, skor dari hasil angket, dan seterusnya.
Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, antara lain dengan cara:
o Menghitung jumlah,
o Menghitung rata-rata (rerata),
o Menghitung nilai persentase,
 Membuat grafik,
Jika diperlukan data kuantitatif dapat dianalisis secara statistik, misalnya:
o Mengitung nilai beda terkecil,
o Mnghitung nilai korelasi antar variabel,
Analisis data difokuskan pada sasaran/variabel/objek yang akan diperbaiki/
diting-katkan, misalnya tentang kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, frekuensi dan
kualitas pertanyaan, cara menjawab dan penalarannya, kualitas kerjasama kelompok, aktivitas,
partisipasi, motivasi, minat, konsep diri, berpikir kritis, kreativitas, kemandirian, dan lain-lain.
Data dapat berupa angka maupun non-angka (kalimat atau kata-kata), yang dapat dianalisis
deskriptif dan sajian visual yang menggambarkan bahwa tindakan yang dilakukan dapat
menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke arah yang lebih baik jika
dibandingkan keadaan sebelumnya.

Pada umumnya analisis kualitatif terhadap data PTK dapat dilakukan dengan tahap-
tahap: menyeleksi, menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorga-nisasi
(mengaitkan gejala secara sistematis dan logis), membuat abstraksi atas kesim-pulan makna
hasil analisis. Model analisis kualitatif yang terkenal adalah model Miles & Hubberman (1992:
20) yang meliputi : reduksi data (memilah data penting, relevan, dan bermakna dari data yang
tidak berguna), sajian deskriptif (narasi, visual gambar, tabel) dengan alur sajian yang
sistematis dan logis, penyimpulan dari hasil yg disajikan (dampak PTK dan efektivitasnya).
Model analisis ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengumpulan Data Penyajian Data

Verifikasi/Penarikan
Reduksi Data Kesimpulan

BEBERAPA CONTOH ANALISIS DATA DALAM PTK

Bagaimana cara melakukan analisis data dalam PTK ? Jika hanya teoretis mungkin kita
tidak mempunyai gambaran yang jelas. Oleh karena itu berikut ini diberikan beberapa contoh
analisis data yang berupa hasil angket, observasi, dan tes.
PERMASALAHAN 1.

Pak Agus melakukan PTK untuk meningkatkan minat peserta didiknya dengan
menerapkan media instruksional melalui 3 siklus pada peserta didik kelas XA SMA.. Setiap
akhir siklus ia mengambil data minat menggunakan lembar angket, Bagaimana cara
menganalisis data minat tersebut ?

PENJELASAN

Setiap kali kita akan melakukan PTK, maka semua instrumen yang akan diguna-kan
untuk mengambil data harus sudah dipersiapkan. Pada kasus ini lembar angket minat harus
sudah dibuat sebelum PTK dimulai. Angket dapat dibuat sendiri, mengadopsi, atau
mengadaptasi, tetapi yang jelas setiap angket dibuat berdasarkan jabaran aspek yang akan
diteliti yang diambil dari teori. Sebagai contoh, berdasarkan beberapa teori aspek-aspek minat
meliputi:

Tabel 1. Kisi-kisi Butir Angket Minat

No. Aspek Minat Nomor Butir Angket Jumlah

1. Rasa senang 1, 2, 3, 4 4

2. Perhatian 5, 6, 7, 8, 9, 10 6

3. Rasa tertarik 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 10

4. Rasa ingin tahu 21, 22, 23, 24 4

5. Antusiasme / Kemauan 25, 26, 27, 28, 29, 30 6

30

Data minat yang diambil setiap akhir siklus selanjutnya dihitung skor totalnya untuk
setiap peserta didik sesuai dengan skala yang digunakan, misal dari sangat tidak setuju – tidak
setuju - ragu-ragu – setuju - sangat setuju. Selanjutnya skor diubah menjadi persentase (%).
Untuk mengetahui meningkat tidaknya minat, maka % minat setiap peserta didik
diperbandingkan dari siklus 1 – 2 – 3. Perbandingan minat dapat dilakuKan karena instrumen
minat yang digunakan sama. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan minat secara
keseluruhan, maka dihitung rerata % minat untuk setiap siklus. Jika kita ingin melihat kriteria
minat tersebut sangat baik atau sebaliknya, maka digunakan pedoman konversi data kuantitatif
ke kualitatif. Sebagai contoh (Robert Ebel L., 1972: 266):

Tabel 2. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif

Persentase Minat (Kuantitatif) Kriteria Minat (Kualitatif)

80 – 100 Sangat tinggi

60 – 79 Tinggi

40 – 59 Sedang

20 – 39 Rendah

0 - 19 Sangat rendah

DAPUS
Ebel, Robert L.1972. Essentials of Educational Measurement. New Jersey : Prentice Hall Inc.
Englewood Clift

M ills, G. E. (2000). Action Research: a guide for teacher researcher.

London:Printice-Hall International (UK) Limited.

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.

Das Salirawati, TEKNIK ANALISIS DATA DALAM PTK . Yogyakarta : FMIPA UNY
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai