Anda di halaman 1dari 41

BAB IV

STRATEGI PELAKSANAAN

Nama pasien : Tn. “E”


Umur : 40 tahun
No. RM : 03.32.41
Ruangan : Cendrawasih
Hari/tanggal :
Pertemuan/ SP : 1/ 1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
a. Data Subjektif :
 Klien mengatakan ingin pulang
 Klien rindu dengan keluarganya
 Klien mengatakan tidak akan mengamuk dan marah-marah lagi
b. Data Objektif
 Klien tampak kooperatif
 Kontak mata (+)
 Klien tampak kurang bersemangat
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu mengutarakan alasan klien masuk RS
c. Klien mampu mengutarakan keluhan klien.
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.
b. Diskusikan alasan klien masuk RS
c. Diskusikan keluhan yang klien rasakan.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamualaikum ww Selamat pagi, pak.”
“Perkenalkan nama saya suster Ain Fitroh Febriyanti, senang dipanggil Ain.
Kalau yang ini namanya suster Icha Ayu Aprilia, senang dipanggil Icha dan ini
suster Uci Dwi Putri, senangnya dipanggil suster Uci. Kami mahasiswa yang saat
ini sedang praktik di sini pak, jurusan perawat dari UNSRI. Hari ini kami
bertugas disini dari pukul 07.00 Wib sampai pukul 12.00 Wib pak. Kami yang
akan merawat dan membantu bapak selama disini ya pak”.
“Oh ya, kami belum mengenal nama bapak. Siapa nama Bapak ? Nama yang
bagus pak. Senangnya dipanggil apa?”.

b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Semalam tidur jam berapa pak ? nyenyak
tidurnya pak”

c. Kontrak
1) Topik
“Pak, bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol sebentar pak mengenai kejadian
mengapa bapak bisa dibawa ke sini ya pak.”
2) Waktu
“Kira-kira mau berapa lama pak kita mengobrol? Bagaimana kalau sekitar 15
menit?”
3) Tempat
“Baiknya kita ngobrol dimana ya pak ? Bagaimana kalau di sini saja pak?”

2. Fase Kerja
“Jika boleh tau, bagaimana ceritanya sehingga bapak bisa dibawa ke sini? Ada
kejadian apa pak dirumah bapak ? Memangnya bapak tinggal dengan siapa saja pak?
Apakah bapak masih ingat siapa yang mengatar bapak ke sini?”
“Apakah bapak sebelumnya pernah marah-marah di rumah?”
“Apakah bapak ada keluhan lain pak ? Jika ada, apa pak ? Boleh kalau bapak mau
membaginya dengan kami pak. Mungkin dengan mengeluarkan apa yang bapak
rasakan bisa membantu melegahkan perasaan bapak. Kami siap untuk
mendengarkannya pak”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
“Bagaimana pak perasaannya setelah mengobrol dengan kami tadi?”
2) Objektif
“Bapak masih ingat nama dengan nama kami? Coba siapa nama kami pak ?
Wah, Bagus sekali pak!”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Setelah ini bapak coba ingat-ingat lagi ya ada kejadian apa di rumah sampai
bapak dibawa ke sini.”
c. Kontrak
1) Topik
“Oh ya pak, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi pak, kali ini kita
ngobrol mengenai perasaan marah bapak ya.”
2) Waktu
“Kira-kira besok mau ngobrol jam berapa pak ? Bagaimana kalau jam 9 pak
setelah jalan-jalan pagi keliling RS pak selama 15 menit?, Bagaimana ?
Apakah bapak setuju ?”
3) Tempat
“Kita mau ngobrol dimana bapak? Bagaimana kalau di depan teras saja
pak?”
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn. “E”


Usia : 40 Tahun
Hari/Tgl :
Ruangan : Cendrawasih

HARI/
DIAGNOSA
TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
JAM
Selasa, Resiko perilaku a. Membina S:
15 kekerasan hubungan a. Klien mengatakan
Januari saling percaya namannya Tn. “E”.
2019 dengan prinsip b. Klien mengatakan baru
komunikasi satu malam dirinya
Pukul terapeutik. dirumah sakit.
09.15 b. Mendiskusikan c. Klien mengatakan dirinya
WIB alasan klien diantar oleh ibunya
masuk RS. kerumah sakit.
c. Mendiskusikan d. Klien mengatakan tidak
keluhan yang tahu alasan mengapa ia
klien rasakan. masuk rumah sakit.
e. Klien mengatakan mudah
kesal bila ada yang
melarangnya melakukan
sesuatu yang ingin ia
lakukan

O:
a. Kontak mata ada,
sesekali klien menatap ke
arah yang lain.
b. Klien sering berbicara
sendiri.
c. Perilaku halusinasitorik
(+).
d. Klien tampak
menyangkal jika ditanya
mengenai halusinasinya.
e. Klien tampak gelisah,
mondar mandir, selalu
berpindah tempat duduk.

A:
Klien mampu membina
hubungan saling percaya.

P:
Klien :
Anjurkan klien mengingat
kembali nama perawat.

Perawat : SP1P
a. Bantu klien untuk
mengetahui penyebab
PK,
b. Bantu klien untuk
mengetahui tanda dan
gejala PK
c. Bantu klien untuk
menyebutkan PK yang
telah dilakukan,
d. Bantu klien untuk
menyebutkan akibat PK
yang dilakukan
e. Bantu klien untuk
menyebutkan cara
mencegah PK
STRATEGI PELAKSANAAN

Nama pasien : Tn. “E”


Umur : 40 tahun
No. RM : 03.32.41
Ruangan : Cendrawasih
Hari/tanggal :
Pertemuan/ SP :2/1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds :
a. Klien mengatakan namannya Tn. “E”.
b. Klien mengatakan baru satu malam dirinya dirumah sakit.
c. Klien mengatakan dirinya diantar oleh ibunya kerumah sakit.
d. Klien mengatakan tidak tahu alasan mengapa ia masuk rumah sakit.
e. Klien mengatakan sering marah-marah
Do :
a. Kontak mata ada, sesekali klien menatap ke arah yang lain.
b. Klien sering berbicara sendiri.
c. Perilaku halusinasitorik (+).
d. Klien tampak menyangkal jika ditanya mengenai halusinasinya.
e. Klien tampak gelisah, mondar mandir, selalu berpindah tempat duduk.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasan
b. Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala perilaku kekerasan
c. Klien mampu menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan
d. Klien mampu menyebutkan akibat perilaku kekerasan yang dilakukan

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Diskusikan bersama klien mengenai penyebab perilaku kekerasan
b. Diskusikan bersama klien mengenai tanda dan gejala perilaku kekerasan
c. Diskusikan bersama klien mengenai perilaku kekerasan yang dilakukan
d. Diskusikan bersama klien mengenai akibat perilaku kekerasan yang dilakukan

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi pak.”
“Masih ingat tidak dengan suster pak ? Wah, alhamdulillah bapak mengingat
nama suster Ain. Oh ya perkenalkan pak ini teman suster ain namanya suster Feri
yuliansi, senang dipanggil suster Anci, yang ini suster Yunita pak dan satu lagi itu
suster Selvy pak. Mereka juga sama seperti suster Ain pak masih mahasiswa yang
sedang praktik di Rumah sakit ini pak. Hari ini dinas pagi pak dari pukul 07.00
wib sampai 14.00 wib pak”.

b. Evaluasi
“Bagaimana pak kabarnya hari ini?, semalam tidur nyenyak pak ? Iya
Alhamdulillah ya pak. Bagimana pak apakah hari ini ada keluhan pak ?”

c. Kontrak
1) Topik
“Sesuai dengan kontrak kita kemarin ya pak, hari ini kita akan ngobrol
tentang perasaan marah yang bapak sering rasakan?”
2) Waktu
“Kita kemarin kontraknya 15 menit ya pak ? benar pak ?”.
3) Tempat
“Kita mengobrol di teras depan ruangan ya pak seperti apa yang kemarin
bapak opsikan”

2. Fase Kerja
“Jika kami boleh tau pak, apa yang menyebabkan bapak suka marah pak ? Apakah
sebelumnya bapak pernah marah ? apakah bapak sering marah-marah ? Terus
penyebabnya apa pak ? bisa bapak ceritakan sama kami. Sama kah dengan apa yang
bapak rasakan sekarang ? Oh iya pak, sebenarnya apa penyebabnya bapak marah ?
Apakah bapak sering merasa kesal dan dada bapak sering berdebar-debar pak serta
tangan mengepal ? Biasanya apa yang bapak lakukan saat itu ? Apakah dengan cara
ini kehendak yang bapak inginkan tercapai ? Apa kerugian dari cara yang bapak
lakukan ? bagaimana kalau bapak berbagi cerita dengan kami pak”.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol tentang kemarahan yang sering
bapak rasakan ?”
2) Objektif
“Bapak masih ingat siapa saja nama kami pak ? Nah, sekarang coba bapak
sebutkan lagi apa yang membuat bapak marah ? lalu apa yang bapak rasakan pak
? coba bapak sebutkan akibat yang terjadi ketika bapak marah ?”.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Coba selama suster tidak ada bapak ingat-ingat lagi ya apa saja penyebab marah
yang sering bapak rasakan, terus bapak juga bisa memikirkan apa saja akibat yang
terjadi ketika bapak marah-marah ya pak?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah pak bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi pak dan kita latihan
bagaimana cara mengontrol marah yang sering bapak rasakan ? Apakah bapak
setuju ?”.
2) Waktu
“Jam berapa kita mau ngobrol besok pak ? Bagaimana kalau setelah jam
makan siang pak ?”
3) Tempat
“Bapak mau ngobrol dimana pak ? Di sofa depan bagaimana pak”.
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn. “E”


Usia : 40 Tahun
Hari/Tgl :
Ruangan : Cendrawasih

HARI/
DIAGNOSA
TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
JAM
Rabu, Resiko perilaku a. Mendiskusikan S:
16 kekerasan BHSP a. Klien mengatakan
Januari b. Mendiskusikan melihat bentuk
2019 penyebab perilaku yang menyerupai
Pukul kekerasan makhluk halus
13.00 c. Mendiskusikan yang sedang
WIB tanda dan gejala menari kuda
perilaku kekerasan lumping dan
d. Mendiskusikan jaipong, makhluk
perilaku kekerasan ghaib di sudut
yang dilakukan ruangan, dan
e. Mendiskusikan bayang-bayang
akibat dari perilaku seperti cahaya.
kekerasan b. Klien mengatakan
mendengar
banyak suara yang
terdengar di
telinganya, suara
laki-laki yang
mengajaknya
bicara, suara
musik kuda
lumping dan tari
jaipong.

O:
a. Kontak mata ada,
sesekali klien
menatap ke arah
yang lain.
b. Perilaku
halusinatorik (+).
c. Klien tampak
memperagakan
gerakan tari kuda
lumping dan
jaipong.
d. Klien tampak
sering
menggerakkan
bibir tanpa
mengeluarkan
suara.
e. Klien masih bicara
dengan lambat dan
terkadang diam
kemudian
membahas sesuatu
yang .tidak ada
kaitannya dengan
topik
pembicaraan.
f. Klien tampak
mengambil batang
bunga bougenvil
di depan teras
ruangan dan
membuat wujud
boneka
“Jailangkung”.

A:
a. Klien mampu
menyebutkan jenis
dan isi halusinasi
yang dialaminya.
b. Klien belum
mampu
menyebutkan
waktu, frekuensi,
situasi yang
dialami, dan
respon terhadap
halusinasi.

P:
Klien :
Anjurkan klien
mengingat kembali
topik yang telah
dipelajari pada
pertemuan hari ini.

Perawat : SP1P
a. Bantu klien untuk
membangun BHSP
c. Bantu klien
mengenali
penyebab perilaku
kekerasan
d. Bantu klien
mengenali tanda
dan gejala perilaku
kekerasan
e. Bantu klien
mengenali perilaku
kekerasan yang
dilakukan
f. Bantu klien
mengenali akibat
dari perilaku
kekerasan
STRATEGI PELAKSANAAN

Nama pasien : Tn. “E”


Umur : 40 tahun
No. RM : 03.32.41
Ruangan : Cendrawasih
Hari/tanggal :
Pertemuan/ SP : 3/ 1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds :
a. Klien mengatakan melihat bentuk yang menyerupai makhluk halus yang sedang
menari kuda lumping dan jaipong, makhluk ghaib di sudut ruangan, dan bayang-
bayang seperti cahaya.
b. Klien mengatakan mendengar banyak suara yang terdengar di telinganya, suara
laki-laki yang mengajaknya bicara, suara musik kuda lumping dan tari jaipong.

Do :
a. Kontak mata ada, sesekali klien menatap ke arah yang lain.
b. Perilaku halusinatorik (+).
c. Klien tampak memperagakan gerakan tari kuda lumping dan jaipong.
d. Klien tampak sering menggerakkan bibir tanpa mengeluarkan suara.
e. Klien masih bicara dengan lambat dan terkadang diam kemudian membahas
sesuatu yang .tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan.
f. Klien tampak mengambil batang bunga bougenvil di depan teras ruangan dan
membuat wujud boneka “Jailangkung”.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mencegah perilaku kekerasan dengan latihan fisik yaitu tarik napas
dalam dan pukul bantal
b. Klien mampu memasukkan kegiatan yang dilakukan ke dalam kegiatan harian.

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Latih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latihan fisik 1 yaitu tarik
napas dalam
1) Jelaskan cara melakukan tarik napas dalam
2) Peragakan cara menarik napas
3) Minta klien peragakan ulang.
4) Pantau penerapan cara menarik napas
c. Masukkan latihan tarik napas dalam pada jadwal kegiatan harian klien.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat siang, bapak.”
“Apakah masih ingat dengan nama suster-suster ini pak ? Iya betul ini suster uci
pak. Ini suster dwi, suster selvy dan suster indah pak. Hari ini kami bertugas
untuk dinas siang pak. Suster dwi, selvy dan indah ini dinas di ruang kenanga
pak. Mereka juga mahasiswa sama seperrti suster uci pak, mereka juga yang akan
merawat dan membantu bapak kurang lebih hingga seminggu ke depan. Apakah
bapak sudah makan pak ?”
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini, pak ? apakah masih ada hal yang
menyebabkan bapak marah pak ? Masih ada perasaan kesal dan marah pak?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah pak sesuai dengan kesepakatan kita kemarin ya pak hari ini kita
akan ngobrol tentang bagaimana cara mengontrol perilaku kekerasan?”
2) Waktu
“Mau berapa lama kita mengobrol? Bagaimana kalau 20 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita mengobrol pak? Bagaimana kalau di sofa depan pak?”
2. Fase Kerja
“Kemarin kita sudah ngobrol-ngobrol tentang penyebab perilaku kekerasan kan pak
ya ? coba bapak sebutkan kembali kerugian yang ditimbulkan ketika bapak marah
Menurut bapak apakah ada cara untuk mengontrol kemarahan bapak ? maukah bapak
belajar bersama kami mengenai cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian ? Ada beberapa cara pak untuk mengontrol kemarahan bapak,
salah satunya dengan latihan cara fisik yaitu dengan menarik napas dalam pak. Jadi
melalui kegiatan fisik ini dapat menyalurkan rasa marah bapak. Latihan mengontrol
cara kemarahan dengan cara fisik ada banyak pak. Bagaimana kalau hari ini kita coba
belajar salah satu dulu pak ? Begini pak, kalau tanda-tanda marah yang kemarin kita
diskusikan bapak rasakan maka bapak bisa berdiri lalu tarik napas dari hidung, tahan
sebentar lalu keluarkan perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Bagaimana kalau kita coba pak, tarik napas dari hidung, bagus ... tahan
sebentar pak lalu keluarkan dari mulut. Seperti mengeluarkan kemrahan. Ayo kita
lakukan sebanyak 5 kali ya pak. Bagus sekali pak, bapak sudah bisa melakukannya,
bagaimana perasaannya pak ? Baiklah pak, sebaiknya latihan tarik napas seperti ini
bapak lakukan secara rutin pak, sehingg misal sewaktu-waktu rasa marah bapak itu
muncul bapak sudah terbiasa melakukannya pak”.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak sekarang setelah kita mengobrol tentang
bagaimana cara mengontrol kemarahan?”
2) Objektif
“Nah coba sekarang bapak tunjukkan pada kami bagaimana cara mengontrol
kemarahan bapak dengan tehnik napas dalam yang benar pak ? MasyaAllah,
bagus seklai bapak sudah dapat melakukannya dengan baik dan benar”.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nanti selama tidak bertemu dengan kami coba bapak lakukan ya pak latihan
napas dalamnya, bagaimana kalau sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak,
berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam ? jam berapa saja pak ? baiklah
pak kegiatan ini ditulis dalam jadwal harian kegiatan bapak ya”.
c. Kontrak
1) Topik
“Oh ya bagaimana kalau besok pagi kita ngobrol-ngobrol lagi pak ? apakah
bapak bersedia ?”
2) Waktu
“Jam berapa kita mau ngobrol besok pak? Bagaimana kalau jam 9 saja pak?”
3) Tempat
“Dimana baiknya kita ngobrol pak, bagaimana kalau di teras depan setelah
jalan-jalan pagi sekitar RS pak?”
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn. “E”


Usia : 40 Tahun
Hari/Tgl :
Ruangan : Cendrawasih

HARI/
DIAGNOSA
TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
JAM
Kamis, Resiko perilaku a. Melatih klien S :
17 kekerasan mengontrol perilaku a. Klien mengatakan
Januari kekerasan dengan mendengar suara dan
2019 latihan cara fisik 1 yaitu melihat wujud
Pukul tarik napas dalam. makhluk halus setiap
10.00 1) Menjelaskan cara malam jum’at kliwon
WIB tarik napas dalm dan suasana sepi.
2) Memperagakan b. Klien mengatakan
cara tarik napas jika suara dan wujud
dalam itu muncul maka ia
3) Meminta klien akan membacakan
peragakan ulang. surat yasin.
4) Memantau
penerapan cara tarik O :
napas dalam a. Kontak mata ada,
b. Menyusun latihan sesekali klien
menghardik ke dalam menatap ke arah lain.
jadwal kegiatan harian. b. Perilaku halusinatorik
(+).
c. Klien tampak
memperagakan
gerakan tari
jaipongan.
d. Klien tampak sering
menggerakkan bibir
tanpa mengeluarkan
suara.
e. Klien masih bicara
dengan lambat dan
terkadang diam
kemudian membahas
sesuatu yang .tidak
ada kaitannya dengan
topik pembicaraan.
f. Klien tampak
berjalan mondar
mandir tanpa
memperdulikan
perawat yang sedang
berbicara dengannya.
g. Klien tampak
menolak belajar
menghardik pada
pertemuan kali ini.

A:
- Klien mampu
mengenali
halusinasinya.
- Klien belum mampu
mengontrol halusinasi
dengan cara
menghardik.

P:
Klien :
Anjurkan klien
mengingat kembali topik
yang telah dipelajari pada
pertemuan hari ini.

Perawat : SP1P
a. Klien ammpu BHSP
b. Klien mampu
mendiskusikan
penyebab, tanda dan
gejala, perilaku
kekerasan yang
dilakukan dan akibat
dari tindakan
perilaku kekerasan.
c. Klien mampu
melakukan latihan
mengontrol
kemarahan dengan
cara fisik 1 yaitu
tarik napas dalam
STRATEGI PELAKSANAAN

Nama pasien : Tn. “E”


Umur : 40 tahun
No. RM : 03.32.41
Ruangan : Cendrawasih
Hari/tanggal :
Pertemuan/ SP : 4/ 1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds :
a. Klien mengatakan mendengar suara dan melihat wujud makhluk halus setiap
malam jum’at kliwon dan suasana sepi.
b. Klien mengatakan jika suara dan wujud itu muncul maka ia akan membacakan
surat yasin.

Do :
a. Kontak mata ada, sesekali klien menatap ke arah lain.
b. Perilaku halusinatorik (+).
c. Klien tampak memperagakan gerakan tari jaipongan.
d. Klien tampak sering menggerakkan bibir tanpa mengeluarkan suara.
e. Klien masih bicara dengan lambat dan terkadang diam kemudian membahas
sesuatu yang .tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan.
f. Klien tampak berjalan mondar mandir tanpa memperdulikan perawat yang sedang
berbicara dengannya.
g. Klien tampak menolak belajar menghardik pada pertemuan kali ini.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
fisik 1 yaitu tarik napas dalam.
b. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 yaitu pukul
kasur atau bantal.
c. Klien mampu memasukkan kegiatan yang dilakukan ke dalam kegiatan harian.

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Diskusikan bersama klien mengenai cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
cara fisik 1 yaitu tarik napas dalam.
b. Latih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latiihan fisik 2 yaitu pukul
bantal/kasur
1) Jelaskan cara pukul bantal/ kasur.
2) Peragakan cara pukul bantal/ kasur
3) Minta klien peragakan ulang.
4) Pantau penerapan cara memukul kasur/bantal
b. Susun latihan memukul bantal/kasur ke dalam jadwal kegiatan harian klien.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, pak.”
“Sesuai dengan janji suster kemarin ya hari ini kita akan mengobrol lagi pak.
Masih ingat tidak dengan suster-suster ini ? Lupa ya. Baiklah kita kenalan lagi ya
pak, ini namanya suster Ain, ini suster Dwi dan ini suster winni ya pak. Tadi
sudah jalan-jalan keliling RS pak ? berapa kelilingan pak ?”.
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Semalam tidur nyenyak pak ? Bagaimana
pak kemarin sudah dilakukan latihan tarik napas dalamnya pak ? Apa yang bapak
rasakan setelah melakukan latihan secara teratur pak?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah pak sesuai dengan kontrak kita kemarin ya pak, kita akan
mengontrol perasaan marah bapak dengan kegiatan fisik dengan cara yang
berbeda ? yang pertama kita melakukannya dengan seperti apa pak ? bagus
sekali kalau bapak mengingatnya”.
2) Waktu
“Bagaimana kalau kita mengobrolnya selama 15 menit pak ? apakah bapak
bersedia ?”
3) Tempat
“Bapak maunya kita berbincang dimana pak? Teras ini saja?”

2. Fase Kerja
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, selain tarik
napas dalam bapak dapat mengontrol marahnya dengan memukul bantal/kasur pak”.
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan memukul kasur dan bantal pak, kamar bapak
yang mana pak ? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, bapak bisa langsung
ke kamar dan melampiaskan kemarahan tersebut denga memukul kasur dan bantal.
Nah sekarang coba bapak lakukan pukul kasur dan pukul bantal, iya seperti itu pak.
Bagus sekali, kekesalannya bisa bapak ungkapkan ke kasur dan bantal ya pak. Nah
cara ini juga dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah serta jangan lupa
untuk kembali merapikan tempat tidurnya ya pak”.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol dan latihan tadi pak ?”
2) Objektif
“Coba sekarang bapak sebutkan ada berapa cara yang sudah kita lakukan
untuk mengontrol kemarahan ? Wah hebat sekali bapak dapat mengingatnya
dengan baik. Coba sekarang bapak tunjukka kepada suster-suster disini cara
yang sudah kita latih tadi pak ? Wah hebat sekali bapak dapat melakukannya
dengan baik pak”.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari pak ?
Apakah bapak setuju ? Bapak mau pukul bantal dan kasur jam berapa pak ?
Bagaimana kalau setiap bangun tidur saja pak ? Baik, jadi pukul 06.00 wib pagi
ya pak dan jam 14.00 wib siang. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu
bapak bisa gunakan cara kedua tadi ya pak, sekarang kita buat jadwalnya ya pak.
Bapak mau melakukannya berapa kali sehari pak untuk latihan pukul bantal/
kasur dan tarik napas dalamnya pak ? Baiklah suster masukkan ke dalam jadwal
kegiatan bapak ya”.
c. Kontrak
1) Topik
“Ohiya pak bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang mengontrol perasaan
marah bapak dengan obat pak?”.
2) Waktu
“Jam berapa kita mau berbincang besok? Bagaimana kalau setelah makan
siang saja pak?”
3) Tempat
“Dimana maunya pak ? Bagaimana kalau diteras depan lagi pak?”
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn. “E”


Usia : 40 Tahun
Hari/Tgl :
Ruangan : Cendrawasih

HARI/
DIAGNOSA
TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
JAM
Kamis, Resiko perilaku a. Melatih klien S:
17 kekerasan mengontrol perilaku Klien mengatakan tidak
Januari kekerasan dengan mau melakukan latihan
2019 latihan cara fisik 2 yaitu menghardik halusinasi
Pukul pukul bantal/ kasur dikarenakan ingin tidur.
10.00 1) Menjelaskan cara
WIB tarik napas dalm O:
2) Memperagakan a. Kontak mata (+)
cara tarik napas namun sesekali klien
dalam melihat ke tempat lain.
3) Meminta klien b. Klien tampak
peragakan ulang. mengantuk.
4) Memantau
penerapan cara A:
tarik napas dalam - Klien belum mampu
b. Menyusun latihan mengontrol perilaku
menghardik ke dalam kekerasan dengan
jadwal kegiatan harian latihan cara fisik 1 :
tarik napas dalam
- Klien belum mampu
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian

P:
Klien :
Anjurkan klien mengingat
kembali topik yang telah
dipelajari pada pertemuan
hari ini.

Perawat : SP1P
a. Latih klien cara
mengontrol periaku
kekerasan dengan
cara latihan cara fisik
1 yaitu latihan napas
dalam.
1) Jelaskan cara tarik
napas dalam
2) Peragakan cara
tarik napas dalam
3) Minta klien
peragakan ulang.
4) Pantau penerapan
cara latihan fisik 1
yaitu tarik napas
dalam.
b. Susun latihan
menghardik dalam
jadwal kegiatan
harian.
STRATEGI PELAKSANAAN

Nama pasien : Tn. “E”


Umur : 40 tahun
No. RM : 03.32.41
Ruangan : Cendrawasih
Hari/tanggal :
Pertemuan/SP : 5/ 2

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds :
Klien mengatakan tidak mau melakukan latihan menghardik halusinasi dikarenakan
ingin tidur.
Do :
c. Kontak mata (+) namun sesekali klien melihat ke tempat lain.
d. Klien tampak mengantuk.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu menyebutkan cara mengontrol marah dengan latihan cara fisik 1 dan
2 yaitu tarik napas daam dan pukul kasur/bantal.
b. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan obat.
c. Klien mampu memasukkan kegiatan yang dilakukan ke daalam kegiatan harian.

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Diskusikan bersama klien mengenai cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
cara fisik 1 dan 2 yaitu tarik napas dalam dan pukul kasur/ bantal.
b. Latih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat secara teratur
c. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan mengenai minum obat secara teratur

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat siang pak.”
“Apakah masih ingat dengan nama-nama suster ini pak ? Iya betul sekali pak, ini
suster selvy, suster indah, ini suster anci dan suster yunita pak. Hari ini kami
dinas sore pak dari pukul 14.00 wib sampai pukul 20.00 wib pak
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini pak ? sudah dilakukan pak latihan tarik napas
dalam dan pukul banyalnya pak ? apa yang bapak rasakan setelah melakukan
latihan secara teratur pak ? wah hebat sekali bapak mampu melakukannya pak”.
c. Kontrak
1) Topik
“Hari ini kita ngobrol lagi ya pak, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin
hari ini kita akan latihan cara minum obat yang benar untuk mengontrol
marah bapak?”
2) Waktu
“Sesuai dengan kesepakatan kemarin ya pak kita akan melakukan latihannya
siang ini ya pak, bagaimana kalau kita ngobrolnya sekitar 20 menit pak?”
3) Tempat
“Bapak mau kita mengobrol dimana pak ? di sofa ini saja pak , bagaimana
pak ?”
2. Fase Kerja
“Bapak sudah dapat obat dari dokter pak ? ada berapa macam obat yang bapak minum
pak ? kalau kami boleh tau ada banyak warna ya pak, coba sebutkan warnanya warna
apa saja pak ? jam berapa biasanya bapak minum obat pak ? masyaAllah bagus sekali
pak. Obat bapak ada 3 macam ya pak. Yang pertama apa pak ? iya benar sekali nama
obatnya THP ya pak, warnanya kuning fungsinya untuk merilekskan badan dan
pikiran bapak. Terus yang kedua apa pak ? iya betul sekali pak, selanjutnya nama obat
bapak yaitu HDL, warnanya putih berfungsi untuk mengontrol emosi pak dan yang
ketiga apa pak ? bapak ingat nama obatnya ? Wah benar pak, nama obat yang terakhir
itu Respiridone pak warna obatnya orange, fungsinya untuk menenangkan jika bapak
mengalami sulit tidur pak”. “Semuanya harus bapak minum 2 kali sehari pagi jam
07.00 wib pagi pak dan malam pukul 18.30 wib pak. Nanhti ketika bapak sudah
pulang ke rumah, sebelum minum obat bapak harus lihat label dikotak obat dulu pak,
apakah benar nama bapak tertulis disitu ? berapa dosis yang harus bapak minum ? jam
berapa saja bapak harus minum obat dan baca dulu ya pak apakah nama obatnya
sudah benar atau belum pak. Bapak jangan pernah berhenti minum obat ya pak
sebelum berkonsultais dengan dokter pak ya, karena nanti bapak bisa kembali gelisah
dan mudah marah lagi pak”.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak ngobrol dengan kami tadi pak mengenai obat,
dan cara minum obat dengan baik dan benar pak?”
2) Objektif
“Nah sekarang coba bapak sebutkan kembali jenis obat yang bapak minum,
lalu bagaimana cara bapak minum obat dengan benar pak ?.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita masukkan latihan ini ke dalam jadwal kegiatan harian ya
pak. Minum obat secara rutin nanti ya pak?”
c. Kontrak
1) Topik
“Pak, bagaimana kalau besok kita bertemu kembali pak. Kali ini kita akan
mengevaluasi kemampuan bapak dalam mengontrol marah dengan cara yang
telah kita pelajari sebelumnya pak?.”
2) Waktu
“Jam berapa kita mau ngobrol besok pak? Bagaimana kalau jam 10.00 wib
setelah makan snack pagi pak? Apakah bapak setuju ?”
3) Tempat
“Bapak maunya dimana pak ? Baik pak disini ya nanti kita ngobrolnya?”
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn. “E”


Usia : 40 Tahun
Hari/Tgl :
Ruangan : Cendrawasih

HARI/
DIAGNOSA
TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
JAM
Sabtu, Resiko perilaku a. Mengevaluasi latihan S :
19 kekerasan tarik napas dalam, a. Klien mengatakan
Januari pukul bantal sudah mampu untuk
2019 b. Melatih klien dalam melakukan tarik
mengontrol marah napas dalam dan
Pukul dengan minum obat pukul bantal/kasur
13.00 secara gteratur
WIB c. Melatih klien O :
membuat jadwal a. Kontak mata ada
kegaiatan minum obat selama beberapa
secara teratur detik.
b. Klien masih tampak
mondar-mandir tanpa
tujuan.
c. Klien tampak
melamun.
d. Klien terlihat gelisah.
e. Klien masih tampak
berbicara sendiri dan
tertawa sendiri tanpa
ada stimulus.
f. Klien masih berbicara
dengan lambat dan
terkadang diam
kemudian membahas
sesuatu yang tidak
ada kaitannya dengan
topik pembicaraan.

A:
Klien sudah mampu
mengontrol perilaku
kekerasan dengan tarik
napas dalam, pukul bantal
dan minum obat seacara
teratur.

P:
Klien :
Anjurkan klien
mengingat kembali topik
yang telah dipelajari pada
pertemuan hari ini.

Perawat : SP1P
a. Latih klien cara
mengontrol periaku
kekerasan dengan
cara minum obat
secara teratur
b. Susun latihan
menghardik dalam
jadwal kegiatan
harian.
STRATEGI PELAKSANAAN

Nama pasien : Tn. “E”


Umur : 30 tahun
No. RM : 03.77.01
Ruangan : Cendrawasih
Hari/tanggal : Minggu, 20 Januari 2019
Pertemuan :6

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds :
c. Klien mengatakan masih mendengar suara laki-laki yang mengajaknya bicara.
d. Klien mengatakan masih melihat adanya makhluk ghaib di ruangan yang
mengikutinya.
e. Klien mengatakan hanya banyak suara yang terdengar di telinganya.
f. Klien menolak melakukan latihan menghardik dikarenakan kekenyangan.
Do :
a. Kontak mata ada selama beberapa detik.
b. Klien masih tampak mondar-mandir tanpa tujuan.
c. Klien tampak melamun.
d. Klien terlihat gelisah.
e. Klien masih tampak berbicara sendiri dan tertawa sendiri tanpa ada stimulus.
f. Klien masih berbicara dengan lambat dan terkadang diam kemudian membahas
sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi pendengaran dan penglihatan

3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi.
b. Klien mampu memasukkan ke jadwal harian klien.
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Latih klien mengontrol halusinasi dengan cara mengharidk halusinasi.
1) Jelaskan cara menghardik halusinasi.
2) Peragakan cara menghardik.
3) Minta klien peragakan ulang.
4) Pantau penerapan cara menghardik dan menguatkan perilaku klien.
b. Susun latihan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi, E.”
“Apakah masih ingat dengan nama suster? Suster Winni dan Gamma hari ini
bertugas untuk dinas pagi.. Apakah E sudah makan?”
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan E hari ini?” “ Apa yang E keluhkan ?”
c. Kontrak
1) Topik
“E, bagaimana kalau kita sekarang berbincang mengenai bisikan dan
penglihatan yang E rasakan dan cara mengontrol supaya bisikan dan
penglihatan itu tidak sering muncul?”
2) Waktu
“Mau berapa lama kita mengobrol? Bagaimana kalau 30 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita mengobrol? Bagaimana kalau di teras depan saja?”
2. Fase Kerja
“E, ada 4 cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum obat, bercakap-
cakap dengan orang lain, dan melakukan aktivitas. Hari ini kita akan belajar latihan
menghardik halusinasi, ya.”
“Caranya sebagai berikut saat suara-suara itu muncul langsung E tutup dua
telinganya dan bilang pergi, pergi, kamu suara palsu, saya tidak mau dengar… saya
tidak mau dengar. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba
E peragakan! Nah begitu. Jika wujud itu muncul, E langsung tutup kedua matanya
dan bilang pergi, pergi, kamu tidak nyata, saya tidak mau lihat… saya tidak mau
lihat. Coba E peragakan! Nah begitu… bagus! Coba lagi! Ya, bagus E sudah bisa
melakukannya.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
“Bagaimana perasaan E setelah kita berbincang-bincang tadi?”
2) Objektif
“E masih ingat nama suster? E juga masih ingat apa saja yang telah kita
pelajari? Coba sebutkan.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Kalau suara-suara dan wujud itu muncul segera lakukan cara yang
menghardik yang telah kita pelajari, ya, E. Bagaimana kalau kita buat jadwal
latihannya? Mau jam berapa saja latihannya?”
c. Kontrak
1) Topik
“E, bagaimana kalau kita besok bertemu lagi untuk belajar latihan
mengendalikan halusinasi dengan cara yang kedua?.”
2) Waktu
“Jam berapa kita mau berbincang besok? Bagaimana kalau jam 13.00 wib
saja?”Berapa lama ?” Bagaimana kalau 15 menit ?”
3) Tempat
“Dimana E? Bagaimana kalau di depan teras?”
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn. “E”


Usia : 30 Tahun
Hari/Tgl : Minggu, 20 Januari 2019
Ruangan : Cendrawasih

HARI/
DIAGNOSA
TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
JAM
20 Januari Gangguan Persepsi a. Melatih klien mengontrol S:
2019 Sensori : Halusinasi halusinasi dengan cara a. Klien mengatakan
Pukul pendengaran dan menghardik halusinasi. sudah tidak melihat
16.00 WIB penglihatan 1) Menjelaskan cara dan mendengar suara
menghardik halusinasi. palsu lagi.
2) Memperagakan cara b. Klien mengatakan
menghardik. mau belajar cara
3) Meminta klien menghardik.
peragakan ulang. c. Klien mengatakan “
4) Memantau penerapan iyo tau caronyo, gek
cara menghardik dan bae aku meloki
menguatkan perilaku caronyo didalem
klien. bae”.
b. Menyusun latihan
menghardik dalam O:
jadwal kegiatan harian. a. Kontak mata tidak
ada.
b. Klien tidak
kooperatif.
c. Klien tampak tidak
bersemangat.
d. Afek datar.
e. Klien tampak lesu.
f. Klien tampak
melamun, terkadang
tersenyum tanpa ada
penyebab yang
jelas.
g. Klien masih
menolak untuk
melakukan cara
mengontrol
halusinasi dengan
cara menghardik.

A:
- Klien belum mampu
mengontrol
halusinasi dengan
cara menghardik.
- Klien belum mampu
memasukkan latihan
cara menghardik ke
jadwal harian klien.

P:
Klien :
Anjurkan klien
mengingat kembali topik
yang telah dipelajari pada
pertemuan hari ini.

Perawat : SP1P
a. Latih klien
mengontrol
halusinasi dengan
cara mengharidk
halusinasi.
1) Jelaskan cara
menghardik
halusinasi.
2) Peragakan cara
menghardik.
3) Minta klien
peragakan ulang.
4) Pantau penerapan
cara menghardik
dan menguatkan
perilaku klien.
b. Susun latihan
menghardik dalam
jadwal kegiatan
harian klien.
STRATEGI PELAKSANAAN

Nama pasien : Tn. “E”


Umur : 30 tahun
No. RM : 03.77.01
Ruangan : Cendrawasih
Hari/tanggal : Senin, 21 Januari 2019
Pertemuan :7

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds :
a. Klien mengatakan sudah tidak melihat dan mendengar suara palsu lagi.
b. Klien mengatakan mau belajar cara menghardik.
c. Klien mengatakan “iyo tau caronyo, gek bae aku meloki caronyo di dalem bae”.

Do :
a. Kontak mata (+) , namun klien seringkali tampak melihat kearah lain.
b. Klien tidak kooperatif.
c. Klien tampak tidak semangat.
d. Klien tampak lesu.
e. Klien tampak melamun, terkadang tersenyum tanpa ada penyebab yang jelas.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan.

3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
b. Klien mampu memasukkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
ke dalam jadwal kegiatan harian.

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Latih klien mengontrol halusinasi dengan cara mengharidk halusinasi.
1) Jelaskan cara menghardik halusinasi.
2) Peragakan cara menghardik.
3) Minta klien peragakan ulang.
4) Pantau penerapan cara menghardik dan menguatkan perilaku klien.
b. Susun latihan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalammualaikum. Selamat pagi, E.”
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan E hari ini?”
“Apakah masih ingat dengan nama suster?”
“Suster Dwi hari ini dinas pagi yang akan merawat dan membantu E. Apakah E
sudah makan?”
c. Kontrak
1) Topik
“E, sesuai dengan janji kita hari ini kita akan mengobrol lagi ya. Bagaimana
kalau kita sekarang berbincang mengenai cara mengontrol bisikan dan
penglihatan E agar mereka tidak sering muncul lagi?”
2) Waktu
“Mau berapa lama kita mengobrol? Bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita mengobrol? Bagaimana kalau di teras depan saja?”

2. Fase Kerja
“Apakah E masih ingat cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
halusinasi?”
“Apakah E sudah melakukan cara mengontrol halusinasinya dengan cara
menghardiknya?”
“Bagaimana kalau kita hari ini belajar lagi cara mengontrol halusianasi dengan
menghardiknya?”
“Caranya begini E. Jadi saat suara-suara itu muncul langsung E tutup dua telinganya
dan bilang pergi, pergi, kamu suara palsu, saya tidak mau dengar… saya tidak mau
dengar. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi.Coba E
peragakan!”
“Nah begitu…..Jika wujud itu muncul, E langsung tutup kedua matanya dan bilang
pergi, pergi, kamu tidak nyata, saya tidak mau lihat… saya tidak mau lihat. Coba E
peragakan! Nah begitu… bagus! Cobalagi! Ya, bagus E sudah bisa melakukannya.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
“Bagaimana perasaan E setelah kita berbincang-bincang tadi?”
2) Objektif
“E masih ingat nama suster? E juga masih ingat apa saja yang telah kita
pelajari? Coba sebutkan.”
b. Rencana tindak lanjut
“Kalau suara-suara dan wujud itu muncul segera lakukan cara yang menghardik
yang telah kita pelajari, ya, E. Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya? Mau
jam berapa saja latihannya?”
c. Kontrak
1) Topik
“E, bagaimana kalau kita besok bertemu lagi untuk belajar latihan
mengendalikan halusinasi dengan cara yang kedua?”
2) Waktu
“Jam berapa kita mau berbincang besok? Bagaimana kalau jam 5 sore saja?”
3) Tempat
“Dimana E? Bagaimana kalau di depan teras?”
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. E


Usia : 30 Tahun
Hari/ Tanggal : Senin, 21 Januari 2019
Ruangan : Cendrawasih

HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TGL/JAM KEPERAWATAN
Senin, 21 Gangguan Sensori a. Melatih klien S:
Januari Persepsi: Halusinasi mengontrol a. Klien mengatakan
2019 Pendengaran dan halusinasi dengan sudah berlatih cara
Penglihatan cara menghardik menghardik dengan
Pk.10.00 halusinasi. Ners Dwi.
WIB 1) Menjelaskan b. Klien mengatakan
cara mengetahui cara
menghardik menghardik
halusinasi. halusinasi.
2) Memperagakan c. Klien mengatakan
cara dirinya bisa
menghardik. mempraktekkannya
3) Meminta klien .
peragakan
ulang. d. O:
4) Memantau a. Kontak mata (+).
penerapan cara b. Klien kooperatif.
menghardik c. Klien tampak
dan mempraktekkan
menguatkan cara menghardik
perilaku klien. halusinasi dengan
b. Menyusun latihan menutup kedua
menghardik telinganya dan
dalam jadwal mengatakan
kegiatan harian. “Tidak, saya tidak
mau dengar. Kamu
palsu, kamu tidak
nyata”

A:
- Klien mampu
mengontrol
halusinasi dengan
cara menghardik.
- Klien mampu
memasukkan
latihan cara
menghardik ke
jadwal harian klien.
P:
Klien : Motivasi klien
untuk melatih cara
mengontrol halusinasi
dengan cara
menghardik

Perawat : SP2P
1. Evaluasi
kemampuan klien
cara mengontrol
halusnasi dengan
cara menghardik.
2. Latih mengontrol
halusinasi dengan
penggunaan obat
secara teratur.
3. Susun latihan
minum obat ke
dalam jadwal
kegiatan harian.
STRATEGI PELAKSANAAN

Nama pasien : Tn. “E”


Umur : 30 tahun
No. RM : 03.77.01
Ruangan : Cendrawasih
Hari/tanggal : Rabu, 23 Januari 2019
Pertemuan :8

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DS :
a. Klien mengatakan sudah berlatih cara menghardik dengan Ners Dwi.
b. Klien mengatakan mengetahui cara menghardik halusinasi.
c. Klien mengatakan dirinya bisa mempraktekkannya.
DO :
a. Kontak mata (+).
b. Klien kooperatif.
c. Klien tampak mempraktekkan cara menghardik halusinasi dengan menutup
kedua telinganya dan mengatakan “Tidak, saya tidak mau dengar. Kamu palsu,
kamu tidak nyata”.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi pendengaran dan penglihatan.

3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mempraktekkan cara menghardik halusinasi.
b. Klien mampu mengenal obat yang dikonsumsi.
c. Klien mampu memahami pentingnya minum obat secara teratur.
d. Klien mampu memasukkan kegiatan minum obat ke jadwal harian.

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Evaluasi kemampuan klien cara menghardik halusinasi.
b. Diskusikan obat yang klien konsumsi.
c. Diskusikan pentingnya minum obat secara teratur.
d. Anjurkan memasukkan ke jadwal harian.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi, E.”
“Apa kabarnya hari ini E? Senang bertemu dengan E lagi hari ini”
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan E hari ini? Tidurnya semalam nyenyak E?”
“Apakah ada keluhan yang E rasakan?”
“Masih ingat dengan yang saya ajarkan tentang cara mengontrol suara-suara dan
cahaya yang sering muncul? Coba bapak ulangi lagi” “Bagus sekali E.”
C. Kontrak
5) Topik
“Sesuai janji kemarin kita akan membahs tentang cara mengontrol halusinasi
selanjutnya yaitu dengan minum obat secara teratur, bagaimana E?”
6) Waktu
“Sekarang sudah jam 1 siang, selama 15 menit kita akan mengobrol ya E?”
7) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang E? Bagaimana kalau di sini saja?”

2. Fase Kerja
“Apa E sudah minum obat hari ini? Berapa macam obatnya E?”
“Bagaimana perasaan E setelah minum obat? Apakah ada bedanya setelah minum
obat secara teratur selama disini E?”
“Minum obat secara teratur sangat penting E, supaya suara yang E dengar dan
bayangan yang E lihat dan mengganggu E tidak terdengar dan terlihat lagi, serta E
bisa lebih cepat sehat”
“Jadi obat yang harus bapak minum itu ada 3 macam E, obat E ada Clozapin,
Risperidone, dan Trihexyphenidyl. Clozapin itu gunanya untuk menghilangkan
halusinasi bapak, Risperidone itu gunanya untuk , dan Trihexyphenidyl itu gunanya
untuk rileks supaya tidak tegang.”
“Semua obat dimakan 2 kali sehari yaitu jam 6 pagi dan jam 6 sore. obat ini harus
terus bapak minum seumur hidup ya E”
“Sebelum minum obat bapak lihat dulu label pada bungkus obatnya apakah benar
tertulis nama Ek dibungkusnya, berapa banyak yang harus diminum, jam berapa E
harus minum dan baca juga apakah obatnya sudah benar.”
“E jangan pernah menghentikan untuk minum obatnya atau mengurangi jumlah
obatnya sebelum berkonsultasi dengan dokter ya E, karena jika tidak E minum atau E
kurangi jumlahnya nanti akan terjadi kekambuhan lagi E.”
“Bagaimana E apakah sudah jelas?”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
“Bagaimana perasaan E setelah mengobrol tadi?”
2) Objektif
“Coba bapak ulangi kembali obat apa saja yang E minum dan pada jam
berapa saja? Ya bagus sekali E!”
b. Rencana tindak lanjut
“Jadi mulai sekarang E harus patuh minum obat secara teratur ya E. Minum
obatnya harus sesuai dengan jam-jamnya ya E. Kalau sudah pulang ke rumah
nanti lakukan seperti yang biasa dilakukan selama di rumah sakit ya E”
“Selain itu lakukan juga cara yang sudah Ners ajarkan ke E. Sekarang kita
masukkan dalam jadwalnya ya, jam 6 sore nanti bapak minum obatnya”
c. Kontrak
1) Topik
“Waktu kita sudah habis ya pak, besok kita bertemu lagi untuk belajar cara
mengontrol halusinasi dengan cara selanjutnya ya pak”
2) Waktu
“Mau jam berapa kita ngobrol besok pak? Bagaimana kalau jam 1 siang lagi
selama 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana bapak ingin mengobrol? Bagaimana kalau di depan teras pak?”

Anda mungkin juga menyukai