Disusun oleh :
Putri
11020xxxxx
Penguji :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2019
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A.S
Jenis Kelamin : laki-laki
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 15 Mei 1973
Usia : 45 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Jl. C. RT 008/011 Cipinang Timur, Jakarta Timur
Tanggal Masuk RS : 27 November 2018
Tanggal Wawancara : 27 Maret 2019
Alloanamnesis dengan pihak keluarga yaitu kakak ipar pasien di ruang perawatan RS Islam
Jiwa Klender pada hari Rabu, 27 Maret 2019.
A. Keluhan utama
Pasien dibawa ke RS Jiwa Islam Klender karena sering marah-marah sejak 3 minggu SMRS.
B. Riwayat gangguan sekarang
Pasien dibawa ke RS Jiwa Islam Klender oleh kakak iparnya dengan keluhan
sering marah-marah sejak 3 minggu SMRS. Keluhan ini diawali dengan perasaan
curiga dan gelisah yang dialami oleh pasien karena ia berpikir bahwa salah seorang dari
anggota keluarganya akan menjual rumah milik ayahnya, oleh sebab itu pasien selalu
terbawa emosi bila diajak berbicara oleh anggota keluarganya. Terkadang jika anggota
keluarganya berusaha menjelaskan bahwa apa yang dipikirkan oleh pasien itu tidak
benar, maka pasien tidak segan untuk memukul mereka. Selain memukul anggota
keluarganya pasien diketahui suka memukul barang-barang yang ada di rumahnya.
Sejak 2 minggu SMRS, kegelisahan yang dirasakan pasien dirasakan semakin
parah, pasien sering mondar-mandir di dalam rumahnya tanpa memiliki tujuan yang
jelas. Selain gelisah, pasien sering mengalami susah tidur dan sulit makan. Anggota
keluarga pasien sering mendapati pasien berbicara sendiri, saat ditanya sedang
berbicara pada siapa pasien menjawab bahwa dia berbicara dengan ayahnyaa yang
sudah meninggal. Keluhan-keluhan ini mulai dialami oleh pasien sejak pasien tidak
mau meminum obatnya sejak 3 bulan SMRS.
Selama dirawat di RS Islam Jiwa Klender, saat dilakukan anamnesis pada
pasien, pasien didapati kurang kooperatif, Pasien sering kali tidak menjawab
pertanyaan yang diajukan, Pasien lebih sering melamun dan menyendiri. Akan tetapi
pasien menjadi lebih tenang, tidak marah-marah seperti sebelum masuk ke RSJ. Pasien
didapati masih suka berbicara sendiri, saat ditanya sedang berbicara dengan siapa,
pasien mengatakan bahwa dia sedang berbicara dengan ayahnya yang sudah meninggal,
dan saat ditanya apa yang sedang mereka bicarakan, pasien mengatakan bahwa
ayahnnya yang sudah meninggal itu mengatakan bahwa saudara-saudaranya yang lain
ingin menjual rumah milik ayah pasien dan mengambil uang hasil penjualan rumah
tersebut. Saat ditanya sebab mengapa dirinya dibawa ke RS Islam Jiwa Klender, pasien
mengatakan bahwa dirinya tidak tahu penyebab dirinya dibawa.
Pada tahun 2000 tepatnya bulan Juli, pasien pertama kali mengalami perubahan
tingkah laku, pada saat itu pasien mulai sering marah namun terbatas hanya pada
keluarga saja. Pasien juga sering memeriksakan dirinya ke Rumah Sakit karena
berbagai keluhan dimana saat dilakukan medical check up semua hasil pemeriksaan
normal. Namun pasien tetap merasa dirinya sakit, hingga hampir setiap minggu pasien
pergi ke Rumah Sakit untuk memeriksakan keadaannya. Perubahan tingkah laku dan
keluhan-keluhan yang ada pada pasien diduga oleh keluarganya diakibatkan karena
pasien merasa terpukul akibat ayah pasien meninggal beberapa bulan sebelumnya.
Dikarenakan faktor penyebab sakit dan marahnya pasien tidak jelas maka keluarga
pasien memutuskan untuk membawa pasien ke poliklinik psikiatri yang ada di RS Islam
Jiwa Klender untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan. Pasien menjalani berobat
jalan selama hampir 18 tahun. Namun saat ditanyakan pada keluarga pasien tepatnya
kakak ipar pasien, tidak mengetahui secara pasti gangguan yang pasien alami.
Pada tahun 2018 bulan Agustus pasien terakhir mengunjungi poli psikiatri yang
berada di RS Islam Jiwa Klender dikarenakan pasien tidak mau berobat akibat bosan
meminum obat dan kurangnya pengawasan pihak keluarga. Pada bulan Oktober, kakak
ipar pasien mengatakan pasien dalam keadaan yang masih baik. pasien bisa menjaga
emosinya dan dapat menuruti nasihat-nasihat dari keluarganya.
Pada bulan November tahun 2018 pasien mulai menunjukan perubahan tingkah
laku, pasien mulai mudah marah kembali tanpa sebab yang jelas dan bertingkah laku
aneh seperti berbicara sendiri. Keluhan ini dirasakan semakin memberat dari hari ke
hari dan sudah meresahkan dan membahayakan hingga akhirnya keluarga pasien
memutuskan untuk membawa kembali pasien ke Rumah Sakit Islam Jiwa Klender pada
27 November 2018 untuk dilakukan pemeriksaan dan dirawat.
b. Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki penyakit bawaan sejak lahir dan tidak memiliki riwayat
kejang sebelumnya. Pasien tidak pernah menderita sakit berat hingga membutuhkan
perawatan rumah sakit. Riwayat trauma kepala, tumor, epilepsi, dan penyakit
neurologis lain tidak ada. Riwayat diabetes mellitus, penyakit jantung, dan hipertensi
disangkal.
c. Penggunaan NAPZA
D. Riwayat Pramorbid
1. Riwayat prenatal dan perinatal.
Pasien merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara, pasien merupakan anak yang
diinginkan, lahir spontan dengan usia kehamilan 9 bulan. Tidak ada masalah selama
prenatal maupun perinatal. selama masa kehamilan ibu pasien tidak memiliki
gangguan apapun.
5. Masa dewasa
a) Riwayat pekerjaan
Sejak tamat SMA, tepatnya tahun 1991 pasien melanjutkan pendidikan ke
sebuah universitas swasta, namun setelah setahun menjalani pendidikan, pasien
memutuskan untuk berhenti dan bekerja pada sebuah perusahaan swasta, pasien
bekerja di bagian sales and promotion, dan kesehariannya pasien menawarkan
dan menjual barang-barang elektronik ke berbagai toko.
b) Riwayat pernikahan
Pasien belum menikah dan belum mempunyai keturunan.
E. Riwayat psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Pasien memiliki
ketertarikan terhadap lawan jenis. Pasien tidak pernah mendapatkan pelecehan seksual
dan tidak pernah melakukan pelecehan seksual.
F. Riwayat keluarga
Genogram :
Keterangan :
laki-laki perempuan
pasien
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi umum
a. Penampilan
Seorang laki-laki 45 tahun, tampak sesuai usia. Saat dilakukan wawancara, pasien
mengenakan baju warna putih dan celana panjang serta memakai alas kaki.
B. Pembicaraan
a. Volume : Pelan
b. irama : teratur
c. Intonasi : jelas
d. Kualitas : Tidak baik
e. Kuantitas : Sedikit
D. Persepsi
a. Halusinasi
Auditorik : Ada (Pasien terkadang mendengar suara-suara yang
mengatakan bahwa ada anggota keluarganya yang ingin menjual rumah milik
ayahnya dan mengambil semua uang hasil penjualan rumah tersebut)
Visual : Ada (Pasien melihat ayahnya yang sudah meninggal dunia)
Penciuman : tidak ada
Pengecapan : tidak ada
Taktil : tidak ada
Somatik : tidak ada
Ilusi : tidak ada
b. Depersonalisasi : tidak ada
c. Derealisasi : tidak ada
E. Pikiran
a. Proses pikir
Produktivitas : miskin ide
Kontinuitas : inkoheren
b. Isi pikir
- Preokupasi : tidak ada
- Obsesi : tidak ada
- Kompulsi : tidak ada
- Fobia : tidak ada
- Waham
Waham bizarre : tidak ada
Waham sistematik : tidak ada
Waham nihilistik : tidak ada
Waham somatik : tidak ada
Waham kebesaran : tidak ada
b. Daya ingat
o Segera : Baik, pasien dapat menyebutkan tiga benda yang baru saja
pemeriksa sebutkan.
o Pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu sarapan tadi pagi.
o Sedang : Baik, pasien dapat mengingat kapan terakhir kali anggota
keluarga mengunjunginya.
o Panjang : Baik, pasien dapat mengingat nama ayah, ibu, dan saudara
kandungnya.
6. Pikiran abstrak
Buruk, pasien tidak dapat menyebutkan 3 persamaan antara jeruk dan apel
G. Pengendalian impuls
pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik.
H. Daya nilai
o Daya nilai sosial : buruk (pasien tidak mampu bersosialisasi dan mengenal teman-
teman di ruang perawatan).
o Uji daya nilai : buruk (apabila pasien menemukan dompet berisi uang di jalan,
pasien akan membawa dompet tersebut ke petugas keamanan
terdekat).
J. Tilikan
Derajat I (Pasien tidak merasa dan menyangkal dirinya sakit).
2. Status neurologis
Gangguan rangsang meningeal: tidak ada
Mata
Gerakan : Normal
Bentuk pupil : Isokor
Refleks cahaya : +/+
Motorik
Tonus : dalam batas normal
Kekuatan : dalam batas normal
Koordinasi : dalam batas normal
Refleks : dalam batas normal
Telah dilakukan wawancara dan pemeriksaan status mental terhadap pasien Tn.
A. S laki-laki berusia 45 tahun, tinggal di Cipinang Timur, Jakarta Timur. Beragama
Islam, pendidikan terakhir SMA, sekarang tidak bekerja. Belum menikah dan tidak
mempunyai keturunan..
Pasien dibawa ke RS Jiwa Islam Klender oleh kakak iparnya dengan keluhan
sering marah-marah sejak 3 minggu SMRS. Keluhan ini diawali dengan perasaan
curiga dan gelisah yang dialami oleh pasien karena ia berpikir bahwa salah seorang dari
anggota keluarganya akan menjual rumah milik ayahnya, oleh sebab itu pasien selalu
terbawa emosi bila diajak berbicara oleh anggota keluarganya. Terkadang jika anggota
keluarganya berusaha menjelaskan bahwa apa yang dipikirkan oleh pasien itu tidak
benar, maka pasien tidak segan untuk memukul mereka. Selain memukul anggota
keluarganya pasien diketahui suka memukul barang-barang yang ada di rumahnya.
Sejak 2 minggu SMRS, kegelisahan yang dirasakan pasien dirasakan semakin
parah, pasien sering mondar-mandir di dalam rumahnya tanpa memiliki tujuan yang
jelas. Selain gelisah, pasien sering mengalami susah tidur dan sulit makan. Anggota
keluarga pasien sering mendapati pasien berbicara sendiri, saat ditanya sedang
berbicara pada siapa pasien menjawab bahwa dia berbicara dengan ayahnya yang sudah
meninggal. Keluhan-keluhan ini mulai dialami oleh pasien sejak pasien tidak mau
meminum obatnya sejak 3 bulan SMRS.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan mood apati, afek sempit, terdapat
gangguan presepsi berupa halusinasi auditorik dan visual, proses pikir miskin ide dan
inkoheren, isi pikir tidak terdapat preokupasi, obsesi, kompulsi, fobia, maupun waham.
RTA terganggu. Sensorium kognisi dan daya nilai buruk, pengendalian impuls baik.
Tilikan derajat I. Taraf kurang dapat dipercaya.
1. Organobiologik
Tidak terdapat riwayat genetik pada keluarga pasien
2. Psikologik
Mood apati, afek sempit, terdapat gangguan presepsi berupa halusinasi auditorik
dan visual, proses pikir miskin ide dan inkoheren, isi pikir tidak terdapat preokupasi,
obsesi, kompulsi, fobia, maupun waham. RTA terganggu. Sensorium kognisi dan daya
nilai buruk, pengendalian impuls baik. Tilikan derajat I. Taraf kurang dapat dipercaya.
3. Lingkungan dan faktor sosial
Ayah pasien meninggal saat pasien berusia 27 tahun akibat penyakit komplikasi
Pasien saat ini tinggal bersama ibu dan saudara kandungnya.
kepatuhan minum obat pasien yang kurang.
Non-farmakoterapi
a. Psikoterapi suportif
X. PROGNOSIS