A. SPESIFIKASI UMUM
1. Penyedia Jasa harus melindungi Pengguna Jasa dari tuntutan atas paten,
lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang
digunakan atau disediakan Penyedia Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Penyedia Jasa, Penyedia Jasa harus menjelaskan secara tertulis
kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi
Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan
Penyedia Jasa tidak menjamin secara subtantif sama atau lebih tinggi dari
standar yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa harus tetap memenuhi
ketentuan standar yang diisyaratkan dalam dokumen Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal
bagi para calon penawar untuk daat menyusun Penawaran realistis dan
kompetitif sesuai dengan kebutuhan Pengguna Jasa tanpa catatan atau
persyaratan lain dalam Penawaran mereka.
B. SPESIFIKASI KHUSUS
a. Lapangan
b. Bangunan/Disain/Pengerjaan Spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengaturan lalu lintas
f. Pengemdalian Lingkungan
C. SPESIFIKASI TEKNIK
2.1. UMUM
Yang dimaksud dengan pekerjaan galian adalah semua pekerjaan galian
yang ditunjukkan dalam gambar desain sebagai berikut :
2.2.1. Pembersihan
Selama pelaksanaan pekerjaan apabila Kontraktor akan menebang
pohon atau semak tertentu, sebelumnya mendapat persetujuan dari
Direksi.
Semua pohon dan semak yang tetap tinggal harus dilindungi dari
kerusakan. Material yang diperoleh dari pembersihan harus dibakar
atau dibuang sesuai dengan petunjuk Direksi. Penumpukkan untuk
pembakaran harus dilakukan sedemikian rupa dilokasi yang resiko
kebakarannya paling kecil dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Pembakaran ini harus dilaksanakan secara sempurna
sehingga semua menjadi abu.
Kontraktor harus selalu mengambil tindakan pencegahan meluasnya
api ke tempat lain dan selalu menyediakan peralatan pemadam
kebakaran untuk menghindarkan dan membasmi api. Pembayaran
untuk pekerjaan pembersihan tidak dilakukan secara terpisah tetapi
sudah termasuk pada
harga satuan galian sebagaimana tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga, dimana harga satuan tersebut sudah termasuk upah
tenaga, harga material dan sewa peralatan.
2.2.2. Pengupasan
Pengupasan harus terdiri dari pembuangan semua material organik
seperti rumput, lapisan permukaan dan akar-akar dari tanaman dari
semua daerah yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
ditentukan oleh Direksi. Pelaksanaan pengupasan harus dilakukan
sedemikian rupa sampai ke root zone (zona akar) sehingga
membuang semua material yang tidak cocok untuk timbunan atau
untuk pondasi dan semua material organik seperti rumput, lapisan
permukaan, akar yang tidak termasuk dalam pekerjaan
pembersihan dan pencabutan akar. Material dari pekerjaan
pengupasan harus dibuang pada tempat yang disetujui oleh Direksi
(spoil bank).
Pembayaran untuk pengupasan tidak dilakukan terpisah tetapi
sudah termasuk pada harga satuan pekerjaan galian tanah seperti
dicantumkan dalam daftar kuantitas dan harga, dimana dalam harga
satuan sudah termasuk upah tenaga, material dan peralatan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut.
2.3.1. Umum
Semua pekerjaan galian harus dilakukan sesuai garis batas galian,
tingkat, ketinggian ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas
saran yang ditunjukkan oleh Direksi. Kontraktor harus merapikan
semua penggalian permanen sampai garis dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar. Jika suatu penggalian telah dilakukan
dan dirapikan, Direksi harus diberi tahu supaya ia dapat memeriksa
penggalian yang telah diselesaikan dan tidak boleh ada penggalian
yang telah ditutup atau diisi dengan beton dan material lainnya
sebelum diperiksa oleh Direksi, dan kontraktor telah diijinkan untuk
melanjutkan pekerjaan berikutnya.
Pekerjaan galian digolongkan berdasarkan material yang digali
adalah sebagai berikut :
1) Galian Tanah Biasa (Common)
Galian tanah merupakan galian terbuka yang mencakup semua
material tanah, lempung, lumpur, batuan pasir, batuan lepas
dan sebagainya, tetapi tidak termasuk batuan lapuk (weathered
rock) maupun batuan padas (rock)
5) PEKERJAAN TIMBUNAN
5.1. UMUM
Pekerjaan penimbunan yaitu mencakup semua pekerjaan penimbunan
untuk pembuatan tanggul, penimbunan muka jalan masuk/jalan inspeksi,
timbunan dibelakang konstruksi serta bagian-bagian lain sebagaimana
ditunjukkan pada gambar desain. Bahan timbunan harus diambil dari
borrow area atau galian bantaran sungai yang telah disetujui oleh Direksi.
Pekerjaan penimbunan kembali yaitu penimbunan kembali pada sisi suatu
bangunan/struktur akibat adanya penggalian-penggalian dalam
pelaksanaan pembangunan struktur tersebut. Bahan untuk penimbunan
kembali harus diambil dari borrow area terutama untuk sisi struktur yang
berhubungan langsung dengan pembuatan Konstruksi Bronjong dan
pondasi sayap miring. Sedangkan bahan untuk penimbunan kembali sisi
struktur yang tidak berhubungan langsung dengan pembuatan Konstruksi
Bronjong boleh menggunakan bahan galian di sekitarnya yang telah
disetujui oleh Direksi.
Semua timbunan harus dikerjakan pada garis dan ketinggian seperti yang
ditunjukkan dalam gambar yang telah disetujui oleh Direksi. Material untuk
timbunan harus terhindar dari sisa-sisa batang pohon, akar, semak, rumput
dan benda organis lainnya yang dapat membusuk.
Timbunan harus dipadatkan lapis demi lapis (tiap lapis 200 mm, tebal dan
dipadatkan) dengan alat pemadat vibration roller, stamper dan lain-lain
sesuai dengan jenis klasifikasi pekerjaannya dengan kepadatan mencapai
90% maksimum, bilamana tidak dipadatkan secara lapis demi lapis atau
dikerjakan sekaligus, dan terus dipadatkan, Direksi berhak menolak dan
membongkar.
Pekerjaan timbunan harus sudah termasuk pekerjaan pengeringan
genangan air dan pengalihan sementara aliran air.
6.1. UMUM
Pekerjaan pasangan batu kali digunakan pada bangunan-bangunan sebagai
berikut :
Tubuh Groundsill
Sayap miring
Pasangan batu kali terdiri dari material-material antara lain: semen, pasir,
batu kali dicampur rata, dibentuk dan ditempatkan sesuai dengan syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam gambar atau yang
disarankan oleh Direksi.
6.2. MATERIAL
a) Mutu semen untuk spesi pekerjaan pasangan batu harus disesuaikan
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan menurut standar
Indonesia.
b) Mutu pasir juga harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan menurut standar Indonesia.
c) Air yang digunakan dalam menyiapkan adukan spesi/adukan harus tidak
mengandung sejumlah material-material yang dapat merusak seperti
lumpur, minyak, material organis, alkali, garam-garaman dan lain-lain
yang merugikan.
d) Batu yang digunakan untuk pasangan batu harus diambil dari tempat-
tempat tertentu dengan kualitas yang disetujui Direksi. Batuan harus
mempunyai berat jenis tidak kurang dari 2,6.
Semua persediaan batu untuk pasangan batu di lapangan harus
diperlakukan sedemikian rupa sehingga cukup lembab pada saat akan
dipergunakan. Batu-batu yang dipergunakan dalam pekerjaan atau bagian
pekerjaan harus memiliki ukuran yang mendekati seragam agar tidak
terdapat rongga-rongga besar diantara batu.
Segala tuntutan ganti rugi yang dilakukan oleh pihak ketiga akibat
Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang
dipecah salah salu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,65 dengan
ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu
kali hanya boleh digunakan selelah salah -satu sisinya dipecah atau
sesuai persetujuan Direksi. Dan digunakan bersama-sama dengan
batu belah.
Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.
Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil
dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi. Tempat
penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah
kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan
menurunkan mutu pasangan batu.
Semen yang harus digunakan itu adalah semen untuk pasangan batu
yang sesuai dengan Standart Industri Indonesia SNI 8 dan buatan
dalam negeri.
6.5.4. Air
Air yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus jernih, bebas dari
lumpur, bebas dari bahan kimia, asam, minyak, garam serta bahan
lain yang akan menurunkan mutu pasangan batu.
6.6.1. Peralatan
Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang
melekat serta dibasahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
Rongga diantara batu-batu diisi adukan sampai penuh/mampat. Bila
memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak, suling dari pipa
paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan
dengan pasangan batu. Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah
horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar design/ kontrak atau
petunjuk Direksi. Pipa suling berikutnya dipasang berselang seling.
Pada permukaan bagian depan atau yang akan tampak, dipasang batu yang
permukaannya agak rata, batu yang dipilih batu belah atau batu dengan
permukaan agak rata.
7) SULING-SULING RESAPAN
7.1. UMUM
Bahan utama dari suling-suling resapan adalah ijuk untuk filter, pipa PVC
dengan diameter 2" atau 5 cm atau bahan lain apabila ada persyaratan
khusus. cara pemasangan suling-suling sesuai dengan yang telah diuraikan
pada syarat-syarat pasangan batu (5.3.4).
8) PEKERJAAN PELESTERAN
8.1. UMUM
9) PEKERJAAN SIARAN
7.1 UMUM
8 PEKERJAAN BETON
8.1. UMUM
8.1.2. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk
pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja,
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi
tetap kering.
8.1.3. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
8.1.4. Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila
terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam
hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara
kerja serta hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang
disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal 9.1.1.(6) di bawah
ini.
8.2. BAHAN
8.2.1. Semen
8.2.2. Air
8.3.6. Pencampuran
8.4.2. Acuan
b Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan
dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi
yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
8.4.3. Pengecoran
8.4.5. Konsolidasi
8.5. Pengangkutan
Cara dan peralatan yang dipakai untuk pengangkutan beton harus dijaga
agar susunan campuran dan kekentalan beton akan terjamin sampai di
lokasi tanpa terjadi penguraian bahan dan slump berkurang sampai
maksimum 2,5 cm, kecuali dengan petunjuk Direksi.
Penambahan air pada beton setelah dikeluarkan dari mixer atau sebelum
mengeras tidak diijinkan sama sekali.
8.5.2. Peluncur
8.6.1. Perawatan
Semua beton yang dicor harus dirawat dengan cara yang disetujui
oleh Direksi. Beton tidak boleh kehilangan kelembaban dalam 14
hari pertama setelah pengecoran dan permukaannya harus harus
selalu dalam keadaan basah ditutup dengan lembaran karung goni
yang selalu di beri air agar basah, selama paling sedikit 14 hari.
8.7.1. U m u m
Uji beton dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari harus
dibuat pada silinder berdiameter 10 cm tinggi 30 cm untuk setiap
campuran, dengan korelasi kekuatan antara 7 hari dan 28 hari harus
dibuat di laboratorium.
Semua benda uji tersebut harus selalu direndam dalam air selama 7
dan 28 hari menunggu untuk dilakukan pengetesan.
8.7.3. Jumlah Uji Silinder
Test Tekan
Minimum Jumlah
Uraian 28
Benda Uji 7 hari
hari
8.8.1. U m u m
8.9. Penulangan
8.9.1. Umum
8.11.1. Beton
9.2. Umum
Pasangan batu kosong harus terdiri dari Batu belah dan batu pecah dengan
BD = 2,35 yang ditempatkan pada lapisan dasar sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan yang lebih jauh detailnya tercantum dalam gambar atau
petunjuk Direksi.
Semua batu belah, batu pecah dan lapisan dasar yang dipakai untuk
pasangan batu kosong yang ditentukan dalam persyaratan ini harus
disediakan oleh Pemborong sesuai dengan ketentuan tentang batu, kerikil
dan lapisan dasar.
