disusun oleh :
Anisafitri Siregar
140100016
Puji dan syukur kepada Tuhan yang mahakuasa, atas segala limpah dan
rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Muntah pada Bayi dan Anak. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca, sehingga makalah inidapat di sempurnakan lagi
pada masa yang akan datang.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Tujuan Makalah...................................................................................................1
1.3. Manfaat Makalah................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................3
2.1. Definisi..................................................................................................................3
2.2. Etiologi..................................................................................................................3
2.3. Patogenesis..........................................................................................................5
2.4. Evaluasi.................................................................................................................5
2.5 Diagnosa................................................................................................................6
2.6 Diagnosa Banding..............................................................................................7
2.7 Tatalaksana.........................................................................................................18
2.8 Komplikasi..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
DAFTAR TABEL
2.1 Definisi
Muntah didefinisikan sebagai pengusiran paksa isi lambung melalui mulut
dan / atau hidung. Muntah berbeda dengan gastroesophageal reflux (GER) dan
regurgitasi karena 2 kondisi terakhir ditandai oleh aliran retrograde cairan duodenum
atau lambung yang mudah ke esofagus dan rongga mulut. Muntah juga berbeda
dengan sindrom ruminasi, di mana pasien mempromosikan diri sendiri untuk
memuntahkan secara elektif, dan sering mengunyah dan menelan makanan yang
dimuntahkan mereka lagi.(vomit in peds)
Kejadian ini biasanya disertai dengan menurunnya tonus otot lambung,
kontraksi, sekresi, meningkatnya aliran darah ke mukosa intestinal, hipersalivasi,
keringat dingin, detak jantung meningkat dan perubahan irama pernafasan. Refluks
duodenogastrik dapat terjadi selama periode nausea yang disertai peristaltik
retrograde dari duodenum ke arah antrum lambung atau secara bersamaan terjadi
kontraksi antrum dan duodenum. Muntah timbul bila persarafan atau otak menerima
satu atau lebih pencetus seperti keracunan makanan, infeksi pada gastrointestinal,
2,3
efek samping obat, atau perjalanan. Mual biasanya dapat timbul sebelum muntah .
2.2 Etiologi
Penyebab paling sering muntah pada anak adalah refluks esophageal,
gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Berikut disertakan tabel mengenai
2
penyebab muntah pada anak berdasarkan usia anak tersebut .
4
2.3 Patogenesis
Kemampuan untuk memuntahkan merupakan suatu keuntungan karena
memungkinkan pengeluaran toksin dari lambung. Muntah terjadi bila terdapat
rangsangan pada pusat muntah yang berasal dari, gastrointestinal, vestibulo
okular, aferen kortikal yang lebih tinggi, menuju pusat muntah kemudian dimulai
2,4
nausea, retching, dan ekpulsi isi lambung .
Ada 2 regio anatomi di medulla yang mengontrol muntah, 1)
chemoreceptor trigger zone (CTZ) dan 2) central vomiting centre (CVC). CTZ
terletak di area postrema pada dasar ujung caudal ventrikel IV di luar sawar otak.
Koordinasi pusat muntah dapat dirangsang melalui berbagai jaras. Muntah dapat
terjadi karena tekanan psikologis melalui jaras yang korteks serebri dan sistem
limbik menuju pusat muntah (CVC) dan jika pusat muntah terangsang melalui
vestibular atau sistim vestibuloserebelum dari labirin di dalam telinga.
Rangsangan bahan kimia melalui darah atau cairan otak akan terdeteksi oleh CTZ.
Mekanisme ini menjadi target dari banyak obat anti emetik. Nervus vagus dan
visera merupakan jaras keempat yang menstimulasi muntah melalui iritasi saluran
cerna dan pengosongan lambung yang lambat. Sekali pusat muntah terangsang
maka kaskade ini akan berjalan dan akan menyebabkan timbulnya muntah2,4.
Proses muntah terjadi dalam 3 tahap yaitu nausea, retching, dan emesis.
Nausea adalah rasa sensasi ingin muntah akibat berbagai stimulus, ditandai dengan
rasa mual, gerakan peristaltik aktif berhenti, tekanan fundus dan korpus menurun,
2,4
sedangkan di pars antrum desenden duodenum tekanan akan meningkat .
Fase retching merupakan fase dimana terjadi inspirasi dalam dengan
gerakan oto nafas spasmodik diikuti dengan kontraksi otot perut dan diafragma,
serta relaksasi sfingter esophagus bawah. Selanjutnya, fase emesis, perubahan
tekanan intratoraks menjadi positif dan sfingter esophagus akan relaksasi sehingga
2,4
isi lambung keluar dari mulut .
2.4 Klasifikasi Muntah
a. Muntah Akut
Muntah akut muncul dengan cepat selama 24 hingga 48 jam dan dapat dikaitkan
dengan gejala dan dehidrasi berat. Penyebab muntah akut termasuk gastroenteritis virus,
keracunan makanan, atau obstruksi usus. Muntah akut dapat sembuh sendiri atau dapat
terjadi secara episodik. Contoh kondisi dengan pola gejala akut, muntah episodik termasuk
malrotasi usus dengan volvulus intermiten, bawaan kesalahan metabolisme (IEMs).
b. Muntah Kronis
Muntah kronis terlihat pada anak-anak yang memiliki gejala selama beberapa hari
hingga minggu. Muntah kronis cenderung volume rendah dan jarang, dan jarang dikaitkan
dengan dehidrasi. Penyebab muntah kronis termasuk penyakit peptic ulcer, penyakit
kantung empedu, esofagitis eosinofilik, gastritis, dan reaksi buruk terhadap makanan yang
dicerna.
c. Muntah Siklik
Muntah siklik ditandai dengan periode simtomatik dengan onset mendadak, serta
periode asimptomatik antara episode. Penting untuk membedakan antara muntah siklik dan
muntah episodik. Meskipun interval antara gejala dapat bervariasi, muntah siklik ditandai
dengan episode stereotip dan sifat berulang. Etiologi yang paling umum dari muntah siklik
adalah sindrom muntah siklik (CVS), varian migrain yang biasanya melibatkan episode
parah muntah berulang dan emesis, menyebabkan anak-anak menjadi lesu dan berjuang
untuk menoleransi cairan oral.
2.4 Evaluasi
Perlu diketahui pada saat anak muntah, apakah muntah tersebut merupakan
suatu keadaan gawat darurat atau tidak, apakah merupakan penyakit atau hanya
6
fisiologis. Pada saat muntah, anak mengalami penignkatan risiko dari defisit cairan, dan
harus segera dilakukan evaluasi serta pemeriksaan mengenai riwayat muntah, diare ataupun
kekurangan asupan oral (makanan). Tanda-tanda dari kekurangan cairan (dehidrasi) berupa
fontanel anterior tertekan (pada nenonatus), mata cekung, membrane mukosa kering, saliva
kental, turgor kulit menurun, pengisian waktu kapiler lambat. Apabila terdapat tanda-tanda
tersebut, harus segera waspada terhadap kemungkinan anak jatuh kedalam kondisi syok5.
Pemberian antiemetik biasanya tidak direkomendasikan, terutama apabila
penyebab muntah tidak diktahui atau pada pasien dengan suspek obstruksi atau
peningkatan tekanan intrakranial. Pemberian antiemetik hanya berguna pada
pasien dengan gastroenteritis untuk mencegah kehilangan cairan berlebih. Berikut
beberapa kondisi emergensi pada bayi dan anak yang memiliki gejala klinis
- Sindroma uremi-hemolitik
Curigai pada anak dengan nyeri abdomen, diare berdarah, serta
ridak disertai dengan demam. Biasanya disertai dengan anemia hemolitik,
trombositopenia serta nefropati.
2.5 Diagnosa
Untuk mengetahui apakah muntah tersebut fisiologis atau patologis,
apakah merupakan tanda-tanda emergensi atau tidak, maka perlu dilakukan
anamnesa lebih lanjut. Muntah juga merupakan gejala dari berbagai macam
penyakit, maka evaluasi diagnosis mutah tergantung pada deferensial diagnosis
yang dibuat berdasarkan faktor lokasi stimulus, umur dan gejala gastrointestinal
yang lain6.
Setelah anamnesa, dilakukan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan abdomen mungkin yang paling bermanfaat. Obstruksi usus harus
dipertimbangkan jika perut tampak buncit atau jika ada adalah suara usus bernada
tinggi (borborygmi) bersama dengan dinding perut yang kencang. Ini akan
membutuhkan darurat evaluasi. Tidak adanya suara usus mungkin menyarankan
ileus. Hati yang membesar mungkin menyarankan proses metabolik.
Parameter pertumbuhan adalah bagian penting dari pemeriksaan fisik.
Penurunan berat badan dapat mengindikasikan etiologi muntah, seperti striktur
usus atau pankreatitis. Sebagian besar penyebab muntah tidak menyebabkan
penurunan berat badan.
Pemeriksaan neurologis yang menyeluruh harus selalu dilakukan ketika
memeriksa anak yang datang dengan muntah. Ini harus mencakup evaluasi untuk
papilledema, ataksia, refleks abnormal, dan kelemahan. Perubahan dalam status
mental, termasuk lesu, mungkin sugestif peningkatan tekanan intrakranial, syok
metabolik, atau overdosis bahan beracun. Perubahan status mental juga dapat
dilihat dalam IEM tetapi biasanya tidak terjadi akut.,7.
Tanda yang diwaspadai yang harus segera dirujuk untuk evaluasi segera
meliputi hematemesis (terutama dengan episode pertama muntah), hematochezia,
emesis bilateral berulang, dehidrasi klinis, terdapat tanda syok, perubahan
neurologis fokal, distensi abdomen, dan bunyi usus halus yang tidak ada atau
timpani. Selain itu, sangat penting untuk mengevaluasi muntah yang
membangunkan anak dari tidur.(msd manual)
Kelainan anatomik kongenital, genetik, dan penyakit metabolik lebih sering
terlihat pada periode neonatal, sedangkan peptik, infeksi, dan psikogenik sebagai
penyebab mutah lebih sering terjadi dengan meningkatnya umur. Intoleransi
makanan, perilaku menolak makanan dengan atau tanpa mutah sering merupakan
6
gejala dari penyakit jantung, ginjal, paru, metabolik, genetik, kelainan neuromotor .
Evaluasi laboratorium pada bayi dan anak dengan muntah berulang atau
berkepanjangan meliputi, darah lengkap, serum elektrolit, BUN, serum creatinin,
urine lengkap, urine kultur, feses lengkap, darah samar, parasite. Adanya indikasi
khusus yang dapat ditangkap dari anamnesa dan pemeriksaan fisik misalnya USG,
CT scan dan MRI kepala, tes fungsi hati, serum amilase, test kehamilan, serum
amonia, organic acid urine, cathecolamine urine, EEG. Endoskopi dan manometri esofagus,
6
lambung, duodenum kadang perlu dilakukan untuk melihat kelainan motorik intestinal .
2.6 Diagnosa banding
Terdapat banyak penyakit yang memiliki manifestasi klinis awal berupa
muntah, mulai dari gangguan ringan seperti gastroenteritis, hingga penyakit yang
mengancam nyawa seperti intususepsi. Pada beberapa keadaan, penyebab utama
muntah tidak telihat seperti keadaan yang gawat darurat, tetapi terdapat
konsekuensi berupa kehilangan cairan, seperti dehidrasi berat atau abnormalitas
7
elektrolit, termasuk hipokloremia atau hipokalemia .
Salah satu cara untuk menentukan diagnose banding, dapat dilihat
berdasarkan kelompok risiko penyakit yang dikelompokkan berdasarkan usia dan
gejala klinis seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah itu, baru dilihat
apakah muntah tersebut merupakan muntah yang akut, kronis ataupun cyclic
vomiting7.
Muntah akut hanya terlihat pada 24-48 jam dan berhubungan dengan gejala
yang buruk serta dehidrasi. Penyebab utama dari muntah akut adalah gastroenteritis
viral, keracunan makanan serta obstruksi usus. Muntah akut dapat sembuh sendiri
atau dapat terjadi berulang secara episodik. Anak-anak dengan muntah kronik terlihat
pada anak dengan gejala klinis penyerta yang berlangsung selama beberapa hari
hhingga minggu. Muntah kronik dapat jarang berhubungan dengan dehidrasi.
Penyebab muntah kronik dapat berupa ulkus peptikum,esophagitis, gastritis serta
reaksi terhadap makanan yang dicerna. Sedangkan muntah siklik dikarakteristikkan
dengan gabungan kedua jenis muntah, dengan onset tiba-tiba, dan bisa juga
7
asimtomatik diantara beberapa episode .
2.7 Tatalaksana
Pengobatan untuk muntah ditujukan pada penyebab spesifik muntah yang
dapat diidentifikasi. Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui
penyebab yang jelas tidak dianjurkan. Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak
9
- Anxiolitik, sedatif
Diazepam (valium) dan derivat yang terkait mempunyai efek
antiemetik pada dewasa dan anak terutama oleh karena faktor psikogenik
- Antagonis reseptor 5-HT-3
Reseptor 5-HT-3 berlokasi di neuron aferen vagal. Obat ini
memblok muntah yang berkaitan dengan radiasi atau akibat penggunaan
obat sitotoksik cisplatin dengan melepaskan 5-HT lokal. Namun masih
dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai efek toksik dari pengobatan
ini khususnya pada anak.
2.8 Komplikasi
1. Mallroy-Weiss Syndrome
Herniasi fundus melalui hiatus pada fase retching dan ekspulsi kadang-
kadang dapat menimbulkan robekan-robekan longitudinal pada mukosa. Keadaan
ini ditandai dengan bahan muntahan yang mengandung darah setelah beberapa
siklus retching dan ekspulsi. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
endoskopi dan kelainan ini biasanya sembuh tanpa koinplikasi.
2. Aspirasi isi lambung.
Aspirasi bahan muntahan dapat menyebabkan asfiksia. Episode aspirasi
ringan berulang- ulang dapat menyebabkan timbulnya infeksi saluran nafas
berulang. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi RGE, walaupun tanpa adanya gejala
muntah yang jelas
3. Gagal tumbuh kembang.
Muntah yang berulang-ulang dan cukup hebat akan menyebabkan
gangguan gizi oleh karena intake menjadi sangat berkurang dan bila hal ini terjadi
cukuplama,maka akan terjadi kegagalan tumbuh kembang
4. Dehidrasi/gangguan elektrolit dan asam-basa.
Muntah-muntah yang hebat dan berulang-ulang akan menyebabkan
hilangnya FT dan CT yang manifest sebagai alkalosis metabolik, yang dapat
menyebabkan terjadinya cardiac arrest.
11
DAFTAR PUSTAKA