Anda di halaman 1dari 9

NAMA : EFLYNA PUTRI PENGAUDITAN 1 / B

NIM : F0316030
NO. ABSEN : 8

1.
a) Langkah atau tahapan untuk mendapatkan izin Akuntan Publik, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

1) Mempunyai Sertifikat Tanda Lulus USAP resmi atau sah yang diterbitkan oleh
perguruan tinggi terakreditasi IAPI atau sertifikat resmi dari IAPI itu sendiri sebagai
lembaga resminya
2) Jika tanggal kelulusan USAP lewat 2 tahun, maka wajib menyerahkan bukti telah
selesai mengikuti program Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL) dengan SKP atau
Satuan Kredit PPL paling sedikit sebanyak 60 SKP dalam 2 tahun terakhir
3) Memiliki pengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan dengan
jam terbang paling tidak 1000 jam dalam kurun waktu 5 tahun terakhir serta paling
sedikit 500 jam memimpin/mensurvei persarikatan audit umum yang diresmikan
oleh Pimpinan Rekan KAP
4) KTP/Warga Negara Indonesia dan berdomisili di Republik Indonesia
5) Memiliki NPWP/Nomor Pokok Wajib Pajak
6) Tidak pernah menerima sanksi pencabutan izin sebagai akuntan public
7) Tidak pernah dipidana yang memiliki kekuatan hokum tetap karena melakukan
kejahatan pidana dengan ancaman penjara 5 tahun atau lebih
8) Anggota IAPI
9) Tidak berada dalam keadaan pengampunan
10) Membuat dan mengajukan surat permohonan, dengan melengkapi formulir
Permohonan Izin Akuntan Publik, serta ,membuat surat pernyataan untuk tidak
merangkap jabatan
11) Membuat surat pernyataan bermaterai cukup sebagaimana dimaksud dalam pasal 46,
serta segala informasi data persyaratan
b) “Rekan” atau “Partner”
Menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit. Rekan atau partner bertanggung
jawab atas hubungan dalam klien dan bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai
auditing. Selain itu, rekan atau partner juga menandatangani laporan audit serta
management letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien.
Pemimpin rekan (managing partner)
Bertindak sebagai pengawas audit. Manajer bertugas untuk membantu auditor senior
dalam merencanakan program audit dan waktu audit; mereview kertas kerja, laporan
audit, dan management letter. Manajer biasanya melakukan pengawasan terhadap
pekerjaan beberapa auditor senior. Selain itu, pekerjaan manajer tidak berada di kantor
klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan para auditor senior.
2. Elemen/unsur penting yang tercakup dalam opini atau laporan auditor independen versi SA:
a. Judul
Secara jelas menunjukkan bahwa laporan tersebut adalah laporan auditor independen.
b. Pihak yang akan dituju
c. Paragraf pendahuluan
Paragraf ini memuat :
- Entitas yang laporan keuangannya diaudit
- Pernyataan bahwa laporan keuangan telah diaudit
- Nama setiap laporan yang membentuk laporan keuangan
- Pengacuan pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
lainnya
- Tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang membentuk laporan
keuangan
d. Paragraf tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
Paragraf ini memuat :
- Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan yang sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku
- Pengendalian internal yang dipandang perlu oleh manajemen untuk memungkinkan
penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik
yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan
e. Paragraf tanggung jawab auditor
Paragraf ini memuat :
- Pernyataan opini atas laporan keuangan berdasarkan audit yang dilakukan
- Pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
- Penjelasan bahwa SA tersebut mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan
etika dan bahwa auditor merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian
material
- Penjelasan tentang audit dengan menyatakan bahwa:

• Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit atas
angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan

• Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk


penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik
yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan

• Pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan


kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta keseluruhan
penyajian laporan keuangan

• Pernyataan bahwa auditor yakin bahwa bukti audit yang telah diperoleh adalah
cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini auditor
f. Paragraf opini
Paragraf ini memuat: Opini tanpa modifikasian dan Opini modifikasian.
g. Tanda tangan auditor
Laporan auditor harus ditandatangani atas nama KAP dan Akuntan Publik.
h. Tanggal laporan auditor
Tanggal laporan tidak boleh lebih awal dari tanggal memperoleh bukti audit yang cukup
kuat dan tepat yang mendasari opini atas laporan keuangan.
i. Alamat auditor
Lokasi dan yurisdiksi tempat auditor berpraktik
3.
a) Perbedaan opini tidak wajar (adverse opinion) dengan tidak memberikan pendapat
(disclaimer opinion):
- Opini tidak wajar (adverse opinion)
Dalam opini tidak wajar, pendapat yang diberikan oleh auditor ketika laporan
keuangan yang diterima secara keseluruhan tidak menyajikan posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas entitas tertentu secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku secara umum di Indonesia.
- Opini tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)
Dalam opini ini, auditor merasa bahwa ruang lingkup pemeriksaannya dibatasi
sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar audit yang
ditetapkan IAI. Sedangkan dalam pembuatan laporannya, auditor harus memberi
penjelasan tentang pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor
tidak dapat memberikan pendapat.
Perbedaan redaksional pada paragraph 1:
- Opini tidak wajar
“Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT ABC dan entitas anaknya
terlampir……..”
- Opini tidak memberikan pendapat
“Kami ditugasi untuk mengaudit laporan keuangan PT ABC terlampir ………”
b) Opini tidak wajar dinyatakan ketika auditor, bukti audit yang cukup dan tepat yang telah
diperoleh menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian baik individu/kolektif adalah
material dan pervasif terhadap laporan keuangan.
Opini tidak memberikan pendapat dinyatakan ketika :
- Auditor tidak memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang medasari opini
audit dan audit menyimpulkan kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak
terdeteksi terhadap laporan keuangan.
- Jarang melibatkan lebih dari 1 ketidakpastian auditor menyimpulkan, meskipun
memperoleh bukti audit, tidak mungkin untuk merumuskan opini atas laporan
keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut terhadap
laporan keuangan.

c) Pengungkapan paragraf opini tidak wajar :


“Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT ABC dan entitas anaknya
terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember
2016, dan laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta ikhtisar
kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.”

Pengungkapan paragraf opini tidak memberikan pendapat :


“Kami ditugasi untuk mengaudit laporan keuangan PT ABC terlampir, yang terdiri dari
laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2016, dan laporan laba rugi komprehensif,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, serta ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.”
(c.1)
Basis opini tidak wajar :
Seperti yang dijelaskan dalam Catatan X atas laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan
tidak mengonsolidasi laporan keuangan PT MNO (entitas anak Perusahaan) yang
diakuisisi pada tahun 2016, karena Perusahaan tidak dapat memastikan nilai wajar dari
aset dan liabilitas material tertentu PT MNO pada tanggal akuisisi. Oleh karena itu,
investasi tersebut dicatat berdasarkan biaya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia, entitas anak tersebut seharusnya dikonsolidasi karena entitas anak tersebut
dikendalikan oleh Perusahaan. Seandainya PT MNO dikonsolidasi, banyak unsur dalam
laporan keuangan konsolidasian terlampir akan terpengaruh secara material. Dampak dari
tidak dikonsolidasikannya entitas anak tersebut terhadap laporan keuangan tidak dapat
ditentukan.

Basis opini tidak memberikan pendapat:


Investasi Perusahaan pada ventura bersama MNO Limited (Singapura) disajikan sebesar
RpXX juta dalam laporan posisi keuangan Perusahaan, yang mencerminkan lebih dari
90% dari aset neto Perusahaan tanggal 31 Desember 2016. Kami tidak diperbolehkan
akses terhadap manajemen dan auditor independe MNO Limited, termasuk dokumentasi
audit dari auditor independen MNO Limited. Sebagai akibatnya, kami tidak dapat
menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap bagian proporsional Perusahaan atas
aset MNO Limites yang dikendalikan oleh Perusahaan secara bersama, bagian
proporsional Perusahaan atas liabilitas MNO Limited yang ditanggung oleh Perusahaan
secara bersama, bagian proporsional Perusahaan atas pendapat dan beban MNO Limites
selama tahun berjalan serta unsur-unsur yang membentuk laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas.
(c.2)
Paragraf opini auditor independen untuk opini tidak wajar :
“Menurut opini kami, karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraph
Basis untuk Opini tidak Wajar, laporan keuangan konsolidasian tidak menyajikan
secara wajar, posisi keuangan konsolidasian PT ABC tanggal 31 Desember 2016, serta
kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia”

Paragraf opini auditor independen untuk opini tidak memberikan pendapat :


“Karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini tidak
Menyatakan Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan
opini atas laporan keuangan.”
4.
a) Perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia dimulai sejak tahun 50an sampai
dengan sekarang. Perkembangan akuntansi sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan profesional akuntansi yang menumbuhkan profesi akuntan yang dilahirkan
dari kontribusi dunia pendidikan tinggi (universitas) dan organisasi profesi. Profesi
akuntansi di Indonesia baru berkembang sejak diluncurkannya Undang -Undang No. 34,
Tahun 1954 tentang hak praktik publik dan penggunaan akreditasi gelar akuntansi.
Undang-undang ini dimaksudkan untuk melindungi publik dari praktik akuntansi
profesional yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai hak untuk memberikan
layanan tersebut.
Di Indonesia hanya terdapat satu organisasi profesi akuntansi, yaitu Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) yang merupakan badan akuntansi profesional pertama. Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) didirikan pada tahun 1957, yaitu setelah munculnya Undang-Undang No.
34, Tahun 1954.
Pada pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1966 terjadi perubahan yang
dramatis untuk profesi akuntansi Indonesia seiring dengan membaiknya kondisi politik
dan ekonomi Indonesia saat itu. Sejak tahun 1975 perkembangan profesi akuntan semakin
mantap. Pada tahun ini Konsersium Ilmu Ekonomi (KIE) Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berdiri dimana salah satu keputusannya
menetapkan bahwa syarat-syarat minimal kurikulum jurusan akuntansi berpola Amerika,
untuk seluruh Fakultas Ekonomi Negeri.
Dalam rangka meningkatkan penguasaan akuntansi terhadap pengetahuan dan
kompetensi teknis di bidang akuntansi dan menyongsong keterbukaan dalam era
perdagangan bebas, maka IAI dengan dukungan Departemen Keuangan RI
menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), dengan tujuan menguji
kemampuan akuntan untuk berpraktik sebagai Akuntan Publik. Di samping itu, IAI
sebagai organisasi profesi telah memfasilitasi anggotanya untuk selalu mempertahankan
dan meningkatkan kompetensi profesionalnya. Untuk itu, IAI sebagai organisasi profesi
menyelenggarakan Program Pendidikan Berkelanjutan (PPL) dengan materi yang meliputi
tiga unsur, yaitu: ketrampilan profesional, pengetahuan profesional, etika profesi.
b) Peran dan tanggungjawab akuntan public setelah dikeluarkannya UU Akuntan Publik baru
dan Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 2015 :
Akuntan Publik tersebut mempunyai peran terutama dalam peningkatan kualitas dan
kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Dalam hal ini
Akuntan Publik mengemban kepercayaan masyarakat untuk memberikan opini atas
laporan keuangan suatsu entitas. Desnsgan demikian, tanggung jawab Akuntan Publik
terletak pada opini atau pernyataan pendaspatnya atas laporan atau informasi keuangan
suatu entitas, sedangkan penyajian laporan atau informasi keuangan tersebut merupakan
tanggung jawab manajemen.

c) Hal-hal penting baru yang diatur dalam peraturan akuntan publik: (Pasal 25)
(1) Akuntan Publik wajib :
a. berhimpun dalam Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri;
b. berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bagi Akuntan
Publik yang menjadi pemimpin KAP atau pemimpin cabang KAP wajib berdomisili
sesuai dengan domisili KAP atau cabang KAP dimaksud;
c. mendirikan atau menjadi Rekan pada KAP dalam jangka waktu 180 (seratus
delapan puluh) hari sejak izin Akuntan Publik yang bersangkutan diterbitkan atau
sejak mengundurkan diri dari suatu KAP;
d. melaporkan secara tertulis kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat 30
(tiga puluh) hari sejak:
1. menjadi Rekan pada KAP;
2. mengundurkan diri dari KAP; atau
3. merangkap jabatan yang tidak dilarang dalam Undang-Undang ini;
e. menjaga kompetensi melalui pelatihan profesional berkelanjutan; dan
f. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, dan mempunyai integritas yang stinggi.
(2) Akuntan Publik dalam memberikan jasanya wajib:
a. melalui KAP;
b. mematuhi dan melaksanakan SPAP dan kode etik profesi, serta peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan jasa yang diberikan;
c. membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas kerja tersebut.
(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d serta pelatihan profesional berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e diatur dalam Peraturan Menteri.
5. Jika saya sebaga akuntan publik maka ada beberapa jasa yang saya tawarkan untuk dapat
merespon hasil diskusi manajer baru dan para persero :
a. Jasa audit internal
Selain melakukan audit general selanjutnya melakukan audit untuk mengetahui letak
permasalahan terdapat dimana. Apabila sudah dikketahui letak permasalahannya maka
dilakukan audit ke bidang tertentu yang berkaitan dengan permasalahannya.
b. Jasa pemeriksaan khususu audit
Ketika sudah mengetahu bidang pokok masalahnya maka secepatnya dilakukan audit
khusus untuk menemuan apakah ada kaitannya pihak manajemen terdahulu dan apakah
itu merupakan fraud/ disengaja atau terjadi kesalahan yang wajar/tidak disengaja.
6.
Perbedaan “independence in fact” dan “independence inappearance”
Independence in fact merupakan independen dalam diri auditor, yaitu kemampuan dalam
melakukan penugasan audit. Hal ini berarti bahwa auditor harus memiliki kejujuran yang
tidak memihak dalam menyatakan pendapatnya dan dalam mempertimbangkan fakta-fakta
yang dipakai sebagai dasar pemberian independen dalam fakta atau independen dalam
kenyataan harus memlihara kebebasan sikap dan senantiasa jujur menggunakan ilmunya.
Sedangkan, Independence in appearance merupakan independen dipandang dari pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan yang diaudit yang mengetahui hubungan antara
auditor dengan kliennya. Auditor akan dianggap tidak independen apabila auditor tersebut
mempunyai hubungan tertentu (misalnya hubungan keluarga, keuangan) dengan kliennya
yang dapat menimbulkan kecurigaan bahwa auditor tersebut akan memihak kliennya atau
tidak independen.
7.
1) Berdasarkan kasus pada PT XYZ, menurut saya terdapat beberapa kemungkinan
mengapa terjadi hal seperti itu. Pertama, auditor sama sekali tidak menemukan bukti
kecurangan pada saat mengaudit laporan keuangan tahun buku 2016 sehingga auditor
memberikan opini bahwa laporan keuangan tersebut wajar tanpa pengecualian. Kedua,
kasus penggelapan yang terkuak pada tahun 2017 merupakan kasus yang terjadi pada
tahun 2017 bukan tahun 2016 pada saat auditor mengaudit laporan keuangan.
2) Jika saya sebagai saksi (auditor) di pengadilan, saya akan mengungkapkan kesakian saya
bahwa saya telah melakukan proses audit sesuai standar, serta bukti-bukti yang
dikumpulkan cukup dan tepat bahwa tidak ada bukti kecurangan dalam perusahaan.
3) Tanggung jawab legal (hukum) auditor atas kasus tersebut adalah bahwa auditor bukan
penjamin atau penerbit laporan keuangan, auditor hanya diharapkan untuk melaksanakan
audit dengan kemahiran dan tidak diharapkan untuk benar seratus persen. Saat kasus
tersebut sudah sampai di pengadilan maka akuntan publik tidak berhak untuk
menyembunyikan informasi dari pengadilan bahwa informasi tersebut rahasia.

Anda mungkin juga menyukai