BAB II Tinjauan Pustaka (Print)
BAB II Tinjauan Pustaka (Print)
TINJAUAN PUSTAKA
tropik, dari dataran rendah sampai dibawah 1.000 m dpl. Di Indonesia, delima
mempunyai banyak nama daerah, antara lain Sumatera : glima (Aceh), glimeu mekah
(Gayo), dalimo (Batak). Jawa : gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), dhalima (Madura).
Nusa Tenggara : jeliman (Sasak), talima (Bima), dila dae lok (Roti), lelo kase, rumau
(Timor). Maluku : dilimene (Kisar). Nama asing : Shi liu (Cina), granaatappel
sebagai berikut :
5
Divisio : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida
Species : P. granatum
a. Batang
Berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2-5 m. Batang berkayu,
cokelat ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua (Dalimartha S, 2007).
b. Daun
daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi
rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1-9 cm, lebar 0,5-
c. Bunga
Bunga hampir tidak bertangkai, pada ujung cabang atau dalam ketiak-
ketiak daun dekat ujung, berkumpul 1-5. Kelopak berwarna merah atau
kuning pucat, tinggi 2-3 cm dengan taju-taju yang tingginya lebih kurang 1
6
tunggal bertangkai pendek dan keluar di ujung ranting serta berbunga
d. Buah
Buahnya buah buni, bentuknya bulat dengan diameter 5-12 cm, warna
e. Biji
agak pipih, keras, tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih
tanamansepanjang 25-30 cm, yang kemudian dapat ditanam dalam tanah terbuka.
Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah
yang tidak dalam. Daerah yang baik untuk pertumbuhannya adalah daerah tropis
yang musim kemaraunya panjang dan panas dengan ketinggian 1.000 m di atas
flavonoid, tannin, alkaloid, asam fenolat yang terdiri dari galkotanin, ellegatanin,
7
punicalagin, punicalin, asam galat, asam ellagic, katekin, kuercetin, flavonol, flavon,
dan antocianidin. Kandungan senyawa fenolik pada kulit buah delima mempunyai
aktivitas antioksidan yang tinggi, oleh karena itu disebut delima kaya akan
Kulit buah delima mengandung senyawa tanin (28%). Kandungan tanin pada
taninnya, kulit buah delima yang masak merupakan bahan astringen yang kuat,
sangat manjur untuk mengatasi diare, disentri, dan keputihan pada wanita. Sebagai
bahan kosmetik, ekstrak kulit buah delima bermanfaat untuk astringen untuk
2.2 Lotion
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, lotion adalah sediaan cair berupa
suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat
padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi
tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok. Pada penyimpanan mungkin
terjadi pemisahan. Dapat ditambahkan zat warna, zat pengawet dan zat pewangi yang
campuran minyak dalam air yang dapat ditambahi atau dikurangi zat tertentu untuk
a. Body lotion
8
Body lotion mempunyai konsistensi paling encer dibandingkan
dengan pelembab lainnya. Lotion yang baik adalah tidak terlalu greasy
(berminyak) saat digunakan dan dapat menyerap dengan cepat saat dioleskan
yang ringan atau bila digunakan untuk seluruh tubuh. Karena bentuknya
ringan dan tidak meninggalkan residu, lotion bisa digunakan di pagi hari
tanpa perlu khawatir bisa menempel di pakaian dan juga digunakan jika
a. Body cream
lebih banyak minyak pelembab. Krim tubuh (body cream) ini paling baik
digunakan di kulit yang kering, seperti lengan dan kaki, yang tak memiliki
b. Body butter
kental dan mirip margarin atau mentega. Biasanya body butter memiliki
kandungan shea butter, cocoa butter, dan coconut butter. Bentuk pelembab
seperti ini bisa jadi sangat berminyak dan sulit dioleskan, maka akan sangat
baik jika dioleskan di daerah yang amat kering dan cenderung pecah misalnya
pengental, pengawet, dan pewangi (Mitsui, 1997). Body lotion umumnya berbentuk
emulsi minyak dalam air (o/w), dimana minyak merupakan fase terdispersi (internal)
9
dan air merupakan fase pendispersi (eksternal). Tipe body lotion umumnya terdiri
dari 10-15% fase minyak, 5-10% humektan, dan 75-85% fase air (Balsam et al.,
1972).
body lotion. Air yang digunakan dalam pembuatan lotion adalah air murni yang
sebuah media yang jika digunakan pada lapisan kulit kering akan mempengaruhi
kelembutan kulit. Bahan ini mengisi ruang antar sel kulit, membantu menggantikan
lemak sehingga dapat melembutkan dan melumasi (Mariani, 2007). Farage (2007)
menyatakan bahwa emolient yang digunakan dalam body lotion dapat mengurangi
resiko terjadinya penyakit kulit seperti dermatitis. Lotion dengan emolient dapat
titik cair yang lebih tinggi dari suhu kulit. Oleh karena itu, dalam membuat formula
hand and body lotion harus diperhatikan fungsi utama dari hand and body lotion
yaitu melembutkan, mudah dan cepat menyerap pada permukaan kulit, tidak
meninggalkan lapisan tipis, tidak menimbulkan rasa lengket pada kulit setelah
berfungsi sebagai emolient adalah minyak mineral, ester isopropil, turunan lanolin,
Humektan merupakan salah satu bagian terpenting pada body lotion karena
kandungan air produk saat pemakaian pada permukaan kulit. Humektan berpengaruh
10
terhadap kulit yaitu melembutkan kulit dan mempertahankan kelembaban kulit agar
tetap seimbang. Humektan ditambahkan pada hand and body lotion dan produk
dengan tipe emulsi minyak dalam air lainnya untuk mengurangi kekeringan ketika
disimpan pada suhu ruang (Mitsui, 1997). Humektan yang dapat digunakan dalam
hand and body lotion yaitu gliserin, propilen glikol, dan sorbitol dengan kisaran
emulsi. Umumnya water soluble polymers yang digunakan sebagai bahan pengental
diklasifikasikan sebagai polimer natural, semi sintetis polimer, dan polimer sintetis
(Mitsui, 1997). Pengental polimer seperti gum-gum alami, derivatif selulosa, dan
berbasis surfaktan. Penggunaan thickener dalam pembuatan hand and body lotion
biasa digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu di bawah 2,5% (Schmitt, 1996).
hand and body lotion karena memiliki gugus polar maupun non polar dalam satu
molekulnya, sehingga pada satu sisi akan mengikat minyak yang non polar dan disisi
lain juga akan mengikat air yang polar. Hal ini berhubungan dengan hidrofillipofil
balance yaitu keseimbangan antara komponen yang larut air dan larut minyak
(Schmitt, 1996). Emulsifier akan membentuk lapisan tipis (film) yang menyelimuti
partikel dan mencegah partikel tersebut bersatu dengan partikel sejenisnya. Emulsi
mengandung lebih dari satu emulsifier karena kombinasi dari beberapa emulsifier
akan menambah kesempurnaan sifat fisik maupun kimia dari emulsi. Untuk emulsi
tipe minyak dalam air (o/w) digunakan zat pengemulsi seperti trietanolamin strearat
dan golongan sorbitan, polisorbat, poliglikol dan sabun. Untuk membuat emulsi tipe
11
air dalam minyak (w/o) digunakan zat pengemulsi seperti lemak bulu domba, setil
alkohol, stearil alkohol, setaseum dan emulgida (Tranggono, R.I dan Latifah F.,
2007).
Zat tambahan lainnya yang dibutuhkan dalam body lotion adalah pengawet.
Pengawet yang dimaksudkan adalah zat yang ditambahkan dan dimaksudkan untuk
mikroorganisme. Karena pada sediaan yang mengandung fase air dan lemak ini akan
mudah ditumbuhi bakteri dan jamur. Oleh karena itu perlu penambahan zat yang
digunakan umumnya metil paraben 0,12% sampai 0,18% atau propil paraben 0,02%
a. Asam Stearat
kilauan yang khas (Idson dan Lazarus, 1994). Asam stearat diproduksi
dengan mengekstraksi cairan asam dari asam lemak yang berasal dari lemak
sapi. Selain itu proses destilasi asam lemak yang berasal dari minyak kacang
kedelai atau minyak biji kapas juga dapat dilakukan untuk memproduksi
12
asam stearat (Mitsui, 1997). Asam stearat mudah larut dalam kloroform, eter,
b. Parafin cair
hampir tidak berbau, dan hampir tidak mempunyai rasa yang praktis tidak
larut dalam air dan dalam etanol (95%) tetapi larut dalam kloroform dan eter.
Parafin cair harus disimpan dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari
c. Gliserin
seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat
yang dapat bercampur dengan air dan etanol, namun praktis tidak larut dalam
dan mencegah membentuk kerak selama pengemasan dalam botol. Selain itu
13
gliserin juga berfungsi dalam memperbaiki konsistensi dan mutu lotion, yaitu
d. Na-CMC
berwarna putih atau putih kuning gading, tidak berbau atau hampir tidak
suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol, eter, dan dalam pelarut organik
lain (Departemen Kesehatan, 1995). Menurut Fardiaz, dkk (1987), ada empat
pembentuk gel dan beberapa hal sebagai pengemulsi tetapi sebagai senyawa
yang diijinkan oleh Menteri Kesehatan RI, diatur menurut PP. No.
e. Trietanolamin
berwarna atau berwarna kuning pucat, jernih, tidak berbau atau hampir tidak
berbau, dan higroskopis. Cairan ini dapat dicampur dengan air dan etanol
(95%) namun sukar larut dalam eter (Departemen Kesehatan, 1993). TEA
14
dapat digunakan sebagai penyeimbang pH dalam sediaan kosmetika
(Anonime, 2008).
f. Metil paraben
berwarna, berbentuk serbuk halus, tidak berbau dan rasa sedikit membakar.
Zat ini dapat larut dalam etanol 95%, eter, dan air namun sukar larut dalam
(Mitsui, 1997). Metil paraben sering digunakan dalam hand and body lotion
terhadap jamur dan ragi (Idson dan Lazarus, 1994). Pengawet ini tidak
bersifat toksik dan tidak menyebabkan iritasi kulit tetapi dapat menyebabkan
g. Air
pembuatan body lotion. Air merupakan bahan pelarut dan bahan baku yang
tidak berbahaya, tetapi air mempunyai sifat korosi. Air mengandung beberapa
bahan pencemar sehingga air yang digunakan untuk produk kosmetik harus
dimurnikan terlebih dahulu (Mitsui, 1997). Air murni yaitu air yang diperoleh
15
dengan cara penyulingan, proses penukaran ion, dan osmosis sehingga tidak
molekul air saja. Air merupakan cairan jernih, tidk berwarna, tidak berasa,
1993).
h. Pewangi
rendah. Minyak ini biasanya digunakan dalam jumlah yang kecil sehingga
2.3 Ekstrak
adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh
16