Peran Kebijakan Moneter Internasional Dalam Pasar Valuta Asing
Peran Kebijakan Moneter Internasional Dalam Pasar Valuta Asing
Oleh :
Wesly Noviandre 1607511017
Pinta Uli Purba 1607511027
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan petunjuk dan rahmat-Nya karena penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Dua Pandangan Besar Dalam Ekonomi Industri dan Sejarah Perkembangan Ekonomi
Industri” dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai pada mata kuliah Kebijakan Fiskal dan
Moneter Internasional di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana. Dalam
kesempatan ini, penulis ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran untuk melakukan dan menyelesaikan tugas ini.
Dengan membaca makalah ini penulis berharap teman-teman mahasiswa serta pembaca
dari masyarakat umum dapat memahami materi Dua Pandangan Besar Dalam Ekonomi
Industri dan Sejarah Perkembangan Ekonomi Industri. Penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi
kata-kata, bahasa, atau dalam pemaparan materi. Saran dan kritik penulis harapkan agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa dan
masyarakat umum.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
3. Mengurangi risiko valas, yaitu melindungi dari kemungkinan perubahan kurs secara tiba-
tiba yang dapat memengaruhi besarnya keuntungan yang telah dipengaruhi.
3
D. Konsep Pasar Valuta Asing swap
Currency swap atau sering disebut transaksi swap adalah suatu transaksi atau kontrak
untuk membeli atau menjual valuta asing lawan valuta lainnya pada tanggal valuta tertentu
sekaligus dengan perjanjian untuk menjual atau membeli kembali pada tanggal valuta berbeda
di masa yang akan datang, dengan harga yang ditentukan pada tanggal kontrak. Kedua transaksi
tersebut dilaksanakan sekaligus dan dengan counterparty yang sama. Transaksi swap dapat
dilakukan untuk jangka waktu 1 minggu sampai dengan 1 tahun.
Tujuan transaksi swap yakni untuk memenuhi kebutuhan akan mata uang lokal
sekaligus pembayaran utang dalam mata uang asing bagi yang menerima pinjaman dalam mata
uang asing dengan melakukan transaksi swap beli atau jual, yaitu menjual dolar AS lawan
rupiah pada valuta spot (pada saat menerima pinjaman dalam mata uang asing/ dolar AS) dan
membeli kembali dolar AS lawan rupiah pada valuta di masa yang akan datang (pada saat
pelunasan pinjaman dalam mata uang asing/ dolar AS).
Selain itu juga memenuhi kebutuhan akan mata uang lokal sekaligus pembayaran
hutang dalam mata uang asing bagi anda yang menerima pinjaman dalam mata uang asing
dengan melakukan transaksi swap beli atau jual, yaitu menjual dolar AS lawan rupiah pada
valuta spot (pada saat menerima pinjaman dalam mata uang asing/ dolar AS) dan membeli
kembali dolar AS lawan rupiah pada valuta di masa yang akan datang (pada saat pelunasan
pinjaman dalam mata uang asing/ dolar AS).
Transaksi swap dapat digambarkan sebagai berikut:
Pada tanggal 2 Februari 2005, PT ABCD menerima pinjaman dari luar negeri sebesar 10.000
dolar AS dengan jangka waktu 1 tahun, bunga 9 persen per tahun. Spot rate dolar AS adalah
Rp 8.000.
Selanjutnya, PT ABCD membuka kontrak swap dengan bank devisa jangka waktu 12 bulan
dengan premi 10 persen atau sebesar (Rp 8.000 x 360 x 10)/(360 x 100) = Rp 800.
Apabila pada 1 Februari 2006 terjadi realisasi, maka keugian selisih kurs yang terjadi adalah :
Penjualan devisa tanggal 1 Februari 2005 = 10.000 x Rp 8.000 = Rp 80.000.000.
Pembelian devisa tanggal 1 Februari 2006 = 10.000 x Rp 8.800 = Rp 88.000.000.
Di sini terdapat kerugian selisih kurs Rp 8.000.000.
8
Saat ini IDB memiliki jumlah anggota 43 negara yang bertugas memberikan pinjaman
bebas bunga untuk proyek infrastruktur dan pembiayaan kepada negara anggota berdasarkan
partisipasi modal di negara tersebut.
Stabilisasi Kurs
Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara sebagai berikut: apabila tendensi
kurs valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di pasar. Dengan
tambahnya permintaan dari pemerintah maka tendensi kurs turun dapat dicegah. Sebaliknya
apabila tendensi kurs naik, maka pemerintah menjual valuta asing di pasar sehingga penawaran
valuta asing bertambah dan kenaikan kurs dapat dicegah.
Misalnya, pemerintah Indonesia menghendaki supaya kurs stabil pada tingkat US$1 =
Rp670,00. Gambar (a): karena sesuatu sebab (misalnya, kenaikan harga minyak) ekspor naik,
sehingga penawaran valuta asing (US$) bergeser ke kanan (dari S1 ke S2). Kalau permintaan
tetap pada D1, kurs US$ cenderung turun menjadi US$1 = Rp.600,00. Untuk mencegah
penurunan ini pemerintah membeli dolar di pasar bebas. Pembelian ini akan mengakibatkan
permintaan naik, yang ditunjukkan dengan pergeseran kurva permintaan ke atas (dari D1 ke
D2). Tindakan ini akan terus dilakukan sampai kurs kembali pada tingkat US$1 = Rp670,00.
Gambar (b): karena kenaikan pendapatan atau inflasi di dalam negeri misalnya, impor akan
naik. Kenaikan impor mengakibatkan permintaan valuta asing naik (ditunjukkan dengan
pergeseran kurva permintaan ke atas (dari D1 ke D2). Kalau penawarannya tetap, kurs akan
naik menjadi US$1=Rp730,00. Untuk menurunkan kembali pada tingkat semula, pemerintah
menjual dolar di pasar. Penjualan mi akan terus dilakukan sampai kurva penawaran bergeser
ke kanan dari S1 ke S2. Gambar berikut menjelaskan operasi stabilisasi kurs tersebut.
11
Kebijakan Stabilisasi Kurs
Usaha untuk mencegah kenaikan kurs valuta asing ini bagi pemerintah lebih sukar,
karena cadangan valuta asing yang dimiliki terbatas. Keterbatasan mi mungkin menyebabkan
pemerintah tidak bisa sepenuhnya untuk mengembalikan kurs ke tingkat yang dikehendaki.
Sedangkan usaha untuk mencegah penurunan kurs lebih mudah dijalankan sebab pembelian
valuta asing oleh pemerintah dilakukan dengan menggunakan cadangan mata uang sendiri.
Besarnya cadangan mata uang sendiri di bawah kekuasaan/pengawasan pemerintah, bahkan
kalau kehilangan pemerintah dapat mencetak uang.
12
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kurs valuta asing adalah jumlah uang yang domestic yang dibutuhkan, yaitu banyaknya
rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Kurs ada dua macam
yaitu kurs beli (bank membeli uang asing dari kita) dan kurs jual (bank menjual uang asing
kepada kita). Kurs juga dibagi menjadi dua system yaitu kurs tetap dan mengambang. Kurs
tetap adalah kurs yang tidak terlalu signifikan perubahannya dan cenderung konstan, sementara
kurs mengambang adalah kurs yang nilainya sangat fleksibel yang dipengaruhi kuat oleh
jumlah permintaan dan penawaran uang asing.
Pasar valuta asing adalah tempat dimana para investor membeli dan menjual mata uang.
Fungsi pasar valuta asing antara lain: Untuk transaksi pembayaran, mempertahankan daya beli,
pengiriman uang ke luar negeri, mencari keuntungan, pemagaran Risiko memudahan
berbelanja. Transaksi dalam pasar valuta asing ada tiga yaitu transaksi
spot, forward, dan swap.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hady, Hamdy. 2004. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Natsir, M. (2014). Ekonomi Moneter dan kebanksentralan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter
Kajian Kontekstual Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
bi.go.id
14