Kerja Praktek Kujang Tugas Khusus Plant Urea
Kerja Praktek Kujang Tugas Khusus Plant Urea
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
PERIODE
1 JULI – 31 JULI 2018
Disusun Oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Khusus Kerja Praktek di PT.
Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat.
Penyusunan laporan tugas khusus kerja praktek ini ditujukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan menyelesaikan program sarjana (S-1) di Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
Pada kesempatan kali ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Siswo Sumardiono, ST, MT. selaku ketua departemen Teknik Kimia
Universitas Diponegoro.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Abdullah, MS selaku dosen pembimbing Praktek Kerja.
3. Bapak Indra M. Reda Galih Pangestu, S.T selaku pembimbing lapangan di Unit Urea 1A
PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat.
4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
berharap adanya kritik serta saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan laporan
Kerja Praktek ini. Semoga laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi Produk Urea 2
Tabel 2.2 Spesifikasi Ammonia 3
Tabel 2.3 Spesifikasi Karbon Dioksida 4
Tabel 4.1 Hasil Performance Test DC-101 (15/2/2018) 11
Tabel 4.2 Komposisi Aliran di Reaktor DC-101 (Desain) 12
Tabel 4.3 Rata-rata Flow Rate input reaktor 12
Tabel 4.4 Perbandingan Konversi Desain dan Aktual Reaktor 12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Urea Synthesis Reactor (DC-101)............................................................................... 5
Gambar 2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Konversi Kesetimbangan ................................................... 6
Gambar 2.3 Pengaruh Rasio N/C Terhadap Yield Urea ................................................................. 7
Gambar 2.4 Pengaruh Rasio H/C terhadap yield urea .................................................................... 7
Gambar 3.1 Skema Aliran Masuk dan Keluar Reaktor DC-101 .................................................. 10
INTISARI
Urea adalah senyawa organic yang tersusun dari unsur karbon, hydrogen, oksigen dan
nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama karbamat
yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah
carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Secara garis besar proses
pembuatan urea terbagi menjadi beberapa unit penting yaitu, persiapan bahan baku, sintesa,
resirkulasi, evaporasi, prilling dan finishing. Pada proses sintesa terdapat beberapa variable
yang dapat mempengaruhi produksi urea seperti, rasio N/C fas gas, rasio N/C fase cair, rasio
H/C, serta suhu dan tekanan. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah mengevaluasi kinerja
reaktor DC-101 pada unit urea IA PT Pupuk Kujang Cikampek.
Unit urea pabrik IA dirancang untuk memproduksi urea sebesar 570.000 ton/tahun urea
prill. Proses yang digunakan pada pabrik urea IA adalah Total Rrecycle C Improved dari Toyo
Engineering Corporation. Dengan desain reaktor bertray sejumlah 11 dan beroperasi pada
suhu rentang 190-205oC dan tekanan 185-200 kg/cm2, menghasilkan konversi CO2 optimum
sebesar 71%. Hasil reaktor kemudian masuk ke unit sparasi dan prilling, dengan sebagian hasil
sparasi masuk ke unit recovery.
Evaluasi kinerja Reaktor DC-101 pada unit urea IA dimaksudkan untuk mengetahui
bagaimana kinerja alat reaktor tersebut. Karena pada dasarnya setiap alat akan mengalami
degradasi kinerja sesuai dengan umur penggunaannya. Selain itu, evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui titik optimum konversi urea yang bisa didapat dengan meninjau variabel fakor-
faktor yang mempengaruhi meliputi rasio N/C, H/C, serta kondisi suhu dan tekanan reaktor.
Menurut referensi semakin besar rasio N/C maka konversi urea juga semakin tinggi.
Sebaliknya semakin besar rasio H/C maka konversi urea akan menjadi semakin sedikit. Dalam
referensi juga menunjukan bahwa operasi optimum pembentukan urea terjadi saat rasio H/C
sekitar 0,4-0,6; dan rasio N/C sekitar 3,0. Sehingga penjagaan laju alir bahan masuk akan
menjaga konversi reaktor.
Saran untuk laporan khusus berikutnya, pada evaluasi sebaiknya dilakukan juga
menggunakan software Hysis atau applikasi simulasi operasi. Hal ini ditujukan agar analisa
dapat dilakukan dengan memvariasikan laju alir bahan masuk dengan mudah dan dapat
mendapatkan hasil pengamatan maksimal.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses pembentukan urea terjadi di reaktor menggunakan ammonia dan
karbondioksida sebagai umpan. Proses ini termasuk dalam bagian sintesis yang di
dalamnya termasuk proses pembentukan ammonium karbamat dan dehidrasi ammonium
karbamat menjadi urea dan air. Reaktor merupakan alat utama dalam industri urea, oleh
karena itu unjuk kerja reaktor perlu selalu dijaga dan dievaluasi agar kestabilan proses
dapat dijaga.
Reaktor pada pabrik urea mempunyai peranan yang sangat penting pada proses
pembuatan urea. Reaksi di reaktor mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu karena reaksi
dominan berupa eksotermis, akan tetapi reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah reaksi
eksotermis dan endotermis. Kondisi yang diharapkan adalah membuat konsentrasi urea
keluar reaktor sebesar mungkin, akan tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi
salah satunya adalah suhu pada reaktor, suhu akan berpengaruh pada kecepatan reaksi.
Oleh karena itu problem operasi yang penting adalah bagaimana menjalankan reaktor
supaya mendapatkan hasil atau produk sesuai dengan yang diinginkan dengan kondisi yang
diharapkan masih tercapai. .
Dalam tugas khusus ini dilakukan evaluasi kinerja reaktor dengan cara
membandingkan neraca massa dan neraca panas berdasarkan data desain dan data aktual.
Dengan menghitung neraca massa dan neraca panas aktual dan membandingkannya dengan
data desain, diharapkan dapat diketahui apakah terjadi kenaikan atau penurunan
kemampuan kinerja reaktor serta indikasi penyebabnya hingga dapat dilakukan optimasi
untuk meningkatkan efisiensi
1.2 Rumusan Masalah
Dalam tugas khusus ini, permasalahan yang diambil adalah mengevaluasi kinerja
reaktor. Reaktor merupakan tempat terjadinya reaksi antara amonia cair dengan CO2 serta
aliran recycle. Evaluasi ini dilakukan karena setiap alat akan mengalami degradasi kinerja
baik disebabkan oleh kerusakan maupun umur alat.
1.3 Tujuan
1. Mengevaluasi kinerja reaktor berdasarkan neraca massa.
2. Menganalisa penyebab kenaikan atau penurunan kinerja reaktor.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui kondisi kelayakan reaktor dalam unit sintesa urea.
2. Dapat meningkatkan kinerja reaktor DC-101.
1
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Urea
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen
dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama
carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai
adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini
adalah senyawa organic sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik.
Urea merupakan pupuk nitrogen yang paling mudah dipakai. Zat ini mengandung
nitrogen paling tinggi (46%) di antara semua pupuk padat. Zat ini mudah larut didalam air
dan tidak mempunyai residu garam sesudah dipakai untuk tanaman. Kadang-kadang zat ini
juga digunakan untuk pemberian makanan daun. Disamping penggunaannya sebagai
pupuk, urea juga digunakan sebagai tambahan makanan protein untuk hewan pemamah
biak, juga dalam produksi melamin, dalam pembuatan resin, plastik, adhesif, bahan pelapis,
bahan anti ciut, tekstil, dan resin perpindahan ion. Bahan ini merupakan bahan antara
dalam pembuatan amonium sulfat, asam sulfanat, dan ftalosianina (Austin, 1997).
Produk utama dari PT. Pupuk Kujang yaitu urea prill dengan kapasitas total 1.725
ton/hari. Spesifikasi produk urea prill yang dihasilkan dapat di lihat pada tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Spesifikasi Produk Urea
Kandungan Urea
Nitrogen 46% (minimum)
Air 0,35% (maksimum)
Biuret 0,57% (maksimum)
Fe 0,66 ppm (b/b) (maksimum)
Ammonia bebas 150 ppm (b/b) (maksimum)
Abu 15 ppm (b/b) (maksimum)
Ukuran 6 US mesh 0,2% berat
Ukuran 18 US mesh 99,3% berat
Ukuran 25 US mesh 2,0% berat
(Process Engineering PT Pupuk Kujang, 2018)
2
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
3
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
4
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
5
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
6
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
7
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
𝐻 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑟𝑒𝑎 + 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2
d. Ratio H/U
Beberapa literature juga menggunakan rasio H/U yaitu rasio antara air dan urea
pada fase liquid. Pada pembentukan 1 mol urea maka terbentuk juga 1 mol air oleh
karena itu rasio H/U seharusnya bernilai lebih dari 1. Rasio H/U menjadi indicator yang
lebih mudah digunakan dalam menentukan berapa banyak air yang masuk ke dalam
reaktor, terutama dari aliran recycle carbamate. Rasio H/U didapatkan dari persamaan :
𝑁 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑈 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑟𝑒𝑎
2.7 Neraca Massa
Neraca massa atau panas suatu sistem proses dalam industri merupakan perhitungan
kuantitatif dari semua bahan-bahan yang masuk, yang keluar, yang terakumulasi
(tersimpan) dan yang terbuang dalam sistem itu. Perhitungan neraca digunakan untuk
mencari variabel proses yang belum diketahui, berdasarkan data variabel proses yang telah
ditentukan / diketahui. Oleh karena itu, perlu disusun persaman yang menghubungkan data
variabel proses yang telah diketahui dengan variabel proses yang ingin dicari.
Massa yang masuk ke dalam suatu sistem harus keluar meninggalkan sistem tersebut
atau terakumulasi di dalam sistem. Konsekuensi logis hokum kekekalan massa ini
memberikan persamaan dasar neraca massa :
[massa masuk] = [massa keluar] + [akumulasi massa]
dengan [massa masuk] merupakan massa yang masuk ke dalam sistem, [massa keluar]
merupakan massa yang keluar dari sistem, dan [akumulasi massa] merupakan akumulasi
massa dalam sistem. Pada umumnya, neraca massa dibangun dengan memperhitungkan
total massa yang melalui suatu sistem (Austin, 1996).
8
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
BAB III
METODE ANALISA DATA
3.1 Cara Memperoleh Data
Data yang digunakan dalam perhitungan anatara lain :
1. Data Primer
Data yang merupakan hasil pengamatan langsung dari sumbernya. Data ini diambil
dari bagian proses engineering control room unit Urea untuk data desain dan data
actual operasi pada hari kamis, tanggal 15 Februari tahun 2018
Data-data tersebut meliputi :
a. Laju alir
b. Material Balance Unit Urea 1A PT. Pupuk Kujang
c. Data komposisi kebutuhan bahan baku : ammonia dan karbon dioksida.
d. Bahan yang di-recucle ke reaktor
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya untuk mendukung data
primer dan berasal dari literature dan bahan kuliah serta bahan lain yang
berhubungan.
REAKTOR
DC-101 Komposisi reaktan (kg/cm2G)
Urea = ……….
NH3 = ……….
CO2 = ……….
H2O = ……….
Biuret = ……….
9
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
10
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Urea dihasilkan di seksi sintesa dari reaksi antara NH3 cair dan gas CO2., dengan
adanya tambahan aliran recycle ke dalam reaktor. Reaksi ini menghasilkan produk
antara (intermediate product) berupa amonium karbamat disertai panas yang tinggi
(eksotermis) di dalam reaktor DC-101.
Karena reaksi tersebut reversibel dan secara keseluruhan eksotermis, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi konversi reaksi antara lain: temperatur, tekanan, komposisi,
dan waktu tinggal. Untuk menjaga temperatur reaksi dalam reaktor tetap terkendali
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Kelebihan (excess) ammonia umpan reaktor,
- Banyaknya recycle larutan amonium karbamat ke reaktor,
- Temperatur amomnia cair ke reaktor.
