Anda di halaman 1dari 12

Majalah Kedokteran FK UKI 2012 Vol XXVIII No.

2
April - Juni
Tinjauan Pustaka

Pruritus Uremik pada Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Ago Harlim,1 Paulus Yogyartono2

1
Departemen Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
2
Departemen Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Abstrak
Pruritus uremik merupakan salah satu keluhan yang sangat mengganggu dan sangat sering dirasakan oleh penderita
gagal ginjal kronik. Menariknya, gejala tersebut tidak terdapat pada penderita gagal ginjal akut. Sejumlah faktor
yang diduga sebagai penyebab terjadinya pruritus uremik ini telah banyak diteliti namun patogenesisnya hingga
kini masih belum jelas. Mungkin banyak faktor yang mempengaruhi patogenesis terjadinya pruritus uremik dan
masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui patogenesis pruritus uremik ini.

Kata kunci: pruritus uremik, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik, patogenesis.

Uremic Pruritus in Chronic Kidney Disease

Abstract
Uremic pruritus is one of most bothersome symptoms of patients with chronic renal failure. Interestingly, pruritus
LVW\SLFDOO\QRWVHHQLQDFXWHUHQDOIDLOXUH7KHH[SDQGLQJQXPEHURIDOOHJHGSDWKRJHQHVLVIDFWRUVEHDUVWHVWLPRQ\
to the elusiveness of the causes but its pathogenesis remains unclear. Multi factorial facets could be involved in the
pathogenesis of uremic pruritus. Further study is needed to reveal the pathogenesis of uremic pruritus.

Keywords: uremic pruritus, acute renal failure, chronic renal failure, pathogenesis.

100
Pendahuluan penyakit ginjal. Pruritus uremik berkisar
dari rasa gatal ringan yang sporadik hingga
Istilah pruritus berasal dari bahasa latin berlangsung terus menerus sepanjang
yang berarti gatal.1 Pruritus merupakan hari hingga malam. Rasa gatal bersifat
sensasi kulit yang tidak menyenangkan yang individual, sebanyak 25-50% mengeluh
menyebabkan keinginan untuk menggaruk. pruritus generalisata, terutama pada
Pruritus uremik adalah pruritus yang paling punggung, wajah dan lengan atas. Awalnya
sering terjadi pada penderita gagal ginjal tidak terlihat kelainan kulit, namun
kronik (GGK) dengan kadar ureum yang kemudian dapat terjadi ekskoriasi karena
tinggi,2,3 dan tidak terlihat pada gagal ginjal garukan dengan atau tanpa infeksi sekunder.
akut.4,5 Pada GGK jarang terjadi prurigo nodularis
Prevalensi pruritus uremik pada atau penyakit Kyrle meskipun tidak jelas
penderita gagal ginjal dengan hemodialisis hubungan penyakit Kyrle dengan pruritus
sekitar 50-90% dan 65% penderita mengeluh uremik.2,5,6,14,16
pruritus yang persisten.2,4,6-8
.XOLWXUHPLNDNDQWHUOLKDWDWUR¿NHULQJ Gambaran Klinik Gagal Ginjal Kronik
berwarna kekuningan yang biasanya tidak
menyembuh dengan pemberian emolien.5 Ginjal berfungsi mengatur keseimbangan
Penderita pruritus uremik mengeluh sangat asam basa, hormonal/eritropoetin, dan
gatal, terlihat banyak ekskoriasi mengalami ekskresi sampah sisa metabolisme.17,18
gangguan tidur, depresi, sangat sensitif, Kriteria GGK adalah kerusakan ginjal
kualitas hidup yang rendah bahkan dapat \DQJ GLGH¿QLVLNDQ VHEDJDL NHODLQDQ SDGD
bunuh diri.9,10 pemeriksaan patologi atau ditemukan tanda
Penyebab pasti dan mekanisme pruritus kerusakan ginjal pada pemeriksaan darah,
pada gagal ginjal kronik masih belum XULQSHQFLWUDDQGDQODMX¿OWUDVLJORPHUROXV
jelas.3,9 Beberapa penyebab yang diduga (LFG) < 60 mL/min/1,73m2 selama lebih
berperan dalam patogenesis pruritus adalah dari tiga bulan meskipun tidak ditemukan
kulit kering,10,11DWUR¿NHOHQMDUNHULQJDWGDQ kerusakan ginjal.18,19
sebasea,5,12 hiperparatiroid sekunder,11,12 Pada GGK terjadi sindroma uremia
proliferasi sel mast kutan,11-13 peningkatan akibat gangguan biokimia yang bersifat
plasma histamin, hiperkalsemia, sistemik. Terjadi retensi sisa pembuangan
hiperfosfatemia, hipermagnesemia,11 kadar metabolisme protein, yang ditandai oleh
alumunium yang berlebihan,11 anemia homeostasis cairan yang abnormal dan
GH¿VLHQVL)H5,8 hipervitaminosis vitamin A,12 elektrolit dengan kekacauan metabolik
neuropati perifer,13peptida opioid, sitogen dan endokrin. Kadar ureum yang tinggi
SUXULWXVGDQSHQDQGD PDUNHU LQÀDPDVL14 dan berlangsung kronik merupakan
Pruritus terjadi pada 25-33% penderita penyebab utama. Dialisis tidak dapat
pradialisis dan 60-86% penderita dialisis menggantikan fungsi endokrin renal yang
tidak tergantung pada jenis kelamin maupun sehat sehingga tetap terjadi gangguan
umur.2 Sekitar 10-14% akan berkurang pada metabolik seperti gangguan biokimia
penderita dengan continuous ambulatory berupa asidosis metabolik, gangguan ion
peritoneal dialysis (CAPD) dibandingkan K, Na dan air, gangguan ion Ca, PO4, Mg,
penderita dengan hemodialisis.5,15 uremia dan hiperuresemia. Selain itu juga
Intensitas dan distribusinya bervariasi terjadi gangguan sistim gastrointestinal,
dari waktu ke waktu tergantung lamanya hematologi, pernafasan, kardiologi, kulit, dan

