KELOMPOK 2
PUTRI ALIFYANI
N011 17 1307
PENDAHULUAN
hayati dan dikenal sebagai salah satu negara “megabiodiversity” . Selain itu
hari. Terdapat kurang lebih 40.000 jenis tumbuhan dan dari jumlah tersebut
alam yang banyak memberikan manfaat dalam dunia kesehatan, salah satu
(2).
penyingkiran pengotor atau zat yang tidak diinginkan sehingga dapat hasil
suatu senyawa aktif dari suatu bahan atau simplisia nabati maupun hewani
(ekstraksi) bias dilakukan dengan metode, sesuai dengan sifat dan tujuannya
(4).
TINJAUAN PUSTAKA
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Gambar 1. Tanaman Secang (2)
Family : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpinia
II.1.2 Morfologi
ketinggian 500 - 1000 m dpl. Habitus berupa tumbuhan semak atau perdu,
yang terbawah ±10 mm, lebar ±4 mm, tajuk memencar berwarna kuning,
tajuk lainnya juga membundar dan bergaris tengah ±10 mm, panjang benang
panjang 8 - 10 cm, lebar 3 - 4 cm, ujung seperti paruh berisi 3 - 4 biji, jika
Kandungan kimia yang terdapat pada kayu secang, yaitu asam galat,
brazilin dan flavonoid. Ekstrak kayu secang juga mengandung terpenoid yang
tinggi. Aktivitas antioksidan yang tinggi dari ekstrak kayu secang juga diduga
melindungi tubuh dari keracunan akibat radikal kimia. Ekstrak kayu secang
Total (SAT) dalam tubuh. Flavonoid yang terdapat dalam ekstrak kayu
II.1.6 Kegunaan
Secang’. Secang menjadi primadona karena air minum terlihat lebih segar
ketika ditambahkan dengan serpihan kayu secang, walaupun pada waktu itu
minum. Air minum yang telah dicampur dengan serpihan kayu secang akan
berwarna kemerahan sehingga air menjadi tampak segar dan jernih (2).
mulai dipanen sejak umur 1-2 tahun. Pada tahun 1902, Chevreul telah
mengisolasi zat warna yang terdapat di dalam kayu Brazil dan diberi nama
Brazilin. Ekstrak kayu secang berkhasiat untuk mengobati diare, sifilis, darah
kotor, berak darah, malaria, dan tumor. Selanjutnya dapat digunakan sebagai
angin, dan kelelahan. Selain itu, ekstrak cair kayu secang dapat dibalurkan
pada bagian tubuh yang luka, serta dapat mengobati penyakit tulang keropos
(osteoporosis) (2).
brazilin > 200 mg/g yang diformulasi menjadi krim, dapat digunakan sebagai
inhibitor apoptosis survivin dan terlibat dalam aktivasi caspase 3 dan caspase
didukung oleh hasil penelitian lain bahwa ekstrak etanolik kayu secang
sel kanker payudara, kanker kolon, kanker serviks, namun tetap selektif
terhadap sel normal. Ekstrak zat warna kayu secang hasil maserasi dengan
pelarut air dan alkohol dapat digunakan sebagai indikator alami dalam titrasi
khasiat untuk terapi antiinflamasi, diabetes dan gout secara in vitro (2).
II.3 Simplisia
1. Simplisia Nabati
tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya
2. Simplisia Hewani
hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
bahan pelikan atau mineral yang belum di olah atau telah diolah dengan
bagian tanaman saat panen, waktu panen, dan lingkungan sekitar tempat
2. Pencucian
dilakukan dengan menggunakan air bersih dari mata air atau air sumur
3. Sortasi Basah
simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, baan-bahan asing
seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta
macam mikroba dalam jumlah yang tinggi, oleh karena itu pembersihan
simplisia dari tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal.
4. Perajangan
diambil jangan lagsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama
1hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajang
khusus.
yang diinginkan.
5. Pengeringan
mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
a. Pengeringan Alamiah
relatif keras seperti kayu, kulit kayu, biji dan lain sebagainya serta
salah satu cara dan upaya yang murah dan praktis. Pengeringan ini
b) Diangin-anginkan
secara alami.
b. Pengeringan Buatan
sumber panas seperti lampu, kompor, listrik, atau mesin diesel, udara
panas dialirkan dengan kipas ke dalam ruangan atau lemari yang berisi
pengering. Dengan prinsip ini dapat diciptakan suatu alat pengering yang
mudah, murah, sederhana dan praktis dengan hasil yang cukup baik. Cara
suatu lorong atau ruangan yang berisi udara yang telah dipanaskan dan
diatur alirannya.
6. Sortasi Kering
pengotoran lain yang yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.
7. Penyimpanan
simplisia tidak rusak atau berubah mutunya karena beberapa faktor, baik dari
dalam maupun dari luar, seperti cahaya, oksigen, reaksi kimia intern,
karena itu, pada penyimpanan simplisia perlu diperhatikan hal yang dapat
pada temperature 105C selama 30 menit atau sampai berat konstan, yang
10% (8).
Kadar air adalah pengukuran kandungan air yang berada dalam bahan
kandungan air yang berada dalam bahan. Nilai untuk kadar air sesuai dengan
II.5 Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan
1. Metode Maserasi
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dengan karena
dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar.
2. Metode Perkolasi
bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif
sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah
1. Metode Refluks
volatil. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut
akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari
2. Metode Soklet
komponen aktif dalam bahan. Berbagai syarat pelarut yang digunakan dalam
a. Memiliki daya larut dan selektivitas terhadap solute yang tinggi. Pelarut
f. Tidak beracun
j. Murah dan mudah didapat, serta tersedia dalam jumlah yang besar
larut pada pelarut yang relatif sama kepolarannya. Kriteria kepolaran suatu
pelarut dapat ditinjau dari konstanta dielektrik dan momen dipol.Pelarut polar
pelarut (11).
Tabel 1. Nilai Konstanta Dielektrik Pelarut Organik pada 200C (12)
METODE KERJA
III.1.1 Alat
III.1.2 Bahan
dengan suhu 40°C dan disortasi kering lalu dikemas menggunakan sak
simplisia
III.2.2 Ekstraksi
kedalam labu alas bulat, kemudian diberi etanol sebanyak 450 ml sebagai
pelarut. Simplisia tersebut kemudian direfluks selama 45 menit. Hasil dari
IV.1 Hasil
IV.2 Pembahasan
bertujuan untuk memisahkan atau penyingkiran pengotor atau zat yang tidak
sore sekitar pukul 17.00 WITA. Bagian tanaman yang diambil yaitu batang.
Namun, sampel yang diambil tidak dilanjutkan ke proses selanjutnya
kondisi telah berbentuk simplisia, dengan kata lain telah mengalami proses
simplisia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut
menggunakan cara panas yaitu metode refluks. Ekstraksi dengan cara ini
penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak,
menyari zat aktif dalam simplisia tersebut. Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3
merah, merah jingga atau kuning (13). Dan pada pustaka lain dinyatakan
bahwa jika cairan yang telah dicampur dengan serpihan kayu secang akan
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa
V.2 Saran
alat dan bahan-bahan di dalam lab, agar praktikum berjalan efisien tanpa
5. Suharmiati, dan Hesti,M. Khasiat & Manfaat Daun Dewa dan Sambung
Nyawa. Tangerang: PT. AgroMedia Pustaka.2003
Kayu Secang
-