Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

Disusun Oleh

RIKI

PO.62.20.1.15.137

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-IV

KEPERAWATAN TAHUN 2019


DIABETES MELITUS GESTASIONAL

A. Definisi
Diabetes mellitus gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh
kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan (Mitayani,2009). Diabetes ini
muncul pada minggu ke-24 (bulan keenam). Istilah itu juga diberikan pada diabetes
yang untuk pertama kalinya timbul pada waktu hamil. Diabetes gestasional biasanya
menghilang tetapi muncul kembali, keadaan tersebut bisa disebut diabetes melitus tipe
2 atau tetap disebut diabetes gestasional. Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering
disebut Diabetes Melitus Gestasional, didefinisikan sebagai derajat apapun intoleransi
glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama kehamilan (WHO, 2011). Hal
ini berlaku baik insulin atau modifikasi diet hanya digunakan untuk pengobatan dan
apakah atau tidak kondisi tersebut terus berlangsung setelah kehamilan. Ini tidak
mengesampingkan kemungkinan bahwa intoleransi glukosa yang belum diakui
mungkin telah dimulai bersamaan dengan kehamilan.

B. Etiologi
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi
atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi.
Berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan,
penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada
penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
Risiko Tinggi DM Gestasional:
1. Umur lebih dari 30 tahun
2. Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m2
3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
4. Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram
6. Adanya glukosuria
C. Patofisiologi/Pathway
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu
keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber
energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga
ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi
berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga
mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, dan sebagainya).
Jika pada pemeriksaan berat badan bayi ditemukan bayinya besar sekali maka
perlu dilakukan induksi pada minggu ke 36 – 38 untuk mencegah terjadinya
komplikasi saat persalinan. Proses persalinan ini harus dalam pengawasan ketat oleh
dokter spesialis kebidanan dan dokter spesialis penyakit dalam.
Biasanya setelah bayi lahir maka kadar gula darah akan kembali normal, apabila
tidak, maka perlu dilanjutkan pemberian antidiabetes oral sampai jangka waktu tertentu.
Pada kehamilan normal terjadi banyak perubahan pada pertumbuhan dan perkembangan
fetus secara optimal. Pada kehamilan normal kadar glukosa darah ibu lebih rendah
secara bermakna. Hal ini disebabkan oleh :
1. Pengambilan glukosa sirkulasi meningkat
2. Produksi glukosa dari hati menurun
3. Produksi alanin (salah satu precursor glukoneogenesis ) menurun.
4. Aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. Efek-efek hormon gestasional (kortisol, human plasenta lactogen, estrogen, dll)
6. Perubahan metabolism lemak dan asam amino
Pathway Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)

Perubahan Faktor Genetik DM


Kehamilan hormonal &
metabolisme Kerusakan
sel beta Risk.
Ketidakstabilan
↑ H.hCg Perub.fisiologis : ↑ H.Kortisol, Kadar Glukosa
Pembesaran Estrogen & HPL Darah
uterus (NANDA hal.257)

Mual, Menekan Resistensi insulin Sel-sel kelaparan


muntah, vesika urinaria
tidak nafsu
Darah menjadi Produksi energi di
makan ↑ Kadar gula
kental sel-sel otot
darah
Ketidakseimbangan Kekurangan berkurang
Nutrisi kurang dr vol. cairan Ginjal merespon ↑ Pasokan Gula DMG
keb.tubuh (NANDA hal.264) Lemas,
utk sekresi darah ke janin
(NANDA hal.251) mudah lelah
Pemberian
Poliuri Insulin
Hiperinsulinemia Keletihan
(NANDA hal.312)

Risk. Infeksi
(NANDA hal.531) Ansietas Risk.Trauma
(NANDA hal.445) (NANDA hal.562)

Risk.Cedera(Janin)
(Buku Saku Diagnosis
Kep. Hal 428, 975)

Sumber : NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2012-2014,

Editor; Barrarah Barid, dkk. Jakarta: EGC.


D. Klasifikasi
Pada Diabetes Mellitus Gestasional, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh si Ibu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
2. Ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
1. Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan
menghilang setelah melahirkan.
2. Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan
berlanjut setelah hamil.
3. Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pemburuh darah panggul dan
pembuluh darah perifer, 90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk
ke dalam kategori DM Gestasional (Tipe II).

E. Manifestasi Klinis
1. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula
banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
2. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena
poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
3. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun
klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada
pembuluh darah.
4. Penurunan berat badan
5. Kesemutan, gatal
6. Pandangan kabur
7. Pruritus vulvae pada wanita
8. Lemas, lekas lelah, tenaga kurang.

F. Pemeriksan Diagnostik
Kriteria Diagnosis:
1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl. Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu
makan terakhir. Atau:
2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori
tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard
WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air.
Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)
1. Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan
karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa
2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air
putih tanpa gula tetap diperbolehkan
3. Diperiksa kadar glukosa darah puasa
4. Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan
dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam
setelah minum larutan glukosa selesai
6. Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
7. Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM,
maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh.
 TGT: glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 – 199 mg/dl
 GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125mg/dl.
G. Pengaruh Diabetes Mellitus dalam Kehamilan
1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM
a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes
(diabetik).
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan
2. Pengaruh diabetes gestasional terhadap kehamilan di antaranya adalah :
a. Abortus dan partus prematurus
b. Hidronion
c. Pre-eklamasi
d. Kesalahan letak jantung
e. Insufisiensi plasenta
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim (partus lama / terlantar).
b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan
lahir mati
d. Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Post partum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan
kematian
4. Pengaruh DM terhadap kala nifas
a. Mudah terjadi infeksi post partum
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar
5. Pengaruh DM terhadap bayi
a. Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu
b. Janin besar ( makrosomia )
c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa
H. Penatalaksanaan
1. Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk
mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika
klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari
hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada
ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi
dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus
adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).

Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain :
 Diet A
Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya. Terdiri dari
makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30 %, protein 20 %.
 Diet B
Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :kurang tahan lapar dengan
dietnya, mempunyai hyperkolesterolemia, mempunyai penyulit mikroangiopati
misalnya pernah mengalami cerobrovaskuler accident (cva) penyakit jantung
koroner, mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati diabetik
tetapi belum ada nefropati yang nyata, telah menderita diabetes dari 15 tahun.
Terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.
 Diet B1 : Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi,
yaitu penderita diabetes terutama yang: mampu atau kebiasaan makan tinggi protein
tetapi normalipidemia, kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari
90 %, masih muda perlu pertumbuhan, mengalami patah tulang, hamil dan
menyusui, menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis, menderita tuberkulosis
paru, menderita penyakit graves (morbus basedou), menderita selulitis.terdiri dari
karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.

2. Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap insulin
meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan
antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin
diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-
tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-perubahan dalam
kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga
menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah
menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140 mg/dl. Pemeriksaan
darah yaitu kadar post pandrial.
3. Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk
memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa.
Olahraga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara
berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.

I. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama: Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau
tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan
retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga: Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c. Riwayat kehamilan

 Diabetes mellitus gestasional.


 Hipertensi karena kehamilan.
 Infertilitas.
 Bayi low gestasional age.
 Riwayat kematian janin.
 Lahir mati tanpa sebab jelas.
 Anomali congenital.
 Aborsi spontan.
 Polihidramnion.
 Makrosomia.
 Pernah keracunan selama kehamilan.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi

 Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat


pada diabetes yang lama.
 Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
 Peningkatan tekanan darah.
 Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.

b. Eliminasi
 Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan
poli uri.
c. Nutrisi dan Cairan

 Polidipsi.
 Poliuri.
 Mual dan muntah.
 Obesitas.
 Nyeri tekan abdomen.
 Hipoglikemi.
 Glukosuria.
 Ketonuria.
 Kulit.
 Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada
bekas injeksi insulin yang sering.
 Mata.
 Kerusakan penglihatan atau retinopati.
 Uterus.
 Tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal
terhadap usia gestasi.

3. Psikososial

 Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.


 Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
 Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
Rencana Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. ketidakmampuan mencerna


dan menggunakan nutrisi kurang tepat.

Tujuan: Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100 mg/dl dan 2 jam
sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.

Intervensi:

a. Timbang berat badan setiap kunjungan prenatal.


b. Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam.
c. Tinjau ulang dan berikan informasi mengenai perubahan yang
diperlukan pada penatalaksanaan diabetic.
d. Tinjau ulang tentang pentingnya makanan yang teratur bila memakai
insulin.
e. Perhatikan adanya mual dan muntah khususnya pada trimester pertama.
f. Kaji pemahaman stress pada diabetic.
g. Ajarkan pasien tentang metode finger stick untuk memantau glukosa
sendiri.
h. Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala serta kepentingan hipo atau
hiperglikemia.
i. Instruksikan untuk mengatasi hipoglikemia asimtomatik.
j. Anjurkan pemantauan keton urine.
k. Diskusikan tentang dosis , jadwal dan tipe insulin.
l. Sesuaikan diet dan regimen insulin untuk memenuhi kebutuhan
individu.Observasi kadar Glukosa darah.

2. Resiko cedera janin b.d. peningkatan kadar glukosa maternal, perubahan pada
sirkulasi, dan makrosomia.

Tujuan : Menunjukan reaksi Non stress test dan Oxytocin Challenge Test negative
atau Construction Stress Test secara normal.

Intervensi :

a. Kaji control diabetik sebelum konsepsi.


b. Tentukan klasifikasi white terhadap diabetes.Kaji gerakan janin dan denyut
janin setiap kunjungan.
c. Observasi tinggi fundus uteri setiap kunjungan.
d. Observasi urine terhadap keton.Berikan informasi dan buatkan prosedur
untuk pemantauan glukosa dan penatalaksanaan diabetes di rumah.
e. Pantauan adanya tanda tanda edema, proteinuria, peningkatan tekanan darah.
f. Tinjau ulang prosedur dan rasional untuk Non stress Test setiap minggu.
g. Diskusikan rasional atau prosedur untuk melaksanakan Oxytocin Challenge
Test atau Contraction Stress Test setiap minggu mulai minggu ke – 30
sampai dengan minggu ke- 32.
h. Tinjau ulang prosedur dan rasional untuk tindakan amniosentesis

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi kehamilan b.d. kurangnya informasi mengenai


penyakit, kehamilan, dan proses persalinan.

Tujuan :

Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes laboratorium dan aktivitas yang


melibatkan pengontrolan diabetes

Intervensi:

a. Kaji pengetahuan tentang proses dan tindakan terhadap penyakit termasuk


hubungan dengan diet, latihan, stres dan kebutuhan insulin.
b. Tinjau ulang pentingnya pemantauan serum glukosa sedikitnya 6 kali sehari
c. Berikan informasi tentang cara kerja dan efek merugikan insulin dan tinjau
ulang alasan menghindari obat hipoglikemi oral.
d. Jelaskan penambahan berat badan normal.
e. Berikan informasi tentang kebutuhan program latihan ringan
f. Berikan informasi mengenai dampak kehamilan pada kondisi diabetes dan
harapan masa depan Persalinan

4. Ansietas b.d. situasi kritis atau mengancam pada status kesehatan maternal atau
janin.

Tujuan:

a. Mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes dan


persalinan.
b. Menggunakan strategi koping yang tepat
Intervensi

Intervensi:

a. Pastikan respon yang ada pada pesalinan dan penatalaksanaan medis. Kaji
keefektifan sistem pendukung.
b. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi.
c. Jelaskan semua prosedur tindakan perawatan.
d. Fasilitasi semua keluhan atas ungkapan perasaan.
e. Informasikan kepada keluarga tentang kemajuan persalinan dan keadaan janin.
5. Keletihan b.d. berat badan ibu menurun
Tujuan:
a. Meverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik
b. Glukosa darah adekuat
c. Kualitas hidup meningkat
Intervensi
a. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
b. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
c. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
d. Monitor pola tidur dan lamanya istirahat
e. Bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan
f. Tingkatkan tirah baring dan pembatasan aktivitas
g. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk terapi diet yang tepat.

6. Risiko infeksi b.d. kekebalan tubuh menurun


Tujuan :
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Jumlah leukosit dalam batas normal
c. Menunjukkan perilaku hidup sehat
Intervensi :
a. Ajarkan cara cuci tangan 6 langkah WHO dengan air mengalir dan sabun
sebelum dan setelah melakukan aktivitas
b. Pertahankan lingkungan rumah yang bersih
c. Ajarkan klien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.

Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta. Salemba Medika

Mufdilah. 2015. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi

2012-2014, Editor; Barrarah Barid, dkk. Jakarta: EGC.

Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2016. Asuhan Keperawatan

Maternitas. yogyakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai