1. Teori Biologik
2. Teori Sosial
Teori aktifitas
a. Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan sosial
b. Teori Pembebasan
c. Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun kwantitas.
Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :
Kehilangan peran
Hambatan kontrol sosial
Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia.
Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat merupakan
gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.
Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :
1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses
penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih peran
apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan
3. Teori Psikologi
a. Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang
memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow 11111954). Kebutuhan ini memiliki
urutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi,
mereka berusaha menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang
paling tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.
1. Perubahan fisik
a. Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan
intra dan extra seluler
c. Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon terhadap
sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatny ambang
pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang.
d. Sistem Kardivaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi kaku , kemampuan
jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun
sehingga menyebabkanmenurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas
pembuluh darah, tekanan darah meningkat
i. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak,
kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga
dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.
2. Perubahan Mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
Perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik,
keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan serta situasi lingkungan.
Intelegensi diduga secara umum makin mundur terutama faktor penolakan abstrak
mulai lupa terhadap kejadian baru, masih terekam baik kejadian masa lalu.
Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan
tidak aman dan cemas, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut
ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Munculnya perasaan kurang mampu untuk
mandiri serta cenderung bersifat entrovert.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan
e. Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a. kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu
b. kenangan jang pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi
perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.
c. Peranan Iman
Menurut proses fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan orang yang sudah
tua tidak begitu membenci dan merasa kuatir dalam memandang akhir kehidupan
dibanding orang yang lebih muda. Namun demikian, hampir tidak dapat disangkal
lagi bahwa iman yang teguh adalah senjata yang paling ampuh untuk melawan rasa
takut terhadap kematian. Usia lanjut memang merupakan masa dimana kesadaran
religius dibangkitkan dan diperkuat. Keyakinan iman bahwa kematian bukanlah
akhir tetapi merupakan permulaan yang baru memungkinkan individu
menyongsong akhir kehidupan dengan tenang dan tentram.
4. Perubahan Spritual.
E. Masalah Nutrisi
1. Pengertian
Gizi kurang adalah kekurangan zat gizi baik mikro maupun makro
2. Penyebab
a. Penurunan ataau kehilangan sensitifitas indra pengecap &penciuman
j. Penyakit keganasan
A. Kasus Kekerasan Seksual Pada Lansia
Dalam kehidupan sosial, kita mengenal adanya kelompok rentan, yaitu
semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati
standar kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan berlaku umum bagi suatu
masyarakat yang berperadaban. Salah satu contoh kelompok rentan tersebut
adalah orangorang lanjut usia (lansia).
Kekerasan Seksual jika adalah lansia terkena resiko untuk diperkosa;
atau ketika ada tindakan memalukan seperti pemaksaan untuk membuka baju,
dll.Penggunaan bahasa yang tidak layak dan sindiran berbau seks.Kesemua
perilaku itu bisa dikategorikan ke dalam tindakan kekerasan seksual.
Contoh kasus baru-baru ini dimana seorang nenek di aniaya oleh cucu
dan keponakanya akibat selalu mengoceh terus menerus , cucu dan
keponakanya berangapan bahwa nenek mereka gila . Nenek tersebut di ikat dan
di cubit di bagian payudara dan organ kemaluannya.Parahnya nenek tersebut
di ikat dengan lakban dan di masukan dalam karung palstik sebelum di
temukan warga sekitar.
B. Pengertian kekerasan
Menurut Varcolaris 1994, amuk adalah tindakan kekerasan yang
bertujuan untuk menyelesaikan tujuan dimana individu tidak dapat
menemukan cara lain, biasanya dipicu oleh perasaan marah, frustasi dan harga
diri rendah.
Menurut budi anna Kelliat 1995, amuk merupakan kemarahan yang
paling maladaptif yang ditandai dengan perasaan marah dan bermusuhan yang
kuat disertai hilangnya kontrol individu dimana individu tersebut dapat
merusak dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat kita simpulkan
bahwa amuk merupakan suatu tindakan kekerasan yang dapat membayakan
diri sendiri maupun orang lain yang ditandai dengan ekspresi kemarahan,
melakukan tindakan yang berbahaya, mengeluarkan kata-kata ancaman dan
melukai dari tahap yang paling ringan sampai berat/serius.
E. Faktor Predisposisi
Menurut Townsend (1996), ada beberapa teori yang dapat menjelaskan
tentang faktor predisposisi, yaitu teori biologi, teori psikologi, dan teori
sosiokultural, yaitu :
a. Teori Biologi
Teori biologi terdiri atas tiga pandangan, yaitu pengaruh neurofisiologis,
biokimia, genetik, dan gangguan otak.
a) Pengaruh Neurofisiologis
Beragam komponen dari sistem neurologis mempunyai implikasi
memfasilitasi dan menghambat impuls agresif.Sistem limbik secara
jelas terlibat dalam menstimulasi timbulnya perilaku bermusuhan dan
respon agresif.
b) Pengaruh Biokimia
Berbagai neurotransmitter sangat berperan dalam memfasilitasi dan
menghambat impuls agresif.
c) Pengaruh Genetik
Penelitian membuktikan adanya hubungan langsung antara perilaku
agresif dengan keterkaitan dengan genetik.
d) Gangguan Otak
Penelitian membuktikan bahwa sindrom otak organik berhubungan
dengan berbagai gangguan serebral merupakan faktor predisposisi
perilaku agresif dan tindak kekerasan.
b. Teori Psikologi
a) Teori Psikoanalitik
Teori psikoanalitik menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya
kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan dan rasa aman dapat
mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri
yang rendah.Perilaku agresif dan tindak kekerasan merupakan
pengungkapan secara terbuka tehadap rasa ketidakberdayaannya dan
rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan.
Freud berpendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua
insting.Insting hidup yang diekspresikan dengan seksualitas dan insting
kematian yang diekspresikan dengan agresivitas.
b) Teori Pembelajaran
Anak-anak belajar melalui perilaku meniru dari contoh peran
mereka, yakni orang tua, kemudian mereka mulai meniru pola perilaku
guru, teman dan orang lain. Individu yang dianiaya ketika masih kanak-
kanak atau yang mempunyai orang tua yang mendisiplinkan mereka
dengan hukuman fisik akan cenderung berperilaku keras setelah
dewasa.
c. Teori Sosiokultural
Selain pengaruh biologis dan psikologis, faktor budaya dan
struktural sosial juga berpengaruh terhadap perilaku agresif. Ada kelompok
sosial yang secara umum menerima perilaku kekerasan sebagai cara
menyelesaikan masalah.
F. Sumber Koping
Sumber koping dapat meliputi pengetahuan tentang seksualitas,
pengalaman seksual yang positif dimasa lal, adanya individu yang mendukung
termasuk pasangan seksual, dan norma social atau budaya yang mendorong
ekspresi seksual yang sehat.
G. Mekanisme Koping
Berbagai mekanisme koping yang dapat digunakan untuk mengekspresikan
respons seksual individu adalah sebagai berikut:
1. Fantasi dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman seksual.
2. Penyangkalan dapat digunakan untuk menolak pengakuan terhadap konflik
atau ketidakpuasan seksual
3. Rasionalisasi dapat digunakan untuk membenarkan atau menerima impuls,
prilaku, perasaan, atau motif seksual yang dapat diterima.
4. Menarik diri dapat dilakukan untuk mengatasi perasaan rentan yang belum
terselesaikan dan perasaan ambivalen terhadap keintiman.
H. Proses Keperawatan
Penerapan proses keperawatan meliputi pengkajian menyeluruh,
perencanaan yang cermat, strategi implementasiyang tepat dan evaluasi
berkesinambungan terhadap klien dengan masalah kekerasan seksualsangat
penting, karena proses keperawatan memberikan kerangka kerja untuk
menyusun, mengimplementasidan mengevaluasi strategi keperawatan yang di
awali dengan pengkajian.
ASUHAN KEPERAWATAN
ELDERLY ABUSE
A. Pengkajian
a. Aspek biologis
b. Aspek emosional
c. Aspek intelektual
d. Aspek sosial
B. Diagnosa Keperawatan
1 Resiko Tujuan Umum :Klien tidak Tujuan Khusus :Klien dapat a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,
mencederai diri, mencederai diri sendiri, orang membina hubungan saling empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan
orang lain dan lain dan lingkungannya percaya. interaksi.
lingkungan b. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
berhubungan c. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak
dengan perilaku menantang.
kekerasan/ amuk d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat.
e. Beri rasa aman dan sikap empati.
f. Lakukan kontak singkat tapi sering.
g. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan
dirasakan saat jengkel/kesal.
h. Observasi tanda perilaku kekerasan.
i. Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel /
kesal yang dialami klien.
2 Perilaku Tujuan Umum :Klien dapat Tujuan khusus :Klien dapat a. Bina hubungan saling percaya,
kekerasan berhubungan dengan orang membina hubungan saling percaya b. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan
berhubungan lain secara optimal dengan perawat perasaannya.
dengan c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
gangguan d. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang
konsep diri : berharga dan bertanggungjawab serta mampu
harga diri rendah menolong dirinya sendiri.
e. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien.
f. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi
penilaian negative
g. Utamakan memberi pujian yang realistis.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Kelliat, 2012, “Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa”, Jakarta. EGC
Keliat, B.A. (2008). “Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial, Menarik diri”.Jakarta : FKUI
Stuart GW, Sunden .1998 . “Buku Saku Keperawatan Jiwa” . Jakarta EGC