Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Oleh :

Oky Dini Rinjani (201601021)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK

ST. VINCENTIUS A PAULO

SURABAYA

2018
SISTEMATIK LAPORAN PENDAHULUAN

2.1. Konsep Dasar Konsep Diri


Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan memengaruhi
hubungannya dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir,
tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya
sendiri, dengan orang terdekat, dan realitas dunia.
2.2. Konsep Dasar Harga Diri Rendah
1) Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadapa diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak dapat mencapai keinginan sesuai ideal diri
(Yosep, 2009).
Gangguan harga diri rendah dapat terjadi sesuai:
a. Situasional, yaitu terjadi terutama yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami/istri, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban pemerkosaan, di tuduh
KKN, dipenjara tiba-tiba).
b. Kronik, yaitu perasaan negatif tehadap diri berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon mal yang adaptif. Kondisi
ini ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada klien
gangguan jiwa.
2) Etiologi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep
diri seseorang. Dalam tinjauan life span histoory klien, penyebab
terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan,
jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa
remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan dan
pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya (Yosep, 2009).
Menurut Stuart (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan harga
diri rendah meliputi faktor prediposisi dan faktor presipitasi sebagai
berikut:
a. Faktor Prediposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
letergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempenagaruhi performa peran adalah stereptipe
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempenagruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanann dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial.
b. Faktor presipitasi
Menurut Yosep (2009), fajtor presipitasi terjadinya ahrga diri
rendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan
penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun.
Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi
secara situasional atau kronik. Secara situasional karenatrauma yang
muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan,
pemerkosaan atau dipenajra, termasuk dirawat dirumah sakit bisa
menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau
pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman. Harga diri
rendah biasanya dirasakan klien sbelum sakit atau sebelum dirawat
klien sudah memiliki pirkiran negatif dan meningkat saat dirawat.
Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa
tidak adekuat melakuakan peran atau melakukan peran yang
bertentangan denagn hatinya atau tidak merasa cocok dalam
melakukan perannya. Ada 3 janis transisi peran:
a. Perkembangan transisi, yaitu perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Pertumbuhan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
b. Situasi transisi peran adalah bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui peristiwa penting dalam kehidupan individu
seperti kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit, transisi ini dapat dicetuskan oleh : 1)
Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh 2)
Perubahan fisik yang berkaitan dengan tumbuh kembang normal.
3) Tanda dan gejala harga diri rendah
Menurut Damaiyanti (2008), tanda dana gejala harga diri rendah adalah
sebagai berikut:
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan tehadap kempuan diri.
Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan seseorang
dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perwatan
diri, berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak berani menatap
lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan anda
lemah.
f. Fisiologis
Gejala fisiologis yang timbul antara lain, peningkatan frekuensi
jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi
pernapasan, diaphoresis, dilatasi pupil, tremor suara (perubahan nada
suara), gemetar, menggigil, palpitasi, mual atau muntah, berkemih
sering, diare, insomnia, keletihan dan kelemahan, kemerahan atau
pucat, mulut kering, sakit dan nyeri 6 dibagian tubuh (terutama dada,
punggung, leher), kegelisahan, pingsan/pening, paratesia, dan
anoreksia. (Carpenito,2009)
g. Emosional
Individu menyatakan bahwa ia merasa ketakutan, tidak berdaya,
gugup, kurang percaya diri, kehilangan kendali, ketegangan
meningkat, tidak mampu rileks, individu menampakkan
iritabilitas/tidak sadar, marah yang meledak, menangis, cenderung
menyalahkan orang lain, reaksi mengagetkan, mengkritik diri dan
orang lain, menarim diri, inisiatif rendah, celaan terhadap diri, kontak
mata buruk. (Carpenito,2009)
h. Kognitif
Ketidakmampuan berkonsentrasi, rendahnya kesdaran terhadap sekitar,
pelupa, merenung, orientasi terhadapmasa lalu dari pada sekarang
ataumasa depan, bloking saat berpikir, menurunnya kemampuan
belajar, dan konfusi. (Carpenito,2009) Kaji faktor yang berhubungan:
a. Situasional (individu, lingkungan) Berhubungan dengan ancaman
yang dirasakan atau ancaman actual terhadap konsep diri sebagai
akibat dari perubahan status, rendahnya pengakuan dari orang lain,
kegagalan,kehilangan berharga dan dilema etik. Berhubungan
dengan kehilangan orang terdekat sebagai akibat dari kematian,
perceraian, tekanan budaya, pindah, berpisah sementara atau
selamanya. Berhubungan dengan dengan ancaman yang dirasakan
terhadap intergitas biologis sebagai akibat proses menjelang ajal,
penyerangan, prosedur invasif, penyakit. Berhubungan dengan
perubahan lingkungan yang actual sebagai akibat hospitalisasi,
pindah, pension, bahaya keamanan. Berhubungan dengan
lingkungan yang actual dalam status sosioekonomi sebagai akibat
dari pengangguran pekerjaan baru. (Carpenito,2009)
b. Maturasional 7 Pada bayi/anak-anak (berhubungan dengan
perpisahan, lingkungan atau orang yang tidak dikenal, perubahan
dalam hubungan teman sebaya) remaja (berhubungan dengan
ancaman terhadap konsep diri) dewasa (berhubungan dengan
ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat kehamilan menjadi
orang tua, perubahan karir dan efek penuaan), lanjut
usia(berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder
akibat penurunan sensorik, penurunan motorik, masalah keuangan,
perubahan pada masa pension). (Carpenito,2009).
4) Jenis jenis gangguan harga diri rendah
a. Citra Tubuh (Body image) Citra tubuh (body image) adalah kumpulan
sikap individu yang disadari atau tidak disadari terhadap tubuhnya.
Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang tentang
ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Citra tubuh dimodifikasi
secara berkesinambungan dengan persepsi dan pengalaman baru. Hal-
hal penting yang terkait dengan gambaran diri seperti:
1) Fokus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja.
2) Bentuk tubuh, TB, dan BB.
3) Tanda-tanda pertumbuhan kelamin sekunder.
4) Cara individu memandang diri.
5) Gambaran realistik terhadap menerima dan menyukai bagian-
bagian tubuh.
6) Stabilitas psikologis.
b. Ideal Diri (Self Ideal) Ideal diri adalah persepsi individu tentang
bagaimana seharusnya dia berperilaku berdasarkan standar, aspirasi,
tujuan atau nilai personal tertentu. Ideal diri juag sering disebut sama
dengan cita-cita, keinginan, harapan, tentang diri sendiri.
1. Hal-hal yang terkait dengan ideal diri meliputi perkembangan
awal terjadi pada masa kanak-kanak, terbentuknya masa emaja
melalui proses identifikasi terhadap orang tua, guru dan teman.
Dipengaruhi oleh orang orang yang dipandang penting dalam
memberi tuntunan dan harapan serta mewujudkan cita-cita dan
harpan pribadi berdarkan norma keluarga dan sosial. Faktor-faktor
yang mempengaruhi odela diri yaitu menetapkan ideal diri yaitu
menetapkan ideal diri sebatas kemampuan , faktor kultur
dibandingakan dengan standar orang lain, hasrat melebihi orang
lian, hasrat untuk berhasil, hasrat memenuhi keburuhan realistik,
hasrat mengihindari kegagalan, dan adanya perasaan cemas dan
odeal diri.
c. Identitas Diri (Self Identifity) Identitas diri adalah kesadaran akan diri
sendiri yang bersumber dari pengamatan dan penilaian yang
merupakan sintetis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Hal-hal penting yang terkait dengan identitas diri
yaitu:
1. Berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan
berkembangnya konsep diri.
2. Individu yang memiliki perasaan identitas diri kuat akan
memandang dirinya tidak sama dengan orang lain, unik dan tidak
ada duanya.
3. Identitas jenis kelamin berkembang secara bertahap sejak bayi.
4. Identitas jenis kelamin dimulai dengan konsep laki-laki dan
perempuan serta banyak dipengaruhi oleh pandangan maupun
perlakuan masyarakat. 5) Kemandirian timbul dari perasaan
berharga, menghargai diri sendiri, kemampuan dan penguasaan diri.
5. Individu yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.
d. Peran Diri (Self Role) 3 Peran diri merupakan pola perilaku, sikap,
nilai dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya
dimasyarakat. Hal-hal penting yang terkait dengan peran diri, yaitu:
1. Peran dibutuhkan individu sebagai aktualisasi diri.
2. Peran yang memenuhi kebutuhan dan yang sesuai dengan ideal diri,
menghasilkan harga diri yang tinggi, dan sebaliknya.
3. Posisi individu di masyarakat dapat menjadi stressor terhadap
peran.
4. Stress peran timbul karena struktur sosial yang menimbulkan
kesulitan atau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan.
5. Stress peran terdiri dari konflik peran, peran yang tidak jelas, peran
yang tidak sesuai, dan peran yang terlalu banyak atau berlebihan.
e. Harga Diri (Self Esteem) Harga diri merupakan penilaian individu
tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa
sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah
perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan tetap measa
sebagai orang yang penting dan berharga. Aspek utama harga diri
adalah dicintai, disayangi, dikasihi orang lain dan mendapat
penghargaan dari orang lain. (Mukhripah Damaiyanti, Iskandar, 2012:
35-37)
f. Rentang respon
Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu.
Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif
yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan
penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari
hubungan individu dan sosial yang maladaptif. Rentang respon individu
terhadap konsep dirinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Diri Konsep Diri Positif Harga Diri Rendah Kerancauan


Identitas Depersonalisasi

Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa
yang ada pada dirinya meliputi citra diri, ideal diri, harga diri, penampilan
peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini menunjukkan bahwa
individu itu akan menjadi individu yang sukses. Harga diri rendah
merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri termasuk kehilangan
percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan
putus asa. Adapun perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah
yaitu mengkritik diri sendiri dan orang lain, gangguan dalam
berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, perasaan negatif
mengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara sosial,
khawatir serta menarik diri dari realitas. Kerancuan identitas merupakan
suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi
masa kanak-kanak kedalam kepribadian psikososial dewasa yang
harmonis. Adapaun perilaku yang berhubungan dengan kerancuan
identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat kepribadian yang bertentangan,
hubungan interpersonal eksploitatif, perasaan hampa. Perasaan
mengambang tentang diri sendiri, tingkat ansietas yang tinggi,
ketidakmampuan untuk empati terhadap orang lain. Depersonalisasi
merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana klien tidak dapat
membedakan stimulus dari dalam atau dari luar tubuhnya, individu
mengalami kesulitan untuk membedakan dirinya sendiri dari orang lain,
dan 5 tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya. (Mukhripah
Damaiyanti, Iskandar, 2012: 37-38)

5) Pohon Masalah

Effect
Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga dri


rendah Core
Problem

Cause
Gangguan citra tubuh
6) Diagnosa keperawatan
a) Gangguan
citra tubuh
b) Harga diri rendah
c) Isolasi sosial
7) Rencana tindakan keperawatan
Intervensi Keperawatan Harga Diri Rendah Kronik
Nama Klien : Diagnosa Medis :
Ruang : No. CM :
No. Diagnosa Perencanaan
Tgl Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
1 2 3 4 5 6 7
Harga Diri 1. Klien dapat 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1Bina hubungan Hubungan saling
Rendah membina bersahabat saling percaya percaya merupakan
hubungan menunjukkan rasa mengungkapkan dasar untuk
saling senang, ada kontak prinsip komunikasi kelancaran
percaya mata, mau berjabat terapeutik: hubungan interaksi
tangan, mau a. Sapa klien selanjutnya
menjawab salam, dengan ramah
klien mau duduk baik verbal
berdampingan maupun non
dengan perawat, verbal
b. Perkenalkan diri
mau mengutarakan
dengan sopan
masalah yang
c. Tanyakan nama
dihadapi
lengkap klien dan
nama panggilan
yang di sukai
klien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan
menempati janji
f. Tunjukkan sidat
empati dari
menerima klien
apa adanya
g. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
h. Diskusikan
kemampuan dan
aspek positif
yang dimiliki
klien
2. Klien dapat 2.1Klien 2.1.1 Diskusikan Diskusikan tingkat
mengidentifi mengidentifikasi kemampuan dan kemampuan klien
kasi kemampuan dan aspek positif yang seperti menilai
kemampuan aspek positif yang dimiliki klien realitas, kontrol diri
2.1.2 Setiap bertemu
dan aspek dimiliki: atau integrotas ego
klien hindarkan dari
positif yang  Kemampuan sebagai dasar
memberi nilai
dimiliki yang dimiliki asuhan
negatif
klien keperawatan
2.1.3 Utamakan
 Aspek positif
memberi pujian
keluarga Reinforcement
 Aspek positif yang realistik
positif akan
lingkungan
meningkatkan
yang dimiliki
harga diri
klien

Pujian yang
realistis tidak
menyebabkan
melakukan
kegiatan hanya
karna ingin
mendapat pujian
3. Klien dapat 3.1 Klien menilai 3.1.1 Diskusikan Keterbukaan dan
menilai kemampuan yang dengan klien pengertian tentang
kemampuan dapat digunakan kemampuan yang kemampuan yang
yang maish dapat dimiliki adalah
digunakan digunakan selama prasarat untuk
sakit berubah
3.1.2 Diskusikan
kemampuan yang
Pengertian tentang
dapat dilanjutkan
kemampuan yang
penggunaan
dimiliki diri
motivasi untuk
tetap
mempertahankan
penggunaannya
4. Klien dapat 4.1 Klien membuat 4.1.1 Rencanakan Klien adalah
(menetapkan rencana kegiatan bersama klien individu yang
) kegiatan harian aktifitas yang dapat bertanggung jawab
sesuai dilakukan setiap terhadap dirinya
dengan hari sesuai sendiri
kemampuan kemampuan:
 Kegiatan
yang Klien perlu
mandiri
dimiliki bertindak secara
 Kegiatan dengan
realistis dalam
bantuan
kehidupannya
sebagian
 Kegiatan yang
membutuhkan Contoh peran yang
bantuan total dilihat klien akan
4.1.2 Tingkatkan memotivasi klien
kegiatan yang sesuai untuk
dengan toleransi melaksanakan
kondisi klien kegiatan
4.1.3 Beri contoh cara
pelaksanaan
kegiatan yang boleh
klien lakukan
5. Klien dapat 5.1 Klien melakukan 5.1.1 Beri kesempatan Memberikan
melakukan kegiatan sesuai kepada klien untuk kesempatan kepada
kegiatan kondisi sakit dan mencoba kegiatan klien mandiri
sesuai kemampuannya yang telah dirumah
dengan direncanakan
5.1.2 Beri pujian atas
kondisi sakit Reinforcement
keberhasilan klien
positif akan
5.1.3 Diskusikan
meningkatkan
kemungkinan
harga diri.
pelaksanaan
Memberikan
dirumah
kesempatan kepada
klien untuk tetap
melakukan
kegiatan yang biasa
dilakukan
6. Klien dapat 6.1 Klien dapat 6.1.1 Beri pendidikan Mendorong
memanfaatk memanfaatkan kesehatan pada keluarga untuk
an sistem sistem pendukung keluarga tentang mampu merawat
pendukung yang ada dikeluarga cara merawat klien klien mandiri
yang ada dengan harga diri dirumah
rendah kronik
6.1.2 Bantu keluarga
Support system
memberikan
keluarga akan
dukungan selama
sangat berpengaruh
klien dirawat
dalam
6.1.3 Bantu keluarga
mempercepat
menyiapkan
proses
lingkungan rumah
penyembuhan

Meningkatkan
peran serta
keluarga dalam
merawat klien
dirumah
Contoh Rencana Keperawatan Harga Diri Rendah Kronik
dalam bentuk Strategi Pelaksanaan
PASIEN KELUARGA
No
SP1P SP1K
1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek Mendiskusikan masalah
positif yang dimiliki klien yang dirasakan keluarga
dalam merawat klien di
2 rumah.
Membantu klien menilai kemampuan klien Menjelaskan pengertian,
yang masih dapat digunakan tanda dan gejala harga diri
rendah yang dialami klien
3 beserta proses terjadinya
Membantu klien memilih atau mendapatkan Menjelaskan cara-cara
4 kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan merawat klien dengan
kemampuan klien harga diri rendah
5 Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang Mendemostrasikan cara
dipilih merawat klien dengan
harga diri rendah
6 Memberikan pujian yang wajar terhadap Memberik kesempatan
keberhasilan klien kepada keluarga untuk
mempraktikkan cara
merawat klien dengan
Menganjurkan klien memasukkan dalam harga diri rendah
jadwal kegiatan harian
SP2P SP2K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Melatih keluarga
mempraktikkan cara
2 Melatih klien melakukan kegiatan lain yang
merawat langsung kepada
sesuai dengan kemampuan klien
klien harga diri rendah

3 Menganjurkan klien memasukkan dalam


jadwal kegiatan harian

SP3K
Membuat perencanaan
pulang bersama keluarga
dan membuat jadwal
aktifitas dirumah termasuk
minum obat (discharge
planning)
Menjelaskan follow up
klien setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA
Yosep, I. (2010). keperawatan jiwa. Bandung : refika aditama.
Damaiyanti, M., & Iskandar. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa . Bandung:
Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai