Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA PANGAN


“UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT”

Nama : Dananda Azizah


Kelompok : Satu
Jurusan : Agribisnis
Semester : IV (Empat)
Kelas : P3 Teknologi Pangan

PUSAT LABORATORIUM TERPADU


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019M / 1440 H
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap hari manusia melakukan aktivitas, baik yang merupakan kebiasaan seperti

berjalan, berdiri, olahraga, mandi, makan, dan lain sebagainya atau yang jarang kita

lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu semua kita memerlukan energi, energi yang

diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan

makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu karbohidrat,

protein, dan lemak. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan

tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi

biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah,

ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida

untuk menghasilkan energi.

Sumber karbohidrat yang sangat umum kita ketahui adalah dari nasi, kentang,

jagung, terigu, ubi kayu dan lain-lain. Karbohidrat memegang peranan penting dalam

alam karena merupakan sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan. Untuk

melakukan aktivitas sehari-hari kita memerlukan energi, energi yang diperlukan ini kita

peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu

mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu kerbohidrat, protein, dan lemak.

Kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari hari ,

baik yang berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional

dalam proses metabolisme. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan
glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan

manusia.

Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan praktikum Uji kualitatif

Karbohidrat untuk mengetahui ada tidaknya kandungan karbohidrat pada bahan pangan

yang kita konsumsi dengan sampel yaitu Sari Jagung Manis dan untuk mengetahui

senyawa- senyawa karbohidratnya. Pengujian karbohidrat dengan uji kualitatif dapat

dilakukan dengan 5 uji yaitu: uji molish, uji Iodium, uji benedict, uji barfoed, dan juga

uji seliwanoff.

1.2 Tinjauan Pustaka


Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Senyawa karbohidrat
merupakan polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur
C, H dan O dengan rumus empiris (CH2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau
keton dari alkohol polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa
kompleks (Girinda, 1986) .

Kusnandar (2011), menyebutkan bahwa karbohidrat memegang peranan yang


penting dalam kehidupan manusia. Karbohidrat (terutama pati) merupakan salah satu
sumber pangan manusia yang murah, yang menyediakan sekitar 40 - 75% asupan energi, yang
berfungsi sebagai cadangan energi dalam tubuh manusia dalam bentuk glikogen, dan
sebagai sumber serat yang diperlukan oleh tubuh manusiaSenyawa ini pernah disangka
“hidrat dari karbon”, sehingga disebutlah karbohidrat. Pada tahun 1880 dinyatakan
bahwa gagasan “hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang salah dan sebenarnya
karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan keduanya (Fessenden
1986).

Menurut Winarno. FG (2004) pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan


menjadi tiga yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida
merupakan suatu molekul yang dapat terdiri dari lima atau enam atom C, sedangkan
oligosakarida merupakan polimer dari 2-10 monosakarida, dan pada umumnya
polisakarida merupakan polimer yang terdiri lebih dari 10 monomer monosakarida.

a. Monosakarida yang mengandung satu gugus aldehida disebut aldosa,


sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton, Manosakarida dengan enam
atom C disebut heksosa, misalnya glukosa (dekstrosa, atau gula anggur),
fruktosa (levulosa atau gula buah), dan galaktosa, sedangkan lima atom C
disebut pentosa, misalnya xilosa, arabinosa, dan ribosa. Monosakarida
(sering disebut gula sederhana) adalah sakarida yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Bentuk monosakarida ini dapat
dibagi lagi menjadi beberapa : triosa, tetrosa, pentosa, hektosa, heptosa atau
oktasa (Ramsden, 1994)
b. Disakarida adalah Oligosakarida yang paling sederhana yang tersusun atas
dua molekul monosakarida. Dua molekul gula sederhana atau lebih
saling berikatan pada gugus glikosidanya,membentuk suatu substansi baru
yang dinamakan polisakarida. Jika molekul-molekul gula sederhana yang
saling berkaitan tersebut kurang dari 10,substansi yang terbentuk
dinamakan juga oligosakarida. Enzim pada disakarida terdiri dari maltase
yang berfungsi mengkretalisis hidrolisis maltose, lactose yang berfungsi
mengkretalisis hidrolisis laktosa, dan sakrase yang berfungsi mengkretalisis
hidrolisis sakrosa (William, 1994).
c. Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur
(selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin) dan sebagai sumber energi (pati,
dekstrin, glikogen, frutan). Jumlah polisakarida ini terdapat jauh
lebih banyak daripada oligo maupun monosakarida. Sebagian dari
polisakarida membentuk struktur tanaman yang tak dapat larut misalnya
selulosa dan hemiselulosa. Sebagian lagi membentuk senyawa cadangan
pangan berbentuk pati dala tanaman atau glikogen pada sel-sel hewan
(William, 1994).

Gula reduksi adalah monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat


dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif
(Rohmaningsih, 2008). Gula pereduksi adalah golongan gula (karbohidrat) yang dapat
mereduksi senyawa-senyawa penerimaelektron. Contohnya adalah glukosa dan
fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau
keton bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida
(laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula
pereduksi (Andarwulan, 2011).

Adanya karbohidrat dalam makanan dapat diidentifikasi secara kualitatif


maupun kuantitatif. Uji kualitatif karbohidrat dapat dilakukan dengan 5 percobaan,
yaitu:

1. Uji Molish

Uji molish adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi
monosakarida. Uji ini dilakukan dengan menambahkan asam sulfat melalui
dinding- dinding tabung. Uji ini ditandai dengan warna ungu kemerah -
merahan untuk reaksi positif, sedangkan warna hijau untuk negatif
(Sumardjo, 2006)

2. Uji Iodium

Berdasarkan pada penambahan iodium pada suatu polisakarida yang


menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati
dengan iodium mengahasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur,
glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membantuk warna
merah coklat. (Sumardjo, 2006)

3. Uji Benedict

Uji ini berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau keton
bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O (kuprooksida) berwarna merah bata.

4. Uji Barfoed
Memiliki prinsip berupa mekanisme Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana
asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida
(biru) dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.(Sumardjo 2006)

5. Uji selliwanof

Uji seliwanoff dilakukan untuk membuktikan adanya ketosa (fruktosa). Hasil yang
didapatkan adalah positif yang ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna
merah/ orange. Hal ini menunjukkan adanyaa pembentukan resorsinol 1,3-dihidroksi
benzene. Reaksi ini spesifik dengan ketosa yang ditunjukkan dengan hasil reaksi
berwarna merah orange (Sumardjo, 2009).

1.3 Tujuan Praktikum

Mengidentifikasi ada tidaknya kandungan karbohidrat dalam suatu bahan.

BAB II

METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan

Alat:

1. Penjepit tabung
2. Hot plate
3. Beaker glass 500 mL
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung reaksi
6. Pipet tetes
7. Alu dan mortar
8. Spatula
9. Labu enlenmeyer 100 ml
10. Corong
11. Kertas saring

Bahan:

1. Sari jagung manis


2. Glukosa, laktosa, fruktosa, sukrosa, amilum, Aquades
3. Pereaksi Molish
4. Pereaksi Iodium
5. Pereaksi Benedict
6. Pereaksi Barfoed
7. Pereaksi Seliwanoff
8. Asam sulfat pekat (H2SO4)

2.2 Prosedur Percobaan

1. Siapkan satu tongkol jagung manis mentah, kemudian pisahkan biji jagung dari
tongkolnya
2. Masukkan biji jagung ke dalam mortar
3. Tambahkan akuades dan gerus hingga biji jagung menjadi halus
4. Saring jagung menggunakan kertas saringan serta corong
5. Tunggu beberapa menit hingga didapatkannya sari jagung manis yang sudah
terpisah dari ampasnya.

1. Uji Molish (Membuktikan adanya Karbohidrat)


a. Masukkan larutan uji (glukosa, laktosa, fruktosa,sukrosa, amilum) dan sari
jagung manis masing- masing sebanyak 20 tetes kedalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes pereaksi Molish. Campurkan dengan baik dan benar.
c. Miringkan tabung reaksi (450), lalu alirkan dengan hati-hati 1 mL H2SO4
pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur
d. Amati perubahan yang terjadi. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya
cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.

2. Uji Iodium (Membuktikan adanya Amilum)


a. Masukkan larutan uji (glukosa, laktosa, fruktosa,sukrosa, dan amilum)
dan sari jagung manis masing- masing sebanyak 20 tetes kedalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes larutan Iodium. Amati perubahan warna yang terjadi,
catat dalam lembar pengamatan.
c. Reaksi positif ditandai dengan pembentukan kompleks dan merah
anggur untuk dekstrin.

3. Uji Benedict (Membuktikan adanya gula pereduksi)


a. Masukkan larutan uji (glukosa, laktosa, fruktosa,sukrosa, dan amilum)
dan sari jagung manis masing- masing sebanyak 20 tetes kedalam tabung
reaksi
b. Tambahkan 5 tetes larutan benedict
c. Didihkan di atas penangas air mendidih selama ± 5 menit.
d. Dinginkan perlahan-lahan
e. Amati warna endapan yang terbentuk, catat dalam lembar pengamatan.
Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan,
kuning atau merah bata, tergantung pada kadar gula pereduksi yang ada.

4. Uji Barfoed (Membedakan antara monosakarida dan disakarida)


a. Masukkan larutan uji (glukosa, laktosa, fruktosa,sukrosa, dan amilum) dan
sari jagung manis masing- masing sebanyak 20 tetes kedalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes larutan barfoed
c. Panaskan campuran dalam penangas air mendidih selama 5 menit
d. Perhatikan warna endapan yang terbentuk, catat dalam lembar pengamatan.
Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O berwarna
merah bata.
5. Uji Seliwanoff
a. Masukkan larutan uji (glukosa, laktosa, fruktosa,sukrosa, dan amilum) dan
sari jagung manis masing- masing sebanyak 20 tetes kedalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes larutan Seliwanoff
c. Panaskan campuran kedalam penangas air mendidih selama 1 menit.
d. Amati perubahan warna yang terjadi. Catat hasil pengamatan, apabila
positif maka akan menunjukkan perubahan warna larutan menjadi merah
oranye.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Percobaan


1. Uji Molish
No. Larutan Uji Hasil Pengamatan Karbohidrat (+/-)
Terbentuknya cincin
1. Glukosa +
berwarna ungu
Terbentuknya cincin
2. Sukrosa +
berwarna ungu
Terbentuknya cincin
3. Laktosa +
berwarna ungu
Terbentuknya cincin
4. Amilum +
berwarna ungu
Terbentuknya cincin
5. Fruktosa +
berwarna ungu
a. Kesimpulan : Seluruh larutan uji positif(+) mengandung karbohidrat.
Ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada saat ditambahkan
Uji Iodium
No. Larutan Uji Hasil Pengamatan Karbohidrat (+/-)
1. Glukosa Berwarna merah bata -
2. Sukrosa Berwarna merah bata -
3. Laktosa Berwarna merah bata -
4. Amilum Berwarna biru pekat +
5. Fruktosa Berwarna merah bata -
Kesimpulan : Dari seluruh sampel hanya amilum saja yang positif terhadap
kandungan polisakarida. uji monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna
larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil yang ditunjukkan negatif

2. Uji Benedict
No. Larutan Uji Hasil Pengamatan Karbohidrat (+/-)
1. Glukosa Berwarna merah bata +
2. Sukrosa Bewarna hijau pudar -
3. Laktosa Berwarna merah bata +
4. Amilum Berwarna hijau -
5. Fruktosa Berwarna merah bata +
Kesimpulan : Pada percobaan ini dihasilkan reaksi positif pada larutan uji
terdapat pada glukosa, fruktosa, dan laktosa. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya
endapan berwarna merah bata apabila termasuk gula pereduksi.

3. Uji Barfoed
No. Larutan Uji Hasil Pengamatan Karbohidrat (+/-)
1. Glukosa Berwarna Merah Bata +
2. Sukrosa Berwarna Biru kehijauan -
3. Laktosa Berwarna Biru pekat -
4. Amilum Berwarna Biru kehijauan -
5. Fruktosa Berwarna Merah Bata +
Kesimpulan : Pada uji Barfoed didapatkan larutan glukosa dan fruktosa yang
tadinya berwarna biru tanpa endapan berubah menjadi larutan biru dan terdapat
endapan merah bata didalamnya.

4. Uji Seliwanoff
No. Larutan Uji Hasil Pengamatan Karbohidrat (+/-)
1. Glukosa Berwarna bening -
2. Sukrosa Berwarna Orange +
3. Laktosa Berwarna bening -
4. Amilum Berwarna bening -
5. Fruktosa Berwarna Orange +
Kesimpulan : Pada uji ini didapat reaksi positif pada sukrosa dan fruktosa,
ditandai dengan perubahan warna yaitu merah/ orange.
5. Sampel Sari Jagung manis
No. Jenis Uji Hasil Pengamatan Karbohidrat (+/-)
Terbentuknya cincin
1. Molish +
berwarna ungu
2. Iodium Berwarna hijau kehitaman
3. Benedict Berwarna kuning keruh +
4. Barfoed Berwarna hijau kebiruan -
5. Seliwanoff Berwarna merah orange +

3.2 Pembahasan
1. Uji Molish
Berdasarkan percobaan dengan uji molish, larutan uji menunjukkan hasil yang
positif. Ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada saat ditambahkan
asam sulfat pekat (H2SO4). Karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4) pekat akan
dihidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi
oleh asam sulfat pekat menjadi furfural. Furfural tersebut apabila ditambah dengan α-
naphthol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu.
Apabila pemberian asam sulfat pada larutan sample yang telah diberi melalui dinding
gelas secara hati-hati, maka warna ungu yang terbentuk berupa cincin furfural pada
batas antara larutan sample dengan asam sulfat. Hal itu menunjukkan bahwa larutan
sample tersebut mengandung karbohidrat. (Sudarmadji et all, 1986 )
2. Uji Iodium
Berdasarkan percobaan dengan uji Iodium, hanya larutan uji amilum saja yang
menunjukkan hasil positif, selainnya adalah negatif. Pereaksi Iodine jika dicampur
dengan amilum menghasilkan larutan berwarna biru pekat yang menandakan hasil
positif terhadap kandungan polisakarida. Tetapi untuk larutan uji Monosakarida dan
Disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil
yang ditunjukkan negatif. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul Amilosa
dan Amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan
Iodine. Oleh karena itu, monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna
larutan yang spesifik karena tidak mengandung Amilosa dan Amilopektin.
Berdasarkan pada penambahan iodium pada suatu polisakarida yang menyebabkan
terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan
iodium mengahasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur,
glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membantuk
warna merah coklat. (Sumardjo, 2006)

3. Uji benedict

Gula pereduksi dapat dibuktikan dengan uji Benedict. Pada percobaan ini larutan uji
dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif pada larutan
uji terdapat pada glukosa, fruktosa, dan laktosa. Hal ini ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan berwarna merah bata apabila termasuk gula pereduksi. Akan
tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna merah bata,
hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh tiap-
tiap larutan uji. Uji ini berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau
keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+ yang
mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida) berwarna merah bata. Adanya perubahan
warna hijau, kuning, jingga atau merah menunjukkan reaksi positif. Sifat basa yang
dimilki oleh pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya senyawa Natrium Karbonat.

4. Uji Barfoed

Uji ini memiliki prinsip berupa mekanisme Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam
suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada
disakarida (biru) dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah
bata.(Sumardjo, 2006)

Pada percobaan dengan uji barfoed setelah pemanasan, larutan glukosa dan
fruktosa yang tadinya berwarna biru tanpa endapan berubah menjadi larutan biru dan
terdapat endapan merah bata didalamnya. Berdasarkan literature, hasil yang di dapat
sudah sesuai. Hal ini terjadi karena monosakarida mempunyai gugus gula pereduksi
sehingga dapat mereduksi pereaksi barfoed dan membentuk endapan merah bata.

Disakarida yang memiliki konsentrasi rendah tidak menunjukkan reaksi positif


berbeda dengan monosakarida yang dapat dengan cepat mereduksi. Hal ini terjadi
dikarenakan asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan direduksi
sehingga menghasilkan warna yang menunjukkan adanya monosakarida serta ikatan
peptida saling berikatan satu sama lain sehingga menunjukkan reaksi positif . sedangkan
bahan uji lainnya itu reaksinya negatif karena asam asetat dengan asam laktat dan ion
Cu+ yang dihasilkan tidak direduksi sehingga menghasilkan warna yang tidak sesuai
dengan prinsip uji barfoed ini. Warna yang dihasilkan adalah biru kehijauan pada
amilum dan sukrosa, serta biru pekat pada laktosa yang reaksinya negatif.

5. Uji Seliwanoff
Selanjutnya dilakukan uji seliwanoff untuk membuktikan adanya ketosa
(fruktosa). Hasil yang didapatkan adalah positif yang ditunjukkan dengan
terbentuknya larutan berwarna merah/ orange. Hal ini menunjukkan adanyaa
pembentukan resorsinol 1,3-dihidroksi benzene. Reaksi ini spesifik dengan
ketosa yang ditunjukkan dengan hasil reaksi berwarna merah orange (Sumardjo,
2009).
Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian
dipanaskan dan dicatat waktunya. Hasil uji larutan sukrosa dan larutan fruktosa
menghasilkan reaksi positif dengan menghasilkan warna merah pada kedua
larutan tersebut. Hal ini menunjukan pada fruktosa dan sukrosa mengandung
gugus ketosa. Sukrosa merupakan disakarida gabungan dari glukosa dan
fruktosa, fruktosa sendiri monosakarida yang mempunyai gugus ketosa.
Sedangkan pada larutan glukosa, amilum dan laktosa menghasilkan reaksi yang
negatif, reaksi ini ditandai dengan warna larutan yang berubah menjadi bening.
ini menunjukan larutan glukosa tidak mengandung gugus ketosa karena glukosa
adalah monosakarida dengan gugus aldosa.

6. Uji dengan Sampel Sari Jagung manis

Kesimpulan : Pada uji Molish sampe jagung manis positif(+) mengandung


karbohidrat. Ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada saat
ditambahkan asam sulfat pekat (H2SO4). Pada uji Iodium tidak didapatkan reaksi
negatif ataupun positif pada jagung manis, ditanai dengan perubahan warna sari jagung
manis yang bewarna kuning menjadi hijau kehitaman. Reaksi positif hanya dialami oleh
polisakarida. monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang
spesifik karena tidak mengandung amilosa dan Amilopektin., maka dari itu jagung tidak
mengandung amilum. Selanjutnya pada uji benedict jagung manis menunjukkan reaksi
positif (+), maka termasuk gula pereduksi. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya
endapan berwarna kuning/merah bata pada sampel. Uji ini berdasarkan pada gula yang
mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana
alkalis, menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida). Pada Uji Barfoed
jagung manis menunjukkan reaksi (-) dengan perubahan warna larutan menjadi hijau
kebiruan. Apabila positif maka akan terdapat endapan berwarna merah bata setelah
ditambahn larutan barfoed. Hal ini terjadi karena monosakarida mempunyai gugus
gula pereduksi sehingga dapat mereduksi pereaksi barfoed dan membentuk endapan
merah bata. Reaksinya negatif pada jagung manis terjadi karena asam asetat dengan
asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan tidak direduksi sehingga menghasilkan warna
yang tidak sesuai dengan prinsip uji barfoed. Pada uji Seliwanoff menujukkan reaksi
positif (+) ditandai dengan adanya endapan berwarna merah orange pada larutan sampel.
Uji seliwanoff dilakukan untuk membuktikan adanya ketosa (fruktosa), maka dari itu
jagung bereaksi positif dikarenakan terdapa kandungan ketosa (fruktosa) didalamnya.
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:


1. Glukosa adalah karbohidrat jenis monosakarida dan merupakan gula pereduksi
karenakan glukosa terbukti positif dalam uji molisch, uji barfoed, dan uji benedict.
2. Sukrosa merupakan karbohidrat yang mempunyai gugus keton (ketosa) dibuktikan
dari larutan ujinya yang positif saat diujikan dengan uji molisch dan uji seliwanoff.
3. Fruktosa adalah karbohidrat jenis monosakarida yang mempunyai gugus keton
(ketosa) dan merupakan gula pereduksi. Hal ini dapat dibuktikan dari larutan ujinya
yang positif terhadap uji molisch, seliwanoff, dan uji benedict.
4. Laktosa merupakan karbohidrat dan gula pereduksi dibuktikan dari uji larutannya
yang positif terhadap uji molisch dan uji benedict.
5. Amilum merupakan karbohidrat jenis polisakarida karena dalam uji molisch dan uji
iodium terbukti positif.
6. Ekstrak jagung manis mengandung karbohidrat jenis monosakarida

DAFTAR PUSTAKA

Sumandjo. Damin (2006). Pengantar Kimia. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran dan Program Strarta 1 Fakultas Bioesksakta. Jakarta: EGC

Tarsono Rudia, dan Adawiyah. 2018. Praktikum Analisa Bahan Pangan. Ciputat : PLT

Fessenden, Ralp J.(1990). Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga


Winarno, F.G.. (2004). Kimia Pangan dan Gizi . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sirajuddin dan Najamuddin. (2011). Penuntun Praktikum Biokimia. Makasar:
Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai