Anda di halaman 1dari 5

Laboratorium Sistem Distribusi Tenaga Listrik

I. Tujuan Percobaan

Setelah selesai percobaan diharap mahasiswa dapat :


1. Memasang KWh meter dengan baik dan benar.
2. Mengetahui cara kerja KWh meter.
3. Mengukur daya 1 fasa dengan beban R menggunakan KWh meter.
4. Mengetahui pengaruh nilai resistor (R)

II. Teori Singkat

KWH-meter merupakan singkatan dari Kilo Watt Hour adalah suatu alat untuk
mengukur jumlah pemakaian energy kWh-meter listrik dalam setiap jam. Pada
awalnya, fungsi kWh-meter adalah untuk menghitung pemakaian energi listrik secara
analog yang ditampilkan dalam bentuk digit angka. Dengan perkembangan teknologi,
memungkinkan untuk merancang dan mendesain suatu kWh-meter yang sekaligus
dapat menampilkan nilai rupiah yang harus dibayar sebagai tagihan pemakaian energi
listrik.

Sesuai dengan namanya, KWh meter hanya menghitung daya aktif pada suatu
perumahan atau industri sehingga apabila ada daya reaktif yang ditimbulkan oleh
kapasitor atau induktor, seharusnya KWh meter tidak dapat menghitung daya tersebut
dan putaran alumunium pada KWh meter jenis mekanik tidak dapat bergerak.
Apabila KWh meter bergerak namun tidak ada daya aktif nya, maka terdapat
kerusakan pada KwH meter.

Bagian - bagian utama dari sebuah KWh Meter adalah kumparan tegangan,
kumparan arus, sebuah piringan aluminium, sebuah magnet tetap, dan sebuah gir
mekanik yang mencatat banyaknya putaran piringan. Jika meter dihubungkan ke daya
satu fasa, maka piringan mendapat torsi yang membuatnya berputar seperti motor
dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Semakin besar daya yang terpakai,
mengakibatkan kecepatan piringan semakin besar, demikian pula sebaliknya.

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


Laboratorium Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Pada piringan KWh Meter terdapat suatu garis penanda berwarna hitam atau
merah. Untuk 1 KWh biasanya setara dengan 900 putaran, putaran tiap KWh piringan
KWh ini akan semakin cepat. Hal ini tampak dari cepatnya garis penanda ini
melintas. Sensor infrared dan photodiode dipakai untuk mendeteksi lewatnya garis
penanda ini, sehingga mikrokontroler dapat menghitung jumlah putaran piringan
KWh Meter.

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


Laboratorium Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Perhitungan pada KWh meter dapat dirumuskan :

3600 . 𝑛 . 𝐹𝑘
𝑃= 𝐾𝑊ℎ
𝑐 .𝑡

Dimana :
P = daya (KWh)
n = Banyaknya putaran pada piringan KWh meter
Fk = Faktor Kali
c = Konstanta pada KWh meter (Put/KWh)
t = Waktu, berapa detik perputarannya (second)

III. Alat dan Bahan yang Digunakan

1. Sumber AC 220V / 50 Hz
2. MCB
3. KWh meter
4. Volt meter
5. Ampere meter
6. Resistor variable 125 Ω
7. Stopwatch
8. Kabel penghubung.

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


Laboratorium Sistem Distribusi Tenaga Listrik

IV. Langkah Percobaan

1. Gambar rangkaian seperti gambar 4.1.

Gambar 4.1
2. Atur resistor variabel agar arus pada amper meter terbaca 1A.
3. Catat berapa detik untuk satu putaran penuh pada piringan KWh meter dengan
stopwatch.
4. Masukan hasil pengukuran pada tabel
5. Ulangi langkah 2 sampai 4 dengan arus pada ampere meter terbaca 1.5A, 2A,
2.5A, 3A, 3.5A, dan 4A.

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


Laboratorium Sistem Distribusi Tenaga Listrik

V. Hasil Percobaan

Tabel
Untuk resistor variabel 126Ω
Arus Jumlah Konstanta Waktu
Faktor Kali Energi (KWh)
(Ampere) (putaran) (Put/KWh) (sekon)
1 1 1 600 15,74 0,381

1.5 1 1 600 14,2 0,422

2 1 1 600 13,64 0,439

2.5 1 1 600 11,86 0,505

3 1 1 600 10,22 0,587

3.5 1 1 600 10,08 0,595

4 1 1 600 9,95 0,603

VI. Kesimpulan

1. Ketika nilai Arus (I) pada beban semakin besar atau nilai R semakin kecil, Waktu
(t) satu putaran KWh semakin cepat
2. Ketika nilai Arus (I) pada beban semakin besar atau nilai R semakin kecil, Energi
atau Daya (P) pada KWh semakin besar
3. Nilai Faktor Kali (Fk) dan Konstanta (c) bernilai tetap

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai