Email :basahkatrin@yahoo.com
Abstrak
Abstract
Indonesia has many kinds of plants which can be used as natural antioxidant sources.
This study was focused on antioxidant activity of Cincau Perdu leaves extract
(Premna oblongata Miq.) using 1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) methods. P.
oblongata leaves was extracted using n-hexane, ethylacetate and methanol. It was
found that methanol extract has the highest activity with IC50 value 20.01 μg/mL.
The extract with highest antioxidant activity were fractionated with accelerated
column chromatography and were earned 6 combination fractions. The antioxidant
activity of each combination fractions were tested by DPPH methods. Fraction-5
showed the highest activity as antioxidant with IC50 23.51 μg/mL. The compounds
of the active fractions were flavonoid, glikon, saponin and tannin.
bejana kromatografi Buchner (Jangkar), 50oC. Daun yang sudah kering kemudian
spektrofotometer UV-VIS, kuvet, timbangan diserbukkan dengan mesin penggiling
analitik peralatan kolom kromatografi vakum, (blender), kemudian ditimbang.
vortex-mixer (VM-2000), 37°C (Memmert)
dan lemari pendingin, labu Erlenmeyer, Pembuatan ekstrak
labu takar, gelas ukur, penampung berbagai Serbuk daun dimaserasi menggunakan
ukuran dan alat gelas lainnya. pelarut dengan kepolaran yang meningkat
berturut-turut menggunakan pelarut n-heksan,
Bahan uji yang digunakan dalam penelitian etil asetat dan metanol. Maserasi dilakukan
ini adalah daun cincau perdu (P. oblongata sampai terlihat hampir tidak berwarna
Miq.) yang diperoleh dari Balai Penelitian (dilakukan pengulangan maserasi sampai
Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO) dan lima kali). Masing-masing ekstrak yang
telah dideterminasi di Herbarium Bogorinese diperoleh dikumpulkan dan diuapkan dengan
(LIPI), Cibinong. rotary evaporator (pada suhu 50° C) sehingga
diperoleh ekstrak n-heksan, etil asetat dan
Bahan-bahan lain yang digunakan pada metanol kental yang masih dapat dituang,
penelitian ini adalah n-heksana, etilasetat, lalu ekstrak dikeringkan pada suhu kamar.
dan metanol teknis yang telah didestilasi; Ekstrak yang diperoleh kemudian ditimbang
metanol p.a; lempeng KLT; butanol; asam dan dihitung rendemennya terhadap simplisia
asetat; aqua; H2SO4 10 % sebagai penampak awal.
noda pada KLT; silica gel (70-230 mesh, E.
Merck 1.07734); asam klorida p.a (Merck); Uji pendahuluan aktivitas antioksidan
asam sulfat p.a (Merck); benzena p.a ekstrak secara KLT
(Merck); asam asetat anhidrat; asam borat; Sebelum dilakukan uji aktivitas dengan
asam oksalat; besi (III) klorida; etanol 96 metode peredaman radikal DPPH secara
%; natrium hidroksida; serbuk magnesium; kuantitatif, dilakukan uji pendahuluan
serbuk seng; gelatin; natrium klorida; Mayer aktivitas antioksidan secara kualitatif, baik
LP; Dragendorff LP; Bouchardat LP; Molisch untuk ekstrak maupun fraksi. Masing-masing
LP; DPPH (Sigma-Aldrich). Pembanding 50 mg ekstrak dilarutkan dalam metanol
Kuersetin (Sigma-Aldrich). 50 ml. Masing-masing ekstrak tersebut
ditotolkan pada lempeng silika gel 60 F254
Penyiapan bahan yang telah dielusi dengan fase gerak tertentu,
Daun P. oblongata yang diperoleh dari Balai sebanyak 5 μl pada titik awal penotolan.
Penelitian Tanaman Obat, dicuci dan disortasi, Penotolan dilakukan secara terpisah dengan
selanjutnya dirajang dan dikeringkan jarak lebih kurang 1,5 cm antara zat yang
dengan sinar matahari tak langsung selama diperiksa. Untuk menentukan bercak yang
5 hari, dilanjutkan dengan oven pada suhu mempunyai aktivitas antioksidan digunakan
Setelah diperoleh persentase inhibisi dari glikosida, saponin dan antrakinon. Pada
masing-masing konsentrasi dilanjutkan fraksi yang diperoleh dilakukan pemeriksaan
dengan perhitungan secara regresi linier kandungan kimia secara KLT menggunakan
menggunakan persamaan y = A+ B x, dimana bebagai macam eluen, kemudian disemprot
x adalah konsentrasi (µg/mL) dan y adalah dengan penampak noda yang sesuai dengan
presentase inhibisi (%). Aktivitas antioksidan golongannya. Penapisan fitokimia untuk
dinyatakan dengan Inhibition concentration glikosida dilakukan menggunakan pereaksi
50 % atau IC50 yaitu konsentrasi sampel yang kimia (Depkes RI, 1995).
dapat meredam radikal DPPH sebanyak 50
%. Nilai IC50 didapatkan dari nilai x setelah HASIL DAN PEMBAHASAN
mengganti y dengan 50
Penyiapan bahan
Penapisan fitokimia ekstrak dan fraksi Hasil determinasi tanaman menunjukkan
Ekstrak yang diperoleh dilakukan pemeriksaan bahwa tanaman yang digunakan adalah benar
kandungan kimia menggunakan beberapa yaitu P. oblongata. Hasil pengeringan 10 kg
pereksi kimia antara lain untuk pereaksi daun segar diperoleh simplisia daun kering
alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin, daun kering 1 kg (10 %).
1 0,647 3,86
2 0,626 6,98
3 0,541 19,61 y = 38,54x -10,35
Kuersetin 0,675 1,565
4 0,535 20,51 R² = 0.920
5 0,432 34,91
6 0,307 54,38
1 14,56 14,56
5 16,03 16,03
Ekstrak 10 18,12 18,12 y =0,4911x + 16,147
0,675 68,93
Heksan 25 20,22 20,22 R² = 0,9134
50 24,21 24,21
100 27,19 27,19
5 0,629 6,5
10 0,612 9,06
Ekstrak y = 0,679x + 7,053
25 0,673 0,589 12,48 63,17
Etil Asetat R² = 0,978
50 0,578 15,9
100 0,514 23,62
1 0,595 11,58
5 0,584 13,22
Ekstrak y = 1,963x +10,71
10 0,673 0,574 14,71 20,01
Metanol R² = 0,9992
25 0,517 23,17
0,272 59,58
Identifikasi glikosida dengan cara hidrolisa positif dengan tidak terbentuknya lapisan
sampel dengan asam klorida, disari dengan air berwarna merah intensif dan lapisan
eter, ditambahkan natrium sulfat anhidrat P, benzena yang tidak berwarna. b) Penapisan
diuapkan, ditambahkan metanol, diuapkan menggunakan KLT dengan penampak noda
kembali. Hasil hidrolisa yaitu glikonnya KOH memberikan hasil negatif karena
dilarutkan dengan aquades, kemudian tidak terbentuknya bercak merah yang
ditambahkan pereaksi Mollisch LP, dan dibandingkan dengan standar Rhei Radix
ditambahkan asam sulfat memberikan (Wagner, H. and Bladt, S., 1996 ).
hasil positif. Identifikasi saponin dilakukan
dengan cara sebagai berikut : ekstrak yang Identifikasi terpen dilakukan dengan beberapa
ditambahkan aquadest panas, didinginkan uji yaitu :
kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 1. Larutan uji yang ditambahkan asam
detik memberikan hasil positif dengan asetat anhidrat, dan asam sulfat pekat
terbentuknya buih yang stabil selama tidak tidak memberikan hasil positif dengan
kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm dan tidak terbentuknya warna merah-hijau
pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N atau violet-biru.
buih tidak hilang menunjukkan hasil positif. 2. Penapisan menggunakan KLT dengan
Identifikasi tanin dilakukan dengan beberapa penampak noda anisaldehid-asam sulfat
