Anda di halaman 1dari 48

Laporan Kartografi

LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(Disusun untuk memenuhi prasyarat mata kuliah Kartografi)

Disusun oleh :
KELOMPOK IV A

1. Krisna Setiaji (21110114120012)


2. Mirta Indriastuti (21110114120021)
3. Riantika Dena (21110114120034)
4. Try Jokosantoso (21110114120042)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp.(024) 76480785, 76480788
e-mail : jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2016

Kelompok IV-A, 2016


i
Laporan Kartografi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kartografi ini
tanpa menemui hambatan yang berarti dan tepat waktu. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada :
1) Bapak Sawitri Subiyanto, Ir. M.Si. selaku ketua jurusan Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

2) Bapak Abdi Sukmono, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Kartografi
yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
3) Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan
praktikum Kartografi yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu
persatu

Kami sadar bahwa laporan yang kami susun masih sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu masukan dan kritikan yang bersifat membangun sangat
kami harapkan sebagai acuan agar menjadi lebih baik lagi. Terima kasih.

Semarang, April 2015

Penulis

Kelompok IV-A, 2016


ii
Laporan Kartografi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................I-1
I.1 Latar Belakang I-1
I.2 Rumusan Masalah I-2
I.3 Maksud danTujuan I-2
I.3.1 Maksud............................................................................................I-2
I.3.2 Tujuan..............................................................................................I-2
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................II-3
II.1 Peta dan Unsur – Unsur Peta II-3
II.2 Kartografi II-5
II.3 Toponimi II-6
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM...................................................III-7
III.1 Lokasi Survey III-7
III.2 Pemotongan Layout Kelurahan III-7
III.3 Pembuatan Toponimi III-11
III.4 Membuat Geodatabase III-14
III.5 Pembuatan Layout III-17
BAB IV ANALISIS PEMILIHAN SIMBOL..............................................IV-25
IV.1 Analisis Pemilihan Simbol IV-25
BAB V PENUTUP.......................................................................................V-29
V.1 Kesimpulan V-29
BAB VI DAFTAR PUSTAKA....................................................................VI-30

Kelompok IV-A, 2016


iii
Laporan Kartografi

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Kotak Dialog ArcMap – Getting Started (Kelompok IV A, 2016)........III-


7
Gambar III.2 Blank Map (Kelompok IV A, 2016)....................................................III-7
Gambar III.3 Kotak Dialog Connect to Folder (Kelompok IV A, 2016)...................III-8
Gambar III.4 Kotak Dialog Add Data (Kelompok IV A, 2016)................................III-8
Gambar III.5 Tampilan setelah shp dimasukkan (Kelompok IV A, 2016)................III-9
Gambar III.6 Kotak Dialog Attribute Table (Kelompok IV A, 2016)........................III-9
Gambar III.7 Kotak Dialog Clip (Kelompok IV A, 2016).......................................III-10
Gambar III.8 Kotak Dialog Clip (Kelompok IV A, 2016).......................................III-10
Gambar III.9 Kotak Dialog Clip (Kelompok IV A, 2016).......................................III-10
Gambar III.10 Peta setelah di Clip (Kelompok IV A, 2016)...................................III-11
Gambar III.11 Kotak Dialog Add Field (Kelompok IV A, 2016)............................III-11
Gambar III.12 Attribute Table setelah ditambah field (Kelompok IV A, 2016)..........III-
12
Gambar III.13 Kotak Dialog Start Editing (Kelompok IV A, 2016).......................III-12
Gambar III.14 Kotak Dialog Attribute Table (Kelompok IV A, 2016)....................III-13
Gambar III.15 Kotak Dialog Layer Properties (Kelompok IV A, 2016).................III-13
Gambar III.16 Membuat file geodatabase (Kelompok IV A, 2016)........................III-14
Gambar III.17 Tampilan ArcCatalog 10...................................................................III-14
Gambar III.18 Kotak Dialog Input Features (Kelompok IV A, 2016).....................III-15
Gambar III.19 Tampilan ArcCatalog 10...................................................................III-15
Gambar III.20 Kotak Dialog Features Class Properties (Kelompok IV A, 2016).......III-
16
Gambar III.21 Kotak Dialog Select Raster Dataset (Kelompok IV A, 2016)..........III-17
Kelompok IV-A, 2016
iv
Laporan Kartografi

Gambar III.22 Tampilan Insert – Neatline (Kelompok IV A, 2016)........................III-17


Gambar III.23 Kotak Dialog Neatline (Kelompok IV A, 2016)..............................III-18
Gambar III.24 Kotak Dialog New Text (Kelompok IV A, 2016)............................III-18
Gambar III.25 Kotak Dialog North Arrow Selector (Kelompok IV A, 2016).........III-19
Gambar III.26 Kotak Dialog Scale Text Selector (Kelompok IV A, 2016).............III-19
Gambar III.27 Kotak Dialog Scale Bar Selector (Kelompok IV A, 2016)..............III-20
Gambar III.28 Kotak Dialog Alternating Scale Bar Properties (Kelompok IV A,
2016)............................................................................................................III-20
Gambar III.29 Kotak Dialog Legend Wizard (Kelompok IV A, 2016)...................III-21
Gambar III.30 Kotak Dialog Legend Wizard (Kelompok IV A, 2016)...................III-21
Gambar III.31 Kotak Dialog Legend Wizard (Kelompok IV A, 2016)...................III-21
Gambar III.32 Kotak Dialog Legend Wizard (Kelompok IV A, 2016)...................III-22
Gambar III.33 Kotak Dialog Legend Wizard (Kelompok IV A, 2016)...................III-22
Gambar III.34 Kotak dialog Data Frame Properties (Kelompok IV A, 2016).........III-23
Gambar III.35 Kotak Dialog Grids and Graticules Wizard (Kelompok IV A, 2016)
.....................................................................................................................III-23
Gambar III.36 Kotak Dialog Number Format Properties (Kelompok IV A, 2016)
.....................................................................................................................III-24
Gambar III.37 Peta hasil pembuatan Toponimi (Kelompok IV A, 2016)................III-24

Kelompok IV-A, 2016


v
Laporan Kartografi

Kelompok IV-A, 2016


vi
Laporan Fotogrametri II

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pendaftaran tanah menurut UU No 24 Tahun 1997 adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan, dan teratur
meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, penyajian, serta pemeliharaan
data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang
tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti
haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang
membebaninya.
Pelaksanaan pendaftaran tanah terbagi menjadi 2 yaitu pendaftaran tanah
untuk pertama kali dan pemeliharaan data pebdaftaran tanah. Pendaftarn tanah
untuk pertama kali terbagi menjadi 2 yaitu pendaftaran tanah secara sistematik
dan sporadik.
Pendaftaran tanah secara sistematik adalah pendaftaran tanah yang
dilakukan serentak dan membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat yaitu 1
bulan, pendaftaran tanah secara sistematik yang memberikan permohonan
menetapkan batas bidang tanah itu sendiri adalah pemegang HAT / pihak yang
menguasai, dan yang memberikan permohonan menetapan batas tanah adalah
panitia ajudukasi sedangkan pendaftaran tanah secara sporadik adalah pendaftaran
tanah yang dilakukan oleh setiap individu masyarakat (pemohon) yang ingin
melakukan pendaftaran tanah sendiri dan membutuhkan waktu yang lama, pada
pendaftaran tanah secara sporadik yang memberikan permohonan menetapkan
batas bidang tanah itu sendiri adalah pemohon dan yang menetapkan batas bidang
tanah tersebut adalah kepala/pegawai kantor pertanahan yang bertugas.