Berat batu yang dipakai antara 30-130 Kg dan tidak kurang dari 50% harus
mempunyai berat diatas 80 Kg. Batu harus dibelah sedikitnya pada satu sisi
sehingga didapat bentuk yang relatif seperti kubus.
Batu yang digunakan harus keras, padat, dan tahan lama. Batu hasil galian
dan batu kali dapat digunakan unluk pasangan batu kosong. Lokasi sumber
material batu diselujui Direksi. Ukuran batu kosong (idak boleh kurang dari
20 cm dan tidak boleh Iebih besar dari 30 cm. Kecuali ditetapkan dalam
gambar atau menurut petunjuk Direksi.
Sebelum memasang batu kosong, lapisan pasir bergradasi baik harus dibuat
terlebih dahulu sebagai dasar pasangan batu kosong kemudian dapat
dituangkan diatas lapisan pasir tersebut diatas.
9.3. Pemasangan
Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada garis
dan arah yang tercanturn dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh bahan yang baik dan
dipadatkan lapis per lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya telah disetujui
oleh Direksi, maka lapisan dasar berupa lapisan saringan pasir setebal 7,5
cm dan lapis saringan kerikil diatasnya selebal 12,5 cm atau seperti
tercantum dalarn gambar, harus dibuat. Bahan saringan pasir dan kerikil
harus menurut spesifikasi teknik. Lapisan dasar harus diletakkan dengan
tebal yang sama dan cukup rata, meskipun demikian menjadi pondasi yang
kuat untuk pemasangan batu belah dan batu pecah.
Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu kosong harus
diletakkan pada lapisan dasar dengan cara sedemikian rupa sehingga
pasangan batu kosong yang selesai dikerjakan menjadi stabil dan tidak akan
longsor. Rongga besar yang terbuka diantara batu pecah harus dihindari.
Harus diusahakan agar semua batu belah dapat dijamin dan dipasang
dengan baik pada bidang yang datar. Batu belah harus diletakkan demikian
rupa sehingga tidak menonjol diatas garis yang dicantumkan dalam gambar
atau menurut petunjuk Direksi.
Semua celah dalam pasangan batu kosong harus diisi (dikunci) dengan batu
pecah yang baik. Banyaknya batu pecah yang dipakai tidak boleh melebihi
volume yang dibutuhkan untuk mengisi rongga diantara balu belah.
Lapisan ijuk diatas pondasi dapal dipakai sebagai lapisan dasar sesuai
dengan persyaratan atau menurut petunjuk Direksi.
Lapisan penutup harus dibuat pada bagian atas pasangan balu kosong
dengan kemiringan yang layak sehingga dapat memperkuat lapisan atas
pasangan balu kosong. Lapisan penutup harus terdiri dari batu pelat pilihan
yang lebar diletakkan pada jalur dan arah yang sesuai dengan gambar atau
menurut petunjuk Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan batu kosong akan dibuat atas dasar harga
satuan lelang per meter kubik dalam Daftar Volume Pekerjaan unluk jenis
pekerjaan pasangan batu kosong.
10.1 UMUM
Geotekstil sebagai separator dan stabilisasi tanah harus memenuhi
persyaratan spesifikasi, yaitu mencegah kontaminasi dua lapisan agregat yang
berlainan jenis tetapi sekaligus harus dapat meloloskan air tanpa terjadi
penyumbatan. Kontraktor diminta untuk menunjukkan contoh material yang
disertai dengan sertifikasi pabrik pembuat.
Lenght : 100 m
11 BRONJONG
11.1 U M U M
Bronjong harus diletakkan pada posisi dan ukuran seperti yang terlihat
pada gambar atau ditetapkan oleh Direksi. Ukuran Bronjong yang lebih
besar dapat dipasang ditempat-tempat yang sesuai.
Bronjong terdiri dari beberapa ruang dengan jarak pembatas setiap 1 m.
Pembatas terbuat dari dari kawat yang sama untuk permukaan bronjong.
Satu atau dua bukaan harus disiapkan pada muka bronjong untuk mengisi
batu setiap ruang. Pembuka harus ditutup setelah pengisian selesai.
Bronjong harus mempunyai fleksibilitas yang tinggi dan terbuat dari kawat
baja lunak, berlapis seng tebal yang dianyam dengan mesin penganyam,
dengan lebar bukaan dan ukuran tertentu sesuai spesifikasi tersebut di
bawah ini. Setiap bronjong dipisahkan dengan sekat.
Semua bronjong berlapis seng, ketebalan tersebut mengacu pada standard
ASTM A-975-97, atau SNI 03-0090-1999
11.2 B A H A N
11.2.1 Mutu Kawat
Semua kawat berlapis seng (galvanized) harus berdiameter minimal
4 mm atau BWG 8 untuk bronjong, dengan mutu dan cara
pengujian sesuai dengan ketentuan SII 03 – 0900 – 1999.
Semua kawat yang dipakai dalam pembuatan bronjong maupun
kawat pengikat untuk perakitan/pemasangan harus sesuai dengan
standard SNI, yaitu kawat baja lunak dengan kuat tarik antara 41 –
51 kg/mm², sebelum kawat tersebut dianyam dengan mesin.
Perpanjangan kawat tidak boleh lebih dari 12%, pada percobaan
yang dilakukan terhadap batang uji kawat baja tersebut dengan
panjang 30 cm, sebelum kawat dianyam dengan mesin.
Diameter Toleransi
No. Kawat Bronjong Keterangan
Kawat (mm) mm
Kawat nayaman:
Kawat sisi:
Lapisan seng pada kawat harus tetap melekat dan tidak retak dan rusak,
meskipun kawat tersebut dililit melingkar sebanyak 6 (enam) kali pada
batang uji sebesar 4 (empat) kali diameter kawat
11.5 ANYAMAN BRONJONG
Dengan mempergunakan tenaga mesin penganyam,anyaman dibuat
dengan cara melilit 2 (dua) batang kawat membentuk segi enam
(hexagonal), mengacu pada standard SNI 03-3046-1992 dan ASTM A-975-
97.
Tipe Anyaman 8 x 10
11.8 UKURAN
Ukuran standar bronjong adalah berikut di bawah ini :
Panjang : 3,0 m
Lebar : 1,0 m
Tinggi : 0,5 m dan 1,0 m
Toleransi terhadap lebar dan tinggi bronjong sebesar ± 5% dan terhadap
panjang sebesar ± 3%.
11.9 SEKAT
Tiap bronjong dan matras diberi sekat sehingga membentuk bidang
dengan ukuran lebar 1 m dan panjang sama dengan lebar standar
bronjong matras. Sekat ini harus dilekatkan pada bagian dasar bronjong
dengan kawat spiral.
11.10 PEMASANGAN
a) Bronjong harus ditempatkan pada permukaan yang direncanakan
dengan bagian bawah dan sampingnya berhubungan dengan pondasi.
Walau demikian penggalian untuk mengatur dasar dan tebing sungai
harus dilakukan bila diperlukan.
12 GEBALAN RUMPUT
12.3 PENGUKURAN
a) Lempengan rumput yang akan dipasang, tempat asalnya dan jenis
rumputnya harus disetujui oleh direksi.
b) Lempengan rumput harus dipasang dengan kuat dan rapat pada tanah
sehingga tidak ada rongga udara antara lempengan rumput dengan
tanah.
c) Pada lereng yang curam dan ditempat lain yang ditunjukkan oleh direksi,
dimana lempengan rumput akan dipasang harus dipadatkan sedikit
supaya lempengan rumput menempel dengan kuat dan kelembabannya
terjaga.
d) Ukuran minimum tiap lempengan rumput dan jarak maximumnya akan
ditentukan oleh direksi sesuai dengan keadaan lapangan, tetapi biasanya
tidak kurang dari 15 cm x 15 cm dan jarak tidak lebih dari 30 cm.