Keterangan :
: Moderator & Leader
: Peserta
: Fasilitator
: Penyaji/Penyuluh
1 3 Menit Pembukaan :
Membuka Kegiatan Dengan Mengucapkan
Salam. Ceramah
Memperkenalkan Diri
Menjelaskan Tujuan Penyuluhan
2 15 Menit Pelaksanaan :.
Menjelaskan pengertian ISPA
Ceramah
Menjelaskan penyebab ISPA
Menjelaskan Tanda dan Gejala ISPA
Menjelaskan Penangana pada ISPA
Menjelaskan cara untuk menghindari
penularan ISPA
3 10 menit Tanya Jawab Tanya Jawab
Evaluasi
1.9 Evaluasi
a. Tujuan evaluasi
Mengetahui perubahan pengetahuan dan partisipasi sasaran yang hadir.
b. Cara evaluasi
1) Evaluasi struktur
Sasaran sudah siap ditempat yang sudah ditentukan.
Media dan alat penyuluhan telah disetujui oleh pembimbing.
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah leaflet, PPT dan LCD.
2) Evaluasi proses
Kesiapan penyuluh sesuai dengan perencanaan
Ketepatan waktu sesuai yang sudah direncanakan
Peserta yang aktif dalam kegiatan penyuluhan
Peserta yang tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
3) Evaluasi hasil
Diadakan tanya jawab pretest dan postest seputar materi secara lisan,
kemudian disimpulkan bersama – sama.
a. Observasi
Respon/tingkah laku peserta saat diberikan pertanyaan, apakah
diam/menjawab.
Peserta antusias/tidak.
Peserta mengajukan pertanyaan/tidak.
c. Instrumen evaluasi
Instrumen evaluasi berupa pertanyaan (tanya jawab )
BAB 2
MATERI PENYULUHAN
2.1 Definisi
ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut mengandung dua unsur, yaitu
infeksi dan saluran pernafasan. Pengertian infeksi adalah masuknya kuman atau
mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan gejala penyakit (Gunawan, 2010).
ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut adalah infeksi yang terutama
mengenai struktur saluran pernafasan di atas laring, tetapi kebanyakan, penyakit
ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara simultan atau berurutan.
(Nelson,edisi 15).
2.2 Etiologi
1) Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya
bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara
bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas
yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut
menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya
lemah atau belum sempurna.
2) Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan risiko
serangan ISPA.
3) Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian
ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang,
dan buruknya sanitasi lingkungan.
4) ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan
yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran
pernapasannya.
a) Medikasi : gunakan semprot hidung atau tetes hidung dua atau tiga kali
sehari atau sesuai yang diharuskan untuk mengatasi gejala hidung
tersumbat.
b) Diberikan antibiotik apabila penyebabnya adalah bakteri.
Perawatan dirumah Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk
mengatasi anaknya yang menderita ISPA.
a) Mengatasi panas (demam) Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam
diatasi denganmemberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi
dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol
diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet
dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan.
Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada
air (tidak perlu air es).
b) Mengatasi batuk Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau
madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
c) Pemberian makanan Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit
tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika
muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
d) Pemberian minuman Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan
sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan
dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
e) Lain-lain Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu
tebal danrapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan
hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari
komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang
sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama
perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk
membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita
yangmendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat
yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh.
Danuntuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2
hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang
(4,5) .
2.5 Untuk Menghindari Penularan :
1) Menutup mulut dan hidung bila batuk/bersin, gunakan masker (bila anak
cukup kooperatif), hindari kontak terlalu dekat dengan bayi atau menular
2) Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak
diperlukan apabila ISPA yang disebabkan virus. Penggunaan antibiotik
tidak tepat dapat meningkatkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik
tersebut.
3) Hindari pemberian obat batuk/ pilek pada anak. Diskusikan dengan
dokter anda mengenai manfaat dan resiko obat tersebut apa bila akan
diberikan pada anak anda.
4) Kenali tanda-tanda gawat darurat.
DAFTAR PUSTAKA
Meadow, Sir Roy dan Simen. 2013. Lectus Notes:Pediatrika. Jakarta : PT. Gelora
Aksara Pratama
Rasmaliah. 2013. “Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan
penanggulangannya” dalam http://library.usu.ac.id. 29 Januari 2010.
19:05:10 WIB
Naning R. 2012. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu
Kesehatan Anak) PSIK FK UGM
DepKes RI. 2014. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta
Nursalam M. 2013. Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam keperawatan
Perofesional. Jakarta : Salemba Medika
Muttaqin, Arif. 2013. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
Soegijanto, S. 2014. Ilmu Penyakit Anak; Diagnosa dan Penatalaksanaan.
Jakarta: Salemba medik