uji yaitu : tidak memberikan hasil positif dengan
1. Larutan uji yang ditambahkan larutan besi tidak terbentuknya bercak warna biru
(III) klorida, memberikan hasil positif yang dibandingkan dengan standar
dengan terbentuknya warna hijau. Caryophylli Flos (Wagner, H. & Bladt,
2. Filtrat ditambahkan larutan gelatin S., 1996 ).
10%, hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan putih. Dari hasil identifikasi golongan senyawa
3. Penapisan menggunakan KLT dengan kimia dengan pereaksi kimia pada fraksi-5
penampak noda FeCl3 memberikan hasil didapatkan hasil positif pada senyawa
positif dengan terbentuknya bercak warna flavonoid, glikosida, tanin. Hasil penapisan
hijau-kehitaman yang dibandingkan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
dengan standar Psidii Folium (DepKes. Identifikasi secara kromatografi lapis tipis
RI., 1977) (KLT) menggunakan eluen BAW (Buthanol,
Acetic acid, Water), karena setelah dicoba
Identifikasi antrakinon dilakukan dengan berbagai macam kombinasi eluen, eluen
beberapa uji yaitu: a) Ekstrak yang ini yang memberikan pemisahan paling
ditambahkan asam sulfat, ditambahkan baik pada fraksi-5. Sebagai pembanding
benzena, lapisan benzena dikocok dengan digunakan tanaman yang sudah terbukti
natrium hidroksida tidak memberikan hasil memiliki kandungan senyawa kimia yang
1. Mayer LP (-)
2. Bouchardat LP (-)
Alkaloid
3. Dragendorf LP (-)
4. KLT, pendeteksi Dragendorf (-)
1.FeCl3 (+)
Tanin 2.Gelatin (+)
3. KLT, pendeteksi FeCl3 (+)
Terpen asam asetat anhidrat + HSO4 P (-)
sesuai dengan golongan senyawa yang diuji mL. Fraksi ekstrak metanol yang memiliki
yaitu alkaloid, terpenoid, flavonoid, tanin, aktivitas antioksidan paling kuat adalah
saponin dan antrakuinon. Hasil uji secara fraksi-5 dengan nilai IC50 sebesar 23,51 μg/
KLT pada fraksi-5 menunjukkan hasil mL, yang mengandung senyawa golongan
positip golongan flavonoid, glikosida, tanin, flavonoid, glikosida, tanin, dan saponin.
dan saponin, namun tidak memberikan reaksi
positif terhadap golongan alkaloid, dan DAFTAR ACUAN
antrakuinon.
Andarwulan, N., Wijaya, H., dan Cahyono,
KESIMPULAN D.T. (1996). Aktivitas antioksidan dari
daun sirih (Piper betle L). Teknologi dan
Ekstrak daun P. Oblongata yang memiliki Industri Pangan, 7, 29-30
aktivitas antioksidan paling kuat adalah Blois, M.S. (1958). Antioxidant
ekstrak metanol dengan IC50 20,01 μg/ determinations by the use of a stable
Free Radical. Nature, 181, 1199- 1200 Pitojo, S., dan Sumiati. (2005). Cincau: Cara
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pembuatan dan variasi olahan. Jakarta :
(1995). Materia Medika Indonesia Jilid Agromedia Pustaka.
VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Wagner, H., and Bladt, S. (1996). Plant drug
Republik Indonesia analysis (2 nd ed.). Munich: Springer
Direktorat Pengawasan Obat Tradisional Rajnarayana, K., Ajitha M., Gopireddy G.,
(2000). Parameter standar umum dan Giriprasad, V. (2011). Comperative
ekstrak tumbuhan obat Cetakan antioxidant potential of some fruit
Pertama. Departemen Kesehatan and vegetables using DPPH method.
Republik Indonesia International Journal of Pharmacy &
Isnindar., Setyowat, E.P., dan Wahyuono, Technology, 3(1), 1952-1957
S. (2011). Aktivitas antioksidan Yu, L. (2008). Wheat Antioxidants. United
daun kesemek (Diospyros kaki L.F) States of America: Wiley
dengan metode DPPH (2,2-Difenil- Zakaria, F.R. (1996). Sintesis senyawa radikal
Pikrilhidrazin). Majalah Obat dan elektrofil dalam oleh komponen
Tradisional pangan reaksi biomolekuler, dampak
Molineux, P. (2004). The use of the stable free terhadap kesehatan dan penangkalan.
radical Diphenyl Picrylhydrazil (DPPH) Prosiding Seminar. Bogor: Pusat Studi
for estimating antioxidant activity. Pangan dan Gizi IPB.
Songklankarin Journal Sciences
Technology, 26 (2), 211-219
Nurdin., Kusharto, C.M., Tanziha, I., dan
Januwati, M. (2009). Kandungan
klorofil berbagai jenis daun tanaman dan
Cu-turunan klorofil serta karakteristik
fisiko-kimianya. Jurnal Gizi dan
Pangan.