PADA MENINGOENSEFALITIS
Whisnu Nalendra Tama*, Ahmad Asmedi**, Sekar Satiti**
*Residen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
**Staf Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
INTISARI
Insidensi meningoensefalitis telah menunjukkan penurunan namun
mortalitasnya tidak banyak mengalami perubahan. Elektroensefalografi (EEG)
masih memiliki peran dalam manajemen meningoensefalitis meskipun modalitas
pencitraan kini banyak menggantikan posisi EEG. Abnormalitas pada EEG dapat
muncul lebih awal dibanding pada pencitraan sehingga diperkirakan dapat
memprediksi mortalitas.
Penelitian ini bertujuan membandingkan proporsi mortalitas pasien
meningoensefalitis yang memiliki EEG normal dengan EEG abnormal serta
menilai peran prognostiknya. Rancangan yang digunakan adalah observasional
kohort prospektif. Pasien meningoensefalitis yang mejalani rawat inap di RSUP
Dr Sardjito menjalani pemeriksaan EEG kemudian dibagi menjadi kelompok EEG
normal atau abnormal. Kondisi akhir perawatan di rumah sakit dibagi menjadi
meninggal atau bertahan hidup. Penelitian ini juga menilai jenis abnormalitas
EEG yang berhubungan dengan mortalitas.
Sebanyak 38 subjek terlibat dalam penelitian ini dengan rerata usia
33,61+20,37 tahun. Dua puluh delapan subjek (73,7%) memiliki hasil EEG
abnormal. Subjek yang meninggal sebanyak 10 (26,3%) orang. Analisis bivariat
menemukan hubungan yang signifikan antara hasil EEG abnormal (p =0,028)
serta skor Glasgow Coma Scale (p =0,005) terhadap mortalitas. Analisis
hubungan jenis abnmormalitas EEG menunjukkan bahwa perlambatan difus (p
=0,001) berhubungan signifikan dengan mortalitas sedangkan perlambatan dokal
dan aktivitas epileptiform tidak signifikan. Analisis multivariat menunjukkan
bahwa hasil EEG abnormal maupun skor GCS tidak bersifat independen dalam
memprediksi mortalitas subjek penelitian. Gambaran EEG abnormal dan skor
GCS pada penelitian ini saling berhubungan dalam mempengaruhi mortalitas.
Berdasarkan penelitian ini, EEG abnormal terutama perlambatan difus
bersama dengan skor GCS pada pasien meningoensefalitis merupakan faktor
prognosis mortalitas selama perawatan di rumah sakit.
x
ELECTROENCEPHALOGRAPHY AS PREDICTOR OF MORTALITY IN
MENINGOENCEPHALITIS
Whisnu Nalendra Tama*, Ahmad Asmedi**, Sekar Satiti**
*Neurology resident Faculty of Medicine Universitas Gadjah Mada
**Neurology Staff Faculty of Medicine Universitas Gadjah Mada
Abstract
xi