Spinal Cord Injury
Spinal Cord Injury
LAPORAN KASUS
1.1. Identifikasi
Nama : Tn. Darmadi Bin Samsuri
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 32 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Dusun IV Talang Cempedak Jejawi OKI
MRS : 25 November 2014
Rekam Medis : 860003
2
3
Hidung
Sekret (-/-), deformitas (-)
Mulut
Sianosis (-), uvula di tengah, tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)
Leher :
JVP (5-2) cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
thyroid (-)
Kelenjar Getah Bening :
Tidak ada pembesaran KGB supraklavikular, axilaris, inguinalis
Thorax :
o Paru :
Inspeksi: Statis dan dinamis kanan-kiri.
Palpasi: Stem fremitus kanan kiri sama.
Perkusi: Sonor pada kedua lapangan paru.
Auskultasi: Vesikular (+) normal, ronki (-), whezzing (-).
o Jantung
Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi: Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra.
Perkusi: Batas atas jantung ICS II batas kanan jantung ICS V linea
parasternalis sinistra, batas kiri jantung ICS V linea midaksilaris
anterior sinistra.
Auskultasi: HR:82x/menit, BJ I dan II normal, murmur (-), dan
gallop (-)
Abdomen
o Inspeksi: datar
o Palpasi: lemas, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba,
massa (-), defans muskular (-)
o Perkusi: Timpani
o Auskultasi : Bising usus (+) normal
5
Genitalia Eksterna :
Tidak ada kelainan
Ekstremitas Superior:
Tidak ada kelainan
2.5.Diagnosis Kerja
Tetraparese spastik + hipoestesi setinggi dermatom C5 + Spinal Cord Injury
Frankel A + Fracture Dislocated C4-5
2.5. Penatalaksanaan
Terapi Konservatif
o Tirah Baring
o Pemasangan Brace
2.7.Prognosis
Qua Ad vitam : dubia ad bonam
Qua Ad sanationam : dubia ad bonam
Qua Ad functionam : dubia ad malam
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Vertebra Thoracalis
Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 2
Corpus vertebra berukuran sedang, berbentuk seperti jantung, bagian
anterior lebih rendah daripada bagian posterior.
Foramen vertebra bulat.
Processus spinosus panjang dan runcing.
Pada processus transversus dan pada corpus vertebra terdapat fovea costalis,
tempat perhubungan dengan costa.
c. Vertebra Lumbalis
Vertebra lumbalis bentuknya adalah yang terbesar, corpusnya sangat besar
dibandingkan dengan corpus vertebra yang lainnya dan berbentuk seperti ginjal
melintang, processus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti kapak kecil,
9
d. Vertebra Sacralis
Terdiri atas 5 ruas tulang yang saling melekat menjadi satu membentuk os
sacrum. Os sacrum berbentuk segitiga, dasarnya berada di sebelah cranial,
disebut basis ossis sacri, dan puncaknya berada di bagian caudal, disebut apex
ossis sacri. (2)
e. Vertebra Coccygeus
Terdiri atas 4 ruas yang melekat menjadi satu tulang. Vertebra coccygeus I
masih mempunyai sisa-sisa processus transversus, membentuk cornu
coccygeus. (2)
2.2.Definisi
Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur,sebagaimana yang
dikemukakan para ahli melalui berbagai literature.1 Menurut FKUI (2000), fraktur
adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang, sedangkan menurut Boenges,
ME., Moorhouse, MF dan Geissler, AC (2000) fraktur adalah pemisahan atau
patahnya tulang. Back dan Marassarin (1993) berpendapat bahwa fraktur adalah
terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang
yang berlebihan. Jadi fraktur servikal adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas
servikal.1
2.3. Etiologi
Cedera spinal terjadi akibat patah tulang belakang dan terbanyak mengenai
servikal dan lulmbal. Cedera terjadi akibat hiperfleksi, hiperekstensi, kompresi
atau rotasi tulang belakang. Di daerah torakal tidak banyak terjadi karena
terlindung oleh struktur thoraks.3
10
2.4. Epidemiologi
2.5.Patofisiologi
Sindrom kauda equine disebabkan oleh kompresi pada radiks lumbo sacral
setinggi ujung konus medularis dan menyebabkan leumpuhan dan anesthesia di
daerah lumbosakral yang mirip dengan sindrom konus medularis.4
2.7 Diagnosis
Pada penderita yang masih sadar, cedera spinal mudah dikenali dengan
menilai keluhan dan melakukan pemeriksaan terhadap kelainan yang terjadi;
misalnya penderita mengeluh sakit sepanjang kolumna vertebra, mengeluh baal,
kebas hingga lumpuh pada anggota gerak tertentu. Namun pada penderita yang
mengalami penurunan kesadaran hingga koma akan sulit menilai keluhan dan
melakukan pemeriksaan klinis sehingga kita selalu melakukan praduga positif dan
melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang.1
Beberapa keadaan yang harus dicurigai sebagai cedera spinal dan harus
dikelola sebagai cedera spinal adalah1 :
Level
Perbedaan yang jelas terjadi antara lesi diatas dan di bawah T1.cedera
pada 8 segmen medulla spinalis servikal akan menyebabkan tetraplegi dan lesi di
bawah T1 akan menyebabkan paraplegi. Level tulang trauma adalah tulang
vertebra yang mengalami kerusakan sehingga menyebabkan kerusakan medulla
spinalis. Semakin kaudal suatu cedera, semakin jelas perbedaan yang terjadi. 1,4
Paraplegi inkomplit
Para plegi komplit
Tetraplegi inkomplit
Tetraplegi komplit
Cedera sevikal dapat terjadi akibat salah satu atau kombinasi dari mekanisme
trauma berikut ini1,4 :
1. axial loading
2. fleksi
3. ekstensi
4. rotasi
5. lateral bending
15
6.distraksi
4. Wedge fracture
Vertebra terjepit sehingga berbentuk baji. Ligament longitudinal
anterior dan kumpulan ligament posterior utuh sehingga lesi ini
bersifat stabil.
b. Trauma Fleksi-rotasi
Terjadi dislokasi interfacetal pada satu sisi. Lesi stabil walaupun
terjadi kerusakan pada ligament posterior termasuk kapsul sendi
apofiseal yang bersangkutan.
Tampak dislokasi anterior korpus vertebra. Vertebra yang
bersangkutan dan vertebra proksimalnya dalam posisi oblik, sedangkan
vertebra distalnya tetap dalam posisi lateral.
18
c. Trauma Hiperekstensi
1. Fraktur dislokasi hiperekstensi
Dapat terjadi fraktur pedikel, prosesus artikularis, lamina dan
prosessus spinosus. Fraktur avulse korpus vertebra bagian postero-
inferior. Lesi tidak stabil karena terdapat kerusakan pada elemen
posterior tulang leher dan ligament yang bersangkutan.
2. Hangmans fracture
Terjadi fraktur arkus bilateral dan dislokasi anterior C2 terhadap
C3.
d. Ekstensi-rotasi
Terjadinya fraktur pada prosesus artikularis satu sisi
e. Kompresi vertical
Terjadinya fraktur ini akibat diteruskannya tenaga trauma melalui
kepala, kondilus oksipitalis, ke tulang leher.
DAFTAR PUSTAKA