BAB 3 Kewarganegaraan - Riska Manda Yudis
BAB 3 Kewarganegaraan - Riska Manda Yudis
Apa pendapat Anda dengan orang yang suka jalan-jalan ke luar negeri?
1. Pendapat
Bepergian ke luar negeri memang tidak ada larangannya. Ada baiknya pergi ke luar
negeri ketika ada keperluan mendesak yang terkait dengan pekerjaan, pendidikan, atau
menjadi relawan. Bukannya sedikit-sedikit liburan di negara A atau B. Mengapa demikian?
Karena terlalu sering jalan-jalan ke luar negeri menimbulkan dampak negatif yang penting
terhadap negara.
Sebelum membahas keterkaitan pergi ke luar negeri dengan devisa negara, hal pertama
yang harus dimengerti adalah apa itu devisa negara?
Devisa adalah sejumlah valuta asing yang berguna untuk membiayai seluruh
transaksi perdagangan internasional atau perdagangan antarnegara. Atau bisa juga
diartikan sebagai kekayaan dalam bentuk mata uang asing yang dimiliki oleh suatu
negara dan kekayaan ini harus diterima dan diakui secara luas oleh dunia internasional.
Penting untuk diketahui bahwa tidak semua mata uang asing yang ada di
Indonesia bisa dikatakan sebagai devisa. Kenapa? Karena yang disebut sebagai devisa
adalah mata uang asing yang beredar di dalam negeri dan di Bank Sentral (Bank
Indonesia) selain itu ada catatan kurs resminya.
Dapat disimpulkan bahwa, ketika kita terlalu sering bepergian ke luar negeri, hal itu
menambah devisa negara mereka. Hal ini berarti terlalu sering bepergian ke luar
negeri memang tidak berpengaruh terhadap pendapatan devisa negara kita,
melainkan mempengaruhi devisa negara yang dikunjungi.
Namun, peran devisa disini adalah menjadi penghubung keterkaitan antara bepergian
keluar negeri dengan nilai tukar Rupiah. Jadi dapat dikatakan, bepergian ke luar
negeri tidak berdampak langsung terhadap devisa negara kita, melainkan terhadap
nilai tukar Rupiah.
Perubahan devisa pariwisata terhadap nilai tukar biasanya dapat dilihat melalui
pengaruhnye terhadap ketersediaan devisa (valuta asing) dalam suatu
perekonomian.
Misalnya, apabila terjadi arus masuk wisatawan ke dalam suatu negara, akan
menyebabkan penambahan cadangan devisa, yang kemudian menambah
ketersediaan (penawaran) valuta asing. Sebaliknya, apabila terjadi arus keluar
wisatawan dari suatu negara maka akan mengurangi cadangan devisa. Apabila
penawaran valuta asing lebih besar dari permintaannya (excess supply), maka harga
valuta asing (nilai tukar) akan turun dan sebaliknya. Apabila permintaan valuta asing
lebih besar (excess demand), maka harga valuta asing akan naik.
Jadi ketika jumlah wisatawan Indonesia yang keluar negeri tidak seimbang
dengan wisatawan yang masuk ke Indonesia, maka akan memengaruhi nilai tukar.
Contoh, penawaran valuta asing yang lebih besar akibat aliran devisa pariwisata,
akan menyebabkan jumlah Rupiah yang dibutuhkan untuk mendapatkan valuta asing
menjadi lebih sedikit. Artinya, nilai tukar Rupiah dikatakan menguat (apresiasi)
terhadap valuta asing. Sebaliknya, apabila permintaan valuta asing yang lebih besar
dari penawarannya, maka mata uang asing menjadi lebih mahal sehingga Rupiah
yang dibutuhkan untuk mendapatkan valuta asing lebih banyak dan nilai tukar
Rupiah dikatakan melemah (depresiasi).
Inilah kondisi nilai tukar akibat devisa sampai dengan tahun 2010.
4. Bagaimana solusinya jika masyarakat terlalu suka pergi ke luar negeri?
1) Meningkatkan sektor pariwisata Indonesia
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan potensi kepariwisataan di
Indonesia. Meski masih ada beberapa kekurangan, namun terbukti dengan hasil
yang kita peroleh. Saat ini jumlah turis yang mengunjungin Indonesia terus
meningkat.
Berikut statistik yang menunjukkan jumlah wisatawan ke Indonesia :
Statistik terbaru
(Sumber : http://www.kemenpar.go.id/)