Kelompok IV-A
1
Laporan Fotogrametri II

BAB II
PERMASALAHAN DAN SOLUSI

II.1 Masalah
Tanah seluas kurang lebih 1500 m2 di desa Jatirejo, Gunungpati, Semarang
milik Alm. Bapak Kusnaedi menjadi sengketa. Pasalnya tanah tersebut sudah
dijual kepada Bapak H. Solikhin yang mana hanya memiliki status Petok D atas
nama Alm. Bapak Suyadi (ayah dari Bapak Kusnaedi) dan kwitansi pembayaran.
Bapak H. Solikhin ingin menyertifikatkan tanah tersebut namun keadaan sekarang
Bapak Suyadi dan Bapak Kusnaedi sudah meninggal. Alm. Bapak Kusnaedi
merupakan 9 bersaudara dimana dalam hal ini saudaranya yang lain sudah
mendapat bagian warisan. Alm. Bapak Kusnaedi meninggalkan 4 orang anak
sebut saja A, B, C, D dan 1 istri. Malangnya Sdr. A dan C juga sudah meninggal
dunia dan meninggalkan masing-masing 3 anak (E, F, G) dan 4 anak (H, I, J, K).
Mereka semua beragama Islam.

II.2 Solusi
Landasan mengenai Pendaftaran tanah pertama kali ada pada PP No. 10
Tahun 1961 yang sudah diperbarui di PP No. 24 Tahun 1997 yang mengatur
mengenai pendaftaran tanah di Indonesia sebagai pelaksanaan dari pasal 19
UUPA, khususnya pendaftaran untuk pertama kali tanah bekas Hak Milik Adat.
Petok D adalah salinan dari letter C yang diberikan kepada pemilik sebagai bukti
kepemilikan atas tanah adat.Untuk Pendaftaran tanahbrkas hak milik adat
berdasarkan ketentuan PP No. 24 tahun 1997 jo permen no.3 tahun 1997 dapat
dilakukan melalui PENEGASAN KONVERSI atau melalui PENGAKUAN HAK.
Pendaftaran melalui penegasan konversi dilakukan apabila BUKTI PENULISAN
berkaitan dengan tanah tersebut lengkap atau dapat dilengkapi. Pasal 24 ayat 1
tahun 1997 menentukan untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang
berasal dari konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai
adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan atau
pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh Panitia Ajudikasi

Kelompok IV-A
2
Laporan Fotogrametri II

dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh kepala kantor Pertanahan
dalam pendaftaran tanah secara sporadik, dianggap cukup untuk mendaftar hak,
pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang membebaninya.
Jika bukti tulisan tidak cukup untuk dipakai sebagai dasar pendaftaran tanah yang
bersangkutan maka pendaftaran akan dilaksanakan dengan menggunakan bukti
PENGUASAAN FISIK tanah yang bersangkutan. Berkaitan dengan hal tersebut
Pasal 24 ayat 2 PP No. 24 tahun 1997 menentukan: “Dalam hal tidak atau tidak
lagi tersedia secara lengkap alat-alat pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pembukuan hak dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik
bidang tanah yang bersangkutan selama 20 (dua puluh) tahun atau lebih secara
berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahuluan- pendahulunya, dengan
syarat:
a. penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh
yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah, serta diperkuat oleh
kesaksian orang yang dapat dipercaya;
b. penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tidak dipermasalahkan oleh
masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang bersangkutan ataupun
pihak lainnya. “
c. akta ikrar wakaf/surat ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak mulai
dilaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977; atau
d. risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang, yang
tanahnya belum dibukukan; atau
Selanjutnya perihal pendaftaran tanah bekas hak milik adat tersebut diatur lebih
lanjut di dalam Permen No. 3 tahun 1997.
Penjelasan Pasal 24 Ayat 1 PP No. 24 tahun 1997 menyatakan bahwa “Bukti
kepemilikan itu pada dasarnya terdiri dari bukti kepemilikan atas nama pemegang
hak pada waktu berlakunya UUPA dan apabila hak tersebut kemudian beralih,
bukti peralihan hak berturut-turut sampai ke tangan pemegang hak pada waktu
dilakukan pembukuan hak. “

