Isi Makalah Akmen
Isi Makalah Akmen
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap perusahaan pasti memiliki kebijakan masing-masing dalam
mengatur manajemen internalnya. Seperti dalam pengambilan keputusan dimana ada
perusahaan memilih sistem sentralisasi ataupun desentralisasi. Hasil dari kebijakan
seperti itu juga akan berpengaruh pada penilaian kinerja dari berbagai divisi yang
dapat diukur melalui laporan laba-rugi segmen. Dalam laporan laba rugi segmen pun
ada beberapa metode untuk mengukur laba. Yang kemudian hasil dari laporan laba
rugi segmen tersebut menjadi penilaian atas manajer pusat laba atau investasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dan mengapa perusahaan memilih untuk melakukan desentralisasi?
2. Apa perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel?
3. Bagaimana menyiapkan laporan laba rugi segmen?
4. Bagaimana cara menghitung pengembalian atas investasi (return on investment—ROI)?
5. Apa itu laba residu dan nilai tambah ekonomi (economic value added—EVA)?
6. Bagaimana peran penetapan harga transfer pada perusahaan yang terdesentralisasi?
C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membuat pelaporan
segmen, mengevaluasi pusat investasi, dan menetapkan harga transfer.
1
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
2
B. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laporan Laba-
Rugi Variabel dan Absorpsi
Pengembangan laporan laba-rugi segmen untuk setiap pusat laba merupakan hal
penting sebagai dasar penilaian pusat laba. Ada 2 metode perhitungan laba yang telah
dikembangkan, yaitu berdasarkan :
1) Penilaian Persediaan
Contoh soal :
Leathers Company memproduksi dompet pria dan wanita. Data tahun lalu
adalah sebagai berikut.
Dompet Wanita Dompet Pria
Produksi (unit) 100.000 200.000
Penjualan (unit) 90.000 210.000
Harga jual $5,50 $4,50
Jam tenaga kerja langsung 50.000 80.000
Biaya manufaktur :
Bahan baku langsung $ 75.000 $ 100.000
Tenaga kerja langsung 250.000 400.000
Overhead variabel 20.000 24.000
Overhead tetap : 50.000 40.000
Langsung umum a 20.000 20.000
Biaya nonmanufaktur :
Penjualan variabel 30.000 60.000
Penjualan tetap langsung 35.000 40.000
Penjualan tetap umumb 25.000 25.000
aTotal Overhead umum $40.000 dan dibagi sma rata diantara kedua jenis produk.
3
bTotalbiaya penjualan tetap umum $50.000 dan dibagi sama rata diantara kedua jenis
produk.
Anggaran overhead tetap tahun yang senilai $130.000 tersebut sama dengan
overhead tetap aktual. Overhead tetap dibebankan pada produk dengan
menggunakan tarif pabrik keseluruhan yang didasarkan pada ekspektasi jam tenaga
kerja langsung, yaitu 130.000. Perusahaan memiliki 10.000 persediaan dompet pria
pada awal tahun. Persediaan tersebut memiliki biaya per unit yang sama seperti
dompet pria yang diproduksi dalam tahun berjalan.
Perhitungan :
Biaya per unit dompet wanita
Bahan baku langsung ($75,000/100.000) $0,75
Tenaga kerja ($250.000/100.000) 2,50
langsung
Overhead variabel ($20.000/100.000) 0,20
Biaya variabel per unit $3,45
Overhad tetap (($50.000x$1,00)/100.000) 0,50
Biaya absorpsi per unit $3,95
4
2) Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Absorpsi
Leathers Company
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Variabel
Leathers Company
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi
Jika Maka
1. Produksi > Penjualan Laba Bersih Absorpsi > Laba Bersih Variabel
2. Produksi < Penjualan Laba Bersih Absorpsi < Laba Bersih Variabel
3. Produksi = Penjualan Laba Bersih Absorpsi = Laba Bersih Variabel
5
Dalam perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap harus dibebankan pada unit
yang diproduksi. Lalu bagaimana jika overhead pabrik yang dibebankan
berdasarkan jam tenaga kerja langsung atau jam mesin? Solusinya cukup mudah.
Misal, overhead pabrik ditetapkan berdasarkan Jam Tenaga Kerja Langsung (JTKL).
Jika dibutuhkan 0,25 JTKL per unit dengan tarif overhead pabrik tetapnya sebesar
$12 per JTKL, maka overhead tetap per unit adalah $3 (0,25 x $12).
Kemudian, apa yang dilakukan jika overhead pabrik aktual tidak sama dengan
yang dibebankan? Pertama, hitung overhead tetap yang ditetapkan dan
membebankan ke unit yang di produksi. Selanjutnya, totalnya dibandingkan dengan
overhead aktual. Jika kelebihan atau kekurangan tidak material, maka akan ditutup
dalam Harga Pokok Penjualan.
Hubungan di atas berlaku dalam perhitungan biaya variabel, namun terkadang tidak
dengan perhitungan biaya absorpsi.
Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah beban tetap yang secara
langsung dapat ditelusuri ke suatu segmen. Beban ini terkadang disebut sebagai
beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed expenses) karena beban ini akn
hilang jika segmen ditutup atau dihapus. Contohnya, jika segmennya berupa wilayah
penjualan, maka biasanya seperti sewa kantor penjualan, gaji manajer penjualan,
dan seterusnya.
Beban tetap umum (common fixed expenses) disebabkan oleh 2 atau lebih
segmen secara bersamaan. Beban ini akan tetap muncul meski salah satu segmen
dihapus. Contohnya, depresiasi gedung kantor pusat, gaji CEO, dan lainnya.
6
C. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan ROI
Laba operasi (operating income) adalah laba sebelum bunga dan pajak.
Aktivasi operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung, dan
peralatan. Aktivasi operasi rata-rata dihitung sebagai berikut.
3) Keunggulan ROI
Ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI :
a) ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan,
beban, dan investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer
pusat investasi.
b) ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya.
c) ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.
4) Kelemahan ROI
Penekanan yang berlebihan pada ROI dapat menghasilkan pemikiran yang sempit.
Berikut dua aspek negatif ROI yang sering disebutkan.
a) ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan
mengorbankan profitabilitas keseluruhan perusahaan.
b) ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek
dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.
7
D. Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laba Residu dan
Nilai Tambah Ekonomi
1) Laba Residu
Laba residu (residual income) adalah perbedaan antara laba operasi dan
pengembalian dolar minimum yang disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.
Jika laba residu lebih besar dari nol, divisi memperoleh lebih banyak tingkat
pengembalian minimum yang diminta. Jika laba residu kurang dari nol, divisi
memperoleh lebih sedikit tingkat pengembalian minimum yang diminta.
Akhirnya, laba residu yang sama dengan nol menunjukkan divisi memperoleh
tepat sama dengan tingkat pengembalian minimum yang diminta.
EVA = Laba operasi setelah pajak – (Presentase biaya modal aktual x Total
modal yang dipakai)
Nilai barang yang ditransfer merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual
dan biaya bagi divisi yang membeli. Nilai ini disebut harga transfer (transfer price).
Dengan kata lain, harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen
oleh divisi penjual pada divisi pembeli di perusahaan yang sama.
8
Dalam penyusunan sebuah kebijakan penetapan harga transfer, kedua
pandangan dari divisi penjual dan pembeli harus dipertimbangkan. Pendekatan
biaya peluang (opportunity cost approach) mencapai tujuan tersebut dengan
mengidentifikasi harga minimum yang ingin diterima divisi penjual dan harga
maksimum yang ingin dibayar divisi pembeli. Berikut harga-harga yang ditetapkan
di setiap divisi.
a) Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan
divisi penjual tidak menjadi lebih buruk jika barang dijual pada divisi
internal daripada dijual pada pihak luar.
b) Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat
keadaan divisi pembeli tidak menjadi lebih buruk jika suatu input dibeli dari
divisi internal daripada jika barang yang sama dibeli secara eksternal.
Pendekatan biaya peluang menuntun divisi-divisi dalam menentukan saat yang
tepat untuk melakukan transfer internal. Transfer internal sebaiknya dilakukan
saat biaya peluang (harga minimum) divisi penjual lebih rendah dari biaya peluang
(harga maksimum) divisi pembeli.
3) Harga Pasar
Harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer.
Sebagai contoh, Divisi Matras adalah divisi penjual dan Divisi Furnitur adalah divisi
pembeli. Jika matras bisa dijual kepada pembeli dari luar seharga $50 untuk satu
matras, maka harga $50 adalah harga pasar. Divisi Matras tentu tidak akan menjual
matras ke Divisi Furnitur dengan harga kurang dari $50. Sama halnya, Divisi
Furnitur tidak akan membayar lebih dari $50 per matras. Harga transfer ditetapkan
dengan mudah sesuai harga pasar.
BAB IV
9
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemilihan kebijakan sekecil apapun akan memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam sebuah perusahaan. Seperti pemilihan pengambilan keputusan desentralisasi
yang banyak berpengaruh dalam pelaporan segmen dan evaluasi pusat investasi.
Dalam setiap kebijakan selalu ada kelebihan dan kekurangan baik sentralisasi ataupun
desentralisasi, juga dalam metode perhitungan biaya absorpsi maupun variabel. Meski
begitu, pada akhirnya perusahaan akan memilih kebijakan yang terbaik sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan perusahaan.
B. SARAN
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.
DATAR PUSTAKA
10
Mowen, Maryanne M. & Hansen, Don R. 2018. Akuntansi Manajerial, Edisi 8. Jakarta :
Salemba Empat.
11