Anda di halaman 1dari 17

OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Disusun Oleh :
KELOMPOK:

Ari Nopriyandoko ( 201411105 )


Andika Januarfi ( 201411107 )
Nizuar Sabarta ( 201411110 )
Adi Pratama Putra ( 201411117 )
KELAS : A

SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN


TEKNIK ELEKTRO
JAKARTA
2017
1) Hal apa saja yang menyebabkan kesalahan operasi dari:
a. Relay Arus Lebih
b. Relay Differensial
c. Relay Impedansi

Jawab:

a. Kesalahan dalam operasi Relay Arus Lebih :


 Kesalahan memperhitungkan arus hubung singkat satu fasa dan tiga
fasa pada pangkat segmen dan diujung segmen yang di proteksi.
 Kesalahan dalam penyetelan dam relay arus lebih, apabila disetting
arus gangguan terlalu besar maka jika terjadi hubung singkat dengan
arus yang lebih kecil dari settingan maka relay tidak akan bekerja.
b. Kesalahan Relay Differensial :
 Karakteristik CT
Relay ini dalam operasinya bahwa dalam keadaan normal atau terjadi
gangguan di luar daerah pengamannya arus pada relay = 0, karena itu
bisa menjadi salah kerja dari relay differensial. Arus ini dinamakan arus
ketidak seimbangan.
 Perubahan karakteristik trafo arus pada relay differensial, menyebabkan
relay ini tidak bekerja pada fungsinya
 Perubahan
 Adanya arus serbu magnetisasi pada trafo
2) Apabila saluran transmisi sirkit ganda memerlukan pelepasan salah satu sirkitnya
untuk pekerjaan pemeliharaan, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan apabila
saluran tersebut dilengkapi dengan penutup balik otomatis (automatic recloser)
3fasa. Pada 2 ujung saluran transmisi terdapat sumber daya.
Jawab:
PBO ini dipasang pada saluran utama di GI sebagai pengaman utama jaringan.
Pada jaringan (>20 km) PBO tidak begitu peka terhadap gangguan yang berada
jauh dari ujung hilir, sehingga untuk pengamanan gangguan temporer maupun
untuk melokalisir gangguan daerah sekacil mungkin perlu di pasang PBO ke 2
atau ke 3 pada jarak tertentu. Jadi hal yang harus di perhatikan adalah
meminimalkan arus lebih/arus hubung singkat pada saat pemeliharaan dan pada
saat ini PT.PLN sudah memiliki tim khusus yang bernama PDKB(Pekerjaan
Dalam Keadaan Bertegangan).
3) Ditinjau dari segi proteksi sistem tenaga listrik, hal-hal apa yang harus
diperhatikan apabila:
a. Beban sistem sedang rendah, misalnya pada hari-hari libur
b. Ada unit pembangkit baru dengan kapasitas relative besar mulai
beroperasi dalam sistem
c. Ada perubahan konfigurasi saluran transmisi dari ring menjadi radial

Jawab:

a. Apabila beban sistem sedang rendah di lihat dari segi proteksi yang harus di
perhatikan adalah realiabilitas (keandalan) serta pertimbangan ekonomis.
Biasanya proteksi menggunakan 2 sistem proteksi yang terpisah, yaitu
proteksi primer atau proteksi utama dan proteksi pendukung (back up).
b. Penambahan unit baru yang mulai beroprasi dalam sistem dilihat dari segi
proteksi adalah faktor beban , faktor kapasitas, faktor FOR. Apabila ke 3 faktor
itu tidak di perhatikan maka keandalan sistem proteksi akan mengalami
kegagalan.
c. Rugi tegangan dan rugi daya yang terjadi pada saluran relatif besar. Sertadari
segi proteksinya apabila terjadi gangguan di sistem radial ini dan gangguan
tersebut terjadi di depan jaringan sumber awal /percabangan makan akan
terjadi padam total di seluruh jaringan.

4) Sebutkan untung rugi penggunaan penutup balik 3 fasa dibandingkan penutup


balik 1 fasa
Jawab:
 PMT 3 Fasa
 Keuntungan
1. Tidak menimbulkan masalah operasi sistem tenaga listrik
apabila dipakai pada SUTT atau SUTM yang radial
 Kekurangan
1. Terjadi hubung asinkronyang membahayakan poros generator
beserta mesin penggerak apabila digunakan pada SUTT atau
SUTM yang dikedua ujungnya ada sumber daya
2. Tidak dapat bekerja apabila gangguan yang terjadi gangguan 3
fasa karena besar kemungkinan gangguan 3 fasa tidak bersifat
temporer
3. Tidak bisa dipasang di transmisi tegangan tinggi (hanya sampai
batas 150 kV)
 PMT 1 Fasa
 Keuntungan
1. Tidak menimbulkan bahaya hubungan asinkron apabila dipakai
pada SUTT yang dikedua ujungnya ada sumber daya
2. Bisa digunakan di transmisi tegangan tinggi (hingga 500 kV)
 Kekurangan
1. Dapat menimbulakn peggaruh ketidaksimetrisan dalam sistem
jika yang bekerja 1 fasa dan 2 fasa
2. PMT 1 fasa tidak dilengkapi dengan relay synchrochek,
sehingga tidak dapat bekerja apabila terjadi gangguan 3 fasa
5) Mengapa motor listrik perlu diberi pengamanan tegangan rendah (undervoltage
protection)
Jawab:
Karena motor listrik sendiri tidak memerlukan kawat netral namun motor listrik
harus tetap memiliki pengaman jika ada putusnya salah satu fasa. Jika salah satu
fasa terputus maka tegangan yang diterima motor tidak simetris sehingga timbul
arus urutan negative (negative secuence current) yang akan menimbulkan
pemanasan berlebihan pada motor. Pengamannya dapat berupa relay termis
yang umumnya dipasang pada motor listrik sebagai pengaman beban lebih.

6) Sebutkan untung rugi penggunaan pemutus beban (load break switch)


dibandingkan sekering lebur pemutus (fuse cut out)
Jawab:
Swich pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau pemutus
arus tiga fase untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang, yang
dikendalikan secara elektronis. Switch dengan penempatan di atas tiang pancang
ini dioptimalkan melalui control jarak jauh dan skema otomatisasi. Swich pemutus
beban juga merupakan sebuah sistem penginterupsi hampa yang terisolasi oleh
gas SF6 dalam sebuah tangki baja anti karat dan disegel. Sistem kabelnya yang
full-insulated dan sistem pemasangan pada tiang pancang yang sederhana yang
membuat proses instalasi lebih cepat dengan biaya yang rendah. Sistem
pengendalian elektroniknya ditempatkan pada sebuah kotak pengendali yang
terbuat dari baja anti karat sehingga dapat digunakan dalam berbagai
kondisi lingkungan. Panel pengendali (user-friendly) dan tahan segala kondisi
cuaca. Sistem monitoring dan pengendalian jarak jauh juga dapat
ditambahkan tanpa perlu menambahkan Remote Terminal Unit (RTU).

7) Sebutkan fungsi utama dari alat-alat proteksi khususnya relay dalam sistem
tenaga listrik
Jawab:
 Melepaskan bagian-bagian yang terganggu operasinya, guna mencegah
terjadinya kerusakan
 Melepaskan sumber gangguan dengan cepat dan tepat, supaya bagian-
bagian yang baik dapat tetap beroperasi secara normal
 Melepaskan sumber gangguan secepat cepatnya, supaya kestabilan
sistem dan kelangsungan penyaluran daya tetap terjamin

8) Apa manfaat pemakaian penutup balik otomatis (otomatic recloser) pada SUTT
Jawab:
 Untuk menjaga kontinuitas penyaluran daya
 Untuk menjaga kestabilan sistem
 Serta pemulihan kapasitas dan reliabilitas sistem tenaga dengan meminimalkan

waktu padam dan meminimalkan keterlibatan operator dalam penormalan sistem


pasca gangguan

9) Mengapa untuk saluran kabel tanah tidak digunakan penutup balik otomatis
Jawab:
Karena tahanan gangguan relative besar dibandingkan dengan tahanan fasa
kabel sehingga penggunaan penutup balik otomatis sering mengalami
kegagalan.Pada saluran kabel tanah gangguan yang terjadi pada umumnya
adalah gangguan permanen sehingga tidak boleh digunakan penutup balik
karena dampaknya dapat merusak peralatan.

10)Apakah ada manfaatnya menggunakan penutup balik otomatis pada sistem yang
titik netralnya ditanahkan melalui kumparan Petersen? Jelaskan jawaban
saudara!
Jawab:
Ada manfaatnya, yaitu dapat memadamkan gangguan 1 fasa ketanah oleh petir
secara otomatis. Dimana kumparan Petersen dapat mengecilkan arus yang
melalui titk gangguan dan tidak cukup untuk mempertahankan busur api
gangguan, sehingga gangguan hilang dengan sendirinya dan tidak terjadi di
power follow yang akan terbaca oleh relay sebagai gangguan.

11) Apa kesulitan operasionil yang dialami pada sistem yang menggunakan
kumparan Petersen? Dalam hal yang bagaimana sistem yang menggunakan
kumparan Petersen masih bisa dipakai?
Jawab:
Jika pada sistem yang besar terjadi gangguan 1 fasa ke tanah yang permanen
maka PMT tidak jatuh karena arus gangguan If nya terlalu kecil dan sukar dibaca
oleh relay arus hubung tanah GFR, dan kemudian harus dicari tempat
gangguannya dengan mencoba coba membuka PMT SUTT sampai penunjukan
adanya hubung tanah oleh voltmeter sirkit. Penggunaan kumparan Petersen
hanya sampai sistem pada tegangan 70 kV.Untuk memperbaiki performance
sistem dalam kumparan Petersen dipakai tahanan R yang dipasang parallel
dengan kumparan Petersen PC.Dengan adanya tahanan R diharapkan arus
hubung tanah menjadi lebih besar sehingga dapat dibaca oleh GFR.

12)Apa manfaat penggunaan transformator block (block transformer) pada


generator? Mengapa hubungan dari transformator ini dibuat Y?
Jawab:
Manfaatnya agar dapat membedakan gangguan hubunga tanah yang terjadi
diluar generator dengan yang terjadi dalam rangkaian generator. Kenapa
digunakan hubungan Y karena agar gangguan hubung tanah diluar generator
tidak akan mempengaruhi rangkaian generator. Sehingga apabila terjadi
gangguan diluar generator misalnya pada feeder keluar maka akan timbul arus
urutan nol, tetapi disisi generator arus urutan nol ini hanya berputar dalam lilitan
dari trafo block sehingga tidak akan mengerjakan relay arus hubung tanah GF.

13)Pada SUTT yang ada sumber dayanya dikedua ujungnya, ada resiko hubungan
asinkron apabila digunakan penutup balik, khususnya penutup balik 3 fasa.
Bagaimana mengurangi resiko ini dan bagaimana standart PLN mengenai hal
ini?
Jawab:
Untuk mencegah terjadinya hubungan asinkron telah dibuat pola penggunaan
penutup balik seperti tertulis dalam standart PLN no 52 I 1983 Pasal 4 yang
isinya:
1. Apabila ada dua sirkit SUTT pada satu tiang transmisi maka penggunaan
penutup balik 3 fasa hanya diperbolehkan apabila ada relay yang mendeteksi
bahwa sirkit sebelahnya dari sirkit yang penutup baliknya bekerja masih
dalam keadaan masuk.
2. Apabila antara 2 rel GI yang dihubungkan SUTT terdapat minimum tim sirkit
SUTT yang menghubungkan maka pemakaian penutup balik tim pada SUTT
tersebut dapat menggunakan relay relay deadline veriver dan synchrocheck.
Relay deadline veriver akan memerintahkan penutupan PMT SUTT apabila ia
melihat bahwa SUTT tidak bertegangan beberapa saat setelah PMT yang
bersangkutan trip karena gangguan. Sedangkan relay synchrocheck akan
memasukkan PMT SUTT melalui proses sinkronisasi.
3. Penutup balik 3 fasa tidak boleh bekerja apabila gangguan yang terjadi
adalah gangguan 3 fasa, karena gangguan 3 fasa besar kemungkinannya
tidak bersifat temporer.

14)Pada SUTT yang menggunakan intertrip melalui sarana power line carrier,
apabila saran power line carrier mengalami kerusakan dan sedang dalam
perbaikan, resiko apa yang bisa terjadi selama perbaikan tersebut berlangsung
Jawab:
Power line communication atau power line carrier (PLC), juga dikenal
sebagai Power line Digital Subsriber Line (PDSL), mains communivation,
power line telecom (PLT) atau power line networking (PLN), adalah sistem
untuk membawa data pada sebuah konduktor yang juga digunakan untuk
transmisi tenaga listrik. Resiko yang terjadi adalah
- Gagalnya komunikasi antar Gardu Induk PLN.
- Penurunan penilaian kinerja peralatan

15)Mengapa hanya generator dan transformator dengan daya terpasang, diatas


batas tertentu saja yang diberi relay differensial?
Jawab:
Karena relay diferensial tidak dapat menghindarkan terjadinya gangguan hubung
singkat antar fasa tapi hanya dapat mendeteksi dan kemudian memberhentikan
hubung singkat antar fasa yang terjadi, untuk menghindari kerusakan yang besar,
sehingga relay differensial untuk dipasang dibutuhkan tambahan beberapa trafo
arus tambah agar kemungkinan terjadinya gangguan kecil, hanya generator
dengan batas tertentu saja yang dipasang relay diferensial.

16)Sebuah feeder (penyulang) teganan menengah yang keluar dari rel GI dilindungi
dengan tiga buah relay arus lebih dan sebuah relay hubung tanah. Apabila untuk
keperluan pemeriksaan relay semua relay penyulang tersebut terpaksa tidak
dioperasikan beberapa saat dan kebetulan pada saat tersebut terjadi gangguan
pada penyulang tersebut, bagaimana konsekwensinya secara operasionil?
Jawab:
konsekwensinya secara operasionil adalah terjadinya pemadaman sementara
atau terjadi pemadaman bergilir.
17)Mengapa pentup balik untuk SUTT (saluran transmisi) pada umumnya hanya
boleh menutup kembali satu kali saja, sedangkan dipakai pada SUTM (saluran
distribusi) pada umumnya dibolehkan penutup balik beberapa kali?
Jawab:
Karena penutup balik pada SUTT memiliki tegangan yang sangat tinggi danuntuk
menjaga umur ketahanan alat tersebut.

18)Apa akibatnya terhadap operasi sistem tenaga Listrik apabila dead time (waktu
mati) dari penyetelan penutup balik terlalu lama dana apa akibatnya kalua terlalu
cepat?
Jawab:
Cara bekerjanya adalah untuk menutup balik dan membuka secara otomatis
yang dapat
diatur selang waktunya, dimana pada sebuah gangguan temporer, recloser
membuka tetap sampai waktu setting yang di tentukan kemudian recloser akan
menutup kembali setelah gangguan itu hilang. Apabila gangguan bersifat
permanen, maka setelah membuka atau menutup balik sebanyak setting yang
telah ditentukan kemudian recloser
akan membuka tetap (lock out). Jadi kalau di setting terlalu cepat dan masih
terjadi gangguan maka PMT akan trip. Sedangkan di setting terlalu lama jika PMT
sudah close atau tertutup maka PMT tersebut trip lagi di karenakan penutup balik
masih belum tertutup.
19)Mengapa pada kawat netral saluran tegangan rendah tidak dipasang sekering
lebur?
Jawab :
Karena pada saluran tegangan rendah kawat netral sudah cukup untuk
menanggung atau melayani jika terjadi arus lebih.

20)Transformator arus untuk keperluan pengukuran mempunyai tingkat kejenuhan


yang berbeda dibanding transformator arus untuk relay (walaupun mungkin inti
besinya sama / satu tetapi jumlah lilitannya berbeda). Apa akibatnya apabila
pemasangannya terbalik ?
Jawab :
Meter elektronik pada CT akan terbaca negatif.

21)Pada penyulang distribusi soal no 10. Dikehendaki untuk menaikan waktu tunda
(time delay ) relay demi tercapainya selektivitas proteksi dengan relay lainnya
dalam jaringan. hal apakah yang harus diperitungkan sebelum melakukan hal ini.
Jawab :
dengan mengatur waktu nyala dan mati tiap feeder sehingga didapat kondisi
yang optimal. Hal yang perlu diperhatikan adalah pembagian waktu nyala dan
mati karena tiap feeder memiliki beban tersendiri.

22)Pada sebuah penyulang distribusi terdapat pelanggan yang menggunakan motor


sinkron dengan daya cukup besar ( kira kira 10 % dari kemampuan penyulang ),
penyulang tersebut dilengkapi dengan penutup balik relay apa yang perlu
dipasang pada motor sinkron tersebut demi tidak terganggunya operasi sistem ?
Jawab :

Yang harus dipasang pada motor sinkron tersebut adalah relay termis dipasang
sebagai sebagai pengaman dari beban lebih. Sekring untuk gangguan hubung
singkat. Relay tegangan nol untuk melepaskan motor dari jaringan hilang untuk
mencegah arus asut yang teralalu besar apabila tegangan jaringan datang
kembali dan motor masih terhubung dengan jaringan datang kembali dan motor
masih terhubung dengan jaringan tanpa alat asut.
Bab VII. SOAL SOAL

1) Hal-hal apakah yang menyebabkan adanya penyimpanan dalam operasi Real


Time terhadap yang telah disusun dalam Rencana Operasi? Bagaimana caranya
mengendalikan sistem dalam menghadapi penyimpangan tersebut?
Jawab :
a. Penyimpanan terhadap rencana operasi harian.
b. Dikendalikan dalam real time operation dengan mengikuti pedoman yang
dalam bahasa Inggris disebut standing Operational Prosedure (SOP).

Untuk dapat mengendalikan sistem terhadap penyimpangan


penyimpangan yang terjadi seperti tersebut diatas khusunya yang tersebut
diatas perlu ada pedoman operasi ( Standing Operattion Procedurses/
SOP ) yang jelas serta sesuai dengan kondisi sistem. Pedoman operasi ini
perlu diperbaiki secara terus menerus sesuai dengan perkembangan
sistem.
2) Sebutkan langkah langkah operasionil yang harus dilakukan dalam mcngeluarkan
sebuah SUTT dari operasi dan selanjutnya siap untuk dipelihara (disentuh).
Setelah pekerjaan pemeliharaan selesai, sebutkan langkah-langkah operasionil
yang harus dilakukan untuk mengoperasikan kembali SUTT tersebut.
Jawab :
a. Mengoperasikan PMT uintuk memisahkan jaringan sistem SUTT sehingga
tidak terdapat lagi arus listrik yang mengalir dan selanjutnya melakukan
grounding pad sistem SUTT untuk menetralkan sistem SUTT tersebut.
b. Untuk mengoperasikan kembali SUTT langkah – langkah yang harus
dilakukan yaitu memastikan grounding sudah tidak terhubung ke tanah
untuk menghindari hubung singkat dan selanjutnya menghubungkan
kembali PMT ke sistem jaringan SUTT 20 KV

3) PMT dari sebuah penyulang (feeder) distribusi yang berupa SUTM 20 KV yang
keluar dari G.I. mengalami trip. Apabila penyulang tersebut tidak dilengkapi
dengan relay penutup bagi otomatis (auto recloser relay), langkah apa yang
harus dilakukan? Apabila dilengkapi dengan relay penutup balik otomatis,
langkah apa yang harus dilakukan?
Jawab :
1) Mengoperasikan relay dan PMT secara manual untuk memisahkan
jaringan SUTM 20 KV yang mengalami gangguan, setelah gangguan
diperbaiki mengoperasikan kembali relay dan PMT untuk menghubungkan
jaringan sistem SUTM 20 KV.
2) Memastikan gangguan sudah teratasi sehingga relay memutus balik
otomatis kembali jaringan SUTM 20 KV.

4) Saudara mengoperasikan sistem dengan titik, netral transformator yang


ditanahkan melalui kamparar Petersen. Apabila ada tanda alarm dan dari Volt
meter tampak adanya kemiringan tegangan fasa ke tanah, apa arti hal ini. Apa
yang harus Saudara lakukan.
Jawab :
berarti adanya arus gangguan sehingga perlu dilakukan pemeliharaan karena
dikhawatirkan trafo dapat rusak akbat titik netral tidak ditanahkan
5) Saudara mengoperasikan sistem dengan titik netral transformator yang
ditanahkan secara langsung. Pertanahan hanya dilakukan pada sebuah
transformator. Apabila transfomator ini dikeluarkan dari operasi untuk pekerjaan
pemeliharaan atau perbaikan, tetapi tidak dilakukan pentanahan melalui
transformator lain, apa resikonya? Apabila diinginkan untuk melakukan
pentanahan melalui bebcrapa titik netral transformator, apa yang harus
diperhitungkan?
Jawab :
maka arus gangguan akan mengalir ke trafo lain dimana trafo tersebut tidak
ditanahkan sehingga akibatnya trafo tersebut menjadi rusak.

6). Karena ada unit pembangkit besar yang trip dalam system,maka ada beberapa
PMT penyulang distribusi yang trip karena under frequency relay bekerja.
Langkah apa saja yang harus dilakukan sebelum memasukkan kembali PMT
penyulang distribusi yang trip ?
Jawab :
Untuk memasukan kembali PMT dari instalasi yang baru saja mengalami
gangguan perlu diperhatikan terlebih dahulu relay apa yang bekerja, yang
menyebabkan PMT trip.Pada kasus ini yang bekerja adalah relay under
frequency maka dari itu selain relay arus lebih atau relay impedansi yang
menyebabkan trip maka SUTT atau SUTM perlu diperiksa terlebih dahulu dan
diperbaiki apabila ternyata telah ada kerusakan, sebelum PMT nya dapat
dimasukan kembali.setelah itu dapat dicoba dimasukan kembali .Berapa kali PMT
dapat dicoba masuk kembali ,tetapi jangan lebih dari dua kali.

7). Dalam GI salah satu PMT transformator trip, Apabila yang bekerja relay (Yang
Mentrip PMT) adalah relay arus lebih, langkah apa saja yang harus dilakukan ?
Bagaimana apabila yang bekerja adalah relay Burcholz ?
Jawab :
Begitu pula halnya untuk transformator dan generator apabila PMT nya trip
karena relay arus lebih,PMT dapat dicoba masuk kembali tidak lebih dari satu
kali. Tetapi apabila relay Bucholz untuk transformator dan relay-relay lainnya
yang yang memberikan indikasi tentang kemungkinan adanya gangguan dalam
pada transformator atau generator maka Transformator atau Generator perlu
diperiksa dan diperbaiki terlebih dahulu sebelum PMT nya bole dimasukan
kembali. Diatas disebutkan bahwa untuk SUTT dan SUTM mencoba memasukan
kembali PMT dapat dilakukan sampai dua kali, sedangkan untuk kabel,
Transformator, dan Generator hana satu kali saja.Hal ini didasarkan pada statistik
gangguan yang menunjukkan bahwa gangguan pada SUTT dan SUTM
kebanyakan bersifat temporer sedangkan pada kabel, Generator dan
Transformator gangguannya sebagian besar bersifat permanen yang disebabkan
oleh suatu kerusakan.

8) Langkah langkah operasionil apa saja yang harus dilakukan menjelang beban
puncak ?
Jawab :
a. Pelepasan reaktor dan pengoperasian kapasitor
Reaktor yang terpasang di GITET pada periode beban puncak dalam
posisi dikeluarkan. Semua kapasitor yang terpasang di sisi jaringan 150
KV, 70 KV dan 20 KV pada periode beban puncak ini dimasukkan.
o Pengaturan daya reaktif unit pembangkit
Semua unit pembangkit terutama yang berskala besar pada periode
beban puncak beroperasi memberi daya reaktif untuk mengantisipasi
tegangan rendah yang terjadi di sistem.

9) Apabila beban sistem rendah misal pada hari hari libur, langkah ?saja yang perlu
dilakukan? Apa resiko yang bisa terjadi pada waktu beban sistem rendah?
Jawab :
Resiko yang terjadi pada waktu beban sistem rendah yaitu adanya kelebihan
daya reaktif sehingga ada pengaturan tegangan pada periode beban rendah. Dan
langkah-langkah operasi yang dilakukan yaitu:
a. Pengoperasian reaktor dan pelepasan kapasitor
Semua reaktor yang terpasang di GITET pada periode beban rendah dalam
posisi dioperasikan. Semua kapasitor yang terpasang di sisi jaringan 150
KV, 70 KV dan 20 KV pada periode beban rendah ini dikeluarkan.
b. Pengaturan daya reaktif unit pembangkit
Semua unit pembangkit terutama yang berskala besar pada periode beban
rendah beroperasi menyerap daya reaktif untuk mengantisipasi tegangan
tinggi yang terjadi di sistem.
c. Perubahan konfigurasi jaringan
Jaringan sistem 500 KV dengan sirkit ganda akan dioperasikan dengan
modus operasi sirkit tunggal dengan melihat kondisi operasi real-time.
Pengaturan tegangan dengan modus operasi sirkit tunggal pada jaringan
sistem 500 KV akan dilakukan secara real time oleh Pelaksana Pengendali
Operasi (Dispatcher) di Pusat Pengatur Beban, sedangkan untuk sistem
150 kV dan 70 kV dilakukan oleh Region. Rekonfigurasi jaringan Saluran
Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) dan SUTT dilakukan terlebih dahulu
sebelum melakukan konfigurasi di SUTET

10.) Langkah langkah operasionilapa saja yang harus dilakukan untuk menonakan
sistem setelah terjadi gangguan (semi) total?
Jawab :
a. Pelajari dulu bagaimana sistem sesaat setelah mengalami gangguan, unit
pembangkit mana saja yang masih beroperasi.
b. Lakukan langkah-langkah penyelamatan sistem yaitu kiriman tegangan ke
PLTU yang tidak bertegangan lagi. Untuk ini tegangan bisa diambil dari PLTA
yang masih beroperasi atau kalau perlu juga menstart PLTG atau PLTU yang
dalam keadaan cadangan panas.
c. Setelah langkah tersebut dalam butir B selesai dilakukan kemudian dilakukan
pemasukan beban jaringan distribusi secara bertahap menurut prioritas.
d. Dalam pelakasanaan butir B perlu diperhatikan tegangan dalam sistem
karena beban masih ringan sehingga mungkin sekali ada bagian sistem yang
mengalami tegangan lebih karena arus kapasitif. Untuk mengatasinya lihat
uraian dalam b. Dalam pelakasanaan butir C, perlu diperhatikan frekuensi
sistem karena pada saat pelaksanaan butir C seringkali belum semua unit
pembangkit telah beroperasi kembali dalam sistem sehingga daya tersedia
dalam sistem masih terbatas. Juga harus dijaga agar jangan sampai unit
pembangkit yang masih atau telah beroperasi kembali dalam sistem
mengalami beban lebih dan trip sebagai akibat pemasukan kembali beban
yang terlalu cepat.

Semua kejadian selama terjadinya gangguan maupun selama proses mengatasi


gangguan harus dicatat untuk keperluan analisis gangguan.
11) Untuk dapat mengatasi gangguan (semi) total dalam sistem dengan cepat,
konfigurasi jaringan perlu disusun terlebih dahulu dan ada Pedoman Operasinya.
Sebutkan bagaimana dasar dasar pemikiran penyusunan jaringan ini serta
bagaimana dasar dasar pemikiran penyusunan jaringan ini serta bagaimana
pedoman operasinya apabila terjadi gangguan (semi) total, untuk pusat listrik
dan GI yang mempunyai :
a. Rel tunggal
b. Rel ganda dengan PMT tunggal
c. Rel dengan PMT 1,5
Jawab :
a. Rel Tunggal
Dasar pemikiran penyusunan jaringan ini yaitu mempunyai keuntungan
bahwa biaya investasinya kecil (murah) namun kerugiannya adalah
fleksibilitas serta keandalan bagi operasi sangat rendah.
Apabila terjadi gangguan pada Rel ini maka Pusat Listrik atau Gardu Induk
yang bersangkutan harus dibebaskan dari tegangan secara keseluruhan
dalam arti bahwa dikeluarkan dari operasi sampai selesai dilakukan
perbaikan. Untuk menambah fleksibilitas operasi maupun keandalan operasi
dapat ditambahkan PMS seksi pada rel.

b. Rel Ganda dengan PMT tunggal, terbagi menjadi dua yaitu:


1). Konfigurasi dengan membagi instalasi atas kelompok rel I dan kelompok
rel 2.
Dasar pemikirannya yaitu konfigurasi semacam ini cocok untuk Pusat
Listrik yang relative kecil dimana dia tidak pernah diberi tugas untuk mengirim
tegangan ke dalam sistem tetapi lebih banyak bertugas melayani beban total.
Apabila terjadi gangguan yang bersifat total bagi Pusat Listrik, maka PMT
kopel harus segera dibuka, kemudian unit pembangkit di parallel kembali
pada rel 1 untuk segera melayani kelompok “intern” sambil menunggu
datangnya tegangan dari kelompok “extreme” yang apabila telah datang
dapat diparalelkan kembali dengan kelompok intern melalui PMT kopel. Juga
apabila ada kesulitan dengan unit pembangkit dan tegangan dari kelompok
“extreme” telah tiba, maka tegangan “extreme” dapat dimanfaatkan terlebih
dahulu dan kemudian sinkronisasi dapat dilakukan melalui PMT generator.
2). Konfigurasi dalam membagi rel atas kelompok pertama tegangan dari rel
yang lain untuk kelompok pengirim tegangan.
Dasar pemikirannya yaitu konfigurasi ini banyak digunakan pada GI
karena GI kebanyakan dapat menerima tegangan dari salah satu SUTT tetapi
juga harus mengirimkan tegangan ke GI atau Pusat Listrik yang lain dalam
sistem. Dalam hal yang demikian transformator pemakaian sendiri dari GI
sebaiknya dipasang pada rel yang diperkirakan bisa cepat menerima
tegangan, hal ini tentu saja tergantung kepada kondisi sistem.
Dalam periode mengatasi gangguan harus diusahakan agar PLTU jangan
sampai tidak bertegangan terlalu lama karena dapat menimbulkan kerusakan,
begitu pula untuk Pusat Listrik yang lain dan juga untuk GI.

c. Rel dengan PMT 1,5


Dasar pemikirannya yaitu Pusat-Pusat Listrik dan GI yang besar dengan
daya terpasang diatas 120 MVA banyak yang menggunakan rel dengan PMT
1,5.
Dalam keadaan gangguan total di Pusat Listrik atau GI yang mempunyai
rel dengan PMT 1,5 ada dua konfigurasi yaitu untuk Pusat Listrik dan GI.
1). Untuk Pusat Listrik
Semua PMT generator dan semua PMT yang bernomor AB dibuka
sehingga rel 1 dan rel 2 terpisah. Hal ini baik untuk dilakukan di Pusat Listrik
yang lebih banyak bertugas melayani beban lokal.
Generator dan transformator pemakaian sendiri ditaruh disebelah
kiri yang mudah berhubungan dengan rel 1, begitu pula beban lokal ditaruh
disebelah kiri sedangkan penghantar-penghantar ada disebelah kanan yang
mudah berhubungan, dengan beberapa Pusat Listrik lain maka PMT nya yang
bernomor B harus ada yang dibuka untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya hubungan asinkron.
Hanya penghantar yang berhubungan dengan salah satu Pusat
Listrik saja PMTnya yang bernomor B boleh tetap masuk dan hendaknya
dipilih Pusat Listrik yang bisa cepat mengirim tegangan. Apabila Pusat Listrik
diharapkan agar segera mengirim tegangan keluar.
2). Untuk GI ada dua macam konfigurasi selama proses mengatasi
gangguan.
a). Apabila GI merupakan tempat mempertemukan tegangan yang
berasal dari dua sumber (Pusat Listrik) maka semua PMT yang bernomor
AB harus dibuka sehingga rel 1 bisa langsung menerima tegangan dari
sumber yang ke 1 dan rel 2 bisa langsung menerima tegangan dari
sumber yang ke 2. Apabila masih ada penghantar lain yang berhubungan
dengan sumber tegangan yang lain maka PMTnya yang terdekat yang
bernomor A atau B harus dibuka untuk menghindarkan hubungan
asinkron dengan tegangan yang masuk di rel 1 atau rel 2. Dalam
konfigurasi ini transformator pemakaian sendiri dari GI sebaiknya
dihubungkan dengan rel yang diperkirakan paling cepat menerima
tegangan dan begitu pula halnya dengan transformator beban lokal
dengan catatan bahwa semua PMT feeder distribusi dibuka apabila ada
gangguan.
b). Apabila GI yang bersangkutan bertugas meneruskan tegangan
yang datang dari berbagai jurusan maka semua PMT yang bernomor A
dan B harus dibuka sehingga tegangan yang datang dapat terus lewat
melalui PMT yang bernomor AB. Hanya PMT dari transformator
pemakaian sendiri yang benomor A atau B (tergantung letak
transformator pemakaian sendiri lebih dekat ke rel 1 atau rel 2), yang
tetap ditutup agar jika ada tegangan datang bisa cepat dipakai oleh
transformator pemakaian sendiri
Juga disini harus dipikirkan agar transformator pemakaian sendiri
terletak pada rel yang diperkirakan bisa cepat menerima tegangan.
Begitu pula transformator beban lokal diatur seperti transformator
pemakaian sendiri dengan catatan bahwa PMT dari semua feeder
distribusi harus dibuka apabila ada gangguan.

Anda mungkin juga menyukai