berjalan, berdiri, olahraga, mandi, makan, dan lain sebagainya atau yang jarang kita
lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu semua kita memerlukan energi, energi yang
diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan
makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu karbohidrat,
protein, dan lemak. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan
tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi
biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah,
ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida
Sumber karbohidrat yang sangat umum kita ketahui adalah dari nasi, kentang,
jagung, terigu, ubi kayu dan lain-lain. Karbohidrat memegang peranan penting dalam
alam karena merupakan sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan. Untuk
melakukan aktivitas sehari-hari kita memerlukan energi, energi yang diperlukan ini kita
peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu
mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu kerbohidrat, protein, dan lemak.
Kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari hari ,
baik yang berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional
dalam proses metabolisme. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan
glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan
manusia.
Karbohidrat untuk mengetahui ada tidaknya kandungan karbohidrat pada bahan pangan
yang kita konsumsi dengan sampel yaitu Sari Jagung Manis dan untuk mengetahui
dilakukan dengan 5 uji yaitu: uji molish, uji Iodium, uji benedict, uji barfoed, dan juga
uji seliwanoff.
1. Uji Molish
Uji molish adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi
monosakarida. Uji ini dilakukan dengan menambahkan asam sulfat melalui
dinding- dinding tabung. Uji ini ditandai dengan warna ungu kemerah -
merahan untuk reaksi positif, sedangkan warna hijau untuk negatif
(Sumardjo, 2006)
2. Uji Iodium
3. Uji Benedict
Uji ini berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau keton
bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O (kuprooksida) berwarna merah bata.
4. Uji Barfoed
Memiliki prinsip berupa mekanisme Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana
asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida
(biru) dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.(Sumardjo 2006)
5. Uji selliwanof
Uji seliwanoff dilakukan untuk membuktikan adanya ketosa (fruktosa). Hasil yang
didapatkan adalah positif yang ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna
merah/ orange. Hal ini menunjukkan adanyaa pembentukan resorsinol 1,3-dihidroksi
benzene. Reaksi ini spesifik dengan ketosa yang ditunjukkan dengan hasil reaksi
berwarna merah orange (Sumardjo, 2009).
BAB II
METODE PERCOBAAN
Alat:
1. Penjepit tabung
2. Hot plate
3. Beaker glass 500 mL
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung reaksi
6. Pipet tetes
7. Alu dan mortar
8. Spatula
9. Labu enlenmeyer 100 ml
10. Corong
11. Kertas saring
Bahan:
1. Siapkan satu tongkol jagung manis mentah, kemudian pisahkan biji jagung dari
tongkolnya
2. Masukkan biji jagung ke dalam mortar
3. Tambahkan akuades dan gerus hingga biji jagung menjadi halus
4. Saring jagung menggunakan kertas saringan serta corong
5. Tunggu beberapa menit hingga didapatkannya sari jagung manis yang sudah
terpisah dari ampasnya.
BAB III
2. Uji Benedict
No. Larutan Uji Hasil Pengamatan Karbohidrat (+/-)
1. Glukosa Berwarna merah bata +
2. Sukrosa Bewarna hijau pudar -
3. Laktosa Berwarna merah bata +
4. Amilum Berwarna hijau -
5. Fruktosa Berwarna merah bata +
Kesimpulan : Pada percobaan ini dihasilkan reaksi positif pada larutan uji
terdapat pada glukosa, fruktosa, dan laktosa. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya
endapan berwarna merah bata apabila termasuk gula pereduksi.
3. Uji Barfoed
No. Larutan Uji Hasil Pengamatan Karbohidrat (+/-)
1. Glukosa Berwarna Merah Bata +
2. Sukrosa Berwarna Biru kehijauan -
3. Laktosa Berwarna Biru pekat -
4. Amilum Berwarna Biru kehijauan -
5. Fruktosa Berwarna Merah Bata +
Kesimpulan : Pada uji Barfoed didapatkan larutan glukosa dan fruktosa yang
tadinya berwarna biru tanpa endapan berubah menjadi larutan biru dan terdapat
endapan merah bata didalamnya.
4. Uji Seliwanoff
No. Larutan Uji Hasil Pengamatan Karbohidrat (+/-)
1. Glukosa Berwarna bening -
2. Sukrosa Berwarna Orange +
3. Laktosa Berwarna bening -
4. Amilum Berwarna bening -
5. Fruktosa Berwarna Orange +
Kesimpulan : Pada uji ini didapat reaksi positif pada sukrosa dan fruktosa,
ditandai dengan perubahan warna yaitu merah/ orange.
5. Sampel Sari Jagung manis
No. Jenis Uji Hasil Pengamatan Karbohidrat (+/-)
Terbentuknya cincin
1. Molish +
berwarna ungu
2. Iodium Berwarna hijau kehitaman
3. Benedict Berwarna kuning keruh +
4. Barfoed Berwarna hijau kebiruan -
5. Seliwanoff Berwarna merah orange +
3.2 Pembahasan
1. Uji Molish
Berdasarkan percobaan dengan uji molish, larutan uji menunjukkan hasil yang
positif. Ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada saat ditambahkan
asam sulfat pekat (H2SO4). Karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4) pekat akan
dihidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi
oleh asam sulfat pekat menjadi furfural. Furfural tersebut apabila ditambah dengan α-
naphthol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu.
Apabila pemberian asam sulfat pada larutan sample yang telah diberi melalui dinding
gelas secara hati-hati, maka warna ungu yang terbentuk berupa cincin furfural pada
batas antara larutan sample dengan asam sulfat. Hal itu menunjukkan bahwa larutan
sample tersebut mengandung karbohidrat. (Sudarmadji et all, 1986 )
2. Uji Iodium
Berdasarkan percobaan dengan uji Iodium, hanya larutan uji amilum saja yang
menunjukkan hasil positif, selainnya adalah negatif. Pereaksi Iodine jika dicampur
dengan amilum menghasilkan larutan berwarna biru pekat yang menandakan hasil
positif terhadap kandungan polisakarida. Tetapi untuk larutan uji Monosakarida dan
Disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil
yang ditunjukkan negatif. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul Amilosa
dan Amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan
Iodine. Oleh karena itu, monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna
larutan yang spesifik karena tidak mengandung Amilosa dan Amilopektin.
Berdasarkan pada penambahan iodium pada suatu polisakarida yang menyebabkan
terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan
iodium mengahasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur,
glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membantuk
warna merah coklat. (Sumardjo, 2006)
3. Uji benedict
Gula pereduksi dapat dibuktikan dengan uji Benedict. Pada percobaan ini larutan uji
dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif pada larutan
uji terdapat pada glukosa, fruktosa, dan laktosa. Hal ini ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan berwarna merah bata apabila termasuk gula pereduksi. Akan
tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna merah bata,
hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh tiap-
tiap larutan uji. Uji ini berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau
keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+ yang
mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida) berwarna merah bata. Adanya perubahan
warna hijau, kuning, jingga atau merah menunjukkan reaksi positif. Sifat basa yang
dimilki oleh pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya senyawa Natrium Karbonat.
4. Uji Barfoed
Uji ini memiliki prinsip berupa mekanisme Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam
suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada
disakarida (biru) dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah
bata.(Sumardjo, 2006)
Pada percobaan dengan uji barfoed setelah pemanasan, larutan glukosa dan
fruktosa yang tadinya berwarna biru tanpa endapan berubah menjadi larutan biru dan
terdapat endapan merah bata didalamnya. Berdasarkan literature, hasil yang di dapat
sudah sesuai. Hal ini terjadi karena monosakarida mempunyai gugus gula pereduksi
sehingga dapat mereduksi pereaksi barfoed dan membentuk endapan merah bata.
5. Uji Seliwanoff
Selanjutnya dilakukan uji seliwanoff untuk membuktikan adanya ketosa
(fruktosa). Hasil yang didapatkan adalah positif yang ditunjukkan dengan
terbentuknya larutan berwarna merah/ orange. Hal ini menunjukkan adanyaa
pembentukan resorsinol 1,3-dihidroksi benzene. Reaksi ini spesifik dengan
ketosa yang ditunjukkan dengan hasil reaksi berwarna merah orange (Sumardjo,
2009).
Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian
dipanaskan dan dicatat waktunya. Hasil uji larutan sukrosa dan larutan fruktosa
menghasilkan reaksi positif dengan menghasilkan warna merah pada kedua
larutan tersebut. Hal ini menunjukan pada fruktosa dan sukrosa mengandung
gugus ketosa. Sukrosa merupakan disakarida gabungan dari glukosa dan
fruktosa, fruktosa sendiri monosakarida yang mempunyai gugus ketosa.
Sedangkan pada larutan glukosa, amilum dan laktosa menghasilkan reaksi yang
negatif, reaksi ini ditandai dengan warna larutan yang berubah menjadi bening.
ini menunjukan larutan glukosa tidak mengandung gugus ketosa karena glukosa
adalah monosakarida dengan gugus aldosa.
DAFTAR PUSTAKA
Tarsono Rudia, dan Adawiyah. 2018. Praktikum Analisa Bahan Pangan. Ciputat : PLT