PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan kebidanan pada kasus-kasus
kebidanan yang ditangani secara proesional dengan pendekatan manajemen
kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan, diharapkan mahasiswa mampu :
a) Melakukan pengkajian data ibu hamil.
b) Mengidentifikasi masalah dan diagnosa pada ibu hamil.
c) Mengidentifikasi masalah potensial.
d) Mengembangkan rencana asuhan kebidanan.
e) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dalam asuhan kebidanan.
f) Mengevaluasi hasil pelaksanaan dan melakukan asuhan kebidanan
selanjutnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan – perubahan yang cukup besar
yang mungkin merusak keseimbangan di dalam tubuh, terutama perubahan endokrin
misalnya hipofungsi cortex gland suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya
pergerakan lambung. Tetapi bagaimana reaksi seorang wanita terhadap kejadian
kejadian tersebut diatas, tergantung pada kekuatan jiwanya dan bagaimana penerimaan
ibu itu terhadap kehamilannya.
Pada Hiperemesis yang berat dapat di ketemukan Necrose di bagian sentral
lobulus hati atau degenerasi lemak pada hati.Kelainan ini rupa-rupanya disebabkan
oleh kelaparan bukan karena adanya toksin-toksin.Mungkin juga terdapat kelainan
degenerative pada ginjal.Kadang-kadang ada polyneuritis akibat kekurangan vitamin
B karena muntah. Secara pendek etiologi belum jelas,tetapi factor psikis sangat
mempengaruhi penyakit ini.
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa
faktor yang telah ditemukan yaitu :
1. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah prininggravida,
mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
3
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan, ini merupakan faktor organic.
3. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah
tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut
terhadap tanggug jawab sebagai ibu, di duga dapat menjadi factor kejadian
hyperemesis gravidarum.Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit,
penderitaannya dapat berkurang sampai menghilang.
5. Faktor adaptasi dan hormonal, pada ibu hamil yang kekurangan darah
labih sering terjadi hyperemesis gravidarum. Yang termasuk dalam ruuang lingkup
adaptasi adalah ibu hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan overdistensi
rahim pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa.Sebagian kecil primigravida
belum mampu beradaptasi terhadap hormone estrogen dan gonadotropin chorionic,
sedangkan pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormone yang
dekeluarkan terlalu tinggi, dan menyebabkan terjadi hyperemesis gravidarum.
(Sarwono P, 2007)
2.1.3 Patifisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus-
menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremi, hipokloremia, penurunan
klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah
ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.Pemakaian cadangan
karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna.(Mansjoer,
arif, dkk. 2008).
Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton asetic, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi
sehingga cairan ekstrseluler dan plasma berkurang.Dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan
tertimbunyya zat metabolic yang toksik. Terganggunya keseimbangan elektrolit
seperti hipokalimia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya dapat
menambah frekuensi muntah dan merusak hepar, selaput lendir esophagus dan
lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan
gastrointestinal.Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti
4
sendiri. Jarang sampai diperlukan transfuse atau tindakan operatif.(Sarwono P,
2007)
2.1.5 Diagnosis
Umumnya tidak sukar untuk menegakkan diagnosa hiperemisis gravidarum
harus ditentukan adanya kehamilan muda dengan mua dan muntah yang terus menerus
sehingga berpengaruh terhadap keadaan umum dan juga dapat menyebabkana
kekurangan makanan yang dapta mempengaruhi perkembangan janin sehingga
pengobatan perluh segera diberikan, juga bisa dilihat dari hasil pemeriksaan
laboratorium yang menunjukkan adanya benda kotor dan urin. (wiknojosastro 2005)
5
2.1.6 Penanganan
Penanganan pada ibu dengan hiperemisis gravidarum dimulai dengan
a. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemisis gravidarum perluh dilaksanankan dengan
memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik memberikan keyakinan mual dan kadang-kadang muntah. Merupakan
gejalah fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan Bidan
menganjurkan mengubah makanan sehari-harinya dengan makanan jumlah kecil.
Tetapi lebih sering waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur tetapi
dianjurkan makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berlemaksebaiknya dihindarkan. Makanan dan
minuman yang seyogyanya dihidangkan dalam keadaan panas dan sangat dingin.
Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan
karbohidrat merupakan faktor yang penting. Oleh karena itu dianjurkan untuk makan
yang mengandung gula.
b. Obat obatan
Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan gejala tidak mengurangi maka
diperlukan pengobatan sedatva yang sering diberikan adalah pohenobaibita.
Vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan vitamin B2 yang berfungsi untuk
mempertahankan kesehatan syaraf , jantung, otot serta meningkatkan pertumbuhan
dan perbaikan sel (wiknjosastro, 2005)
Dan B6 berfunsi menurnkan keluhan dan gangguan mual dan muntah bagi ibu
hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk membentukkan sel darah merah.
Antihistamika juga dianjurkan npada keadaan lebih berat diberikan antimimetik
seperti disklomin hidrokhloride avomin (Wiknjosastro, 2005)
c. Isolasi
Isolasi dilakukan didalam kamar yang cerah dan tenang dan peredaran udara
yang baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah
berenti dan pasien mau makan. Catat cairan masuk dan keluar dan tidak diberikan
makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala –
gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
d. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan.
Hilangnya rasa takut oleh kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah
dan konflik, yang kiranya menjadi latar belakang penyakit ini (Wiknjosastro, 2005)
Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahn psikologis dan sosial dinilai
cukup signifikan memberikan kemajuan keadaan umum (Admin, 2008)
e. Diet
6
Ciri khas diet hiperemesis gravidarum adalah penekanan karbohidrat komplek
terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan gorengan –
gorengan untuk menemukan rasa mual muntah, sebaiknya diberi jarak dalam
pemberian makanan dan minuman (Admin, 2008)
Diet pada hiperemesis bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh
dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi
yang cukup (Dinar, 2008)
Diet Hiperemisi gravidarum memiliki beberapa syarat diantaranya adalah
karbohidrat tinggi yaitu 75 – 80 % dari kebutuhan energi total. Lemak rendah yaitu <
10 % dari kebutuhan energi total. Protein sedang yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan
protein total. Makanan diberikan dalam bentuk kering. Pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien yaitu 7 – 10 gelas perhari, makanan mudah dicerna, dan
diberikan sering dalam porsi kecil. Bila makan pagi dan sulit diterima, pemberian
dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam, makan secara berangsur
ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi
pasien (Dinar, 2008)
7
Dalam keluarga tidak ada yang menderita menular seperti HIV/AIDS, hepatitis
dan TBC, penyakit menahun seperti jantung, ginjal, maupun penyakit menurun
seperti hipertensi, diabetes melitus, maupun asma.
6. Riwayat menstruasi
Menarche : ……. tahun
Siklus : ……. hari
Lama : ……. Hari
Banyaknya :
Keluhan :
HPHT :
HPL :
7. Riwayat pernikahan
Menikah : ….. kali
Lama : ….. tahun
Umur menikah : ….. tahun
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
2. H A M I L I N I
9. Riwayat kehamilan sekarang
Trimester I : Ibu periksa ke dokter 1 kali dengan keluhan mual dan muntah
berlebihan, terapi MRS.
Trimester II :-
Trimester III :-
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah mengikuti KB pil selama 9 tahun.
11. Pola kebiasaan sehari-hari
8
warna kuning jernih.
Mandi 2x/hari, cuci Ibu belum di seka, ganti
rambut 3x seminggu, baju 1 kali.
Kebersihan ganti baju 2x/hari, ganti
celana dalam bila terasa
basah.
Istirahat malam 6-7 jam Ibu hanya tidur diatas
istirahta
sering terbangun. tempat tidur.
2. Sosial
Hubungan Ibu dengan anggota keluarga dan tetangga baik.
3. Budaya
Ibu dan suami berasal dari suku Jawa dan masih melakukan adat istiadat
yang ada seperti, selamatan.
4. Spiritual
Ibu beragama Islam dan taat dalam menjalankan sholat 5 waktu.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
K/U :
Kesadaran :
TTV
TD :
Nadi :
Suhu :
RR :
BB :
TB :
Lila :
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala&rambut : warna rambut, ada kutu atau tidak, rontok atau tidak,
ada ketombe atau tidak
Wajah : bentuk muka, pucat atau tidak, odema atau tidak,
hiperpigmentasi
Mata : simetris atau tidak, warna konjungtiva dan sklera,
reflek pupil
Hidung : bersih, simetris atau tidak, ada atau tidak pernafasan
cuping hidung, ada atau tidak polip
9
Mulut : bibir simetris atau tidak, kering atau tidak, ada atau
tidak pembesaran kelenjar tonsil, ada sekret atau tidak
Telinga : simetris atau tidak, bersih, ada serumen atau tidak
Leher : bersih, ada pembesaran vena jugularis atau tidak
Dada : bentuk dada, ada retraksi dinding dada atau tidak
Payudara : simetris, puting susu menonjol atau tidak, kolostrum
keluar atau tidak, areola mamae mengalami
hiperpigmentasi atau tidak
Abdomen : membesar sesuai usia kehamilan, ada luka bekas
operasi atau tidak
Genetalia : labia mayora minora lengkap atau tidak, ada keputihan
abnormal atau tidak
Ekstremitas atas : jumlah jari, warna kuku
Ekstremitas bawah : jumlah jari, warna kuku
b. Palpasi
Kepala : ada atau tidak benjolan abnormal dan nyeri tekan
Leher : ada atau tidak pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Payudara : ada atau tidak benjolan abnorman dan nyeri tekan
Abdomen : membesar sesuai usia kehamilan
Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
Ekstremitas atas : ada odema atau tidak, turgor kulit
Ekstremitas bawah : ada odema atau tidak, turgor kulit
c. Auskultasi
Dada : irama jantung, ada bunyi ronchi dan wheezing atau
tidak
Abdomen : DJJ :
Bising usus:
d. Perkusi
Abdomen : Kembung atau tidak
Reflek patella :
3. Pemeriksaan penunjang
Plano test :
2.4.2 Indentifikasi Diagnosa/Masalah
Dx : Ny “S” GIIP1001Ab000 UK 6-8 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade I
Ds : Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke-2, usia kehamilan ± 2
bulan, ibu mengeluh panas sejak 1 hari yang lalu, mengeluh mual
muntah 6-7 kali sehari, BAB cair tanpa ampas ± 5 kali semalam.
Do : KU :
Kesadaran :
TTV
TD : mmHg
10
Nadi : x/menit
Suhu : ⁰C
RR : x/menit
BB : kg
TB : cm
Lila : cm
Palpasi
Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
2.4.5 Intervensi
Tanggal :
Jam :
Dx : Ny “S” GIIP1001Ab000 UK 6-8 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade I
Tujuan : - Agar tidak terjadi dehidrasi berat
- Untuk meminimalkan mual muntah
- Serta agar nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
TTV dalam batas normal
TD :
N :
S :
RR :
Hb :
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam melaksanakan tindakan.
2. Lakukan pemeriksaan pada ibu
R/ sebagai deteksi dini adanya komplikasi dan parameter keadaan ibu.
3. Jelaskan hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan pada
keluarga
11
R/ pasien diharapkan akan mengerti, tahu serta dapat bekerja sama dengan
petugas kesehatan.
4. Anjurkan ibu untuk bedrest
R/ dengan bedrest, aktivitas berkurang sehingga metabolism lambung menjadi
berkurang dan produksi lambung juga berkurang sehingga tidak terjadi emesis.
5. Anjurkan ibu untuk sering cuci tangan sebelum dan sesudah makan,
sebelum dan sesudah ke kamar mandi.
R/ agar terhindar dari kuman dan penyakit.
6. Observasi intake dan output
R/ untuk mengetahui keseimbangan antara cairan yang masuk dan keluar.
7. Jelaskan pada ibu tanda-tanda dehidrasi
R/ agar ibu dan keluarga dapat mengerti tanda-tanda dehidrasi.
8. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan tidak makan
makanan yang merangsang mual.
R/ pengertian ibu bertambah sehingga dapat menjaga dirinya sendiri dengan
baik dan tidak makan makanan yang merangsang asam.
9. Lakukan terapi sesuai advis dokter
R/ sebagai fungsi dependen.
Masalah : ibu merasa kurang nayaman dan khawatir dengan
kondisinya.
2.4.6 Implementasi
Tanggal :
Jam :
Dx : Ny “S” GIIP1001Ab000 UK 6-8 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade I
1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga terlebih dahulu,
memperkenalkan diri kepada pasien untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan oleh petugas kesehatan.
2. Melakukan pemeriksaan pada ibu meliputi keadaan umum dan TTV.
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
K/U :
Kesadaran :
TTV
TD :
N :
S :
RR :
. Menganjurkan ibu untuk bedrest dengan menjelaskan bahwa dengan istirahat
metabolism lambung menjadi berkurang sehingga produksi lambung menjadi
berkurang.
12
5. Menganjurkan ibu untuk cuci tangan sebelun dan sesudah makan, sebelum dan
sesusah ke kamar mandi agar terhindar dari kuman dan penyakit.
6. mengobservasi intake dan output untuk mengetahui keseimbangan antara cairan
yang masuk dan keluar.
7. Menjelaskan tanda-tanda dehidrasi kepada ibu dan keluarga
- kondisi tubuh lemas
- rasa haus yang berlebihan
- merasa mual
- jantung berdebar kencang ditandai dengan tekanan dara dibawah normal
- tenggorokan kering
- kencing sedikit dan berwarna lebih gelap dari biasanya
- adanya penurunan kesadaran
8. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan tidak makan makanan yang
merangsang mual.
9. memberikan terapi sesuai advis dokter.
a. infus RL 20 tpm
b. PO : Paracetamol 3x500 mg
injeksi : ampicilin 3x1 gr
ondane 3x8 gr
ranitidine 2x2 mg
2.4.7 Evaluasi
Tanggal:
Jam :
Dx : Ny “S” GIIP1001Ab000 UK 6-8 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade I
S : Berisi data subyektif ibu hamil
O : Berisi data obyektif ibu hamil
A : Berisi diagnosa ibu hamil
P : Berisi penatalaksaan yang dilakukan pada ibu hamil
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL
NY “S” GIIP1001Ab000 6-8 MINGGU DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I
DI RSUI MADINAH KASEMBON
14
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis),
menurun (DM, hipertensi), ataupun menahun (penyakit ginjal, penyakit jantung).
6. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Silkus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : ganti pembalut 2-3x/hari
Keluhan :-
HPHT : 23-12-2015
HPL : 30-09-2016
7. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1 kali
Lama : 6 tahun
Umur menikah : 22 tahun
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
2. H A M I L I N I
15
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah mengikuti KB pil selama 9 tahun.
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Sebelum MRS Saat MRS
Makan 3x/hari, porsi 1 Makan 2 kali sehari,
piring terdiri dari nasi, porsi ½ piring, terdiri
sayur, dan lauk-pauk dari nasi, sayur, dan
Nutrisi
(tempe 1 potong dan 1 lauk-pauk (1 telur, 1
ikan). Minum 6-7 gelas tahu). Minum 6-7 gelas
sehari. sehari.
BAB 2x/hari, BAB cair BAB 1x/hari, BAK 5-6
tanpa ampas ±5 kali kali sehari warna kuning
Eliminasi sehari sebelumnya. jernih.
BAK 4-5 kali sehari
warna kuning jernih.
Mandi 2x/hari, cuci Ibu belum di seka, ganti
rambut 3x seminggu, baju 1 kali.
Kebersihan ganti baju 2x/hari, ganti
celana dalam bila terasa
basah.
Istirahat malam 6-7 jam Ibu hanya tidur diatas
istirahta
sering terbangun. tempat tidur.
16
TTV
TD : 90/60 mmHg
N : 90 x/mnt
S : 37,8 0C
RR : 24 x/mnt
BB sebelum hamil : 52 kg
BB saat hamil : 54 kg
TB : 158 cm
Lila : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala&rambut : warna rambut, ada kutu atau tidak, rontok atau tidak,
ada ketombe atau tidak
Wajah : bentuk muka, pucat atau tidak, odema atau tidak,
hiperpigmentasi
Mata : simetris atau tidak, warna konjungtiva dan sklera,
reflek pupil
Hidung : bersih, simetris atau tidak, ada atau tidak pernafasan
cuping hidung, ada atau tidak polip
Mulut : bibir simetris atau tidak, kering atau tidak, ada atau
tidak pembesaran kelenjar tonsil, ada sekret atau tidak
Telinga : simetris atau tidak, bersih, ada serumen atau tidak
Leher : bersih, ada pembesaran vena jugularis atau tidak
Dada : bentuk dada, ada retraksi dinding dada atau tidak
Payudara : simetris, puting susu menonjol atau tidak, kolostrum
keluar atau tidak, areola mamae mengalami
hiperpigmentasi atau tidak
Abdomen : membesar sesuai usia kehamilan, ada luka bekas
operasi atau tidak
Genetalia : labia mayora minora lengkap atau tidak, ada keputihan
abnormal atau tidak
Ekstremitas atas : jumlah jari, warna kuku
Ekstremitas bawah : jumlah jari, warna kuku
b. Palpasi
Kepala : ada atau tidak benjolan abnormal dan nyeri tekan
Leher : ada atau tidak pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Payudara : ada atau tidak benjolan abnorman dan nyeri tekan
Abdomen : membesar sesuai usia kehamilan
Leopold I : TFU teraba 2 jari diatas simpisis, ballotment (+)
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
Gerakan janin : Belum ada
Ekstremitas atas : ada odema atau tidak, turgor kulit
17
Ekstremitas bawah : ada odema atau tidak, turgor kulit
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar Ronchi dan Wheezing
Abdomen : Bising usus normal
d. Perkusi
Reflek Patella : +/+
18
Tanggal : 10 Februari 2016
Jam : 15.25 Wib
Dx : Ny “S” GIIP1001Ab000 UK 6-8 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade I
Tujuan : - Agar tidak terjadi dehidrasi berat
- Untuk meminimalkan mual muntah
- Serta agar nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Keadaan Umum baik
TTV dalam batas normal
TD : Normal 100/70-130/90 mmHg
N : Normal 70-90 x/menit
S : Normal 36,5-37,50 C
RR : Normal 16-24x/menit
Mual muntah dapat berkurang
Tidak tampak atau tidak ada tanda-tanda dehidrasi
19
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam melaksanakan tindakan.
2. Lakukan pemeriksaan pada ibu
R/ sebagai deteksi dini adanya komplikasi dan parameter keadaan ibu.
3. Jelaskan hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan pada
keluarga
R/ pasien diharapkan akan mengerti, tahu serta dapat bekerja sama dengan
petugas kesehatan.
4. Anjurkan ibu untuk bedrest
R/ dengan bedrest, aktivitas berkurang sehingga metabolism lambung menjadi
berkurang dan produksi lambung juga berkurang sehingga tidak terjadi emesis.
5. Anjurkan ibu untuk sering cuci tangan sebelum dan sesudah makan,
sebelum dan sesudah ke kamar mandi.
R/ agar terhindar dari kuman dan penyakit.
6. Observasi intake dan output
R/ untuk mengetahui keseimbangan antara cairan yang masuk dan keluar.
7. Jelaskan pada ibu tanda-tanda dehidrasi
R/ agar ibu dan keluarga dapat mengerti tanda-tanda dehidrasi.
8. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan tidak makan
makanan yang merangsang mual.
R/ pengertian ibu bertambah sehingga dapat menjaga dirinya sendiri dengan
baik dan tidak makan makanan yang merangsang asam.
9. Lakukan terapi sesuai advis dokter
R/ sebagai fungsi dependen.
Masalah : ibu merasa kurang nayaman dan khawatir dengan
kondisinya.
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 10 Februari 2016
Jam : 15.25 WIB
Dx : Ny “S” GIIP1001Ab000 UK 6-8 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade I
1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga terlebih dahulu,
memperkenalkan diri kepada pasien untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan oleh petugas kesehatan.
2. Melakukan pemeriksaan pada ibu meliputi keadaan umum dan TTV.
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
K/U : cukup
Kesadaran : composmentis
TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/menit
20
S : 37,80 C
RR : 20 x/menit
4. Menganjurkan ibu untuk bedrest dengan menjelaskan bahwa dengan istirahat
metabolism lambung menjadi berkurang sehingga produksi lambung menjadi
berkurang.
5. Menganjurkan ibu untuk cuci tangan sebelun dan sesudah makan, sebelum dan
sesusah ke kamar mandi agar terhindar dari kuman dan penyakit.
6. mengobservasi intake dan output untuk mengetahui keseimbangan antara cairan
yang masuk dan keluar.
7. Menjelaskan tanda-tanda dehidrasi kepada ibu dan keluarga
- kondisi tubuh lemas
- rasa haus yang berlebihan
- merasa mual
- jantung berdebar kencang ditandai dengan tekanan dara dibawah normal
- tenggorokan kering
- kencing sedikit dan berwarna lebih gelap dari biasanya
- adanya penurunan kesadaran
8. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan tidak makan makanan yang
merangsang mual.
9. memberikan terapi sesuai advis dokter.
a. infus RL 20 tpm
b. PO : Paracetamol 3x500 mg
injeksi : ampicilin 3x1 gr
ondane 3x8 gr
ranitidine 2x2 mg
21
3.7 EVALUASI
Tanggal : 10 Februari 2016
Jam : 16.00 WIB
Dx : Ny “S” GIIP1001Ab000 UK 6-8 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade I
S : ibu mengatakan mual muntahnya sudah berkurang, tidak BAB
cair, masih pusing
O : keadaan ibu
K/U : cukup
Kesadaran : composmentis
TD : 100/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 37,80 C
RR : 22 x/menit
A : Ny “S” GIIP1001Ab000 UK 6-8 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade I
P : - anjurkan ibu untuk istirahat cukup
- anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering
22
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE-3
Tanggal : 12 Februari 2016
Jam : 05.00 WIB
S : ibu mengatakan sudah tidak mual, tidak diare, nafsu makan ibu
sudah mulai membaik
O : keadaan ibu
K/U : cukup
Kesadaran : composmentis
TD : 110/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,50 C
RR : 22 x/menit
A : Ny “S” GIIP1001Ab000 UK 6-8 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade I
P : - anjurkan ibu untuk minum obat secara teratur
- anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering
- lanjutkan advis dokter
PO : paracetamol 3x500 mg
- persiapan pulang
- menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi
23
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut teori Hiperemisis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada
awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minngu. Faktor penyebab hyperemesis
gravidarum yang pertama adalah faktor predisposisi . primigravida, mola hidaditosa,
kehamilan ganda , faktor organik, masuknya villi korealis dalam siklus maternal ,
perubahan metabolik karena hamil, alergi sebagai salah satu responjaringan ibu terhadap
anak faktor psikologis seperti rumah tangga retak , kehilangan pekerjaan, takut akan
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai seorang ibu .
Hiperemesis dapat menyebabkan mual muntah penurunan klorin urin, badan lemas berat
badan menurun.
Kondisi ibu sekarang ibu mengalami mual muntah, badan lemas karena Asupan
nutrisi yang kurang dan kondisi TTV nya Ku : lemah, Kesadaran : composmentis, TD:
90/60 mmHg, RR : 24 x / menit , S : 37,8°C, BB awal 52 kg, BB sekarang 54 Kg. Mata
cekung.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Ny “S” GIIP1001Ab000 UK
6-8 minggu dengan Hyperemesis gravidarum Dengan adanya kasus hyperemesis
gravidarum menyebabkan mual – muntah , badan lemas , Asupan nutrisi yang kurang.
Sehingga penulis menyimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan menurut tinjauan
kasus sehingga asuhan kebidanan baik secara mandiri maupun kolaborasi bisa
mempercepat kesembuhan.
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita
hamil sehinnga pekerjaan sehari – hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.
Hiperemisis gravidarum dapat menyebabkan mual muntah terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi penurunan klorida urin. Terjadi hemokonsentrasi yang
mengurangi perfusi darah kejaringan dan menyebabkan tetumbuhnya zat toksik
Hepokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan merusak hepar.
Hiperemisis gravidarum ini harus mendapatkan penanganan yang segera apabila
telat dalam memberikan penanganan pasien akan mengalami hiperemesis berat dan
dapat membahayakan jiwa ibu dan janin.
5.2 Saran
Pada Klien/Keluarga
1. Diharapkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara
teratur untuk mendeteksi adanya kelainan yang bisa terjadi pada masa kehamilan.
persalinan maupun masa nifas.
2. Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat gizi.
3. Menjaga personal higiene agar tidak terjadi infeksi selama kehamilan,
persalinan dan nifas.
Pada Petugas Kesehatan
1. Diharapkan petugas kesehatan selalu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya sesuai dengan kemajuan IPTEK.
2. Diharapkan petugas kesehatan jeli dalam mencari masalah yang sedang
dihadapi oleh pasien dan mampu mencari solusi dalam menangani masalah
tersebut.
25
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta : EGC.
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid1. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.
Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC.
26