101
neuromuskular. Divalent-ion abnormalities karena penyakit kulit,22 penyakit sistemik1,23
yang terjadi, diduga menyebabkan pruritus dan pruritus idiopatik.1,22 Pruritus karena
uremik.17-21 SHQ\DNLWNXOLWGDSDWWHUMDGLNDUHQDLQÀDPDVL
Pada GGK kulit tampak pucat, ekimosis, seperti pada dermatitis herpetiformis,
hematoma, pruritus, dan uremic frost.18 dermatitis kontak, dermatitis seboroik,
Selain itu ditemukan serosis, bengkak, kulit GHUPDWLWLVH[IROLDWLYDHULWURGHUPDV\QGURPH
menjadi kekuningan karena tertahannya SHP¿JRLG EXOORXV GDQ SUHEXOORXV  DWRSLN
urokrom dan karoten. Serosis yang terjadi eksema, liken simplek kronis, eksema
akan menyebabkan gatal. Hiperpigmentasi asteatotic (serosis), psoriasis, urtikaria,
terjadi pada kulit yang terpajan matahari dermographism, miliaria, dan reaksi
akibat peningkatan produksi melanin yang fotosensitivitas. Infestasi parasit seperti
berhubungan dengan rendahnya dialisis skabies, pedikulosis, gigitan artropoda
betamelanocyte stimulating hormone.5,6,8,10 (lalat, kutu, tungau) dan cacing seperti
Gangguan pada metabolisme protein, onchocerciasis, echincoccosis, schistosoma,
lemak, dan karbohidrat mengakibatkan juga dapat menyebabkan pruritus. Selain itu,
hiperkatabolisme, penurunan ekskresi sisa LQIHNVLNXOLWVHSHUWLYDULFHOODGHUPDWR¿WRVLV
katabolisme protein, dan hiperlipidemia. kandidiasis, folikulitis dan impetigo, serta
Pada GGK ringan tidak dijumpai keluhan reaksi keganasan mikosis fungoides dan
gangguan kencing seperti anuria atau mastositosis juga menimbulkan pruritus.
oligouri. Pada GGK sedang atau berat Penyebab yang berasal dari lingkungan
dapat dijumpai keluhan akibat uremia juga dapat menyebabkan kelainan yang
seperti rasa lemah, cepat lelah, nafsu disertai pruritus seperti sun burn, pernio/
makan kurang, mual, muntah, sukar tidur, FKLEODLQV GHUPDWLWLV ¿EHUJODVV GHUPDWLWLV
sesak nafas karena kelebihan cairan atau kontak iritan/alergi, mucuna pruriens
asidosis metabolik, gangguan konsentrasi (itch powder), dan sea-bather’s eruption.
hingga kejang-kejang. Juga dijumpai Pruritus juga dapat disebabkan reaksi
kulit pucat dan kering, hipertensi, edema, KLSHUVHQVLWL¿WDV WHUKDGDS REDW +DO ODLQ
dekompensasi kordis, pernafasan kusmaul, yang dapat menyebabkan pruritus adalah
fetor uremikum, kesadaran menurun sampai anogenital, pruritus kolinergik, pruritus
koma.20-21 aquagenik, pruritus adrenergik dan pruritus
Perubahan lain yaitu gangguan kontak.22
keseimbangan cairan dan elektrolit, Pruritus juga dapat disebabkan kelainan
gangguan keseimbangan asam basa, sistemik, seperti kelainan susun saraf pusat
hiperfosfatemia, kelainan tulang, anemia, (SSP): multiple sclerosis, tumor, tabes
hipertensi, dan gangguan hormon, serta dorsalis, general paresis, kelainan hepar
hiperlipidemia. Bila GGK berlanjut dapat (kolestasis, primary biliary cirrhosis,
terjadi malnutrisi, perdarahan uremik, obstruksi ekstra hepatik biliar, hepatitis
perikarditis, dan neuropati uremik.20 akut), kelainan renal (gagal ginjal kronik
Malnutrisi menyebabkan nutrisi ke kulit meskipun dengan dialisa), kelainan
juga kurang, kulit menjadi kering yang endokrin (hipo-and hipertiroidism, diabetes
akhirnya gatal. mellitus), kelainan hematologi, keganasan
(semua jenis karsinoma, terutama jika sudah
.ODVL¿NDVL3UXULWXV metastase, sindroma karsinoid, leukimia
malignant limfoma, khususnya hodgkin
.ODVL¿NDVL SUXULWXV EHUGDVDUNDQ disease), dan kehamilan serta infestasi.
penyebab dapat dibagi menjadi pruritus Kemudian infeksi HIV dan obat-obatan juga

102
dapat menyebabkan pruritus. Obat-obatan nyeri, namun berbeda karena dibawa oleh
yang diduga menyebabkan pruritus antara saraf sensorik primer dan bukan saraf
lain obat pelepas histamin, opioids, stimulan tipe nyeri.22 Nyeri menyebabkan respons
SSP, alkaloida belladonna, barbiturat, withdrawal tetapi gatal menyebabkan
kontrasepsi oral, obat-obatan hepatotoksik, NHLQJLQDQ PHQJJDUXN &RQWRKQ\D PRU¿Q
biologic response mediators (interferon, menghilangkan nyeri tetapi menyebabkan
interleukin dan lainnya). Gangguan gatal. Nyeri dapat timbul pada tempat yang
psikologi juga merupakan manifestasi sama pada kulit tetapi gatal tidak timbul
penyebab pruritus karena kelainan sistemik, pada organ dalam.1,20
misalnya kecemasan, obsessive compulsive Persyarafan kulit dapat dibagi
disorders psikosis monosimptomatik (delusi menjadi serat A yang bermyelin dan serat
parasitosis, atau lainnya), dan pruritus C tidak bermyelin. Serat A merupakan
psikogenik.1,23 Pruritus yang tidak diketahui nosiseptor mekanik, suatu struktur
sebabnya, disebut pruritus idiopatik. VSHVL¿N \DQJ EHUHVSRQV WHUKDGDS EHUEDJDL
Kadang-kadang konsultasi psikologi atau rangsangan. Serat C (serat polimodal) akan
psikiatri dapat membantu. menghubungkan pleksus yang banyak
Twyeross, et al.11 PHPEXDW NODVL¿NDVL mengandung akhiran saraf. Pruritus
lain mengenai pruritus. Bentuk pruritoseptif disalurkan ke saraf pusat melalui serat
biasanya terjadi pada penyakit kulit, pruritus C.1,4,20,22
neurogenik berasal dari molekular atau $GD EHEHUDSD UHVHSWRU VSHVL¿N XWDPD
disfungsi neuropsikologik sistem saraf kulit yang memiliki fungsi dan lokasi
seperti kolestasis maupun opioid yang berbeda.1 Misalnya akhiran saraf bebas yang
menimbulkan pruritus, kemudian neuropatik merupakan sumber informasi terdistribusi
yang disebabkan kelainan sistem saraf interkorektif network dan berespons
misalnya multiple sclerosis dan penyakit terhadap persepsi ringan seperti pergerakan
Creutz Feldt-Jacob. Pruritus psikogenik rambut, membedakan dua titik, juga
juga termasuk di dalamnya. Pruritus uremik reseptor untuk panas atau nyeri. Selain itu
PHUXSDNDQFDPSXUDQNODVL¿NDVLGLDWDV16 ada sel merkel yang terletak pada lapisan
basal yang berhubungan dengan akhiran
Patogenesis Pruritus syaraf bebas. Tonjolan pada ujung serat
C menyentuh sel merkel dan berfungsi
0LULS Q\HUL SUXULWXV GLNODVL¿NDVLNDQ sebagai reseptor sentuhan. Kemudian pada
sebagai respons nosiseptif yang terletak pada dermis bagian atas terdapat korpus meissner
kulit dan viseral abdomen yang berespons atau reseptor mekanik, terutama ditemukan
terhadap stimulus eksternal maupun internal di telapak tangan, kaki, glandula mamae
VHSHUWLUDQJVDQJDQ¿VLNGDQNLPLD1 dan genitalia. Pada dermis dalam terdapat
Rangsangan kimia dan rangsangan korpus pacini (vater pacini) yang berguna
¿VLN PHQ\HEDENDQ UDVD JDWDO \DQJ DNDQ untuk rasa tekan dalam dan korpus golgi
memacu ujung saraf bebas pada akhir mozzoni yang terletak pada ujung jari dan
atau dekat dengan dermo-epidermal fungsinya sama dengan korpus pacini.
junction. Kemudian impuls disebarkan ke Untuk rasa tekan yang kontinyu ada korpus
dorsal ujung-kolumna spinalis, melintasi UX¿QL \DQJ GLVHEXW MXJD UHVHSWRU VLOLQGHU
bagian tengah dan selanjutnya dari traktus adaptif. Akar rambut berperan sebagai
spinotalamik bagian lateral ke talamus dan reseptor sentuhan yang sensitif. Sedangkan
akhirnya ke korteks sensoris.22, 24 yang berperan sebagai reseptor adaptasi
Gatal menyebar sama dengan jalur yang cepat dan rasa dingin yaitu krause atau

103
reseptor mukokutaneus yang terletak dekat (protease) dikatakan dapat menstimulasi
dermo-epidermal junction. akhiran saraf secara langsung, namun
Reseptor saraf pada kulit merupakan sebagian dari bahan kimia lainnya
jaringan transmisi rumit, yang pada keadaan menyebabkan pelepasan histamin oleh sel
istirahat mempunyai potensial 60-80 mV. mast setempat atau sensitisasi serat C.1
Potensial itu terjadi karena meningkatnya Mekanisme neurologi pruritus
K+ intraselular dan Na ekstraselular serta sangat kompleks dan belum dimengerti
peningkatan konsentrasi Cl-. Rangsangan sepenuhnya.1 Banyak teori yang menjelaskan
elektrik atau kimia akan menyebabkan WHUMDGLQ\D SUXULWXV PLVDOQ\D WHRUL VSHVL¿N
ketidakseimbangan trans membran, sehingga yang mengatakan bahwa rasa gatal
ion K+ meninggalkan sel dan menyebabkan disalurkan melalui serat saraf. Perangsangan
depolarisasi gelombang impuls yang akan dengan intensitas lemah menyebabkan gatal
diteruskan ke otak melalui penghubung sedangkan intensitas tinggi menyebabkan
VSLQDO 6HWHODK EHUKHQWL WHUMDGL LQÀDNV LRQ nyeri. Menurut teori selektivitas, beberapa
Na yang harus dipompa ke luar kembali reseptor perifer mempunyai hubungan
melalui proses yang difasilitasi ATP untuk VHQWUDOVSHVL¿N\DQJGDSDWPHUDQJVDQJJDWDO
membuat kondisi siap bekerja kembali. Teori pattern menyebutkan bahwa rasa gatal
Saat depolarisasi terjadi pelepasan mediator ditransmisikan sebagai bentuk komplek
termasuk neuropeptida khususnya substansi pembangkitan persarafan individu.1
P, juga norepinefrin dan asetilkolin.1,11 Mediator yang berperan pada pruritus
Ujung saraf bebas sering berinteraksi tidak sepenuhnya diketahui, yang utama
dengan sel mast. Sel mast yang teraktifasi adalah histamin. Mediator lainnya yang
akan mengeluarkan triptase yang akan juga berperan pada pruritus antara lain
mengaktifkan reseptor pada akhiran serat C asetilkolin, serotonin, kinin, prostaglandin,
yang mengirim rasa gatal ke SSP. Reseptor peptida, opioids, sitokin seperti IL-2 dan
yang teraktifasi akan mengeluarkan neuropeptida. Peran opioid pada gatal
substansi P yang akan mengaktifkan sel masih belum jelas. Pemberian antagonis
mast, sehingga terjadi peningkatan pelepasan opoid akan menghilangkan gatal yang
TNF-D yang membuat ujung akhiran saraf disebabkan oleh opioid spinal, kolestasis
menjadi sensitif dan memperkuat respons. dan mungkin uremia. Pengurangan subtansi
Substansi P merupakan neurotransmitter P pada pengolesan kapsaisin pada nyeri
yang umumnya terletak pada saraf sensorik kutaneus seperti nyeri post herpetika sama
aferen yang menghasilkan rasa nyeri dan dengan mengurangi gatal. Substansi garam
gatal dari perifer ke SSP dan dianggap empedu dapat langsung merangsang akhiran
bertanggung jawab atas terjadinya gatal.1,4 saraf atau sel mast dan menyebabkan gatal.
Seperti nyeri, gatal dapat bersifat Histamin diduga sebagai penyebab utama
perifer (dermal atau neuropatik) atau sentral gatal tetapi banyak pula jenis pruritus yang
(neuropatik, neurogenik atau psikogenik). tidak berespon pada anti histamin non
Gatal pada kulit disebut pruritoseptif jika sedatif.1,16
disebabkan oleh stimulasi akhiran saraf Asetilkolin dapat menyebabkan nyeri
bebas khususnya serat C oleh satu atau pada orang sehat dan gatal pada penderita
beberapa pruritogen, misalnya bahan kimia atopi. Jika penderita GGK memiliki riwayat
endogen yang menyebabkan pruritus lokal atopi maka gatal yang dihasilkan dapat
pada penyuntikan ke kulit seperti amina, disebabkan asetilkolin, karena penderita
protease, growth hormon, neuropeptik, atopi lebih sensitif terhadap asetilkolin
opioids, eicosanoids dan sistokin. Papain dibandingkan histamin.11