Selain kedua reaksi utama di atas, terjadi juga reaksi samping terbentuknya biuret
yang dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, dan waktu tinggal. Waktu tinggal yang
sebentar diharapkan dapat menekan pembentukan biuret, karena kandungan biuret yang
terdapat di dalam pupuk justru akan menjadi racun bagi tanaman. Temperatur yang
rendah juga akan menyebabkan penurunan pada konversi karbamat menjadi urea, oleh
karena itu temperatur top reaktor dijaga pada suhu 198 - 200oC. Apabila temperatur
melebihi 200oC maka akan berpotensi terjadinya korosi pada reaktor. Selain itu, tekanan
yang rendah dapat memperkecil konversi CO2 dalam pembentukan karbamat. Namun
bila tekanan melewati batas yang telah ditetapkan, maka akan berbahaya terhadap
kekuatan dan ketahanan dari reaktor.
Untuk perhitungan konversi reaksi, digunakan neraca massa pada reaktor,
berdasarkan data desain dan aktual. Data aktual diperoleh dari hasil performance test
reaktor urea DC-101 pada tanggal 15 Februari 2018 (shift sore). Sedangkan data desain
diperoleh dari lampiran data material balance unit Urea IA PT. Pupuk Kujang.
Perbandingan antara data desain dan aktual dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil Performance Test DC-101 (15/2/2018)
No Aliran %NH3 %CO2 %Urea %Biuret %H2O
1 CO2 Inlet 0 98,10 0 0 1,90
2 NH3 Inlet 99,98 0 0 0 0,02
3 Karbamat 32,97 36,15 7,28 4,66 18,94
4 Produk 18,63 16,62 43,30 2,1 19,34
11
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
(Kg/Jam)
1 CO2 Inlet 0 100 0 0 0 50.470,0
2 NH3 Inlet 100 0 0 0 0 95.752,0
3 Karbamat 36,7 33,6 10,0 0,5 19,2 81.890,0
4 Produk 36,8 10,5 36,0 0,1 16,6 228.112,0
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.3 dapat digunakan untuk menghitung konversi reaktor
DC-101 berdasarkan neraca massa. Dalam hal ini konversi dinyatakan dengan konversi
CO2, karena CO2 merupakan rektan pembatas dari reaksi kimia yang terjadi. Hasil
perhitungan konversi reaktor secara actual dan desain ditunjulkan dalam tabel 4.4
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Perbandingan Konversi Desain dan Aktual Reaktor
Parameter Desain Aktual
(Flow 100%) (Flow 70%)
Produksi 228.112 70.379
Konversi CO2 71,82% 67,36%
4.2 Pembahasan
Reaktor DC-101 dengan data desain memiliki konversi 71,82 dalam keadaan laju alir
100% atau untuk menghasilkan 228.112 kg/jam konversi urea. Akan tetapi dalam keadaan
aktual tidak selalu didapat keadaan sempurna seperti di dalam desain. Pada kondisi proses
pada tanggal 15 Februari 2018 menghasilkan konversi urea yang lebih sedikit dibanding
dengan konversi desain. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya :
1. Komposisi masuk reaktor
Terdapat perbedaan flow rate antara reaktor desain dengan flow rate pada 15
Februari 2018, yakni pada flow rate karbamat yang masuk ke dalam reaktor. Pada
desain karbamat masuk reaktor sebesar 35,90% berat, sedangkan pada data aktual
aliran karbamat masuk reaktor sebesar 43,16% dari total bahan masuk reaktor.
Semakin banyak karbamat masuk maka semakin banyak pula komposisi urea
yang masuk ke dalam reaktor. Hal tersebut mengakibatkan reaksi pembentukan
12
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
urea akan melambat, karena reaksi urea bersifat reversibel eksothermis. Semakin
banyak produk maka reaksi akan berjalan ke reaktan. Sehingga konversi CO2
menjadi urea menjadi semakin sedikit.
2. Perbandingan N/C dan H/C
Berdasarkan data desain untuk memproduksi urea dengan konversi 71,82%
maka perbandingan N/C dan H/C bahan baku masuk reaktor masing-masing
sebesar 4,00 dan 0,45. Pada data aktual dengan flow rate + 60% memiliki
perbandingan N/C dan H/C bahan baku masuk reaktor sebesar 3,40 dan 0,55.
Dengan perbandingan N/C data aktual yang lebih kecil daripada data desain,
maka konversi reaktor akan semakin kecil. Semakin besar harga N/C maka
semakin besar Amonia yang masuk ke dalam reaksi. Reaksi akan berjalan kea rah
produk jika Amonia dibuat exces dari pada CO2. Seperti dalam reaksi berikut :
2NH3 (g) + CO2 (g) NH2COONH4 (s)
Amonia Karbondioksida Karbamat
NH2COONH4 (s) NH2CONH2 (aq) + H2O (l)
Karbamat Urea Air
NH2CONH2 (l) NH2CONHCONH2 (l) + NH3 (g)
Urea Biuret Amonia
Selain itu H/C data desain lebih kecil daripada data aktual. Hal ini dikarenakan
semakin besar harga H/C maka semakin banyak air yang terkandung, sedangkan
konversi reaksi akan semakin turun jika terdapat air yang semakin banyak. Seperti
dalam reaksi diatas.
Dengan demikian, berdasarkan hasil analisa yang diperoleh bahwa hasil reaksi
evaluasi reaktor urea DC-101 pada tanggal 15 Februari 2018 memiliki konversi sedikit
lebih rendah dibandinga dengan konversi reaktor data desain. Namun reaktor tersebut
masih layak digunakan, karena kondisi operasi masih dapat dijaga sedemikian sehingga
sesuai dengan kinerja reaktor desain. Hasil analisa juga mengidikasikan bahwa hasil data
aktual yang dilakukan pada saat itu masih dipertanyakan, karena sensor flow CO2 (FRS-
101) memberikan angka yang tidak stabil, sehingga CO2 yang masuk reaktor belum bisa
ditentukan dengan pasti.
13
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari perhitungan neraca massa didapat konversi reaktor DC-101 pada tanggal 15
Februari 2018 sebesar 67,36%, sedangkan untuk konversi desain sebesar 71%.
2. Nilai konversi berdasarkan data aktul memiliki konversi yang lebih rendah dibanding
dengan data desain, yang disebabkan oleh faktor komposisi aliran masuk,
perbandiangan N/C dan H/C. Dimana komposisi aliran masuk memiliki aliran karbamat
yang lebih tinggi, dengan nilai N/C yang lebih rendah dan nilai H/C yang lebih tinggi.
Akan tetapi dari kinerja reaktor dapat disimpulkan bahwa reaktor masih layak untuk
beroperasi untuk menghasilkan urea.
5.2 Saran
1. Pemeliharaan, pemeriksaan dan perawatan berkala di PT Pupuk Kujang terus
dilakukan, terutama pada alat-alat yang berdampak besar secara langsung terhadap
produksi pabrik.
2. Perlu dilakukan pembaharuan teknologi pada sistem pengendalian dan pengoperasian,
sehingga mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi disebabkan oleh operator/
pekerja.
3. Perlu dilakukan kajian ulang mengenai konversi reaktor DC-101 dengan menggunakan
software yang memumpuni, agar dapat tercapai konversi yang maksimal.
14
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T. 1996. “ Industri Proses Kimia”. Jilid 1. Edisi 5. Penerbit Erlangga. Jakarta
Kellog, Pullman. 1987, “Mechanical Catalog for 1000 MT PSP Urea Plant”. Cikampek, West
Java
PT Pupuk Kujang. Cikampek. 2004. “Diktat Pelatihan Karyawan Baru PT Pupuk Kujang.
Cikampek”, Institut Teknologi Bandung
R.H, Perry, and D, Green. 1984. “Perry’s Chemical Enggineers Handbook”. 6th ed. Mc Graw
Hill Boo. Inc. New York
Smith, J.M., Van Ness, H. C., Abbott, M.M. 1996. “ Introduction To Chemicals Engineering
Thermodynamics”. Fidth ed. Mc Graw Hill Book. Inc. New York
15
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
LAMPIRAN
A. Data Aliran Reaktan Masuk Reaktor Dc-101
Komposisi CO2 inlet, NH3 inlet, larutan recycle, dan outlet reaktor yang diperoleh
dari material balance sheet PT. Pupuk Kujang disajikan dalam tabel berikut:
16
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAPORAN KERJA
PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
= 162,538 Ton/Jam
17
DEPARTEMENTEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKKIMIA
KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO