Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Suyatmini
Pendidikan Akuntansi FKIP, UMS
E-mail: suyatmini59@yahoo.com

ABSTRACT

T
he research aimed to analyze and to describe the implementation of
curriculum 2013 in the accounting learning process in vocational
school in Surakarta. The respondents were accounting teachers in
vocational school in Surakarta. The data collection methods were observation,
interview, and documentation. The data analyses were data collecting, data
reduction, and verification. The research found that the implementation of
curriculum 2013 in the learning process was generated by: a) learning activity
was designed by the teacher so that learning process can be done
professionally, b) learning activity was organized to several activities namely
introduction, main activity, and closing. The main activities were divided to the
three steps (exploration, elaboration, confirmation) which were realized in
observing, questioning, data collecting, associating, and communicating.
Keywords: implementation, learning, accounting, curriculum 2013

PENDAHULUAN pendapat tersebut, sesungguhnya


Pada hakekatnya kurikulum adalah implementasi kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran mewujudkan atau melaksanakan
serta cara yang digunakan sebagai kurikulum (dalam arti rencana tertulis)
pedoman penyelenggaraan kegiatan ke dalam bentuk nyata di kelas, yaitu
pembelajaran untuk mencapai tujuan terjadinya proses transmisi dan
pendidikan tertentu (UU Sisdiknas). transformasi segenap pengalaman
Berangkat dari definisi kurikulum belajar kepada peserta didik. Beberapa
berdasarkan UU Sisdiknas tersebut, istilah yang bisa disepadankan dengan
setidaknya ada tiga komponen penting istilah implementasi kurikulum yaitu
yang ada dalam kurikulum yaitu pembelajaran.
komponen tujuan pendidikan, komponen Implementasi kurikulum memiliki
proses, dan komponen evaluasi. posisi yang sangat menentukan bagi
Beauchamp (1975: 164) mengartikan keberhasilan kurikulum sebagai rencana
implementasi kurikulum sebagai "a tertulis. Hasan (2000: 1) mengatakan "…
process of putting the curriculum to jika kurikulum dalam bentuk rencana
work". Fullan (Miller dan Seller, 1985: tertulis dilaksanakan maka kurikulum
246) mengartikan implementasi dalam bentuk proses adalah realisasi
kurikulum sebagai "the putting into atau implementasi dari kurikulum
practice of an idea, program or set of sebagai rencana tertulis". Bisa jadi, dua
activities which is new to the individual or orang guru yang sama-sama
organization using it". Berdasarkan dua mengimplementasikan sebuah

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
60
kurikulum (misal, kurikulum mata ketrampilan, sosial, dan nilai-nilai dasar
pelajaran akuntansi) akan diterima atau yang direfleksikan dalam kebiasaan
dikuasai anak secara berbeda bukan berpikir dan bertindak., Saylor, dkk.,
karena isi atau aspek-aspek (1981: 279) mengajukan rambu-rambu
kurikulumnya yang berbeda, tetapi lebih pengelolaan pembelajaran yang relevan
disebabkan perbedaan dalam untuk implementasi Kurikulum 2013,
implementasi kurikulum yang yaitu; desain sistem instruksional,
diupayakan guru tersebut. pembelajaran berprograma, dan model
Hasan (2000: 100) memilah adanya pembelajaran latihan dan dril (practice
dua persoalan pokok dalam and drill). Sementara itu, jika dikaitkan
implementasi kurikulum, yaitu persoalan dengan klasifikasi model pembelajaran
yang berhubungan dengan kenyataan yang dikemukakan Joyce dan Weils
kurikulum yang ada dan berlaku di (1992) maka rumpun model
sekolah, dan persoalan yang pembelajaran “sistem perilaku”
berhubungan dengan kemampuan guru dipandang relevan untuk implementasi
untuk melaksanakannya. Khususnya Kurikulum 2013, yang meliputi; belajar
yang berkaitan dengan persoalan kedua tuntas, pembelajaran langsung, belajar
ditegaskan oleh Sukmadinata (1988: kontrol diri, latihan pengembangan
218) dengan mengatakan bahwa konsep dan ketrampilan, dan latihan
implementasi kurikulum hampir asersif. Hal penting dalam implementasi
seluruhnya tergantung pada kreativitas, kurikulum 2013 adalah seberapa jauh
kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan model pembelajaran tersebut mampu
guru. memfasilitasi peserta didik memperoleh
Bagaimana kaitannya dengan kegiatan pengalaman belajar yang mencerminkan
pembelajaran dalam implementasi penguasaan suatu kompetensi yang
Kurikulum 2013? Mengacu pada asumsi dituntut Kurikulum 2013.
bahwa kurikulum dan pembelajaran Akuntansi merupakan salah satu ilmu
memiliki kaitan yang erat dan saling pengetahuan yang bermanfaat bagi
menunjang maka pembahasan mengenai kehidupan manusia. Hampir setiap
pembelajaran dalam konteks orang pernah mengaplikasikan ilmu
implementasi Kurikulum 2013 tentu akuntansi dalam kehidupan sehari-hari,
tidak bisa dilepaskan dari karakteristik seperti bagaimana caranya mengatur
Kurikulum 2013. Oleh karena itu, apabila uang jajan agar bisa cukup untuk jangka
Kurikulum 2013 memiliki karakteristik waktu tertentu atau bagaimana caranya
utama yaitu human competence dan uang belanja bisa teralokasikan sesuai
mastery learning, tentu saja pengelolaan dengan kebutuhan belanja yang
pembelajarannya haruslah mencermin- diharapkan.. Oleh karena itu akuntansi
kan dan berbasis pada dua karakteristik sering disebut sebagai “Bahasa dunia
tersebut. usaha” karena akuntansi akan
Pelaksanaan pembelajaran manakah menghasilkan informasi yang berguna
yang relevan dengan Kurikulum 2013? bagi pihak-pihak yang menyelenggara-
Alternatif karakteristik pelaksanaan kannya dan pihak luar untuk mengambil
pembelajaran yang relevan digunakan keputusan. Pembelajaran akuntansi
untuk implementasi Kurikulum 2013, hendaknya dimulai dengan pengenalan
yaitu pembelajaran yang mampu masalah yang sesuai dengan situasi
mengkondisikan peserta didik meraih (contextual problem). Dengan
atau memperoleh sejumlah pengalaman mengajukan masalah kontekstual, siswa
belajar yang berupa pengetahuan, secara bertahap dibimbing untuk

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
61
menguasai konsep akuntansi (Suhayati, adalah dengan diskusi kelas. Namun
2009: 1). dalam kenyataannya, stategi ini tidak
Akuntansi merupakan suatu proses efektif karena meskipun guru sudah
yang meliputi pencatatan, penggolongan, mendorong siswa untuk aktif dalam
peringkasan, pelaporan dan berdiskusi, kebanyakan siswa hanya
penganalisaan data keuangan dari suatu diam menjadi penonton sementara arena
organisasi (AICPA). Pada kenyataanya kelas dikuasai oleh beberapa siswa saja.
pembelajaran akuntansi yang terjadi saat Proses pembelajaran dengan
ini, meski kurikulum yang berlaku di menggunakan model pembelajara
Indonesia terus mengalami perbaikan konstruktivistik, siswalah yang harus
untuk mewujudkan pendidikan yang mendapatkan penekanan. Merekalah
baik, metode yang di pakai guru yang harus aktif mengembangkan
cenderung tetap yakni metode ceramah. pengetahuan mereka, bukan guru atau
Padahal disisi lain mata pelajaran orang lain. Mereka yang harus
akuntansi merupakan keterampilan yang bertanggung jawab terhadap hasil
saling berkaitan dengan keterampilan belajarnya. Penekanan belajar siswa
yang lain, serta harus didukung dengan secara aktif ini perlu dikembangkan.
keterampilan menghitung. Hal ini yang Kreativitas dan keaktifan siswa akan
membuat siswa merasa bosan, dan membantu mereka untuk berdiri sendiri
kesulitan mempelajari akuntansi. dalam kehidupan kognitifnya. Dengan
Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap demikian diharapkan akan tercipta
siswa, karena sikap, minat, serta suasana yang kondusif dalam proses
motivasi belajar sangat berpengaruh pembelajaran.
terhadap hasil belajar siswa. Hal ini juga
terjadi pada pembelajaran akuntansi METODE
pada siswa SMK di Surakarta jurusan Penelitian ini secara keseluruhan
Akuntansi. Berdasarkan hasil observasi menggunakan penelitian dan
awal yang dilakukan, menunjukkan pengembangan. Lokasi penelitian
bahwa pembelajaran akuntansi yang Sekolah Menengah Kejuruan di
selama ini dilakukan lebih cenderung Surakarta. Subyek penelitian guru
menggunakan konsep pembelajaran Akuntansi SMK di Surakarta. Metode
terpusat pada guru sedangkan siswa pengumpulan data, wawancara
menerima pembelajaran secara pasif, observasi dan dokumentasi. Teknik
sehingga keaktifansiswa dalam analisis data menggunakan analisis
pembelajaran kurang dibangun. interaktif yang meliputi pengumpulan
Rendahnya keaktifan siswa terhadap data, reduksi data, data display dan
pembelajaran akuntansi ini berdampak verifikasi. Keabsahan data menggunakan
pada hasil belajar siswa. Dalam triangulasi metode dan sumber.
menciptakan pembelajaran yang lebih
bervarisi dan dapat meningkatkan peran HASIL DAN PEMBAHASAN
serta siswa dalam pembelajaran. Dari Hasil penelitian yang pertama
sini maka harus dirancang dan dibangun menunjukkan bahwa belum seluruh guru
suasana kelas sedemikian rupa, sehingga akuntansi di SMK di Surakarta di dalam
siswa mendapat kesempatan untuk menyusun rencana pelaksanan
berinteraksi satu dengan yang lain. pembelajaran mengimplementasikan
Menurut (Lie, 2002: 6) menyatakan kurikulum 2013. Kurikulum SMK di
bahwa: Strategi yang paling sering Surakarta masih menggunakan dua
dilakukan untuk mengaktifkan3siswa kurikulum yaitu Kurikulum Tingkat

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
62
Satuan Pendidikan (KTSP) dan ini sebenarnya adalah rincian dari tahap
Kurikulum 2013, peneliti observasi pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi,
siswa kelas XI dan XII masih yaitu: melakukan pengamatan, bertanya,
menggunakan KTSP dipadukan dengan mengumpulkan informasi, mengolah
kurikulum 2013. Sedangkan kurikulum informasi dan selanjutnya mengkomuni-
2013 dimulai pada siswa kelas X dan kasikan. Kegiatan-kegiatan inilah yang
seterusnya. Hal ini relavan dengan kemudian dijabarkan secara lebih
penelitian Kirkham (2013:77) yang mendetail pada RPP yang akan
menyatakan pendekatan kurikulum dikembangkan. Bentuknya adalah
dapat meningkatkan pembalajaran yang berupa langkah-langkah yang akan
efektif dan meningkatkan pengalaman dikerjakan guru dalam pembelajaran,
yang baik untuk memahami akuntansi sehingga siswa menjadi terlibat untuk
sesuai kurikulum dan merupakan suatu aktif belajar. Pengkajian silabus selain
pendekatan yang baik untuk siswa hal tersebut di atas juga dengan
dalam belajar akuntansi. Penelitian merumuskan indikator KD dan lengkap
dapat dimaknai, bahwa pendekatan dengan penilaiannya.
kurikulum untuk meningkatkan Identifikasi Materi Pembelajaran.
pengalaman belajar dalam akuntansi, Selanjutnya Guru atau pengembang RPP
dalam meningkatkan prestasi belajar mengidentifikasi materi pembelajaran
siswa. yang sesuai untuk menunjang
Oleh karena itu untuk pelaksanaan tercapainya KD. Pengidentifikasian
pembelajaran akuntansi diawali dengan materi pembelajaran untuk siswa ini
pengembangan rencana pelaksanaan harus mempertimbangkan beberapa hal,
pembelajaran kurikulum 2013yang yaitu: (a) potensi yang dimiliki siswa; (b)
dilakukan dengan langkah-langkah ada tidaknya relevansi terhadap
sebagai berikut: (1) pengkajian silabus; karakteristik daerah; (c) tingkat
(2) pengidentifikasian materi perkembangan fisik, intelektual,
pembelajaran untuk siswa; (3) emosional, sosial, dan spritual yang
Penentuan tujuan pembelajaran; (4) dimiliki siswa saat ini; (d) manfaat untuk
pengembangan kegiatan pembelajaran; siswa; (e) struktur keilmuan; (f)
(5) penjabaran jenis-jenis penilaian yang aktualitas, kedalaman, dan keluasan
akan digunakan; (6) penentuan alokasi materi pembelajaran; (g) ada tidaknya
waktu yang disediakanl dan (7) relevansi terhadap kebutuhan siswa
penentuan sumber-sumber belajar bagi serta tuntutan lingkungan; dan (h)
siswa. Langkah-langkah tersebut dapat alokasi waktu yang disediakan/tersedia.
diuraikan sebagai berikut: Penentuan Tujuan Pembelajaran.
Pengkajian Silabus. Secara umum, Tujuan pembelajaran bisa diorganisasi-
pada tiap materi pokok di setiap silabus kan sedemikian rupa sehingga mencakup
yang diberikan telah terdapat 4 KD yang semua KD atau dapat pula tujuan
bersesuaian dengan aspek KI (sikap pembelajaran diorganisasikan untuk
kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap tiap-tiap pertemuan. Tujuan
lingkungan, pengetahuan, dan pembelajaran harus beracuan kepada
keterampilan). Untuk memperoleh indikator yang sudah diberikan, atau
pencapaian bagi ke-4 KD tersebut, pada setidaknya tujuan pembelajaran tersebut
silabus telah dirumuskan kegiatan siswa harus mengandung dua aspek: Audience
secara umum saat mengikuti (peserta didik) dan Behavior (aspek
pembelajaran yang didasarkan pada kemampuan).
standar proses. Kegiatan-kegiatan siswa

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
63
Pengembangan kegiatan pembela- maupun lisan, pengamatan kinerja,
jaran. Setiap kegiatan pembelajaran di pengukuran sikap, penilaian hasil karya
dalam sebuah RPP didesain sedemikian berupa tugas, proyek dan/atau produk,
rupa sehingga akan dapat memberi suatu penggunaan portofolio, dan penilaian
pengalaman belajar (learning diri (self asessment). Oleh karena pada
experiences) yang bermutu kepada siswa setiap pembelajaran siswa dituntut agar
yang di dalamnya terjadi proses mental menghasilkan karya, maka penyajian
dan fisik melalui interaksi antar siswa, portofolio adalah cara penilaian yang
siswa dengan guru, lingkungan, dan wajib dilakukan pada jenjang pendidikan
sumber belajar lainnya dengan maksud dasar dan menengah.
untuk mencapai KD. Pengalaman belajar Penilaian merupakan serangkaian
yang dimaksud umumnya akan dapat kegiatan untuk memperoleh,
diwujudkan lewat penggunaan menganalisis, dan menafsirkan data
pendekatan pembelajaran yang tentang proses dan hasil belajar siswa
bervariasi dan berpusat pada peserta yang dilakukan secara sistematis dan
didik (student centered). berkesinambungan, sehingga menjadi
Kegiatan pembelajaran untuk setiap informasi yang bermakna dalam
kali pertemuan adalah skenario langkah- pengambilan keputusan. Untuk
langkah yang harus dilakukan oleh guru merancang sebuah penilaian yang baik
sehingga merangsang siswa untuk aktif maka guru, sebaiknya memperhatikan
belajar. Kegiatan ini diorganisasikan hal-hal berikut: (a)Penilaian diarahkan
menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan untuk mengukur pencapaian kompetensi
Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4, (b)
lanjut dalam rincian kegiatan eksplorasi, Penilaian menggunakan acuan kriteria;
elaborasi, dan konfirmasi, dalam bentuk: yaitu berdasarkan apa yang bisa
mengamati, menanya, mengumpulkan dilakukan peserta didik setelah
informasi, mengasosiasikan, dan mengikuti proses pembelajaran, dan
mengkomunikasikan. Sedangkan pada bukan untuk menentukan posisi
pembelajaran yang bertujuan menguasai seseorang terhadap kelompoknya (c)
prosedur untuk melakukan sesuatu Sistem yang direncanakan adalah sistem
(procedural knowledge), kegiatan penilaian yang berkelanjutan.
pembelajaran dapat dilakukan oleh guru Berkelanjutan dalam arti semua
dalam bentuk pemodelan/demonstrasi indikator ditagih, kemudian hasilnya
(modelling) oleh guru atau ahlinya, dianalisis untuk menentukan KD yang
peniruan oleh siswa, pengecekan dan telah dimiliki dan yang belum, serta
pemberian umpan balik oleh guru, dan untuk mengetahui kesulitan siswa (d)
pelatihan lanjutan. Hasil penilaian dianalisis untuk
Penjabaran Jenis-jenis penilaian yang menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
akan digunakan. Pada silabus telah berupa perbaikan proses pembelajaran
diberikan rujukan mengenai jenis berikutnya, program remedi bagi peserta
penilaian yang akan digunakan untuk didik yang pencapaian kompetensinya di
setiap pembelajarannya. Penilaian bawah ketuntasan, dan program
pencapaian KD oleh siswa dilakukan pengayaan bagi siswa yang telah
dengan didasarkan kepada indikator memenuhi ketuntasan. (e) Sistem
yang telah dikembangkan sebelumnya. penilaian harus disesuaikan dengan
Penilaian dilakukan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
menggunakan tes dan nontes dalam dalam proses pembelajaran. Misalnya,
bentuk tertulis (paper and pencil test) jika pembelajaran menggunakan

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
64
pendekatan tugas observasi lapangan informasi dilakukan hanya oleh siswa-
maka evaluasi harus diberikan baik pada siswa yang aktif sedangkan siswa
proses misalnya teknik wawancara, lainnya merasa kurang tertarik dalam
maupun produk berupa hasil melakukan mengikuti kerja kelompok untuk
observasi lapangan. bersama- sama mengumpulkan informasi
Penentuan alokasi waktu yang akuntansi.
disediakan. Di dalam menentukan Sikap individual siswa lebih dominan
alokasi waktu untuk tiap KD harus dibandingkan dengan sikap siswa untuk
didasarkan pada jumlah minggu efektif bekerja secara kelompok. Siswa merasa
dan alokasi waktu mata pelajaran setiap lebih puas dengan hasil belajar yang
minggu yang tersedia dengan tetap didapat secara individu dan untuk
mempertimbangkan jumlah KD, dirinya sendiri dibandingkan hasil
keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, belajar yang didapat secara berkelompok
dan tingkat kepentingan KD. Alokasi dan untuk kepentingan kelompok. Hal ini
waktu yang telah dituliskan di dalam menunjukkan siswa belum menyadari
silabus adalah perkiraan waktu rata-rata bahwa kesuksesan kelompok bergantung
yang dibutuhkan untuk penguasaan KD pada kesuksesan individu. Mereka belum
oleh siswa yang beragam. Karena itu, menyadari bahwa ketidakmampuan
alokasi tersebut dapat dirinci dan salah satu anggota dalam kelompok dapat
disesuaikan kembali di dalam RPP yang mengurangi keberhasilan kelompok.
dikembangkan guru. Keaktivan siswa dalam mengajukan
Penentuan sumber belajar. Sumber pertanyaan menunjukkan siswa kurang
belajar (learning resources) yang aktif dalam bertanya. Beberapa siswa
dimaksud di dalam Kurikulum 2013 dan sering bertanya mengenai materi yang
harus dikebangkan di dalam RPP sedang diajarkan saat pembelajaran
merupakan rujukan, objek dan/atau berlangsung, namun sisanya tidak
bahan yang digunakan untuk kegiatan bertanya tentang materi yang sedang
pembelajaran, yang berupa media cetak dipelajari saat pembelajaran berlangsung.
dan elektronik, nara sumber, serta Oleh karena itu, aktivitas menanya dan
lingkungan fisik, alam, sosial, dan mengkomunikasikan justru diambil alih
budaya. oleh guru akuntansi SMK, sesuai
Dari hasil wawancara dengan guru Kurikulum 2013 siswalah yang
akuntansi SMK di Surakarta menunjukkan seharusnya melakukan aktivitas
pelaksanaan pembelajaran akuntansi menanya dan mengkomunikasikan. Hal
menggunakan pendekatan scientific ini menunjukkan guru akuntansi belum
sudah terimplementasikan, namun seluruhnya memahami konsep
belum semua aktivitas scientific penerapan pendekatan scientific dalam
dijalankan. Aktivitas mengamati pengelolaan pembelajaran akuntansi
dijalankan siswa melalui membaca teori Kurikulum 2013.
akuntansi dari LKS Akuntansi, namun Pengembangan kegiatan pembelajar-
selebihnya dominan menyimak an. Setiap kegiatan pembelajaran di
penjelasan guru di papan tulis selama dalam sebuah RPP didesain sedemikian
pemberian teori akuntansi. Aktivitas rupa sehingga akan dapat memberi suatu
menalar kurang begitu terimplemen- pengalaman belajar (learning
tasikan karena siswa terlihat pasif dan experiences) yang bermutu kepada siswa
masih kesulitan dalam memecahkan soal yang di dalamnya terjadi proses mental
yang jawabannya tidak tercantum dalam dan fisik melalui interaksi antar siswa,
LKS Akuntansi, aktivitas mengumpulkan siswa dengan guru, lingkungan, dan

