Anda di halaman 1dari 10

Saifudin, Abdul Bari. Panduan Praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal.

yayasan bina

pustaka sarwono prawirohardjo. Jakarta. 2008; 262; N-27

KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan

1. 1. KESEHATAN REPRODUKSI & KB MODUL Kesehatan Reproduksi 1 Pusat


Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Ida Prijatni Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 4 KEGIATAN BELAJAR 2
Konsep Gender Dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
2. 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Daftar Isi Cover Daftar
Isi i Daftar Istilah ii Pendahuluan 1 Kegiatan Belajar 2: Konsep Gender Dalam Kesehatan
Reproduksi Perempuan
3.......................................................................
....
3. 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
ISTILAH KETERANGAN supply – demand Pendekatan Siklus Kehidupan Peer pressure
Rasa rendah diri Infanticide Tekanan teman sebaya Unsave abortion Pembunuhan
terhadap bayi Unwanted pregnancy Abortus yang tidak aman PKRET Kehamilan yang
tidak dikehendaki PKRKT Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial Terpadu PKRKT
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif Terpadu Daftar Istilah . . . . . . . . . . . . . . .
............................................................
4. 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 1
Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . Kebesaran Allah didunia ini salah satunya adalah “ diciptakanNya
manusia “ den- gan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Perbedaan antara dua jenis
kelamin itu adalah bahwa perempun diberi kemampuan untuk bereproduksi, yaitu dengan
melalui proses hamil, melahirkan dan menyusui bayinya sedangkan laki- laki tidak.
Untuk itu laki-laki dan perempuan perlu meningkatkan pengetahuanya mengenai
Kesehatan Reproduksi agar tercipta kondisi kesehatan reproduksi yang optimal di
masyarakat. Dan sudah se- harusnya pelayanan kesehatan reproduksi berspektif gender,
artinya pelayanan kese- hatan reproduksi harus responsif terhadap kepentingan laki-laki
dan perempuan. Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Bd 205 ini akan dibahas pada Modul
Kesehatan Reproduksi I dan II. Sekarang diawali dengan bahasan Modul I yang dikemas
dalam tiga kegiatan belajar dan disusun dengan urutan sebagai berikut : 1. Kegiatan
Belajar I : Konsep Kesehatan Reproduksi 2. Kegiatan Belajar II : Konsep Gender dalam
Kesehatan Reproduksi Perempuan 3. Kegiatan Belajar III : Isu-isu Kesehatan perempuan
Setelah mempelajari Modul ini, diharapkan Anda akan dapat 1). Menjelaskan kon- sep
kesehatan reproduksi 2). Menguraikan konsep gender dalam kesehatan reproduksi
perempuan 3). Mendeskripsikan isu-isu kesehatan perempuan. Dengan pemahaman
tentang kesehatan reproduksi ini, diharapkan Anda akan mampu menggunakan pen-
getahuannya untuk membantu perempuan maupun laki-laki yang mencari atau mem-
butuhkan pelayanan kesehatan reproduksi. Perlu diketahui untuk dapat memahami isi
modul ini diperlukan kemampuan Anda untuk menyelesaikan setiap tahap kegiatan be-
lajar secara berurutan. Hambatan sosial, budaya dan ekonomi yang dihadapi sepanjang
hidup perem- puan merupakan akar permasalahan buruknya kesehatan perempuan,
karena perem- puan mengalami kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui. Status
Kesehatan perem- puan semasa kanak- kanak dan remaja menpengaruhi kondisi
kesehatanya saat hamil dan bersalin. Nutrisi, tingkat pendidikan, nilai sosial budaya dan
sistem kesehatan yang diakses, situasi ekonomi, serta kualitas hubungan seksual
mempengaruhi perempuan dalam menjalankan masa-masa reproduksinya. Oleh karena
itu bidan yang berada di ujung tombak harus dapat pemberikan pelayanan sesuai dengan
masa kritis yang di- alami oleh perempuan sehingga diharapkan perempuan mempunyai
kehidupan yang berkualitas. Sebagai prasyarat atau bekal dasar agar Saudara bisa
mempelajari modul ini den- gan baik, maka diharapkan Saudara sudah mempelajari
anatomi fisiologi reproduksi pada perempuan dan laki-laki pada pembelajaran di semeter
satu. Agar proses pembelajaran untuk materi kuliah kesehatan reproduksi ini, dapat
berjalan dengan lancar, diharapkan Saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai
berikut : 1. Perhatikan dan pahami terlebih dahulu materi yang disajikan dengan cara
mem-
5. 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 2 bacanya
dengan teliti, dan berulang -ulang dan penuh konsentrasi, bila masih belum paham
pelajari dan baca sekali lagi. 2. Disetiap akhir kegiatan belajar tersedia tes formatif.
Kerjakan tes tersebut sebagai sarana untuk latihan dan refleksi kemampuan Saudara
dalam memahami materi modul ini. . 3. Selain ada tes formatif diakhir pembelajaran juga
ada penugasan, kerjakan penu- gasan dengan baik, bacalah dulu soal dan berikan jawaban
secara singkat tetapi jelas 4. Catatlah setiap kesulitan yang saudara dapatkan dalam
mempelajari modul I ini untuk ditanyakan kepada dosen atau instruktur pada saat bertatap
muka 5. Bacalah referensi lain yang berkaitan dengan materi modul ini, agar wawasan
pengetahuan Saudara dapat diperluas. 6. Keberhasilan proses pembelajaran Saudara
sangat tergantung pada kesunggu- han saudara dalam mempelajari dan mengerjakan
latihan dalam modul ini. Un- tuk itu berlatihlah dengan tekun, kapanpun Saudara
memiliki waktu untuk mem- pelajarinya. Saudara peserta Diklat Jarak Jauh, selamat
belajar. Semoga saudara sukses da- lam mempelajari modul ini dan berbekal pengetahuan
tersebut diharapkan Saudara mampu memberikan Asuhan kebidanan dalam kesehatan
reproduksi.
6. 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Kegiatan Belajar 2
Konsep Gender Dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah saudara mempelajari materi ini saudara diharapkan memahami konsep gender
dalam kesehatan reproduksi 1. Menjelaskan definisi gender dan beda gender dan seks 2.
Menjelaskan peran gender dan kesetaraan gender 3. Menjelaskan Pelayanan Kesehatan
yang peka gender 4. Menjelaskan Peran laki-laki dalam Kesehatan reproduksi
Perempuann 5. Menjelaskan bentuk-bentuk ketidak adilan gender Didalam Modul 1
Kegiatan belajar 2 ini, akan dibahas tentang definisi gender, perbedaan seks dan gender,
peran gender dan kesetaraan gender, pelayanan kese- hatan yang peka gender, peran laki-
laki dalam Kesehatan reproduksi Perempuan dan bentuk – bentuk ketidak adilan gender.
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi
7. 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 4
KONSEP GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI 1. Definisi gender Gender
merupakan suatu sifat yang melekat kepada kaum laki atau perempuan yang dikon-
struksikan secara social maupun cultural. Perubahan cirri dan sifat yang terjadi dari
waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lainya disebut konsep gender Perbedaan peran
dan tang- gung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara sosial. Gen- der
berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai
perempuan dan laki- laki yang dibentuk masyarakat , bukan karena perbedaan biologis.
Gender adalah sifat dan per- ilaku yng dilekatkan dan perempuan yang dibentuk secara
soaial dan bu- daya. Karena dibentuk oleh budaya setempat maka gender tidak ber- laku
selamanya tergantung kepada waktu ( tren ) dan tempatnya. Gen- der berbeda dengan
seks, bila gen- der dibentuk oleh mayarakat maka seks merupakan pemberian Tuhan
sebagai kodratnya yang tidak bisa diubah. Sekalipun bisa diubah bentuk fisikny melalui
tindakan medis, namun tidak bisa berubah fungsi dan peran seks itu sendiri. Karena itu
biasanya kita menyebut gender itu sebagai kelamin sosial dan seks itu sebagai kelamin
biologis. Adapun stereotipe gender untuk mendifinikan setiap jenis kelamin, pada
perempuan adalah penurut, emosionl, pendiam, repih/bersih, ceroboh, artsy, ibu rumh
tangga dan mengasuh anak sedangkan stereotipe laki laki adalah agresif, ti- dak emosi,
berbicara lantang, berantakan, atletis, orientasi matematikaa dan ilmu sains, dan sebagai
penghasil uang. Uraian Materi
8. 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 Perbedaan seks dan
gender NO SEKS GENDER 1. Perbedaan biologis antara laki –laki dan perempuan.
Laki- lakii mempunyai penis dn meng- hasilkan sperma sedangkan perempuan
mempunyai rahim dan indung telur Merupakan sifat yang melekat pada laki-laki dan
perempuan yang dibentuk secara sosial dan budaya. Misalnya perempuan dikenal dengan
cantik, lemah lembut, emosional dan keibuan. Sedngkan laki-laki dianggap kuat, rasional,
jantan dan perkasa 2. Seks sama diseluruh dunia bahwa perempuan bisa hamil, sementara
laki-laki tidak bisa hamil , karena laki-laki tidak bisa menstruasi, sehingga tidak hamil
Ciri dan sifat dari gender bisa dipertukarkan. Artinya ada laki-la- ki yang mempunyai
sifar seperti perempunyaitu emosional, lemh lembut. Sementara ada juga per- empuan
yang mempunyai sifat seperti laki-laki yaitu kut, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dan
sifat itu dapat berrubah dari wak- tu ke waktudn dari tempat ketem- pat laain, ataupun
dari kels ke ke- las yang lain 3. Sebagai kodrat, hanya diubah bentuk fisik melalui
tindakan medis tetapi tidak akan meru- bah fungsi dan peranya Dapat dipelajari dan
diteruskan terutama melalui hubungan kelu- arga, pendidikan, media dsb. Cobalah
saudara perhatikan, untuk memudahkan saudara membedakan antara seks dan gender
serta gender dan seksualita, dibawah ini terdapat skema yang menunjukan perbedaan
tersebut !!
9. 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 6
Perbedaan Gender dan Seksualitas sessuai karakteristiknya. NO KARAKTERISTIK
GENDER SEKS 1. Sumber pembeda Manusia (masyarakat) Tuhan 2. Visi, Misi
Kebiasaan Kesetaraan 3. Unsur pembeda Kebudayaan (tingkah laku) Biologis (alat
reproduksi) 4. Sifat Harkat, martabat dapat dipertukarkan Kodrat, tertentu tidak dapat
dipertukarkan 5. Dampak Terciptanya nor- ma-norma/ketentuan tentang “pantas” atau
“tidak pantas” laki-laki pantas menjadi pemi- mpin, perempuan “pantas’ dipimpin dll.
Sering merugikan salah satu pihak, keb- etulan adalah perem- puan Terciptanya nilai-
nilai : kesempur- naan, kenikmatan, kedamaian dll. Sehingga menguntungkan kedua
belah pi- hak. 6. Ke-berlaku-an Dapat berubah, mu- siman dan berbeda anra kelas
Sepanjang masa dimana saja, tidak mengenal pembedaan kelas.
10. 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 SEKS / JENIS
KELAMIN GENDER Tidak dapat berubah, contohnya alat kelamin laki-laki dan perem-
puan Dapat berubah, contohnya peran dalam kegiatan sehari-hari, seper- ti banyak
perempuan menjadi juru masak jika dirumah, tetapi jika di restoran juru masak lebih
banyak laki-laki. Tidak dapat dipertukarkan, contohn- ya jakun pada laki-laki dan
payudara pada perempuan Dapat dipertukarkan Berlaku sepanjang masa, contohnya
status sebagai laki-laki atau perem- puan Tergantung budaya dan kebiasaan, contohnya di
jawa pada jaman pen- jajahan belanda kaum perempuan tidak memperoleh hak
pendidikan. Setelah Indo merdeka perempuan mempunyai kebebasan mengikuti
pendidikan Berlaku dimana saja, contohnya di rumah, dikantor dan dimanapun berada,
seorang laki-laki/perem- puan tetap laki-laki dan perempuan Tergantung budaya
setempat, con- tohnya pembatasan kesempatan di bidang pekerjaan terhadap perem- puan
dikarenakan budaya setempat antara lain diutamakan untuk men- jadi perawat, guru TK,
pengasuh anak Merupakan kodrat Tuhan, contohn- ya laki-laki mempunyai ciri-ciri uta-
ma yang berbeda dengan cirri-ciri utama perempuan yaitu jakun. Bukan merupakan
budaya setem- pat, contohnya pengaturan jumlah a nak dalam satu keluarga Ciptaan
Tuhan, contohnya perem- puan bisa haid, hamil, melahirkan dan menyusui sedang laki-
laki tidak. Buatan manusia, contohnya laki-la- ki dan perempuan berhak menjadi calon
ketua RT, RW, dan kepala desa bahkan presiden. Perbedaan antara Gender dan seks
(Badan Pemberdayaan Masyarakat) Setelah saudara mencermati perbedaan seks dan
gender serta gender dan seksualitas. Berikan masing – masing 3 contoh perbedaan
tersebut !!
11. 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 8 2.
Peran gender dan kesetaraan gender a. Peran gender adalah peran seseorang yang
diharapkan oleh masyarakat untuk bertingkah dan berperilaku menurut jenis kelaminnya.
( laki-laki atau perempuan ) walaupun peran ini tidak selalu seperti yang semua orang
harapkan.Siapapun yang tidak menjalankan peran ini akan diremehkan oleh teman,
keluarga dan masyarakat. Sehingga akan menyebabkan munculnya stigma dan
dikriminasi. Kondisi ini sungguh tidak menguntungkan, perlu dit- erapkan kesetaraan dan
keadilan gender. b. Kesetaraan gender adalah anggapan bahwa laki-laki dan perempuan
harus mendapatkan perlakuan yang sama. Kesetraan gender saja tidak cukup ha- rus
diterapkan pula keadilan gender yaitu mempertimbangkan perbedaan kehidupan
perempuan dan laki-laki serta mengakui perluny ada perbedaan pendekatan untuk
menghasilkan keadilan bagi perempuan dan laki-laki . Upaya mewujutkan kesetaraan dan
keadilan gender ( KKG ) di Indonesia ditu- angkan dalam kebijakan nasional
sebagaimana ditetapkan dalam GBHN 1999, UU No. 25 Thn.2000 tentang Program
Pembangunan Nasional dan diperte- gas dalam Instruksi presiden No.9 Thn.2000 tentang
Pengarusutamaan Gen- der dalam Pembangunan Nasional sebagai salah satu strategi
untuk mewu- jutkan keadilan dan kesetaraan gender. 3. Pelayanan Kesehatan yang peka
Gender Didalam memberikan pelayanan kesehatan yang peka gender, petugas keseha- tan
diharapkan : a. Sadar dan peka tentang kesetaraan gender. Artinya memberikan pelayanan
berkulitas berorientasi kepada kebutuhan klien, tanpa perbedan perlakuan pada laki-laki
dan perempuan, tanpa tergantung pada kedudulkan so- sial-ekonomi b. Sadar dan peka
tentang keadilan gender. Artinya memberikan pelayanan yang memperhatikan kebutuhan
yang berbeda antara laki-laki dan perem- puan akibat kodrat masing-masing c. Sadar dan
peka tentang peran, bias, dan stereotipe gender. Artinya mema- hami sikap laki-laki dan
perempuan dalam menghadapi suatu penyakit dan sikap masyarakat terhadap perempuan
dan laki-laki yang sakit d. Sadar dan peka tentang gender dan jenis kelamin. Artinya
memahami perbe- daan perjalanan penyakit pada laki-laki dan perempuan e. Sadar
tentang issue gender di setiap kondisi sasaran. Artinya menyesuaikan pelayanan agar
hambatan yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan aki- bat hal tersebut diatas dapat
diatasi. 4. Peran laki-laki dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan Peran dan tanggung
jawab laki-laki dalam kesehatan reproduksi sangat berpengaruh terhadap kesehatan
perempuan. Selama ini partisipasi laki-laki dalam kesehatan reproduksi masih sangat
kurang, dimana hal ini erak kaitanya dengan isse ketidaksetaraan gender. Ada beberapa
kegiatan penting yang perlu
12. 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 dilakukan laki-laki
secara aktif dalam kesehatan reproduksi, yaitu perencanaan keluarga, aktif ber-KB,
memperhatikan kesehatan ibu hamil, memastikan persali- nan aman oleh tenaga
kesehatan, membantu setelah bayi lahir, menjadi seorang ayah yang baik, membantu
mencegah tertularnya IMS, mengakhiri kekerasan ter- hadap perempuan. 5. Bentuk-
bentuk Ketidakadilan Gender a. Marginalisasi (peminggiran). Peminggiran banyak terjadi
dalam bidang ekonomi. Misalnya banyak perempuan hanya mendapatkan pekerjaan yang
tidak terlalu bagus, baik dari segi gaji, jaminan kerja ataupun status dari pekerjaan yang
didapatkan. Hal ini terjadi karena sangat sedikit perempuan yang mendapatkan peluang
pendidikan. Peminggiran dapat terjadi di rumah, tempat kerja, masyarakat, bahkan oleh
negara yang bersumber keyakinan, tradisi atau kebiasaan, kebijakan pemerintah, maupun
asumsi-asumsi ilmu pengetahuan (teknologi). b. Subordinasi (penomorduaan), anggapan
bahwa perempuan lemah, tidak mampu memimpin, cengeng dan lain sebagainya,
mengakibatkan perem- puan jadi nomor dua setelah laki-laki. c. Stereotip (citra buruk)
yaitu pandangan buruk terhadap perempuan. Mis- alnya perempuan yang pulang larut
malam adalah pelacur, jalang dan berb- agai sebutan buruk lainnya. d. Violence
(kekerasan), yaitu serangan fisik dan psikis. Perempuan, pihak pal- ing rentan mengalami
kekerasan, dimana hal itu terkait dengan marginalisa- si, subordinasi maupun stereotip
diatas. Perkosaan, pelecehan seksual atau perampokan contoh kekerasan paling banyak
dialami perempuan. e. Beban kerja berlebihan, yaitu tugas dan tanggung jawab
perempuan yang berat dan terus menerus. Misalnya, seorang perempuan selain melayani
suami (seks), hamil, melahirkan, menyusui, juga harus menjaga rumah. Dis- amping itu,
kadang ia juga ikut mencari nafkah (di rumah), dimana hal terse- but tidak berarti
menghilangkan tugas dan tanggung jawab diatas.
13. 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 10
Rangkuman Saudara telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 2, dibawah ini adalah
ringkasan dari materi yang telah selesai saudara pelajari 1. Berfokus pada kekuatan sosial
dan budaya menentukan bagaimana seorang perempuan dan laki-laki memperoleh
manfaat serta mampu berpartisipasi dalam kegiatan yang berbeda 2. Akses terhadap
pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualiatas sangat menentukan kesejahteraan
perempuan, untuk itu peran dan tanggung jawab laki-laki sangat diperlukan. 3. Bentuk-
bentuk ketidak adilan gender harus diantisapasi oleh perem- puan, agar hidup perempuan
menjadi lebih berkualitas
14. 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 Setelah saudara
belajar Kegiatan Belajar 2, untuk mengkaji apakah pemaha- man saudara terhadap materi
yang telah saudara pelajari tersebut cukup baik, maka dibawah ini ada 5 ( lima ) soal
yang harus sudara kerjakan. Petunjuk mengerjakan soal : a. Sebelum mengerjakan soal
baca dahulu soal dengan seksama b. Pilih salah satu jawaban yang saudara anggap paling
benar. c. Lingkari huruf (a,b,c,d ) kemudian beri lingkaran d. Diskusikan dengan
pembimbing hasil jawaban saudara Soal : 1. Ketika bayi laki-laki dan perempuan lahir
terdpat perbedaan yang dapat dilihat, yaitu adanya penis dan vulva, hal ini dikatakan : a.
Seks b. Gender c. Kodrat d. Peran gender 2. Seorang suami yang membantu memasak
untuk bersantap dengan keluarga, pada saat istrinya sakit, situasi ini dapat diartikan : a.
Menjalankan peran gender b. Menjalankan keadilan gender c. Menjalankan kesetaraan
gender d. Menjalankan keadilan gender 3. Bu Nani mempunyai 2 orang anak laki dan
perempuan, anak laki-lakinya sudah duduk dibangku kuliah, anak perempuanya baru
lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliah seperti kakaknya, tetapi Bu Nani melarang,
karena lulus SMA itu sudah cukup bagi perempuan. Kondisi tersebut merupakan : a.
Kesetaraan gender b. Keadilan gender c. Diskriminasi gender d. Peran gender 4. Ny. Lia,
35 tahun. Sudah punya 3 orang anak laki-laki, anak terkecil berusia 4 tahun. Suami
mengharuskan hamil lagi karena mengiginkan anak perempuan. Bila tidak mau akan
dicerai. Hal ini merupakan : Evaluasi
Formatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
...........
15. 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 12 a.
Pelecehan skesual b. Istri milik suami harus selalu nurut c. Istri tidak berani mengambil
keputusan d. Istri setuju karena banyak anak banyak rezeki 5. Karena hamil diluar nikah
Shinta memutuskan untuk keluar dari sekolahnya. Pacarn- ya tidak bertanggung jawab
karena merasa itu bukan bayinya. Hal tersebut merupa- kan : a. Ketidak adilan hukum b.
Ketidakadilan tanggung jawab c. Ketidakadilan kesempatan d. Ketidakadilan perlakuan
6. Masyarakat mempunyai harapan bahwa, yang memasak dirumah itu adalah perem-
puan,sedangkan laki-laki mencari nafkah, hal tersebut adalah … a. Peran gender b.
Kesetaraan gender c. Keadilan gender d. Diskriminasi gender 7. Jika laki-laki sekolah
sampai tinggi dan perempuan juga mendapat kesempatan seko- lah sampai tinggi, hal ini
disebut : a. Peran gender b. Kesetaraan gender c. Keadilan gender d. Diskriminasi gender
8. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan klien, tanpa membedakan laki;laki
dan perempuan dan juga tanpa bergantung pada sisi ekonomi , disebut… a. Sadar dan
peka terhadap kesetaraan gender b. Sadar dan peka terhadap keadilan gender c. Sadar dan
peka terhadap peran gender d. Sadar dan peka terhadap perbedaan jenis kelamin 9.
Seorang istri yang mencari nafakah, melayani suami, melahirkan juga menyusui ter-
masuk mendapatkan ... a. Violence b. Beban kerja yang berlebihan c. Stereotipe d.
Subordinasi 10. Bila ada anggapan bahwa perempuan itu lemah, tidak mampu memimpin
disebut ... a. Violence b. Beban kerja yang berlebihan c. Stereotipe d. Subordinasi
16. 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 Jawaban Soal Modul
1 Kegiatan Belajar 2. 1. A 6. A 2. C 7. B 3. C 8. A 4. C 9. B 5. B 10. D Umpan Balik dan
tindak lanjut : Setelah belajar kegiatan Belajar 2 dan menjawab pertenyaan tes formatif
saudara dapat mencocokan dengan jawaban yang tersedia. Cocokan jawaban saudara
dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir Kegiatan belajar 2.
Kemudi- an hitunglah jumlah jawaban yang benar. Jika jawaban yang benar adalah : 90
% - 100 % : baik sekali 80 % - 89 % : baik 70 % - 79 % : cukup < 70 % : kurang Kalau
saudara mencapai tingkat > 80 % ke atas, maka hasil saudara adalah baik sekali. Dan
saudara sudah dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 3 . tetapi jika kurang maka saudara
sebaiknya belajar dan mengulang kembali kegiatan belajar 1. terutama pada bagian-
bagian yang belum saudara kuasai. Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
17. 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 14
Tugas . Petunjuk mengerjakan soal : Saudara sudah berlatih dengan menjawab test
formatif, sekarang saudara coba perhatikan soal dibawah ini dan kerjakan semampu
saudara, kalau memungkinkan cari refenrensi yang terkait . Bacalah dengan seksama dan
jawab dengan singkat tetapi jelas ! Soal : 1. Ada 8 ( delapan ) peran laki-laki dalam
kesehatan reproduksi perempuan, pilih 2 saja yang saudara merasa memahami dan
uraikan. Dari 2 pilihan saudara, berikan contoh uraikan dengan jelas apa dan bagaimana
la- ki-laki melakukan perannya dalam kesehatan reproduksi perempuan Tugas
Mandiri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
........................................................................
...............
18. 18. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia
for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015

Sex (jenis kelamin biologis)

Seks adalah karakteristik biologis seseorang yang melekat sejak lahir dan tidak bisa diubah
kecuali dengan operasi. Alat-alat tersebut menjadi dasar seseorang dikenali jenis kelaminnya
sebagain perempuan atau laki-laki.

Pembagian jenis kelamin yang telah ditentukan oleh sang pencipta atau juga disebut sebagai
kodrat dari sang pencipta dalam konteks masyarakat yang religius, oleh karenanya fungsinya
tidak dapat ditukar atau diubah. Misal : laki-laki memiliki sperma, penis dan jakun, sedangkan
perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim, vagina dan indung telur.

Gender (jenis kelamin sosial)

Perbedaan peran serta tanggung jawab sosial bagi laki-laki maupun perempuan yang ditetapkan
masyarakat maupun budaya.

Gender adalah perbedaan terhadap sifat, peran, posisi perempuan dan laki-laki yang dibuat oleh
masyarakat dan dipengaruhi oleh sistem kepercayaan/penafsiran agama, budaya, politik, sistem
pendidikan dan ekonomi.

Gender bukanlah kodrat atau ketentuan dari sang pencipta. Misalnya keyakinan bahwa laki-laki
itu kuat, kasar dan rasional, sedangkan perempuan lemah, lembut dan emosional, bukanlah
ketentuan kodrat sang pencipta, melainkan hasil sosialisasi melalui sejarah yang panjang

Kesetaraan gender

Merupakan kesamaan yaitu keadaan tanpa diskriminasi sebagai akibat dari perbedaan jenis
kelamin dalam memperoleh kesempatan, pembagian sumber-sumber dan hasil pembangunan,
serta akses terhadap pelayanan.

Keadilan gender

Adalah gambaran keseimbangan yang adil (fairness) dalam pembagian beban tanggung jawab
dan manfaat antara laki-laki dan perempuan, yang didasari atas pemahaman bahwa laki-laki dan
perempuan mempunyai perbedaan kebutuhan dan kekuasaan. Perbedaan ini perlu dikenali dan
diperhatikan untuk dipakai sebagai dasar atas penerapan perlakuan yang berbeda bagi laki-laki
dan perempuan.

Peran gender
Peran ekonomi dan sosial yang dipandang layak oleh masyarakat untuk diberikan kepada laki-
laki atau perempuan. Laki-laki berperan sebagai pencari nafkah dan perempuan mempunyai
peran ganda domestik yaitu sebagai pencari nafkah dan kegiatan di masyarakat secara simultan.

Bias gender

Adalah keadaan yang menunjukkan adanya keberpihakan kepada kaum laki-laki daripada
perempuan. Misalnya produk hukum yang merugikan kaum perempuan seperti kasus aborsi
ilegal, dimana yang dihukum biasanya perempuan sedangkan kaum laki-laki bebas berkeliaran
dan saat terjadi kejadian hamil diluar nikah pada pelajar, yang tidak diperbolehkan melanjutkan
sekolah biasanya perempuan sedangkan laki-laki masih diperbolehkan.

Stereotype gender

Adalah pandangan yang menganggap sesuai atau biasa untuk suatu jenis kelamin. Misal, laki-
laki di kantor dan perempuan di dapur.

Patriarkhi

Adalah keadaan di masyarakat yang menempatkan laki-laki pada kedudukan dan posisi yang
lebih tinggi daripada perempuan.

Faktor-faktor yang melanggengkan ketidakadilan gender

 Budaya patriarkhi
 Sistem ekonomi
 Sistem politik
 Sistem pendidikan
 Sistem kepercayaan/penafsiran agama
 Adat

Dampak konsep gender

 Rendahnya tingkat pendidikan perempuan 64,5% usia >10 tahun tamat SD (putus
sekolah), tamat SD atau tidak sekolah sama sekali, bahkan dari 43,9% yang buta huruf,
79,6% buta huruf adalah perempuan.
 67% perempuan bekerja pada sektor informal seperti pembantu rumah tangga, TKW, dan
pekerja seks.
 Rendahnya partisipasi politik perempuan, yaitu hanya 8,8% yang duduk di DPR RI
 Tingginya angka kematian ibu melahirkan berkisar 350-750 per 100.000
 Hukum-hukum bias gender: undang-undang perkawinan no 1/1974, perda berbasis agama
dan budaya tertentu

Respon terhadap ketidakadilan gender

 Perspektif keadilan gender


 Pemberdayaan perempuan
 Women in Development (WID)
 Gender and Development (GAD)

Alat-alat analisis gender (kerangka MOSER)

 Kebutuhan praktis perempuan


 Kebutuhan strategis perempuan

Kesimpulan

 Perbedaan perempuan dan laki-laki dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bisa berubah
sesuai dengan konteks waktu, tempat dan budaya
 Pembedaan dianggap sebagai sesuatu yang melekat sehingga dianggap sesuatu yang
alamiah dan menajdi keyakinan masyarakat
 Pembedaan yang ketat antara perempuan dan laki-laki menimbulkan ketidakadilan
 Bentuk ketidakadilan gender dalam konteks masyarakat yang patriarkhis sangat dirasakan
terutama oleh perempuan
 Realitas yang menggambarkan perempuan sebagai korban utama dapat dilihat dari angka
kekerasan fisik, seksual, maupun psikologis
 Ketidakadilan gender disebabkan dilestarikan oleh berbagai faktor-faktor baik dalam
kehidupan keluarga, komunitas maupun negara
 Adanya upaya-upaya untuk memperkecil ketidakadilan gender : WID, GAD dan analisis
kebutuhan gender

Anda mungkin juga menyukai