Anda di halaman 1dari 7

Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Keluarga Sebagai Pencari Nafkah

Oleh : Zihan Latifah Ramadhanty

Email : zlrzihan@rocketmail.com

Abstract
Dalam keluarga, ibu berperan paling dominan, tidak hanya mengurus keluarga dan
aktivitas rumah tangga tapi juga membantu perekonomian keluarga. Peran perempuan atau
ibu yang bekerja sebagai pencari nafkah pun akan membawa dampak positif bagi kondisi
ekonomi keluarga. Dari penghasilan yang diperoleh dapat menambah penghasilan keluarga
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, membiayai sekolah anak dan
mencukupi kebutuhan lainnya. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi global terutama
kebutuhan pokok keluarga yang hari demi hari harganya semakin tinggi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran ibu rumah tangga dalam fungsi keluarga
sebagai pencari nafkah baik itu orang tua tunggal maupun untuk membantu suami memenuhi
kebutuhan dan keperluan keluarga. Dalam hal ini baik ibu bekerja maupun tidak bekerja
dalam kesehariannya akan lebih mandiri, mengusahakan dengan berbagai cara dalam
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Bahkan lebih dari itu seorang ibu yang bekerja untuk
mencari nafkah pun tidak akan pernah lupa akan perannya sebagai ibu rumah tangga yang
mengatur segala keperluan keluarganya. Selain itu, dalam keluarga, perempuan atau ibu
dituntut untuk dapat mengelola uang dengan baik dalam kaitannya dengan kondisi ekonomi
yang masih tidak stabil karena gaji suami tidak mampu memenuhi kebutuhan dan kebutuhan
keluarga. Seperti yang kita ketahui teori Struktural Fungsional dalam konteks keluarga terlihat
dari struktur dan aturan yang ditetapkan. Tetapi faktanya ada penerapan teori ini pun tidak
sesuai dengan apa yang ada di masyarakat kita dan memang ada aturan itu yang membuat
menjadi tidak semestinya. Seperti, peran seorang ibu rumah tangga yang beraktifitas tidak
hanya di dalam rumah yakni ikut serta membantu kebutuhan dan keperluan keluarga yaitu
dengan cara mencari nafkah. Hal itu membuat sesuatu tata aturan pun menjadi disfungsi yang
mana ada peran dari suatu fungsi yang tidak seharusnya terlaksana menjadi terlaksana.
Kata Kunci : Peran ibu rumah tangga, pencari nafkah, fungsi
Introduction

Seorang ibu mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu keluarga, baik
peranannya bagi suami maupun anaknya (Pujosuwarno, 1994:44). Di dalam kehidupan
rumah tangga, seorang ibu berkewajiban untuk melayani suami dan anaknya dalam semua
aspek yang ada dalam kehidupan keluarganya. Kewajiban seorang ibu tidak hanya
berbelanja, memasak, mencuci, berdandan, mengatur keuangan, dan melahirkan, serta
merawat anak, akan tetapi seorang ibu mempunyai peran yang lebih dominan dalam
kehidupan suatu keluarga dibandingkan dengan peran suami.

Namun, kenyataannya ada juga seorang ibu yang memang berkegiatan diluar rumah
atau bisa dikatakan ikut andil dalam mencari nafkah layaknya suami pada umumnya. Hal
itu pun didorong oleh kebutuhan ekonomi keluarga yang memang kurang cukup membantu
keperluan keluarga dan tidak hanya itu, mereka bekerja pun untuk memenuhi nafkah
keluarga bisa didasari karena adanya perjanjian pra nikah yang memang sebelum berkeuarga
berkeinginan untuk bekerja dan membagi penghasilannya untuk keluarga.

Nampaknya sebagian besar masyarakat Indonesia sepakat bahwa peranan


perempuan tidak bisa dipisahkan dengan peran dan kedudukan mereka dalam keluarga.
Mengingat di masa lalu, perempuan lebih banyak terkungkung dalam peran sebagai
pendamping suami dan pengasuh anak. Namun seiring dengan kemajuan ekonomi dan
meningkatnya pendidikan wanita maka banyak ibu rumah tangga dewasa ini yang tidak
hanya berfungsi sebagai manajer rumah tangga, tetapi juga ikut berkarya di luar rumah.

Pada zaman modern saat ini, seorang ibu dituntut untuk kreatif, sabar, ulet dan tekun
dalam mencapai kesejahteraan keluarga. Banyak hal yang telah dilakukan ibu sebagai
penopang ekonomi keluarga dengan cara berwirausaha, bekerja di perusahaan swasta
maupun pemerintah, bahkan menjadi kuli kasar ataupun mengerjakan pekerjaan lainnya
yang biasa dilakukan oleh laki – laki.

Pembagian kerja laki – laki dan perempuan dapat dilihat pada aktivitas fisik yang
dilakukan, di mana perempuan bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga, sedangkan
laki – laki bertanggung jawab atas pekerjaan nafkah. Pekerjaan rumah tangga tidak dinilai
sebagai pekerjaan karena alasan ekonomi semata dan akibatnya pelakunya tidak dinilai
bekerja. Permasalahan yang muncul kemudian adalah pekerjaan rumah tangga sebagai
bagian dari pekerjaan non produksi tidak menghasilkan uang, sedangkan pekerjaan produksi
(publik) berhubungan dengan uang.
Partisipasi perempuan menyangkut peran tradisi dan transisi. Peran tradisi atau
domestik mencakup peran perempuan sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga.
Sementara peran transisi meliputi pengertian perempuan sebagai tenaga kerja, anggota
masyarakat dan manusia pembangunan. Pada peran transisi wanita sebagai tenaga kerja turut
aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan
ketrampilan dan pendidikan yang dimiliki serta lapangan pekerjaan yang tersedia (Sukesi,
1991).

Keterlibatan seorang ibu yang sudah terlihat tetapi secara jelas belum diakui di
Indonesia membawa dampak terhadap peranan perempuan dalam kehidupan keluarga.
Fenomena yang terjadi dalam masyarakat adalah semakin banyaknya perempuan membantu
suami mencari tambahan penghasilan, selain karena didorong oleh kebutuhan ekonomi
keluarga, juga perempuan semakin dapat mengekspresikan dirinya di tengah keluarga dan
masyarakat. Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi kecenderungan perempuan untuk
berpartisipasi di dunia kerja, agar dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga.

Method

Tipe penelitian ini adalah bersifat deskriptif – kualitatif, yakni menggambarkan


realitas sosial dari hasil temuan di lapangan sehingga relevansi sosiologisnya tercapai.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengumpulan data primer yaitu melalui
wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan.

Informan dalam penelitian ini adalah sumber yang dapat memberikan informasi
yaitu : Seorang anak yang mengetahui dan merasakan peran ibunya yang bekerja mencari
nafkah di dalam keluarga, jumlah informan sebanyak 5 orang anak yang ibunya bekerja dan
mencari nafkah. Teknik yang digunakan purposive yaitu teknik mendapat sampel dengan
memilih informan kunci yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara
mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data, serta lebih tepatnya ini
dilakukan secara sengaja (Burhan Bungin, 2008: 53). Dengan karakteristik informan :

1. Dua orang anak yang ibunya bekerja membantu suami dalam mencari dan memenuhi
nafkah keluarga,
2. Dua orang anak sebagai single parent / single mom,
3. Satu orang anak yang ibunya sebagai peran utama dalam mencari dan memenuhi
nafkah keluarga.
Penelitian yang mengambil judul “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Keluarga sebagai
Pencari Nafkah”. Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah Kota Bandung tepatnya di
kawasan Unversitas karena kawasan tersebut dipilih dengan pertimbangan karena peneliti
melihat sedikit banyaknya terdapat anak – anak yang memang dalam pertumbuhan dan
perkembangan dibalik itu semua dalam keluarganya ada peran ibu yang memang sangat
mempengaruhi, terlihat dari pergaulan dan hubungan sosial dengan lingkungannya. Yang
mana mungkin ada saja orang tuanya terkhusus ibunya yang bekerja sebagai pencari nafkah
untuk keperluan dan kebutuhan keluarganya. Baik itu untuk membantu kebutuhan ekonomi
suaminya atau bahkan sebagai orang tua tunggal.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer yang mana
langsung terjun untuk wawancara dan observasi untuk memperoleh gambaran tentang
bagaimana dari ke 5 informan utama, menyesuaikan diri dalam hal: (1) Peran ibu rumah
tangga yang bekerja dalam keluarga, (2) Komunikasi yang terjalin antara ibu dan anak, (3)
Alasan dan pengaruh ibu bekerja. Dan dari data sekunder yang mana bersumber dari jurnal
– jurnal rujukan yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini.

Finding & Discussion

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena dalam
keluarga anak – anak pertama – tama mendapat pendidikan dan bimbingan, utama karena
sebagaian besar kehidupan anak adalah dikeluarga. Dengan demikian dari keluarga
pembentukan kepribadian anak menjadi manusia yang siap melakukan tugas dan tanggung
jawabnya, menguasai diri, menjalankan peran sosialnya serta mengamalkan nilai – nilai
yang ada dalam masyarakat. Ibu memiliki peran yang penting dalam keluarga, perubahan
peran yang paling dominan di mana ibu memiliki peran baru yakni sebagai wanita yang
bekerja dan wanita sebagai ibu rumah tangga. Ibu memiliki tanggung jawab paling besar
terhadap pendidikan anak – anak.

Dari hasi penelitian pun dapat diketahui bahwasannya informan yang ibunya bekerja
sebagi pencari nafkah pun tidak mengurangi tugas – tugasnya di dalam keluarga. Walaupun
mereka harus ikut andil dalam mencari nafkah untuk keluarga, tetapi mereka tetap
menjalankan aktivitas dan peran sebagai ibu rumah tangga dengan baik. Mulai dari
mengurus rumah, mengurus anak, mengurus suami, dan bekerja mencari nafkah membantu
suami mereka lakukan dengan penuh kesadaran bahwa itu merupakan tugasnya sebagai ibu
rumah tangga. Namun, memang tidak dipungkiri ada saja anak yang memang lebih senang
dan berkeinginan untuk ibunya hanya tinggal dirumah dan berfokus pada keluarga tanpa
harus beraktifitas tambahan diluar karena rasa kasihan melihat harus bekerja.

Seperti yang kita ketahui teori Struktural Fungsional dalam konteks keluarga terlihat
dari struktur dan aturan yang ditetapkan. Menurut teori ini, harmoni dalam pembagian dan
penyelenggaraan fungsi peran, alokasi, solidaritas, komitmen terhadap hak, kewajiban, dan
nilai – nilai bersama ini merupakan kondisi utama bagi berfungsinya keluarga (Levy dalam
Megawangi, 1999). Dari hasil penelitian pun terlihat bahwa struktur dan fungsi keluarga
pada umumnya sudah berjalan semestinya yang mana seorang ayah menjadi kepala keluarga
dan ibu sebagai yang mengatur kebutuhan dan keperluan yang ada dalam keluarga tersebut.

Namun, faktanya bahwa memang ada hal – hal yang tidak berfungsi sebagai
mestinya, yang tidak berfungsi itu disebut dengan “disfungsi”. “Sesuatu bisa saja memiliki
akibat – akibat yang mengurangkan adaptasi atau derajad penyesuaian diri dari sistem itu”
(Merton, 1957: 105). Maksud dari disfungsi tersebut adalah memang kenyataannya
penerapan structural fungsional ini tidak semudah apa yang ada pada pandangan masyarakat
sekitar. Ada saja keluarga yang memang menerapkan aturan sesuai dengan kebutuhan pada
realitas yang sebenarnya. Seiring berkembangnya zaman, era modern ini menjadi hal yang
paling disorot serta faktor ekonomi yang sangat mempengaruhi disfungsi yang ada pada
keluarga. Bahwasannya memang ada saja ibu rumah tangga yang sama – sama mencari
nafkah layaknya suami untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan keluarganya. Ibu rumah
tangga yang mencari nafkah ini kebanyakan membantu suami mencari uang untuk
menafkahi keluarga, dan ada saja ibu rumah tangga yang memang mencari nafkah menjadi
suatu kewajiban karena kondisi sebagai orang tua tunggal pun menjadi alasannya.
Disamping itu dalam kegiatannya untuk mencari nafkah pun dengan segala keterbatasan
waktu, tenaga seorang ibu tetap mengusahakan semaksimal mungkin menjaga hubungan
yang harmonis dengan keluarganya dan tetap menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga
yang semestinya.

Conclusion

Dari uraian hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan keluarga
berkaitan erat dengan masalah ekonomi yang berkaitan dengan masalah finansial keluarga
mengenai pemenuhan kebutuhan hidup keluarga sehingga ibu bekerja pun secara tidak
langsung dituntut untuk memenuhi nafkah keluarga. Apabila dahulu hanya suami/ayah yang
bekerja sekarang ibu harus bekerja atau mengusahakan segala cara demi terpenuhinya
kebutuhan keluarga. Dalam hal ini baik ibu yang sebelumnya telah bekerja maupun tidak
bekerja dalam kesehariannya akan lebih mandiri, mengusahakan dengan berbagai cara
dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Bahkan lebih dari itu seorang ibu yang
bekerja untuk mencari nafkah pun tidak akan pernah lupa akan perannya sebagai ibu rumah
tangga yang mengatur segala keperluan keluarganya dan ibu pun bisa lebih cermat dalam
mengatur uang sehingga keadaan ekonomi keluarga semakin baik.

Reference

Adibah, Ida Zahara. Struktural Fungsional Robert K. Merton : Aplikasinya dalam Kehidupan
Keluarga. INPIRASI, Volume 1 No. 1. Edisi Januari – Juni 2017.

Astiti, Ni Wayan Sri. 2006. Profil Rumah Tangga Migran Perempuan dan Anak di kabupaten
Bulelelng, Soca Volume 6. Edisi Februari 2006.

Anggraeny, Lirsa. 2008. Ibu RT Profesional. Solo: Samudera.

Bernard, Raho. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Bungin, Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hutauruk, Meilani. Peran Wanita Single Parentdalam Menjalankan Fungsi Keluarga Pada
Karyawan Pt. Iss Mall Pekanbaru Kota Pekanbaru. JOM FISIP, Volume 02 No. 02. Edisi
Oktober 2015.

Junaidi, Heri. Ibu Rumah Tangga : Streotype Perempuan Pengangguran. Jurnal Kajian Gender
dan Anak, Volume 12 No. 1. Edisi Juni 2017

Kusmayadi, R. C. Rohman. Kontribusi Pekerja Wanita dalam Meningkatkan Kesejahteraan


Keluarga dan Proses Pengambilan Keputusan dalam Keluarga (Studi Mengenai Pekerja
Wanita dalam Industri Pengolahan Tembakau PR. Tali Jagad di Desa Gondowangi
Kecamatan Wagir Kabupaten Malang). Jurnal Ekonomi Syariah, Volume 2 No. 1. Edisi Maret
2017.

Lestari Sri, Dyah. Pembagian Peran Dalam Rumah Tangga Pada Pasangan Suami Istri Jawa.
Jurnal Penelitian Humaniora, Volume 16 No. 1. Edisi Februari 2015.

Megawangi, R. 2001, Membiarkan berbeda : Sudut pandang baru tentang Relasi gender.
Jakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakaraya.


Ritzer, George. 2004. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Robert K. Merton, Social Theory and Social Structure, 1949, New York, Free Press.

Salaa, Jeiske. Peran Ganda Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Di
Desa Tarohan Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal Holistik Tahun VIII, No.
15. Edisi Januari – Juni 2015.

Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Anda mungkin juga menyukai