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
65
sumber belajar lainnya dengan maksud prosedur untuk melakukan sesuatu
untuk mencapai KD. Pengalaman belajar (procedural knowledge), kegiatan
yang dimaksud umumnya akan dapat pembelajaran dapat dilakukan oleh guru
diwujudkan lewat penggunaan dalam bentuk pemodelan/demonstrasi
pendekatan pembelajaran yang (modelling) oleh guru atau ahlinya,
bervariasi dan berpusat pada peserta peniruan oleh siswa, pengecekan dan
didik (student centered). Pengalaman pemberian umpan balik oleh guru, dan
belajar juga harus mengakomodasi pelatihan lanjutan.
pelatihan keterampilan kecakapan hidup
(life skills) yang penting untuk dimiliki KESIMPULAN
siswa. Berikut ini merupakan beberapa Implementasi kurikulum 2013
hal harus diperhatikan oleh guru saat dalam pelaksanan pembelajaran
melakukan pengembangan kegiatan akuntansi diawali dengan penyusunan
pembelajaran: (a). Kegiatan pembelajar- rencana pelaksanaan pembelajaran yang
an didesain agar dapat memberi bantuan dilakukan dengan langkah-langkah
kepada guru, sehingga dapat sebagai berikut: (1) pengkajian silabus;
melaksanakan proses pembelajar-an (2) pengidentifikasian materi
secara profesional. (b) Kegiatan pembelajaran; (3) Penentuan tujuan
pembelajaran harus menjabarkan urutan pembelajaran; (4) pengembangan
kegiatan manajerial yang dilakukan guru, kegiatan pembelajaran; (5) penjabaran
sehingga nantinya siswa akan dapat jenis-jenis penilaian yang akan
melakukan kegiatan yang diharapkan digunakan; (6) penentuan alokasi waktu
sebagaimana telah tertulis di silabus. dan (7) penentuan sumber-sumber
Kegiatan pembelajaran untuk setiap belajar. Pelaksanaan pembelajaran
kali pertemuan adalah skenario langkah- dilakukan dengan: (a) Kegiatan
langkah yang harus dilakukan oleh guru pembelajaran didesain sedemikian rupa
sehingga merangsang siswa untuk aktif agar guru, dapat melaksanakan proses
belajar. Kegiatan ini diorganisasikan pembelajaran secara professional, (b)
menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Kegiatan pembelajaran diorganisasikan
Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan
lanjut dalam rincian kegiatan eksplorasi, Penutup. Kegiatan inti dijabarkan dalam
elaborasi, dan konfirmasi, dalam bentuk: kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
mengamati, menanya, mengumpulkan konfirmasi, dalam bentuk: mengamati,
informasi, mengasosiasikan, dan menanya, mengumpulkan informasi,
mengkomunikasikan. Sedangkan pada mengasosiasikan, dan mengkomunikasi-
pembelajaran yang bertujuan menguasai kan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 2006. “Penggunaan Peta Konsep Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD untuk meningkatkan Proses, Hasil Belajar, dan Respons pada Konsep
Ekosistem”. Dalam Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16 Nomor 1 Desember.
Hal. 217-244.

Beauchamp, G. (1975). Curriculum Theory. Willmette, Illionis: The Kagg Press.

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
66
Dallimore, Elice. J. Hertenstein Julie H. dan Platt Majorie B. 2010 Issues In Accounting
Education. Class Participation in Accounting Courses: Factors That Affect Student
Comfort and Learning American Accounting Association
DOI:10.2308/iace.2010.25.4.613. Vol.25.N0.4 2010pp. 613-629.

Depdikbud., 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran
2014/2015, Jakarta: Penerbit BPSDMPK dan PMP.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Gregory Kenneth, Laing 2012. Higgher Education Studies Published by Canadian Center of
Science and Education I integration of acomputer Application in a first Year
Accounting Curriculum: An Evaluation of Student Attitudes, School of Accounting
& Finance, Faculty of Commerce University of Wollongong, Australia, Vol. 2.
No.2;June 2012.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja


Rosda Karya.

Hasan, Said Hamid. (2000). “Pengembangan kurikulum berbasis masyarakat”. Makalah


seminar nasional pengembangan program pendidikan berbasis kewilayahan
menyongsong diterapkannya otonomi daerah, 31 Agustus 2000 di UPI Bandung.

Joyce, B & Weils, M. (1992). Models of teaching. (Fourth Edition). Needham Heights
Massachusetts: Allyn & Bacon.

Iskandar, Srini M. 2006. ” Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dasar-Dasar Sains dengan


Mengggunakan Pembelajaran Berkelompok (Learning Together) dan Pembelajaran
Timbal Balik (Reciprokal Teaching)”. Dalam Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun
16 Nomor 1 Juni.

Kirkham, Ross 2013. An Approach to Improving the Learning Experience for First Year
Accounting Currriculum University of the Sunshine Coast, Australia. E-Journal of
Business Education & Scholarship of Teaching. Vol. 7, No.1. 2013, pp.74-81.

Lestianto. 2011 Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif CIRC berbasis lesson Study
untuk meningkatkan asil belajar siswa untuk mata kuliah kewirausahaan.Malang:
FE, UM.

Martini, dkk. 2006. “Meningkatkan Kemampuan Aspek Psikomotr Melalui Pembelajaran


Berbasis Laboratorium pada siswa Kelas XI IPA I SMA Negeri I Jombang.” Dalam
Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16 Nomor 2 Desember. Hal. 245-255.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan
Tjetjep Rohendi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
67
Saylor J.G. dan kawan-kawan. 1981. Curriculum Planning for Better Teaching and
Learning. Fourth Edition. Japan: Holt, Rinehart and Winston.

Sarjono, Yetty dan Suyatmini. 2011. Model penataan Pedagang Kaki Lima di Surakarta
Sebagai Solusi Konstruktif Untuk Pemberdayaan Tingkat Pendidikan Anak-anak
PKL, EDUKASI, Jurnal Ilmu pendidikan Vol. 10. No. 2. Hal.1-8
---------------------------------- 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Ekonomi Berbasis
Lingkungan Dengan pendekatan pembelajaran Inovatif di SMA Muhammadiyah di
Surakarta, Laporan penelitian Pentaspena, Juni 2013

------------------------------------- 2013. Model Pendidikan Anak-Anak Miskin di Kota


Surakarta. Jurnal Manajemen Pendidikan. Vol. 8. No. 2, Juli 2012 Hal. 98-111.

Sutama. 2010. ”Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D).


Surakarta: Fairuz Media.

Vincent. 2012. International Journal For Lesson And Learning Studies Using Learning
Study To Improve The Teaching And Learning of Accounting in a School In Brunei
Darusalam Vol 1. No.1 2012. P. 23-40

Wafroturrohmah dan Suyatmini, 2008. Penggunaan Metode Problem Based Learning


Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Mandiri Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Akuntansi Pada Mata Kuliah akuntansi Perpajakan, Jurnal Varia Pendidikan Vol.
20.No. 2 Desember 2008 Hal. 154-163.

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
68

Anda mungkin juga menyukai