Disusun Oleh :
KELOMPOK:
Jawab:
Jawab:
a. Apabila beban sistem sedang rendah di lihat dari segi proteksi yang harus di
perhatikan adalah realiabilitas (keandalan) serta pertimbangan ekonomis.
Biasanya proteksi menggunakan 2 sistem proteksi yang terpisah, yaitu
proteksi primer atau proteksi utama dan proteksi pendukung (back up).
b. Penambahan unit baru yang mulai beroprasi dalam sistem dilihat dari segi
proteksi adalah faktor beban , faktor kapasitas, faktor FOR. Apabila ke 3 faktor
itu tidak di perhatikan maka keandalan sistem proteksi akan mengalami
kegagalan.
c. Rugi tegangan dan rugi daya yang terjadi pada saluran relatif besar. Sertadari
segi proteksinya apabila terjadi gangguan di sistem radial ini dan gangguan
tersebut terjadi di depan jaringan sumber awal /percabangan makan akan
terjadi padam total di seluruh jaringan.
7) Sebutkan fungsi utama dari alat-alat proteksi khususnya relay dalam sistem
tenaga listrik
Jawab:
Melepaskan bagian-bagian yang terganggu operasinya, guna mencegah
terjadinya kerusakan
Melepaskan sumber gangguan dengan cepat dan tepat, supaya bagian-
bagian yang baik dapat tetap beroperasi secara normal
Melepaskan sumber gangguan secepat cepatnya, supaya kestabilan
sistem dan kelangsungan penyaluran daya tetap terjamin
8) Apa manfaat pemakaian penutup balik otomatis (otomatic recloser) pada SUTT
Jawab:
Untuk menjaga kontinuitas penyaluran daya
Untuk menjaga kestabilan sistem
Serta pemulihan kapasitas dan reliabilitas sistem tenaga dengan meminimalkan
9) Mengapa untuk saluran kabel tanah tidak digunakan penutup balik otomatis
Jawab:
Karena tahanan gangguan relative besar dibandingkan dengan tahanan fasa
kabel sehingga penggunaan penutup balik otomatis sering mengalami
kegagalan.Pada saluran kabel tanah gangguan yang terjadi pada umumnya
adalah gangguan permanen sehingga tidak boleh digunakan penutup balik
karena dampaknya dapat merusak peralatan.
10)Apakah ada manfaatnya menggunakan penutup balik otomatis pada sistem yang
titik netralnya ditanahkan melalui kumparan Petersen? Jelaskan jawaban
saudara!
Jawab:
Ada manfaatnya, yaitu dapat memadamkan gangguan 1 fasa ketanah oleh petir
secara otomatis. Dimana kumparan Petersen dapat mengecilkan arus yang
melalui titk gangguan dan tidak cukup untuk mempertahankan busur api
gangguan, sehingga gangguan hilang dengan sendirinya dan tidak terjadi di
power follow yang akan terbaca oleh relay sebagai gangguan.
11) Apa kesulitan operasionil yang dialami pada sistem yang menggunakan
kumparan Petersen? Dalam hal yang bagaimana sistem yang menggunakan
kumparan Petersen masih bisa dipakai?
Jawab:
Jika pada sistem yang besar terjadi gangguan 1 fasa ke tanah yang permanen
maka PMT tidak jatuh karena arus gangguan If nya terlalu kecil dan sukar dibaca
oleh relay arus hubung tanah GFR, dan kemudian harus dicari tempat
gangguannya dengan mencoba coba membuka PMT SUTT sampai penunjukan
adanya hubung tanah oleh voltmeter sirkit. Penggunaan kumparan Petersen
hanya sampai sistem pada tegangan 70 kV.Untuk memperbaiki performance
sistem dalam kumparan Petersen dipakai tahanan R yang dipasang parallel
dengan kumparan Petersen PC.Dengan adanya tahanan R diharapkan arus
hubung tanah menjadi lebih besar sehingga dapat dibaca oleh GFR.
13)Pada SUTT yang ada sumber dayanya dikedua ujungnya, ada resiko hubungan
asinkron apabila digunakan penutup balik, khususnya penutup balik 3 fasa.
Bagaimana mengurangi resiko ini dan bagaimana standart PLN mengenai hal
ini?
Jawab:
Untuk mencegah terjadinya hubungan asinkron telah dibuat pola penggunaan
penutup balik seperti tertulis dalam standart PLN no 52 I 1983 Pasal 4 yang
isinya:
1. Apabila ada dua sirkit SUTT pada satu tiang transmisi maka penggunaan
penutup balik 3 fasa hanya diperbolehkan apabila ada relay yang mendeteksi
bahwa sirkit sebelahnya dari sirkit yang penutup baliknya bekerja masih
dalam keadaan masuk.
2. Apabila antara 2 rel GI yang dihubungkan SUTT terdapat minimum tim sirkit
SUTT yang menghubungkan maka pemakaian penutup balik tim pada SUTT
tersebut dapat menggunakan relay relay deadline veriver dan synchrocheck.
Relay deadline veriver akan memerintahkan penutupan PMT SUTT apabila ia
melihat bahwa SUTT tidak bertegangan beberapa saat setelah PMT yang
bersangkutan trip karena gangguan. Sedangkan relay synchrocheck akan
memasukkan PMT SUTT melalui proses sinkronisasi.
3. Penutup balik 3 fasa tidak boleh bekerja apabila gangguan yang terjadi
adalah gangguan 3 fasa, karena gangguan 3 fasa besar kemungkinannya
tidak bersifat temporer.
14)Pada SUTT yang menggunakan intertrip melalui sarana power line carrier,
apabila saran power line carrier mengalami kerusakan dan sedang dalam
perbaikan, resiko apa yang bisa terjadi selama perbaikan tersebut berlangsung
Jawab:
Power line communication atau power line carrier (PLC), juga dikenal
sebagai Power line Digital Subsriber Line (PDSL), mains communivation,
power line telecom (PLT) atau power line networking (PLN), adalah sistem
untuk membawa data pada sebuah konduktor yang juga digunakan untuk
transmisi tenaga listrik. Resiko yang terjadi adalah
- Gagalnya komunikasi antar Gardu Induk PLN.
- Penurunan penilaian kinerja peralatan
16)Sebuah feeder (penyulang) teganan menengah yang keluar dari rel GI dilindungi
dengan tiga buah relay arus lebih dan sebuah relay hubung tanah. Apabila untuk
keperluan pemeriksaan relay semua relay penyulang tersebut terpaksa tidak
dioperasikan beberapa saat dan kebetulan pada saat tersebut terjadi gangguan
pada penyulang tersebut, bagaimana konsekwensinya secara operasionil?
Jawab:
konsekwensinya secara operasionil adalah terjadinya pemadaman sementara
atau terjadi pemadaman bergilir.
17)Mengapa pentup balik untuk SUTT (saluran transmisi) pada umumnya hanya
boleh menutup kembali satu kali saja, sedangkan dipakai pada SUTM (saluran
distribusi) pada umumnya dibolehkan penutup balik beberapa kali?
Jawab:
Karena penutup balik pada SUTT memiliki tegangan yang sangat tinggi danuntuk
menjaga umur ketahanan alat tersebut.
18)Apa akibatnya terhadap operasi sistem tenaga Listrik apabila dead time (waktu
mati) dari penyetelan penutup balik terlalu lama dana apa akibatnya kalua terlalu
cepat?
Jawab:
Cara bekerjanya adalah untuk menutup balik dan membuka secara otomatis
yang dapat
diatur selang waktunya, dimana pada sebuah gangguan temporer, recloser
membuka tetap sampai waktu setting yang di tentukan kemudian recloser akan
menutup kembali setelah gangguan itu hilang. Apabila gangguan bersifat
permanen, maka setelah membuka atau menutup balik sebanyak setting yang
telah ditentukan kemudian recloser
akan membuka tetap (lock out). Jadi kalau di setting terlalu cepat dan masih
terjadi gangguan maka PMT akan trip. Sedangkan di setting terlalu lama jika PMT
sudah close atau tertutup maka PMT tersebut trip lagi di karenakan penutup balik
masih belum tertutup.
19)Mengapa pada kawat netral saluran tegangan rendah tidak dipasang sekering
lebur?
Jawab :
Karena pada saluran tegangan rendah kawat netral sudah cukup untuk
menanggung atau melayani jika terjadi arus lebih.
21)Pada penyulang distribusi soal no 10. Dikehendaki untuk menaikan waktu tunda
(time delay ) relay demi tercapainya selektivitas proteksi dengan relay lainnya
dalam jaringan. hal apakah yang harus diperitungkan sebelum melakukan hal ini.
Jawab :
dengan mengatur waktu nyala dan mati tiap feeder sehingga didapat kondisi
yang optimal. Hal yang perlu diperhatikan adalah pembagian waktu nyala dan
mati karena tiap feeder memiliki beban tersendiri.
Yang harus dipasang pada motor sinkron tersebut adalah relay termis dipasang
sebagai sebagai pengaman dari beban lebih. Sekring untuk gangguan hubung
singkat. Relay tegangan nol untuk melepaskan motor dari jaringan hilang untuk
mencegah arus asut yang teralalu besar apabila tegangan jaringan datang
kembali dan motor masih terhubung dengan jaringan datang kembali dan motor
masih terhubung dengan jaringan tanpa alat asut.
Bab VII. SOAL SOAL
3) PMT dari sebuah penyulang (feeder) distribusi yang berupa SUTM 20 KV yang
keluar dari G.I. mengalami trip. Apabila penyulang tersebut tidak dilengkapi
dengan relay penutup bagi otomatis (auto recloser relay), langkah apa yang
harus dilakukan? Apabila dilengkapi dengan relay penutup balik otomatis,
langkah apa yang harus dilakukan?
Jawab :
1) Mengoperasikan relay dan PMT secara manual untuk memisahkan
jaringan SUTM 20 KV yang mengalami gangguan, setelah gangguan
diperbaiki mengoperasikan kembali relay dan PMT untuk menghubungkan
jaringan sistem SUTM 20 KV.
2) Memastikan gangguan sudah teratasi sehingga relay memutus balik
otomatis kembali jaringan SUTM 20 KV.
6). Karena ada unit pembangkit besar yang trip dalam system,maka ada beberapa
PMT penyulang distribusi yang trip karena under frequency relay bekerja.
Langkah apa saja yang harus dilakukan sebelum memasukkan kembali PMT
penyulang distribusi yang trip ?
Jawab :
Untuk memasukan kembali PMT dari instalasi yang baru saja mengalami
gangguan perlu diperhatikan terlebih dahulu relay apa yang bekerja, yang
menyebabkan PMT trip.Pada kasus ini yang bekerja adalah relay under
frequency maka dari itu selain relay arus lebih atau relay impedansi yang
menyebabkan trip maka SUTT atau SUTM perlu diperiksa terlebih dahulu dan
diperbaiki apabila ternyata telah ada kerusakan, sebelum PMT nya dapat
dimasukan kembali.setelah itu dapat dicoba dimasukan kembali .Berapa kali PMT
dapat dicoba masuk kembali ,tetapi jangan lebih dari dua kali.
7). Dalam GI salah satu PMT transformator trip, Apabila yang bekerja relay (Yang
Mentrip PMT) adalah relay arus lebih, langkah apa saja yang harus dilakukan ?
Bagaimana apabila yang bekerja adalah relay Burcholz ?
Jawab :
Begitu pula halnya untuk transformator dan generator apabila PMT nya trip
karena relay arus lebih,PMT dapat dicoba masuk kembali tidak lebih dari satu
kali. Tetapi apabila relay Bucholz untuk transformator dan relay-relay lainnya
yang yang memberikan indikasi tentang kemungkinan adanya gangguan dalam
pada transformator atau generator maka Transformator atau Generator perlu
diperiksa dan diperbaiki terlebih dahulu sebelum PMT nya bole dimasukan
kembali. Diatas disebutkan bahwa untuk SUTT dan SUTM mencoba memasukan
kembali PMT dapat dilakukan sampai dua kali, sedangkan untuk kabel,
Transformator, dan Generator hana satu kali saja.Hal ini didasarkan pada statistik
gangguan yang menunjukkan bahwa gangguan pada SUTT dan SUTM
kebanyakan bersifat temporer sedangkan pada kabel, Generator dan
Transformator gangguannya sebagian besar bersifat permanen yang disebabkan
oleh suatu kerusakan.
8) Langkah langkah operasionil apa saja yang harus dilakukan menjelang beban
puncak ?
Jawab :
a. Pelepasan reaktor dan pengoperasian kapasitor
Reaktor yang terpasang di GITET pada periode beban puncak dalam
posisi dikeluarkan. Semua kapasitor yang terpasang di sisi jaringan 150
KV, 70 KV dan 20 KV pada periode beban puncak ini dimasukkan.
o Pengaturan daya reaktif unit pembangkit
Semua unit pembangkit terutama yang berskala besar pada periode
beban puncak beroperasi memberi daya reaktif untuk mengantisipasi
tegangan rendah yang terjadi di sistem.
9) Apabila beban sistem rendah misal pada hari hari libur, langkah ?saja yang perlu
dilakukan? Apa resiko yang bisa terjadi pada waktu beban sistem rendah?
Jawab :
Resiko yang terjadi pada waktu beban sistem rendah yaitu adanya kelebihan
daya reaktif sehingga ada pengaturan tegangan pada periode beban rendah. Dan
langkah-langkah operasi yang dilakukan yaitu:
a. Pengoperasian reaktor dan pelepasan kapasitor
Semua reaktor yang terpasang di GITET pada periode beban rendah dalam
posisi dioperasikan. Semua kapasitor yang terpasang di sisi jaringan 150
KV, 70 KV dan 20 KV pada periode beban rendah ini dikeluarkan.
b. Pengaturan daya reaktif unit pembangkit
Semua unit pembangkit terutama yang berskala besar pada periode beban
rendah beroperasi menyerap daya reaktif untuk mengantisipasi tegangan
tinggi yang terjadi di sistem.
c. Perubahan konfigurasi jaringan
Jaringan sistem 500 KV dengan sirkit ganda akan dioperasikan dengan
modus operasi sirkit tunggal dengan melihat kondisi operasi real-time.
Pengaturan tegangan dengan modus operasi sirkit tunggal pada jaringan
sistem 500 KV akan dilakukan secara real time oleh Pelaksana Pengendali
Operasi (Dispatcher) di Pusat Pengatur Beban, sedangkan untuk sistem
150 kV dan 70 kV dilakukan oleh Region. Rekonfigurasi jaringan Saluran
Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) dan SUTT dilakukan terlebih dahulu
sebelum melakukan konfigurasi di SUTET
10.) Langkah langkah operasionilapa saja yang harus dilakukan untuk menonakan
sistem setelah terjadi gangguan (semi) total?
Jawab :
a. Pelajari dulu bagaimana sistem sesaat setelah mengalami gangguan, unit
pembangkit mana saja yang masih beroperasi.
b. Lakukan langkah-langkah penyelamatan sistem yaitu kiriman tegangan ke
PLTU yang tidak bertegangan lagi. Untuk ini tegangan bisa diambil dari PLTA
yang masih beroperasi atau kalau perlu juga menstart PLTG atau PLTU yang
dalam keadaan cadangan panas.
c. Setelah langkah tersebut dalam butir B selesai dilakukan kemudian dilakukan
pemasukan beban jaringan distribusi secara bertahap menurut prioritas.
d. Dalam pelakasanaan butir B perlu diperhatikan tegangan dalam sistem
karena beban masih ringan sehingga mungkin sekali ada bagian sistem yang
mengalami tegangan lebih karena arus kapasitif. Untuk mengatasinya lihat
uraian dalam b. Dalam pelakasanaan butir C, perlu diperhatikan frekuensi
sistem karena pada saat pelaksanaan butir C seringkali belum semua unit
pembangkit telah beroperasi kembali dalam sistem sehingga daya tersedia
dalam sistem masih terbatas. Juga harus dijaga agar jangan sampai unit
pembangkit yang masih atau telah beroperasi kembali dalam sistem
mengalami beban lebih dan trip sebagai akibat pemasukan kembali beban
yang terlalu cepat.