104
Pada penderita pruritus uremia, IL-10 meningkat pada pasien HIV.11
konsentrasi histamin plasma lebih tinggi
dari pada yang tanpa pruritus tetapi Etiopatogenesis Pruritus Uremik pada
tidak ada korelasi antara beratnya gatal Penyakit Gagal Ginjal Kronik
dengan konsentrasi histamin plasma.11,14
Pada penderita pruritus uremia, suntikan Kadar ureum yang tinggi pada GGK
intradermal histamin menyebabkan gatal menyebabkan sindroma uremia yang
setempat yang lebih berat dibandingkan akan menimbulkan kelainan berupa
penderita uremia tanpa pruritus dan orang gangguan biokimia sistemik yang dapat
sehat.11 menyebabkan pruritus, namun penyebab
Beberapa pemicu yang diduga berperan mekanisme pruritus uremik masih belum
dalam timbulnya pruritus uremik adalah sepenuhnya dimengerti.12-14 Banyak faktor
histamin, serotonin, protease, leukotrin, yang diduga merupakan penyebab pruritus
prostaglandin, dan substansi P. Protease uremik, meskipun masih ada kontroversi.
merupakan pelepas histamin yang poten, Kemungkinan penyebab multifaktorial
sedangkan leukotrin merupakan mediator turut berperan pada pruritus uremik ini.8,9
pruritus. Prostaglandin bukan termasuk Penyebab pruritus uremik pada GGK antara
pruritogenik tapi berpotensi membuat lain:
gatal melalui histamin atau mediator lain. a. Kulit kering/serosis
Prostaglandin merupakan modulator yang Kulit kering ini sering terjadi pada
membuat batas ambang histamin menjadi uremia dan disebut sebagai kulit uremik
rendah dalam menginduksi gatal. Substansi \DLWX NXOLW NHULQJ DWUR¿ EHUZDUQD
P merupakan neuropeptida yang dihasilkan kekuningan. Kekeringan kulit terjadi
oleh proteinase activated receptor tipe- karena uremia menyebabkan perubahan
2 (PAR-2) dari nonseptif serat C. PAR-2 pada maturasi korneosit.4-6,8,11 Ada
PHUXSDNDQ PHGLDWRU LQÀDPDVL QHXURJHQLN dugaan bahwa serosis pada GGK
pada saraf sensorik. Triptase dari sel disebabkan penurunan kandungan air
PDVW GDQ QHWUR¿O PHPHFDK 3$5 \DQJ epidermis, menurunnya volume kelenjar
menyebabkan pengeluaran histamin.5,11,16 NHULQJDWGDQDWUR¿NHOHQMDUVHEDFHD6
Serotonin juga dapat menyebabkan gatal E $WUR¿NHOHQMDUNHULQJDWGDQVHEDVHD
baik secara perifer maupun sentral. Pada $WUR¿ NHOHQMDU VHEDVHD GDQ NHULQJDW
mekanisme perifer, serotonin bekerja secara akan menyebabkan penurunan lipid
tidak langsung melalui pelepasan histamin permukaan. Berkurangnya keringat
dari sel mast di dermal, sedangkan secara menyebabkan hidrasi kulit menurun
sentral melalui opioid neurotrasmiter.11,24 dan terjadi kerusakan ekskresi normal
Selain pemicu di atas pada umumnya elektrolit, laktat, urea dan substansi
gatal juga dipicu oleh sitokin. Penyuntikan SUXULWRJHQLN $WUR¿ NHOHQMDU VHEDVHD
intradermal IL-2 baik penderita atopik dan keringat juga terjadi karena nutrisi
maupun non atopik dapat menyebabkan kulit yang berkurang. Malnutrisi dan
gatal, eritem dalam 2-3 hari. Kulit kering anemia sering dijumpai pada penderita
merupakan penyebab gatal yang juga gagal ginjal.4-6,8-10,20
berhubungan dengan produksi lokal sitokin. c. Proliferasi sel mast kutan.
Disregulasi imun dengan produksi sitokin Pada pruritus uremik ditemukan
yang khas berperan dalam timbulnya banyak sel mast pada kulit, mungkin
konsentrasi interferon. Interleukin (IL-2) akibat peningkatan konsentrasi plasma
dan IL-12 menurun dan IL-14 – IL-5, IL-6, hormon paratiroid yang terjadi sekunder

105
terhadap hiperparatiroid. Sel mast hipervitaminosis A belum jelas.
tersebar luas pada dermis dan umumnya Hipervitaminosis A dapat menyebabkan
terdegranulasi. Perubahan tersebut juga kulit kering yang akhirnya menyebabkan
bisa terjadi karena respons terhadap gatal. Vitamin A larut dalam lemak dan
kerusakan kulit akibat gatal.4-6,8-,12 tidak keluar pada saat hemodialisis,5
d. Peningkatan kadar histamin plasma meskipun kepustakaan lain dinyatakan
Histamin dilepaskan oleh sel mast dan hipervitaminosis A pada GGK dengan
langsung merangsang reseptor H1 pada kulit kering tidak berbeda secara
VHUDW&VSHVL¿N-XPODKVHOPDVWPDXSXQ bermakna dengan GGK tanpa kulit
EDVR¿OPHQLQJNDWSDGDSUXULWXVXUHPLD kering.6,8,12
Konsentrasi histamin serum lebih tinggi g. Peptida opioid
pada penderita uremik dengan gatal Hipotesis peptida opioid juga diduga
dibandingkan penderita tanpa keluhan menyebabkan pruritus seperti yang
gatal. Tidak ditemukan hubungan antara terjadi pada pruritus kolestasis.4,14 Pada
berat ringan gatal dengan konsentrasi uremia terjadi perubahan reseptor mu
histamin plasma.2,4-6,8,9,11 Penelitian dan kappa opioid limfosit, karena
lain menyatakan tidak ada keterlibatan ke tidak seimbangan ekpresi reseptor
peningkatan konsentrasi histamin subtipe opioid. Ada dua penelitian
plasma dalam pruritus uremik.11-13 placebo-controlled crossover yang
e. Peningkatan konsentrasi Kalcium, memberikan hasil berbeda. Penelitian
Magnesium dan Fosfat pada kulit pertama pada penderita hemodialisis,
(divalent-ion abnormalities). gatal sudah berkurang sejak 1-2 hari
Peningkatan konsentrasi divalent SHPEHULDQ QDOIUH[RQH 3DGD SHQHOLWLDQ
kulit ditandai oleh endapan mikro ke-2, juga pada penderita yang
Kalsium dan magnesium fosfat yang menjalani hemodialisis, ternyata efek
akan menimbulkan gatal.6 Magnesium pemberian nalfrekson tidak berbeda
terlibat dalam modulasi konduksi dengan plasebo pada pemberian hingga
saraf dan pelepasan histamin dari sel empat minggu.11,13
mast. Pada pasien dengan dialisis h. Sitokin pruritogenik
ternyata perbaikan pruritus terjadi Sitokin pruritogenik diproduksi dalam
pada pengurangan kadar Kalsium dan dermis karena aktivasi berbagai sel
Magnesium.11-13 Magnesium dieskresi dekat reseptor gatal.11 Interleukin-1
di ginjal, jika ada kelainan pada ginjal bukan pruritogenik tetapi menyebabkan
maka dapat terjadi hipermagnesium.19,21 pengeluaran pruritogen dan merangsang
Hubungan konsentrasi ion plasma pruritus. Interleukin-2 yang dikeluarkan
alumunium yang tinggi dengan gatal sel Th1 juga terlibat dalam patogenesis
pada penderita hemodialisis yang lama pruritus uremia.4,14
juga pernah dilaporkan.11 Pada GGK L 3HWDQGDLQÀDPDVL
terjadi asidosis metabolik, pH asam 3HWDQGDLQÀDPDVLVHSHUWLWUDQVIHULQGDQ
dapat merusak tulang akibatnya terjadi albumin ditemukan lebih rendah pada
pengeluaran calcium dan fosfor dari penderita dengan pruritus uremik yang
tulang ke jaringan termasuk ke kulit.25 menjalani hemodialisis. Protein serum C
Hal itu juga terjadi akibat hipertiroid reaktif dan interleukin-6 meningkat pada
sekunder.25,26 penderita dengan pruritus dibandingkan
f. Hipervitaminosis A dengan penderita tanpa pruritus.4,14
Patogenesis rasa gatal karena

106
Ada beberapa zat dan kondisi yang memperlihatkan kemampuan sebagai imuno
awalnya diduga menyebabkan pruritus modulator diferensiasi limfosit Th1 dan Th2,
pada hemodialisis, namun kemudian selain itu juga dapat melemahkan ekspresi
tidak terbukti. Hal itu antara lain, hormon dari Th1.4,14
paratiroid, hiperkalsemia, hiperfosforemia, Beberapa penelitian memperlihatkan
KLSHUPDJQHVHPLDDQHPLDGH¿VLHQVL6HODLQ peningkatan dosis dialisis mengakibatkan
itu, dialisis yang tidak adekuat, kulit kering, perbaikan pada pruritus uremia. Peningkatan
vitamin A, histamin dan opioid peptida juga dosis dialisis dan penggunaan kt/V, atau
pernah diduga sebagai penyebab. Beberapa regimen creatinin clearance-guarded
agen lain yang dianggap sebagai penyebab dialysis akan menurunkan insiden pruritus
pruritus pada hemodialisis, adalah kelebihan XUHPLD (¿NDVL GLDOLVLV MXJD PHQLQJNDW
aluminium, sel mast kulit, neuropati/perifer dengan penggunaan membran dialisis
VXEVWDQVL 3 DVDP HPSHGX LQÀDPDVL yang permukaannya lebih luas. Selain itu
interleukin-2, interleukin-6 yang semuanya perbaikan kemampuan biologis serat sintetik
belum terbukti kebenarannya.4 seperti polisulfon atau polyacrylnitrile
juga memperbaiki kondisi pruritus. Pasien
Konsep Terkini Patogenesis Pruritus yang menjalani dialisis dengan membran
Uremia cuprophan lebih banyak mengeluh pruritus
dari pada pasien yang menggunakan
Sejak 20 tahun terakhir banyak hipotesis membran polisulphon. 11,14,16
tentang patogenesis pruritus uremik. Konsep Obat lain seperti talidomid dan
lama menganggap hormon paratiroid takrolimus efektif untuk terapi pruritus
sebagai penyebab utama. Pada pruritus uremik. Talidomid yang biasa digunakan
uremik sering terjadi hiperparatiroid dan sebagai imunomodulator pada pengobatan
pruritus menyembuh setelah dilakukan reaksi graft-versus-host, ternyata dapat
paratiroidektomi, namun data terakhir tidak menekan produksi TNF-D dan membuat
mendukung teori itu. Konsep lain seperti diferensiasi limfosit Th2 dengan menekan
endapan kristal Kalcium, fosfat, histamin IL-2 yang dihasilkan oleh limfosit Th1.
yang dihasilkan oleh sel mast juga masih Takrolimus juga mempunyai efek menekan
kontroversial, karena belum seluruhnya diferensiasi limfosit Th1 dan selanjutnya IL-
terbukti.4,13,14 2.4,14
Penderita dengan transplantasi ginjal
Hipotesis imun yang mendapat terapi imunosupresif
tidak mengeluh pruritus meskipun terjadi
Pruritus uremia dianggap sebagai kerusakan pada sebagian fungsi ginjal.11,14
penyakit sistemik dan bukan penyakit kulit, Pada pengamatan di atas terlihat
yang bekerja mengacaukan sistem imun mekanisme imunologi berperan pada
GHQJDQEHQWXNLQÀDPDVL14 patogenesis pruritus uremik. Banyak faktor
Gilchrest (dikutip dari Mettang et yang terlibat seperti IL-2 yang dihasilkan
al14) memperlihatkan penyinaran dengan oleh limfosit Th. Hal itu dibuktikan pada
ultraviolet (UV) B dapat menghilangkan pasien yang mendapatkan IL-2 pada
pruritus uremik. Pada penelitian itu pruritus pengobatan keganasan sering mengalami
sembuh, meskipun hanya sebagian tubuh pruritus.14 Interleukin-2 dianggap sebagai
yang disinari. Berdasarkan pengamatan penyebab yang berhubungan dengan sitokin
itu diasumsikan bahwa radiasi UVB pruritus uremik dan difrensiasi sel T. Anak
mempunyai efek sistemik. Sinar UVB yang menjalani dialisis jarang mengeluh

107
pruritus uremik. Pada orang tua diferensiasi Faktor yang Mempengaruhi Pruritus
sel Th cenderung ke arah Th1, dibandingkan Uremik
individu yang lebih muda.14 Beberapa
penelitian memperlihatkan ada diferensiasi Banyak faktor yang mempengaruhi
Th1 pada penderita pruritus uremik daripada pruritus, yang bila dipahami dengan baik
yang non pruritus, yang dapat diukur bisa menjadi dasar penanganan penderita.
dengan mengukur TNF-D intrasitoplasma Pada penelitian Zuker et al.2 ternyata pruritus
pada sel CD4. Terjadi peningkatan sitokin uremik cenderung dapat memanjang, makin
SURLQÀDPDVL 7K VHSHUWL 71)D. Hasil sering dan makin kuat, sehingga mengganggu
tersebut mendukung hipotesis bahwa terjadi kualitas hidup, gangguan tidur dan mood.
LQÀDPDVLSDGDSUXULWXVXUHPLN14 Faktor yang mempengaruhi ekserbasi
pruritus adalah kulit kering, panas, istirahat
Hipotesis opioid dan berkeringat, sedangkan aktivitas, tidur,
mandi air panas atau dingin dan hawa
Peran sistim opiodergik dalam dingin mengurangi pruritus.2 Lingkungan
patogenesis pruritus untuk pertama kali yang panas menyebabkan peningkatan
diketahui pada pruritus kolestasis. Hal itu aliran darah dan dapat menyebabkan gatal,

P agonis yang dapat mencetuskan pruritus.


dibuktikan dengan pemberian obat reseptor sementara kelembaban udara < 40% akan
mengurangi kelembaban pada kulit.
Pada hewan coba terlihat hubungan antara Obat anti hipertensi pada GGK seperti
kolestasis dengan peningkatan opiodergik, angiotensin inhibitor akan lebih sering
dan pemberian antagonis opiat ternyata mengakibatkan pruritus uremik dibanding
dapat mengatasi pruritus kolestasis.14 furosemid.2 Dialisis dengan menggunakan
Pada tahun 1985 untuk pertama kali membran polisulphone lebih jarang
dilaporkan keberhasilan pemberian opiat menimbulkan pruritus uremik dibandingkan
antagonis yaitu nalaksone secara intravena cuprophan.11,14,16 Selain itu, pruritus uremik
pada penderita pruritus uremik. Antagonis berhubungan dengan durasi hemodialisis
opiat digunakan berdasarkan pemikiran pada pasien GGK,28 dan tidak berhubungan
bahwa peptida opiat endogen terlibat dalam dengan jenis penyakit ginjal dan umur 2,8

reseptor PDQWDJRQLVVHSHUWLQDOIUH[RQHRUDO
patogenesis pruritus uremik. Pemberian Faktor lain yang berpengaruh yaitu
penyakit yang menyebabkan lain pruritus
berhubungan dengan penurunan persepsi non uremik, baik yang baru terjadi maupun
gatal pada pruritus uremik yang berat.4,11,14,16 sebelum GGK. Kondisi tersebut antara
Pada penelitian dengan populasi yang lain penyakit kulit kronis seperti dermatitis
lebih besar dan waktu lama (selama empat atopik, dermatitis seboroik, psoriasis.
minggu) ternyata secara statistik pemberian Diabetes melitus yang merupakan salah satu
naltrekson tidak memberikan respons yang penyebab GGK, tirotoksikosis, dan tumor

Aktivasi reseptor N (TRK-820) oleh sel


bermakna.27 ganas juga dapat menyebabkan pruritus.4
Diagnosis banding pruritus uremik
dermal dan limfosit dapat menekan pruritus. adalah semua pruritus termasuk pruritus

berlebihan dalam stimulasi reseptor P,


Ketika respons reseptor kurang kuat atau neuropatik pada nyeri pasca herpetika
dan neuropatik sentral yang berhubungan
penderita akan merasakan pruritus. Dapat dengan multiple sclerosis.4,22
disimpulkan bahwa opiodergik berperan
secara bermakna dalam patogenesis pruritus
uremik.14

108
Terapi Pruritus Uremik Terapi UVB dapat dilakukan tiga kali
dalam seminggu selama tiga minggu.
Penyebab pruritus uremik masih Biasanya remisi terjadi dalam waktu
belum sepenuhnya diketahui, karena itu tiga bulan. Terapi UVB menyebabkan
belum ada terapi efektif yang memuaskan.4 inaktifasi bahan-bahan pruritogenik karena
Pada penderita yang menjalani dialisis, UVA dan UVB dapat menurunkan kadar
keteraturan dialisis dapat menghilangkan vitamin A epidermis. Fototerapi juga dapat
rasa gatal. AODW GLDOLVLV \DQJ H¿VLHQ GDQ menurunkan jumlah sel mast kulit dan
optimal dengan Kt/V urea value > 1.2,5,14 menghasilkan hasil yang bervariasi.4,13,14,29-31
dan penggunaan membran dialisis dengan Obat yang diberikan dapat berupa
permeabilitas tinggi dan mempunyai sifat antihistamin, kolesteramin, karbon aktif,
biologi yang lebih baik, seperti polisulpone, kapsaisin topikal, eritropoetin, talidomid,
dapat mengurangi reaksi alergi pasien takrolimus, naltrekson, dan ondansetron.
terhadap membran dialisis.11,14,16 Pada Antihistamin H1 seperti hidroksisin,
GGK mudah terjadi peningkatan fosfat,5,25 difenhidramin, siproheptadin juga dapat
sehingga diperlukan diet ketat asupan fosfat digunakan.29-31Anti histamin menghasilkan
untuk mengurangi rasa gatal. Suplemen Fe perbaikan pruritus yang bervariasi. Dosis
diperlukan karena biasanya penderita GGK NROHVWHUDPLQDGDODKJGDQGLEHULNDQ[
menderita anemia.5 sehari.29,31 Kepustakaan lain mengatakan
Kulit kering dapat menyebabkan gatal, bahwa kolesteramin tidak efektif dengan
dan diperlukan perawatan khusus selain efek samping konstipasi, mual, muntah,
obat-obatan. Pada perawatan kulit kering asidosis dan kejang otot.5,32 Absorbsi
ada beberapa hal yang perlu dihindari seperti kolesteramin menurun jika digabung dengan
berendam dengan air panas, menggunakan digoksin, warfarin dan fenitoin.5,32,33
sabun yang mengandung detergen, terlalu Karbon aktif 6 g/hari yang dibagi
sering berendam atau berendam lebih dari ½ menjadi 4-6 dosis dapat digunakan selama
jam, penggunaan bubble bath, penggunaan delapan minggu, namun perlu diperhatikan
deodorant anti perspiran, lingkungan yang gangguan absorbsi obat lain.5,13,31 Terapi
kering, pakaian yang dicuci dengan detergen, topikal dengan kapsaisin 0,025% cukup
pakaian terbuat dari wool sintetis/serat yang membantu. Penggunaannya dapat didahului
kasar, minum alkohol, makanan yang dapat dengan pemberian anestesi topikal
menyebabkan vasodilatasi seperti makanan untuk mengurangi rasa panas. Kapsaisin
pedas.29,30 Dianjurkan menggunakan sabun dilaporkan dapat menyembuhkan pruritus
ringan/sabun untuk kulit sensitif, berendam lokal pada pasien yang didialisis.4,31,33
½ jam setiap hari atau setiap dua hari, Pemberian eritropoetin dapat
berendam dengan tepung gandum dengan menurunkan kadar histamin plasma.5,30-32
kalium permanganat atau baking soda, Efek anti pruritus mulai terlihat dalam satu
menjaga kelembaban lingkungan, mencuci minggu setelah terapi, tetapi sebaiknya
pakaian menggunakan sabun ringan untuk dilanjutkan hingga empat minggu agar
bayi, mengenakan pakaian yang longgar mendapatkan hasil maksimal. Efek anti
dengan bahan katun atau serat yang halus.4,30 pruritus bertahan hingga tujuh hari sejak
Selain itu dapat digunakan campuran eritroprotein dihentikan.
emolien dengan kortikosteroid topikal Talidomid,4,11,29,31,34 dan takrolimus
4,14
seperti hidrokortison 1%, asam salisilat 3%, sama-sama bekerja sebagai penekan
propilen glikol 5%, urea 10%, dengan dasar produksi IL-2 dan talidomid digunakan
glukosa.5 untuk pruritus uremik yang refrakter dan

109
lebih dari 50% pruritus uremik sembuh.11 hawa dingin/panas dan keberadaan pruritus
Naltrekson sebagai antagonis opiat,4,11,16,31,35 non uremia
diduga berperan dalam patogenesis pruritus Terapi pruritus uremik adalah
uremik baik secara sentral maupun perifer. hemodialisis yang adekuat, diet rendah
Dosis 50 mg dapat dinaikkan hingga 250 fosfat, penanganan kulit kering, UVB,
PJKDUL[VHKDUL18 Dari penelitian terakhir pemberian suplemen Fe, antihistamin,
didapatkan seluruh penderita pruritus uremik kolesteramin, arang aktif, kapsaisin
mengalami perbaikan dengan pemberian topikal, eritropoetin, talidomid, tacrolimus,
ondansentron. Ondansentron merupakan 5 – naltrekson, ondansetron, paratiroidektomi,
hidroksi triptamin yang potent dan selektif. akupunktur, evening primerose oil.
Dosis 4 mg perhari peroral yang dibagi
menjadi dua dosis dan diberikan hingga tiga Daftar Pustaka
bulan.15,31
Terapi lain dapat berupa 1. Braun-Falco O, Plewig G, Wolf HN, Burdorf
paratiroidektomi, akupuntur dan pemberian WHC. Pruritus, prurigo, self induced disease,
psychiatric disease and neurologic disease.
peroral primrose oil pada sore hari yang Dermatology, 2ndeds. Berlin: Springer-Verlag;
banyak mengandung asam linolenat gama 2000.p.989-1012.
dan asam linolenat dengan dosis 2g/ 2. Zuker I, Yosipovitch G, David M, Uzi G.
hari selama enam minggu akan terlihat Prevalence and characterization of uremic
penyembuhan.33,36,37 Pengobatan dengan pruritus is still a major problem for patients
with end-stage renal disease. J Am Acad
akupunktur dan electric needle stimulation Dermatology. 2003;49(5): 842-6.
akan menyembuhkan pruritus uremik setelah 3. Szepietowski J, Sikora M, Krustal M. Uremic
beberapa sesi terapi.4,28,30,35 Paratiroidektomi pruritus: A clinical study of maintenance
dapat dilakukan pada pasien dengan hemodialysis patients. J Dermatol. 2002;
paratiroid sekunder dan akan mengurangi 29(10):621-27.
4. Virga G. Pruritus in hemodialysis patients, 3rd
gatal dalam 24 - 48 jam pasca operasi, tetapi Congress of nephrology in internet. CIN; 2003.
jika penderita menjadi hiperkalsemia setelah 5. Stahle-Backdahl. Pruritus clinical aspects. The
operasi maka pruritus akan terjadi kembali, cause of uremic pruritus is unknown. Dermatol.
meskipun ada penelitian yang mengatakan 1995; 14:297-301.
bahwa hiperkalsemia tidak menyebabkan 6. Nunley JR, Elston DM, Hogan DJ, Vinson RP,
Chan EF, eds. Dermatologic manifestation of
gatal.11,31 renal disease.Update 11 April 2012. Diunduh
0RGL¿NDVL SROD KLGXS PLVDOQ\D dari: www.emedicine.com. 29 April 2012
mengurangi stres dapat menurunkan 7. Ashmore SD. Ondansetron therapy for uremic
intensitas gatal. Karena stres dan faktor pruritus in hemodialysis pruritus. Am J Kidney
psikogenik lainnya berperan penting dalam Dis. 2000; 35(5):827-31.
8. Odom RB, James WD, Berger TG. Pruritus and
mencetuskan rasa gatal.38 neurocutaneous dermatosis. Andrew’s Diseases
of the skin. 9th ed. Philadephia: WB Saunders
Kesimpulan Company. 2000.p.49-68.
9. Kantor G. Pruritus. In: Sams WM, Lynch PJ.
Pruritus uremik sering terjadi pada eds. Principle and practice of dermatology. New
York: Churchill Livingstone.1996.p.881-87.
penderita gagal ginjal kronik yang menjalani 10. Tepel M, Sanner BM. Disturbances of sleep
hemodialisis. Penyebab dan patogenesis in patients with chronic renal failure. Nephrol
pruritus uremik masih belum jelas. Faktor Dialysis Transplant. 2000;15:9-15.
yang mempengaruhi pruritus uremik 11. Twycross R, Greaves MW, Handwerker H,
adalah kulit kering, berkeringat, istirahat, Jones EA, Libretto SE. Itch: scarthing more than
the surface. Q J Med. 2003; 96:7-26.
beraktivitas, tidur, mandi air panas/dingin,

110
12. Scott M. Renal failure associated pruritus: Biomedik Falkutas Kedokteran Universitas
Uremic pruritus. A family medicine resource. Brawijaya. Malang 26-28 April 2002.
Revised 5/10/2008. Diunduh dari www. 27. Magus P, Mikus G, Alscher DM, Krischner
familypracticenotebook.com.18 Maret 2012. 7 1DJHO : *XJHOHU 1 1DOWUH[RQH GRHV QRW
13. Peharda V, Gruber F, Kastelan M, Brajac I, relieve uremic pruritus: results of a randomized,
Cabriyan L. Pruritus an important symptom of double – blind, plasebo-controlled crossover
internal diseases. Dermato Venereol. 2000;3:1- study. J AM Soc Nephrol. 2000; 11(3):514-9.
10. 28. Adams J. Uremic pruritus related to duration,
14. Mettang T, Magnus CP, Alscher DM. Uraemic haemodialysis type in renal failure. J Dermatol.
pruritus-new perspectives and insights from 2002: 29(10):621-7.
recent trials. European Renal Association 29. Quade G. Pruritus. Supportive care statement
European Dialysis and Transplant Association. for professionals. Med News, National Cancer
Nephrol Dial Transplant. 2002; 17(9): 1558-63. Institute. Update 10/23/2012. Diunduh dari
15. Balaska E. Histamin and serotonin in uremic http://www.meb.uni-bonn.de/Cancernet/
pruritus effect of ondansetron in CAPD pruritic CDR0000062748.html#REF_298. 27 Maret
patients. Nephron. 1998;78:395-402. 2012
16. Greaves MW, Freeberg IM, Eizen AZ, Wolff K, 30. Ionnides D. Pruritus. In: Katsambas AD, Lotti
Austen KF, GoldsmithLA, Katz SI. Fitzpatrick’s TM eds. European hand book of dermatological
Dermatology in General Medicine. 6thed. New treatment. 2nd ed. Berlin: SpringerVerlag ; 2000.
York: Mc Graw-Hill Inc; 2003.p.398-406. p . 470-76.
17. Peterson JC. Gagal ginjal kronik. Dalam:Tisher 31. Arnat K, Bowens KE. Pruritus Manual of
&&:LOFR[&6HGV1HIURORJL-DNDUWD3HQHUELW dermatologic therapeutics. 6thed. Philadelphia:
Buku Kedokteran EGC, 1997.p.15-30. Lippincott Williams & Wilkins; 2002.p.166-
18. Lestariningsih. Penatalaksanan konservatif 172.
CKD. Simposium gagal ginjal. RSDK Semarang, 32. De Marchi S, Cecchin E, Vilalta D, Sepiacci
19 Maret 2005. G, Santini G, Bartoli E. Relief of pruritus and
19. Chasani SC. Patogenesis dan penyebab penyakit decrease in plasma histamin concentrations
gagal ginjal kronik. Simposium gagal ginjal. during erythropoetin therapy in patients with
RSDK Semarang, 19 Maret 2005. uremia. New Engl J Med. 1992; 326(15):969-
 (IIHQGL , 3DWR¿VLRORJL JDJDO JLQMDO :RUNVKRS 74.
nefrologi klinik. Pertemuan Tahunan 2003. 33. Butler, D. Pruritus and systemic disease
Perhimpunan Nefrologi Indonesia. Palembang treatment and management. Medscape. 2010;
2-3 Oktober 2003. 21: 1-2. Diunduh dari http://www.medscape.
21. Siregar P, Roesma, Suhari DA, Parsudi I. com. 6 Februari 2012.
Gangguan elektrolit dalam klinik. Buku Ajar 34. Silve SR, Viana PC, Lugon NV, Hoette M, Ruvany
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ketiga. Perhimpunan F, Lugor JR. Thalidomide for the treatment of
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, jilid uremic pruritus: a crossover randomized double-
II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2001.p.307-33. blind trial. Nephron.1994;67(3): 270-3.
22. Bernhard JD. Pruritus: Pathophysiology and 35. Shapiro R, Stockard. Successful treatment
clinical aspects. In: Moschella SL, Hurley HJ of uremic pruritus. The acupunture aproach
eds. Dermatology. Philadelphia: WB Saunders revisited. Devision of Nephrology, Department
Company; 1992.p.2042-7. of Medicine, Medical College of Ohio, May
23. Nowak MA, Tsoukas MM, Deimus FA. 2003. Diunduh dari http://www.eneph.com/pdf/
Generalized pruritus without primary lesions. V32n5P257.pdf. 11 Februari 2012.
Differential diagnosis and approach to treatment. 36. Yashimoto Furuie K, Yasimoto K, Tanaka T.
Postgrad Med. 2000;107(2): 41-2, 45-6 Effects of oral supplementation with evening
24. Scott M. Pruritus. J Am Fam Physician. SULPRVHRLOIRUVL[ZHHNVRQSODVPDHVVHQWLDOIDWW\
2003;68(6): 1135-42. acid and uremic skin symptoms in hemodialysis
25. Andaya. Manajemen gagal ginjal kronik. patients. Nephron. 1999; 81(2):151-9.
Workshop Nefrologi Klinik Pertemuan Tahunan 37. Reddy K, Patel TV, Armstrong AW, Singh AK.
2003. Perhimpunan Nefrologi Indonesia. Uremic Pruritus. Kidney Int. 2007;72:373-7.
Palembang 2-5 Oktober 2003 38. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
26. Soeatmadji JW. Kendali hormonal metabolisme Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatrick’s Dermatology
Calcium dan skeletal. Kursus dasar metabolisme in General Medicine. 7thed. USA : The Mcgraw-
calcium & penyakit tulang. Laboratorium Hill Inc, 2008; Vol 1: 911.

111

Anda mungkin juga menyukai