Anda di halaman 1dari 25

HALAMAN JUDUL

LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

LAPORAN TUGAS KHUSUS


EVALUASI REAKTOR UREA DC-101 MENGGUNAKAN NERACA MASSA
BERDASARKAN DATA DESAIN DAN DATA AKTUAL

PERIODE
1 JULI – 31 JULI 2018

Disusun Oleh :

Arif Maldini 21030115130121


Rendy Renaldy Firdaus 210301151340

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA i


UNIVERSITAS DIPONEGORO
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Nama : Arif Maldini (21030115130121)


Rendy Renaldy F (21030115140)
Pabrik : PT Pupuk Kujang (Persero)
Unit Kerja : Urea 1A

Semarang, Agustus 2018


Menyetujui
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Abdullah, MS


NIP.195512311983031014

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA ii


UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Nama : Arif Maldini (21030115130121)


Rendy Renaldy F (21030115140)
Pabrik : PT Pupuk Kujang (Persero)
Unit Kerja : Urea 1A

Semarang, Agustus 2018


Menyetujui
Pembimbing

Muhammad Reda Galih P, S.T.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA iii


UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Khusus Kerja Praktek di PT.
Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat.
Penyusunan laporan tugas khusus kerja praktek ini ditujukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan menyelesaikan program sarjana (S-1) di Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
Pada kesempatan kali ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Siswo Sumardiono, ST, MT. selaku ketua departemen Teknik Kimia
Universitas Diponegoro.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Abdullah, MS selaku dosen pembimbing Praktek Kerja.
3. Bapak Indra M. Reda Galih Pangestu, S.T selaku pembimbing lapangan di Unit Urea 1A
PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat.
4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
berharap adanya kritik serta saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan laporan
Kerja Praktek ini. Semoga laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.

Semarang, Oktober 2018

Penyusun

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA iv


UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... vii
INTISARI ................................................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat............................................................................................................................. 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 2
2.1 Urea .................................................................................................................................. 2
2.2 Sifat Fisika dan Kimia Urea ............................................................................................. 2
2.3 Sifat-sifat Reaktan dan Bahan Pembantu ......................................................................... 3
2.4 Prinsip Pembuatan Urea ................................................................................................... 4
2.5 Urea Synthesis Reactor (DC-101) dan Cara Kerja........................................................... 4
2.6 Faktor-faktor yang Berpengaruh Pada Sintesa ................................................................. 6
2.7 Neraca Massa ................................................................................................................... 8
BAB III METODE ANALISA DATA......................................................................................... 9
3.1 Cara Memperoleh Data .................................................................................................... 9
3.2 Cara Mengolah Data......................................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 11
4.1 Hasil ............................................................................................................................... 11
4.2 Pembahasan .................................................................................................................... 12
LAMPIRAN................................................................................................................................. 16

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA v


UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi Produk Urea 2
Tabel 2.2 Spesifikasi Ammonia 3
Tabel 2.3 Spesifikasi Karbon Dioksida 4
Tabel 4.1 Hasil Performance Test DC-101 (15/2/2018) 11
Tabel 4.2 Komposisi Aliran di Reaktor DC-101 (Desain) 12
Tabel 4.3 Rata-rata Flow Rate input reaktor 12
Tabel 4.4 Perbandingan Konversi Desain dan Aktual Reaktor 12

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA vi


UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Urea Synthesis Reactor (DC-101)............................................................................... 5
Gambar 2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Konversi Kesetimbangan ................................................... 6
Gambar 2.3 Pengaruh Rasio N/C Terhadap Yield Urea ................................................................. 7
Gambar 2.4 Pengaruh Rasio H/C terhadap yield urea .................................................................... 7
Gambar 3.1 Skema Aliran Masuk dan Keluar Reaktor DC-101 .................................................. 10

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA vii


UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

INTISARI
Urea adalah senyawa organic yang tersusun dari unsur karbon, hydrogen, oksigen dan
nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama karbamat
yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah
carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Secara garis besar proses
pembuatan urea terbagi menjadi beberapa unit penting yaitu, persiapan bahan baku, sintesa,
resirkulasi, evaporasi, prilling dan finishing. Pada proses sintesa terdapat beberapa variable
yang dapat mempengaruhi produksi urea seperti, rasio N/C fas gas, rasio N/C fase cair, rasio
H/C, serta suhu dan tekanan. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah mengevaluasi kinerja
reaktor DC-101 pada unit urea IA PT Pupuk Kujang Cikampek.
Unit urea pabrik IA dirancang untuk memproduksi urea sebesar 570.000 ton/tahun urea
prill. Proses yang digunakan pada pabrik urea IA adalah Total Rrecycle C Improved dari Toyo
Engineering Corporation. Dengan desain reaktor bertray sejumlah 11 dan beroperasi pada
suhu rentang 190-205oC dan tekanan 185-200 kg/cm2, menghasilkan konversi CO2 optimum
sebesar 71%. Hasil reaktor kemudian masuk ke unit sparasi dan prilling, dengan sebagian hasil
sparasi masuk ke unit recovery.
Evaluasi kinerja Reaktor DC-101 pada unit urea IA dimaksudkan untuk mengetahui
bagaimana kinerja alat reaktor tersebut. Karena pada dasarnya setiap alat akan mengalami
degradasi kinerja sesuai dengan umur penggunaannya. Selain itu, evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui titik optimum konversi urea yang bisa didapat dengan meninjau variabel fakor-
faktor yang mempengaruhi meliputi rasio N/C, H/C, serta kondisi suhu dan tekanan reaktor.
Menurut referensi semakin besar rasio N/C maka konversi urea juga semakin tinggi.
Sebaliknya semakin besar rasio H/C maka konversi urea akan menjadi semakin sedikit. Dalam
referensi juga menunjukan bahwa operasi optimum pembentukan urea terjadi saat rasio H/C
sekitar 0,4-0,6; dan rasio N/C sekitar 3,0. Sehingga penjagaan laju alir bahan masuk akan
menjaga konversi reaktor.
Saran untuk laporan khusus berikutnya, pada evaluasi sebaiknya dilakukan juga
menggunakan software Hysis atau applikasi simulasi operasi. Hal ini ditujukan agar analisa
dapat dilakukan dengan memvariasikan laju alir bahan masuk dengan mudah dan dapat
mendapatkan hasil pengamatan maksimal.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA viii


UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses pembentukan urea terjadi di reaktor menggunakan ammonia dan
karbondioksida sebagai umpan. Proses ini termasuk dalam bagian sintesis yang di
dalamnya termasuk proses pembentukan ammonium karbamat dan dehidrasi ammonium
karbamat menjadi urea dan air. Reaktor merupakan alat utama dalam industri urea, oleh
karena itu unjuk kerja reaktor perlu selalu dijaga dan dievaluasi agar kestabilan proses
dapat dijaga.
Reaktor pada pabrik urea mempunyai peranan yang sangat penting pada proses
pembuatan urea. Reaksi di reaktor mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu karena reaksi
dominan berupa eksotermis, akan tetapi reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah reaksi
eksotermis dan endotermis. Kondisi yang diharapkan adalah membuat konsentrasi urea
keluar reaktor sebesar mungkin, akan tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi
salah satunya adalah suhu pada reaktor, suhu akan berpengaruh pada kecepatan reaksi.
Oleh karena itu problem operasi yang penting adalah bagaimana menjalankan reaktor
supaya mendapatkan hasil atau produk sesuai dengan yang diinginkan dengan kondisi yang
diharapkan masih tercapai. .
Dalam tugas khusus ini dilakukan evaluasi kinerja reaktor dengan cara
membandingkan neraca massa dan neraca panas berdasarkan data desain dan data aktual.
Dengan menghitung neraca massa dan neraca panas aktual dan membandingkannya dengan
data desain, diharapkan dapat diketahui apakah terjadi kenaikan atau penurunan
kemampuan kinerja reaktor serta indikasi penyebabnya hingga dapat dilakukan optimasi
untuk meningkatkan efisiensi
1.2 Rumusan Masalah
Dalam tugas khusus ini, permasalahan yang diambil adalah mengevaluasi kinerja
reaktor. Reaktor merupakan tempat terjadinya reaksi antara amonia cair dengan CO2 serta
aliran recycle. Evaluasi ini dilakukan karena setiap alat akan mengalami degradasi kinerja
baik disebabkan oleh kerusakan maupun umur alat.
1.3 Tujuan
1. Mengevaluasi kinerja reaktor berdasarkan neraca massa.
2. Menganalisa penyebab kenaikan atau penurunan kinerja reaktor.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui kondisi kelayakan reaktor dalam unit sintesa urea.
2. Dapat meningkatkan kinerja reaktor DC-101.

1
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Urea
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen
dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama
carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai
adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini
adalah senyawa organic sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik.
Urea merupakan pupuk nitrogen yang paling mudah dipakai. Zat ini mengandung
nitrogen paling tinggi (46%) di antara semua pupuk padat. Zat ini mudah larut didalam air
dan tidak mempunyai residu garam sesudah dipakai untuk tanaman. Kadang-kadang zat ini
juga digunakan untuk pemberian makanan daun. Disamping penggunaannya sebagai
pupuk, urea juga digunakan sebagai tambahan makanan protein untuk hewan pemamah
biak, juga dalam produksi melamin, dalam pembuatan resin, plastik, adhesif, bahan pelapis,
bahan anti ciut, tekstil, dan resin perpindahan ion. Bahan ini merupakan bahan antara
dalam pembuatan amonium sulfat, asam sulfanat, dan ftalosianina (Austin, 1997).
Produk utama dari PT. Pupuk Kujang yaitu urea prill dengan kapasitas total 1.725
ton/hari. Spesifikasi produk urea prill yang dihasilkan dapat di lihat pada tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Spesifikasi Produk Urea
Kandungan Urea
Nitrogen 46% (minimum)
Air 0,35% (maksimum)
Biuret 0,57% (maksimum)
Fe 0,66 ppm (b/b) (maksimum)
Ammonia bebas 150 ppm (b/b) (maksimum)
Abu 15 ppm (b/b) (maksimum)
Ukuran 6 US mesh 0,2% berat
Ukuran 18 US mesh 99,3% berat
Ukuran 25 US mesh 2,0% berat
(Process Engineering PT Pupuk Kujang, 2018)

2.2 Sifat Fisika dan Kimia Urea


Berikut sifat-sifat produk urea yang dihasilkan :
Sifat-sifat fisika :
• Berat molekul : 60,06 kg/kmol
• Bentuk fisik : Padat
• Warna : Putih
• Titik lebur : 132,70 OC
• Kelarutan : 100 (170 OC dalam 100% air)

2
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

20 (200 OC dalam 100% alkohol)


• Panas pembakaran : -91,02 .105 J/kg
Sifat-sifat kimia urea :
• Urea dibuat dari reaksi ammonia dengan karbon dioksida
2NH3 + CO2 NH2CONH2 + H2O
• Bersifat higroskopis atau mudah menyerap air di lingkungan sekitarnya
2.3 Sifat-sifat Reaktan dan Bahan Pembantu
Dalam mengontrol reaksi di reaktor DC-101 perlu diketahui keadaan reaktan dan
produknya. Sifat-sifat reaktan, bahan pembantu yang digunakan dan produk samping yang
dihasilkan sebagai berikut :
a. NH3 (Ammonia)
Sifat-sifat kimia dan fisika ammonia :
• Berat Molekul : 17,03 kg/kmol
• Bentuk fisik : Gas
• Ciri-ciri : Tidak berwarna tetapi berbau khas (bau ammonia)
• Titik lebur : -77,7 OC
• Titik didih : -33,4 OC
• Sifat : Korosif, berbentuk gas pada keadaan standar
Untuk spesifikasi ammonia masuk ke reaktor ditunjukan tabel 2.2 :
Tabel 2.2 Spesifikasi Ammonia
Parameter Spesifikasi
Kadar Ammonia 99,5% berat minimum
Kadar Air 0,5% berat minimum
Minyak 5 ppm (b/b) maksimum
Tekanan 18 kg/cm2
Temperatur 25-30oC
Jumlah Normal 40.983 kg/jam
Jumlah Rancang 49.180 kg/jam
(Process Engineering PT Pupuk Kujang, 2018)

b. CO2 (Karbon Dioksida)


Sifat-sifat kimia dan fisika karbon dioksida :
• Berat molekul : 44,01 kg/kmol
• Bentuk fisik : Gas
• Titik lebur : -56,6 (5,2 atm)
• Titik didih : -78.50 OC
• Densitas : 0,770 g/cm3
Untuk spesifikasi karbon dioksida masuk ke reaktor ditunjukan tabel 2.3 :

3
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

Tabel 2.3 Spesifikasi Karbon Dioksida


Parameter Spesifikasi
Kadar CO2 (kadar kering) 98,5% berat minimum
Kadar air 2% berat maksimal
Kadar sulfur 1 ppm (b/b) maksimum
Tekanan 0,6 kg/cm2
Temperatur 38oC
Kadar penyerap 0,01%
Jumlah normal 27.450 kg/jam
Rancang normal 32.940 kg/jam
(Process Engineering PT Pupuk Kujang, 2018)

2.4 Prinsip Pembuatan Urea


Sintesa urea dapat berlangsung dengan bantuan tekanan tinggi. Sintesa ini
dilaksanakan untuk pertama kalinya oleh BASF pada tahun 1941 dengan bahan baku
karbon dioksida (CO2) dan amoniak (NH3). Sintesa urea berlangsung dalam dua bagian.
Selama bagian reaksi pertama berlangsung, dari amoniak dan karbon dioksida akan
terbentuk amonium karbamat. Reaksi ini bersifat eksoterm.
2NH3 (g) + CO2 (g) NH2COONH4 (l) ∆H=-159,7 kJ
Pada bagian kedua, dari amonium karbamat terbentuk urea dan air. Reaksi ini bersifat
endoterm.
NH2COONH4 (l) NH2CONH2 (aq) + H2O (l) ∆H=41,43 kJ
Disamping kedua reaksi diatas, selama sintesa terjadi reaksi samping dimana
terbentuk biuret dari penguraian urea. Reaksi samping tersebut adalah:
NH2CONH2 (aq) NH2CONHCONH2 (l) + NH3 (g)
Kedua bagian reaksi berlangsung dalam fase cair pada interval temperatur mulai 170-
°
190 C dan pada tekanan 130 sampai 200 bar dengan reaksi keseluruhan adalah eksoterm.
Panas reaksi diambil dalam sistem dengan jalan pembuatan uap air. Bagian reaksi kedua
merupakan langkah yang menentukan kecepatan reaksi dikarenakan reaksi ini berlangsung
lebih lambat dari pada reaksi bagian pertama.

2.5 Urea Synthesis Reactor (DC-101) dan Cara Kerja


Reaktor DC-101 merupakan rekator unit urea IA yang digunakan sebagai tempat
bereaksi pembentukan urea. Dengan mereaksikan NH3 dan CO2 dengan reaksi dominan
berupa eksotermis membentuk ammonia karbamat dan pembentukan urea, serta terdapat
reaksi samping berupa pembentukan biuret. Desain reaktor terdiri dari 12 tray dengan
konversi optimal 71%, akan tetapi karena tekanan aliran terlalu besar (200 kg/cm2) maka
tray paling bawah dilepas, sehingga tray berjumlah 11. Berikut merupakan gambar Reaktor
DC-101

4
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

Gambar 2.1 Urea Synthesis Reactor (DC-101)


Umpan dari lairan NH3, CO2 dan larutan karbamat recycle yang masuk dari bawah
reaktor. Reaktor beroperasi pada rentang tekanan 185-200 kg/mc2 dan temperatur 190-
205oC. Tekanan yang besar dari bawah kolom mengakibatkan laju aliran naik keatas
melewati tray-tray yang berada di dalam reaktor. Umpan pertama kali melewati tray
pertama, tray menyebabkan aliran masuk saling kontak satu dengan yang lainnya sehingga
terjadi reaksi. Tray kedua dan seterusnya juga dapat menyebabkan kontak antar aliran
bahan baku yang menyebabkan reaksi berjalan lebih cepat. Aliran keluar melalui bagian
atas reaktor setelah melewati tray ke 11. Selanjutnya aliran keluar reaktor akan memasuki
unit sparasi, yakni bagian High Pressure Decomposer dan Low Pressure Decomposer.
Pada saat operasi, reaktor dijaga temperatur dan tekanannya menggunakan 4 sensor
yang berada di dalam reaktor, yakni pada bagian bottom, lower, middle dan top reaktor.
Hal ini dilakukan agar pembentukan produk samping atau biuret dapat berkurang.

5
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

2.6 Faktor-faktor yang Berpengaruh Pada Sintesa


Proses pembentukan urea sangat kompleks dengan reaksi refersibel dan eksotermis,
serta memiliki reaksi samping berupa pembentukan biuret secara reaksi seri maka untuk
mencapai hasil reaktor maksimum perlu adanya pengoptimalan operasi. Ada beberapa
factor yang mempengaruhi reaksi pembentukan urea yaitu :
a. Temperatur dan Tekanan
Berdasarkan penelitian Frejacques, menyimpulkan bahwa konversi akan
bertambah secara proporsional dengan bertambahnya temperatur, tetapi Otsuka
menyatakan bahwa konversi akan mencapai titik maksimum pada temperature 196oC–
200oC dan tekanan 162- 178 kg/cm2G. Tekanan keseimbangan akan bertambah tinggi
bila temperatur naik. DC-101 beroperasi pada tekanan 195 kg/cm2G dan suhu 200 OC.
Grafik pengaruh suhu dan tekanan pada konversi dapat dilihat pada gambar 2.2 :

Gambar 2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Konversi Kesetimbangan


b. Ratio N/C
Rasio N/C menjadi salah satu proses indicator yang penting. Pada reaksi
pembentukan carbamat perbandingan NH3 dan CO2 adalah 2:1 akan tetapi pada
kenyataan akan lebih baik apabila rasio N/C ini dijaga pada 3.00. Hal ini sesuai dengan
Azaz Le Chatelier dimana penambahan konsentrasi pada suatu komponen dalam reaksi
kesetimbangan akan menggeser kesetimbangan ke arah yang berlawanan. Sehingga
dengan meninggikan rasio N/C juga akan meningkatkan hasil pembentukan carbamate.
Sedangkan pada urea, profil pengaruh rasio N/C dapat dilihat pada gambar 2.2, dimana
semakin tinggi rasio N/C maka yield urea yang dihasilkan akan turun. Sehingga perlu
dilakukan optimasi dalam menentukan rasio N/C untuk mengoperasikan pabrik.

6
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

Gambar 2.3 Pengaruh Rasio N/C Terhadap Yield Urea


Rasio N/C dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
𝑁 (2 × 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑟𝑒𝑎) + 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑁𝐻3 + (3 × 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡)
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑟𝑒𝑎 + 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + (2 × 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡)
c. Ratio H/C
Ratio air terhadap Karbondioksida (H/C) dijaga sekitar 0.4–0.6. Jika H/C rendah,
jumlah air yang ada terlalu kecil, konsentrasi carbamate akan menjadi tinggi sehingga
dapat menjadi penyebab terjadinya kebuntuan. Jika H/C terlalu tinggi, jumlah ekses air
terlalu banyak sehingga konversi CO2 akan turun. Adanya ekses air akan menggeser
kesetimbangan kearah kiri sehingga kesetimbangan konversi reaksi akan turun. Pada
kondisi operasi dijaga kadar H2O tidak lebih dari 2% w/w di dalam reaktor. Grafik
perbandingan konversi CO2 dengan rasio H/C dapat dilihat pada gambar 2.4 :

Gambar 2.4 Pengaruh Rasio H/C terhadap yield urea


Rasio H/C dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

7
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

𝐻 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑟𝑒𝑎 + 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2
d. Ratio H/U
Beberapa literature juga menggunakan rasio H/U yaitu rasio antara air dan urea
pada fase liquid. Pada pembentukan 1 mol urea maka terbentuk juga 1 mol air oleh
karena itu rasio H/U seharusnya bernilai lebih dari 1. Rasio H/U menjadi indicator yang
lebih mudah digunakan dalam menentukan berapa banyak air yang masuk ke dalam
reaktor, terutama dari aliran recycle carbamate. Rasio H/U didapatkan dari persamaan :
𝑁 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑈 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑟𝑒𝑎
2.7 Neraca Massa
Neraca massa atau panas suatu sistem proses dalam industri merupakan perhitungan
kuantitatif dari semua bahan-bahan yang masuk, yang keluar, yang terakumulasi
(tersimpan) dan yang terbuang dalam sistem itu. Perhitungan neraca digunakan untuk
mencari variabel proses yang belum diketahui, berdasarkan data variabel proses yang telah
ditentukan / diketahui. Oleh karena itu, perlu disusun persaman yang menghubungkan data
variabel proses yang telah diketahui dengan variabel proses yang ingin dicari.
Massa yang masuk ke dalam suatu sistem harus keluar meninggalkan sistem tersebut
atau terakumulasi di dalam sistem. Konsekuensi logis hokum kekekalan massa ini
memberikan persamaan dasar neraca massa :
[massa masuk] = [massa keluar] + [akumulasi massa]
dengan [massa masuk] merupakan massa yang masuk ke dalam sistem, [massa keluar]
merupakan massa yang keluar dari sistem, dan [akumulasi massa] merupakan akumulasi
massa dalam sistem. Pada umumnya, neraca massa dibangun dengan memperhitungkan
total massa yang melalui suatu sistem (Austin, 1996).

8
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

BAB III
METODE ANALISA DATA
3.1 Cara Memperoleh Data
Data yang digunakan dalam perhitungan anatara lain :
1. Data Primer
Data yang merupakan hasil pengamatan langsung dari sumbernya. Data ini diambil
dari bagian proses engineering control room unit Urea untuk data desain dan data
actual operasi pada hari kamis, tanggal 15 Februari tahun 2018
Data-data tersebut meliputi :
a. Laju alir
b. Material Balance Unit Urea 1A PT. Pupuk Kujang
c. Data komposisi kebutuhan bahan baku : ammonia dan karbon dioksida.
d. Bahan yang di-recucle ke reaktor
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya untuk mendukung data
primer dan berasal dari literature dan bahan kuliah serta bahan lain yang
berhubungan.

3.2 Cara Mengolah Data


Perhitungan Neraca Massa Reaktor (DC-101)
Urea Komposisi produk (kg/cm2G)
Urea = ……….
Produk
NH3 = ……….
CO2 = ……….
H2O = ……….
Biuret = ……….

REAKTOR
DC-101 Komposisi reaktan (kg/cm2G)
Urea = ……….
NH3 = ……….
CO2 = ……….
H2O = ……….
Biuret = ……….

CO2 Inlet NH3 Inlet Karbamat

FRS-101 FRC-102 FIA-105

9
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

Gambar 3.1 Skema Aliran Masuk dan Keluar Reaktor DC-101


Untuk menghitung material balance pada reaktor digunakan persamaan yang disusun
berdasarkan hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa massa masuk sistem =
massa keluar sistem. Urutan langkah penyelesaian adalah sebagai berikut:
a. Mencari data actual dari Urea plant performance
b. Menghitung neraca massa dari data actual dengan persamaan Hukum Kekekalan
Massa, yaitu :
Input = Output
Untuk menghitung neraca massa pada reaktor DC-101 di unit Kujang 1A dilakukan
dengan beberapa tahap penyelesaian. Adapun tahapan tahapannya adalah sebagai
berikut:
1. Mengambil aliran/ flow rate data-data komponen masuk dan keluar reaktor
a. Data-data aliran ammonia
b. Data-data aliran karbondioksida
c. Data-data aliran recycle
2. Menghitung neraca massa
Langkah perhitungan neraca massa
a. Menghitung komposisi bahan baku umpan (gas CO2, Ammonia, larutan
recycle) yang masuk reaktor selama 24 jam.
b. Mengkonversi massa ke dalam satuan kg/jam atau kmol/jam.
c. Menghitung komposisi larutan recycle dan outlet dengan mengalikan persen
berat yang diperoleh dari Material Balance Sheet PT. Pupuk Kujang.
d. Menghitung nilai konversi dari reaksi dalam reaktor.
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan neraca massa adalah :
a. Kondisi steady state (akumulasi = 0)
b. Tidak ada pengotor seperti padatan-padatan yang terikut di dalam sistem.
c. CO2 terkonversi 71,82% berdasarkan konversi dalam reaktor (dengan desain
10 tray dan kondisi operasi 195 OC dan tekanan 200 kg/cm2G)

10
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Urea dihasilkan di seksi sintesa dari reaksi antara NH3 cair dan gas CO2., dengan
adanya tambahan aliran recycle ke dalam reaktor. Reaksi ini menghasilkan produk
antara (intermediate product) berupa amonium karbamat disertai panas yang tinggi
(eksotermis) di dalam reaktor DC-101.
Karena reaksi tersebut reversibel dan secara keseluruhan eksotermis, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi konversi reaksi antara lain: temperatur, tekanan, komposisi,
dan waktu tinggal. Untuk menjaga temperatur reaksi dalam reaktor tetap terkendali
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Kelebihan (excess) ammonia umpan reaktor,
- Banyaknya recycle larutan amonium karbamat ke reaktor,
- Temperatur amomnia cair ke reaktor.
Selain kedua reaksi utama di atas, terjadi juga reaksi samping terbentuknya biuret
yang dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, dan waktu tinggal. Waktu tinggal yang
sebentar diharapkan dapat menekan pembentukan biuret, karena kandungan biuret yang
terdapat di dalam pupuk justru akan menjadi racun bagi tanaman. Temperatur yang
rendah juga akan menyebabkan penurunan pada konversi karbamat menjadi urea, oleh
karena itu temperatur top reaktor dijaga pada suhu 198 - 200oC. Apabila temperatur
melebihi 200oC maka akan berpotensi terjadinya korosi pada reaktor. Selain itu, tekanan
yang rendah dapat memperkecil konversi CO2 dalam pembentukan karbamat. Namun
bila tekanan melewati batas yang telah ditetapkan, maka akan berbahaya terhadap
kekuatan dan ketahanan dari reaktor.
Untuk perhitungan konversi reaksi, digunakan neraca massa pada reaktor,
berdasarkan data desain dan aktual. Data aktual diperoleh dari hasil performance test
reaktor urea DC-101 pada tanggal 15 Februari 2018 (shift sore). Sedangkan data desain
diperoleh dari lampiran data material balance unit Urea IA PT. Pupuk Kujang.
Perbandingan antara data desain dan aktual dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil Performance Test DC-101 (15/2/2018)
No Aliran %NH3 %CO2 %Urea %Biuret %H2O
1 CO2 Inlet 0 98,10 0 0 1,90
2 NH3 Inlet 99,98 0 0 0 0,02
3 Karbamat 32,97 36,15 7,28 4,66 18,94
4 Produk 18,63 16,62 43,30 2,1 19,34

Tabel 4.2 Komposisi Aliran di Reaktor DC-101 (Desain)


No Aliran %NH3 %CO2 %Urea %Biuret %H2O Flowrate

11
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

(Kg/Jam)
1 CO2 Inlet 0 100 0 0 0 50.470,0
2 NH3 Inlet 100 0 0 0 0 95.752,0
3 Karbamat 36,7 33,6 10,0 0,5 19,2 81.890,0
4 Produk 36,8 10,5 36,0 0,1 16,6 228.112,0

Tabel 4.3 Rata-rata Flow Rate input reaktor


No Aliran Nm3/hr M3/Jam Ton/Jam Kmol/Jam
FRS-101
1 18.600 - 35,042 724,59
(CO2)
FRC-102
2 - - 60,5 3558,82
(NH3)
FIA-105
3 - 61 70,149 -
(Karbamat)

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.3 dapat digunakan untuk menghitung konversi reaktor
DC-101 berdasarkan neraca massa. Dalam hal ini konversi dinyatakan dengan konversi
CO2, karena CO2 merupakan rektan pembatas dari reaksi kimia yang terjadi. Hasil
perhitungan konversi reaktor secara actual dan desain ditunjulkan dalam tabel 4.4
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Perbandingan Konversi Desain dan Aktual Reaktor
Parameter Desain Aktual
(Flow 100%) (Flow 70%)
Produksi 228.112 70.379
Konversi CO2 71,82% 67,36%

4.2 Pembahasan
Reaktor DC-101 dengan data desain memiliki konversi 71,82 dalam keadaan laju alir
100% atau untuk menghasilkan 228.112 kg/jam konversi urea. Akan tetapi dalam keadaan
aktual tidak selalu didapat keadaan sempurna seperti di dalam desain. Pada kondisi proses
pada tanggal 15 Februari 2018 menghasilkan konversi urea yang lebih sedikit dibanding
dengan konversi desain. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya :
1. Komposisi masuk reaktor
Terdapat perbedaan flow rate antara reaktor desain dengan flow rate pada 15
Februari 2018, yakni pada flow rate karbamat yang masuk ke dalam reaktor. Pada
desain karbamat masuk reaktor sebesar 35,90% berat, sedangkan pada data aktual
aliran karbamat masuk reaktor sebesar 43,16% dari total bahan masuk reaktor.
Semakin banyak karbamat masuk maka semakin banyak pula komposisi urea
yang masuk ke dalam reaktor. Hal tersebut mengakibatkan reaksi pembentukan

12
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

urea akan melambat, karena reaksi urea bersifat reversibel eksothermis. Semakin
banyak produk maka reaksi akan berjalan ke reaktan. Sehingga konversi CO2
menjadi urea menjadi semakin sedikit.
2. Perbandingan N/C dan H/C
Berdasarkan data desain untuk memproduksi urea dengan konversi 71,82%
maka perbandingan N/C dan H/C bahan baku masuk reaktor masing-masing
sebesar 4,00 dan 0,45. Pada data aktual dengan flow rate + 60% memiliki
perbandingan N/C dan H/C bahan baku masuk reaktor sebesar 3,40 dan 0,55.
Dengan perbandingan N/C data aktual yang lebih kecil daripada data desain,
maka konversi reaktor akan semakin kecil. Semakin besar harga N/C maka
semakin besar Amonia yang masuk ke dalam reaksi. Reaksi akan berjalan kea rah
produk jika Amonia dibuat exces dari pada CO2. Seperti dalam reaksi berikut :
2NH3 (g) + CO2 (g) NH2COONH4 (s)
Amonia Karbondioksida Karbamat
NH2COONH4 (s) NH2CONH2 (aq) + H2O (l)
Karbamat Urea Air
NH2CONH2 (l) NH2CONHCONH2 (l) + NH3 (g)
Urea Biuret Amonia
Selain itu H/C data desain lebih kecil daripada data aktual. Hal ini dikarenakan
semakin besar harga H/C maka semakin banyak air yang terkandung, sedangkan
konversi reaksi akan semakin turun jika terdapat air yang semakin banyak. Seperti
dalam reaksi diatas.
Dengan demikian, berdasarkan hasil analisa yang diperoleh bahwa hasil reaksi
evaluasi reaktor urea DC-101 pada tanggal 15 Februari 2018 memiliki konversi sedikit
lebih rendah dibandinga dengan konversi reaktor data desain. Namun reaktor tersebut
masih layak digunakan, karena kondisi operasi masih dapat dijaga sedemikian sehingga
sesuai dengan kinerja reaktor desain. Hasil analisa juga mengidikasikan bahwa hasil data
aktual yang dilakukan pada saat itu masih dipertanyakan, karena sensor flow CO2 (FRS-
101) memberikan angka yang tidak stabil, sehingga CO2 yang masuk reaktor belum bisa
ditentukan dengan pasti.

13
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari perhitungan neraca massa didapat konversi reaktor DC-101 pada tanggal 15
Februari 2018 sebesar 67,36%, sedangkan untuk konversi desain sebesar 71%.
2. Nilai konversi berdasarkan data aktul memiliki konversi yang lebih rendah dibanding
dengan data desain, yang disebabkan oleh faktor komposisi aliran masuk,
perbandiangan N/C dan H/C. Dimana komposisi aliran masuk memiliki aliran karbamat
yang lebih tinggi, dengan nilai N/C yang lebih rendah dan nilai H/C yang lebih tinggi.
Akan tetapi dari kinerja reaktor dapat disimpulkan bahwa reaktor masih layak untuk
beroperasi untuk menghasilkan urea.
5.2 Saran
1. Pemeliharaan, pemeriksaan dan perawatan berkala di PT Pupuk Kujang terus
dilakukan, terutama pada alat-alat yang berdampak besar secara langsung terhadap
produksi pabrik.
2. Perlu dilakukan pembaharuan teknologi pada sistem pengendalian dan pengoperasian,
sehingga mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi disebabkan oleh operator/
pekerja.
3. Perlu dilakukan kajian ulang mengenai konversi reaktor DC-101 dengan menggunakan
software yang memumpuni, agar dapat tercapai konversi yang maksimal.

14
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T. 1996. “ Industri Proses Kimia”. Jilid 1. Edisi 5. Penerbit Erlangga. Jakarta
Kellog, Pullman. 1987, “Mechanical Catalog for 1000 MT PSP Urea Plant”. Cikampek, West
Java
PT Pupuk Kujang. Cikampek. 2004. “Diktat Pelatihan Karyawan Baru PT Pupuk Kujang.
Cikampek”, Institut Teknologi Bandung
R.H, Perry, and D, Green. 1984. “Perry’s Chemical Enggineers Handbook”. 6th ed. Mc Graw
Hill Boo. Inc. New York
Smith, J.M., Van Ness, H. C., Abbott, M.M. 1996. “ Introduction To Chemicals Engineering
Thermodynamics”. Fidth ed. Mc Graw Hill Book. Inc. New York

15
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

LAMPIRAN
A. Data Aliran Reaktan Masuk Reaktor Dc-101
Komposisi CO2 inlet, NH3 inlet, larutan recycle, dan outlet reaktor yang diperoleh
dari material balance sheet PT. Pupuk Kujang disajikan dalam tabel berikut:

No Aliran %NH3 %CO2 %Urea %Biuret %H2O


1 CO2 0 98,10 0 0 1,90
2 NH3 99,98 0 0 0 0,02
3 Karbamat 32,97 36,15 7,28 4,66 18,94
4 Produk 18,63 16,62 43,30 2,1 19,34

❖ Data komposisi aliran bahan baku ammonia inlet masuk reaktor


Flow FRC 102 : 60,5 Ton/Jam
3558,82 Kmol/Jam
Purity : 99,98%
Fresh NH3 Inlet : 3558,11 Kmol/Jam
❖ Data komposisi aliran bahan baku karbon dioksida inlet masuk reaktor
Flow FRS-101 : 18.600 Nm3/H
35,042 Ton/Jam
(Karena sensor terlalu dinamis sehingga laju alir karbon dioksida disamakan
dengan perbandingan data desain menjadi 31,889 Ton/Jam)
724,59 Kmol/Jam
Purity : 98,10%
Fresh CO2 Inlet : 710,98 Kmol/Jam
❖ Data komposisi aliran recycle karbamat masuk reaktor
Flow FIA-105 : 61 M3/H
70,149 Ton/Jam
Densitas : 1,150 Ton/M3
Dari data diatas didapat data aliran tiap komponen dalam aliran recycle karbamat:
NH3 : 23,128 Ton/Jam = 768,75 Kmol/Jam
CO2 : 25,359 Ton/Jam = 264,97 Kmol/Jam
Urea : 5,107 Ton/Jam = 506,24 Kmol/Jam
H2O : 13,286 Ton/Jam = 753,70 Kmol/Jam
Biuret : 3,269 Ton/Jam = 14,30 Kmol/Jam
Dengan menggunakan neraca massa dimana massa masuk reaktor = massa keluar reaktor
didapat aliran produk sebesar:
Output = Input
Produk = Airan Ammonia + Aliran Karbon Dioksida + Aliran Karbamat]
= 60,5 Ton/Jam + 35,042 Ton/Jam + 70,149 Ton/Jam

16
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

= 162,538 Ton/Jam

B. Perhitungan Kerja Reaktor, N/C, dan H/C


❖ Konversi Reakto DC-101
Data komposisi produk setelah keluar reaktor DC-101:
NH3 = 162,538 Ton/Jam × 0,1863 = 30,329 Ton/Jam = 1.784,09 Kmol/Jam
CO2 = 162,538 Ton/Jam × 0,1662 = 27,104 Ton/Jam = 613,95 Kmol/Jam
Urea = 162,538 Ton/Jam × 0,4330 = 70,379 Ton/Jam = 1.172,98 Kmol/Jam
H2O = 162,538 Ton/Jam × 0,1934 = 31,435 Ton/Jam = 1.746,38 Kmol/Jam
Biuret = 162,538 Ton/Jam × 0,0210 = 3,413 Ton/Jam = 33,14 Kmol/Jam
𝑈𝑟𝑒𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
𝐾𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = × 100%
𝐶𝑂2 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
𝑈𝑟𝑒𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 − 𝑈𝑟𝑒𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
= × 100%
𝐶𝑂2 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
1.172,98 − 506,24
= × 100%
(710,98 + 264,97)
666,74
= × 100%
975,95
= 67,36 %
❖ Perhitungan N/C
𝑁 (2 × 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑟𝑒𝑎) + 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑁𝐻3 + (3 × 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡)
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑟𝑒𝑎 + 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + (2 × 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑖𝑢𝑟𝑒𝑡)
(2 × 506,24) + (3558,11 + 768,75) + (3 × 14,30)
=
506,24 + (710,98 + 264,97) + (2 × 14,30)
= 3,408
❖ Perhitungan H/C
𝐻 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑟𝑒𝑎 + 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2
753,70
=
506,24 + (710,98 + 264,97)
= 0,553

17
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Anda mungkin juga menyukai