Alat-alat bukti tertulis yang dimaksudkan dapat berupa:

Kelompok IV-A
3
Laporan Fotogrametri II

a. grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings


Ordonnantie (Staatsblad. 1834-27), yang telah dibubuhi catatan, bahwa
hak eigendom yang bersangkutan dikonversi menjadi hak milik; atau
b. grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings
Ordonnantie (Staatsblad. 1834-27) sejak berlakunya UUPA sampai tanggal
pendaftaran tanah dilaksanakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 1961 di daerah yang bersangkutan; atau
c. surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan
Swapraja yang bersangkutan; atau
d. sertipikat hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri
Agraria Nomor 9 Tahun 1959; atau
e. surat keputusan pemberian hak milik dari Pejabat yang berwenang, baik
sebelum ataupun sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban
untuk mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah dipenuhi semua
kewajiban yang disebut di dalamnya; atau
f. akta pemindahan hak yang dibuat di bawah tangan yang dibubuhi tanda
kesaksian oleh Kepala Adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini; atau
g. akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya
belum dibukukan; atau
h. surat penunjukan atau pembelian kaveling tanah pengganti tanah yang
diambil oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah; atau
i. petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia
sebelum berlaku Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961; atau
j. surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan; atau
k. lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, Pasal VI dan Pasal VII Ketentuan-
ketentuan Konversi UUPA.
Dalam hal bukti tertulis tersebut tidak lengkap atau tidak ada lagi, pembuktian
pemilikan itu dapat dilakukan dengan keterangan saksi atau pernyataan yang
bersangkutan yang dapat dipercaya kebenarannya menurut pendapat Panitia

Kelompok IV-A
4
Laporan Fotogrametri II

Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor


Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik. Yang dimaksud dengan saksi
adalah orang yang cakap memberi kesaksian dan mengetahui kepemilikan
tersebut. Apabila bukti kepemilikan tersebut tidak ada maka pembukuan hak dapat
dilakukan tidak berdasarkan bukti kepemilikan akan tetapi berdasarkan bukti
penguasaan fisik yang telah dilakukan oleh pemohon dan pendahulunya.
Pembukuan hak berdasarkan bukti penguasan fisik tersebut harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a. bahwa penguasaan dan penggunaan tanah yang bersangkutan dilakukan
secara nyata dan dengan itikat baik selama 20 (dua puluh) tahun atau lebih
secara berturut-turut;
b. bahwa kenyataan penguasaan dan penggunaan tanah tersebut selama itu
tidak diganggu gugat dan karena itu dianggap diakui dan dibenarkan oleh
masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang bersangkutan;
c. bahwa hal-hal tersebut diperkuat oleh kesaksian orang-orang yang dapat
dipercaya;
d. bahwa telah diberikan kesempatan kepada pihak lain untuk mengajukan
keberatan melalui pengumuman sebagaimana dimaksud Pasal 26;
e. bahwa telah diadakan penelitian juga mengenai kebenaran hal-hal yang
disebutkan di atas;
f. bahwa akhirnya kesimpulan mengenai status tanah dan pemegang haknya
dituangkan dalam keputusan berupa pengakuan hak yang bersangkutan
oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik dan oleh
Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik.
Berdasarkan dokumen kepemilikan yang ada tersebut maka diajukanlah
permohonan pendaftaran untuk pertama kali kepada Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota setempat.

Demikian sedikit uraian mengenai pendaftaran untuk pertama kali tanah bekas
hak milik adat (tanah girik, tanah petok D dan lain-lain), selanjutnya untuk
menjawab pertanyaan tersebut di atas maka yang terutama yang harus

Kelompok IV-A
5
Laporan Fotogrametri II

diperhatikan adalah lengkap atau tidak lengkapnya dokumen yang membuktikan


kepemilikan atas tanah Petok D tersebut. Dari paparan di atas berkaitan dengan
dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran tersebut terdiri dari:
1. Petok D tanah yang bersangkutan;
2. Surat pembagian harta warisan yang menerangkan tanah tersebut
dibagikan kepada Alm. Bapak Kusnaedi (jika ahli waris Alm. Bapak
Suyadi lebih dari 1 (satu) orang; (jika ini belum ada maka dapat dibuat
dengan kesepakatan semua ahli waris yang ada saat ini);
3. Kwitansi pembelian Bapak H. Solikhin dari Alm. Bapak Kusnaedi;
4. Surat Pernyataan dari para ahli waris Alm. Bapak Kusnaedi bahwa tanah
tersebut memang telah dialihkan kepemilkannya kepada Bapak H.
Solikhin; (untuk masing-masing ahli waris Alm. Bapak Kusnaedi yang
sudah meninggal dibutuhkan juga Surat keterangan Ahli waris masing-
masing)
5. SPOP PBB;
6. Bukti pelunasan PBB;
7. Surat Keterangan dari Lurah yang menerangkan tentang riwayat tanah tersebut;
8. Surat keterangan dari Lurah yang menerangkan tanahnya tidak sedang dalam
sengketa;
9. Surat Pernyataan dari Bapak H. Solikhin yang dikuatkan oleh 2 (dua) orang
saksi yang dapat dipercaya mengenai penguasaan fisik tanah tersebut dan tidak
pernah ada gugatan/keberatan berkaitan dengan pemilikan tanah tersebut;
Oleh karena belum adanya surat jual beli antara Alm. Bapak Kusnaedi kepada
Bapak H. Solikhin, jika memungkinkan dapat juga dibuat penegasan mengenai
adanya jual beli tersebut yang dibuat oleh Para ahli waris Alm. Bapak Kusnaedis
kepada Bapak H. Solikhin. Tapi jika tidak memungkinkan maka dapat dilakukan
pendaftaran dengan menggunakan dokumen yang ada melalui acara
PENGAKUAN HAK dan nantinya jika ternyata terdapat keberatan dari para ahli
waris bisa diselesaikan terlebih melalui musyawarah. Jika musyawarah tidak
tercapai maka tentunya harus diselesaikan melalui pengadilan.

Kelompok IV-A
6
Laporan Fotogrametri II

II.3 Toponimi
Toponimi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tata cara pemberian
nama maupun penulisan nama-nama unsur geografis yang ada dalam peta. Nama-
nama yang diberikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembacaan peta
yaitu sebagai identifikasi unsur-unsur geografis agar mudah diketahui oleh para
pembaca peta. Penamaan unsur-unsur geografis harus sesuai kaidah atau aturan-
aturan tertentu agar suatu peta mudah dibaca dan tidak membingungkan bagi
pembaca peta.
Ada sembilan aturan yang harus dipenuhi dalam pemberian nama-nama
geografis dalam peta, yaitu:
1) Nama unsur geografis yang terdiri dari generic name dan spesific name
ditulis terpisah, contohnya: Gunung Merapi, Selat Sunda
2) Nama kota yang terdiri dari generic name dan spesific name ditulis
dalam satu kata, contohnya: Ujungpandang, Muarajambi
3) Nama spesifik yang ditambah kata sifat ayau penunjuk arah ditulis
terpisah, contohnya: Jawa Timur, Kebayoran Lama
4) Nama spesifik yang merupakan pengulangan ditulis dalam satu kata,
contohnya: Bagansiapiapi
5) Nama spesifik yang ada unsur penomoran ditulis dengan huruf,
contohnya: Depok Satu, Depok Dua
6) Nama spesifik yang terdiri dari dua kata benda ditulis dalam satu kata,
contohnya: Pagaralam
7) Nama spesifik yang terdiri dari kata benda diikuti unsur geografis
ditulis dalam satu kata, contohnya: Pagargunung, Kayulaut
8) Nama spesifik yang terdiri dari tiga kata ditulis dalam satu kata,
contohnya: Muarabatangangkola
9) Tidak boleh memberi nama dengan empat kata, contohnya:
Gunungmanaonunterudang
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Lokasi Survey


Lokasi survey kelompok kami bertempat di Kelurahan Miroto, Kecamatan
Semarang Tengah, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

III.2 Pemotongan Layout Kelurahan

Kelompok IV-A
7
Laporan Fotogrametri II

Setelah melakukan survey, data yang telah diperoleh akan diolah


menggunakan software ArcGis V.10. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1. Buka ArcGis V.10, kemudian akan otomatis muncul panel seperti di bawah
ini:

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.1 Kotak Dialog ArcMap – Getting


Started (Kelompok IV A, 2016)

2. Setelah select Blank Map, maka akan muncul panel layar kosong seperti
ini:

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.2 Blank Map (Kelompok IV A, 2016)

3. Selanjutnya, pada bar menu pilih menu file →Add Data→Add Data→
Connect to Folder. Lalu, pilih folder SHP yang akan digunakan.

Kelompok IV-A
8
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.3 Kotak Dialog Connect to Folder


(Kelompok IV A, 2016)
Pilih file .shp Kelurahan yang akan diolah.

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.4 Kotak Dialog Add Data (Kelompok


IV A, 2016)

4. File .shp Kelurahan yang dibuka akan muncul seperti gambar berikut:

Kelompok IV-A
9
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.5 Tampilan setelah shp dimasukkan


(Kelompok IV A, 2016)

5. Klik Layers→Properties→Open Attribute Table

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.6 Kotak Dialog Attribute Table


(Kelompok IV A, 2016)

6. Kemudian klik Georeferencing→Clip, lalu isi kolom seperti gambar


berikut untuk memotong area kelurahan:

Kelompok IV-A
10
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.7 Kotak Dialog Clip (Kelompok IV A,


2016)

Untuk memotong jalan dan bangunan dilakukan hal sama namun pada kolom
input features di isi dengan shp jalan dan bangunan yang akan dipotong.

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.8 Kotak Dialog Clip (Kelompok IV A,


2016)

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.9 Kotak Dialog Clip (Kelompok IV A,


2016)
7. Setelah itu unchecklist atau matikan shp jalan, bangunan, dan kelurahan
yang asli maka akan muncul hasil seperti di bawah ini:

Kelompok IV-A
11
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.10 Peta setelah di Clip (Kelompok IV


A, 2016)
III.3 Pembuatan Toponimi
1. Untuk membuat Toponimi, langkah pertama adalah klik kanan pada layer

Jalan, lalu Open Attribute Table  klik Table Options  Add


Field kemudian buat kolom baru yang diberi nama Nama_Jalan kemudian
isi sesuai gambar dibawah ini:

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.11 Kotak Dialog Add Field


(Kelompok IV A, 2016)

Kelompok IV-A
12
Laporan Fotogrametri II

Maka akan muncul kolom seperti ini:

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.12 Attribute Table setelah ditambah


field (Kelompok IV A, 2016)

2. Langkah berikutnya klik shp jalan, kemudian klik Editor  Start Editing
akan muncul tampilan seperti dibawah ini :

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.13 Kotak Dialog Start Editing


(Kelompok IV A, 2016)
Lalu pilih shp yang akan diedit, OK.

Kelompok IV-A
13
Laporan Fotogrametri II

3. Setelah itu klik kanan pada shp jalan, klik open attribute table, lalu isi
kolom Nama_Jalan sesuai dengan geometrinya.

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.14 Kotak Dialog Attribute Table


(Kelompok IV A, 2016)

4. Selanjutnya, ulangi langkah pembuatan nama Jalan untuk pembuatan


nama objek yang lain.
5. Selanjutnya, ubah simbol dari masing-masing objek dengan cara klik

kanan shp objek  Properties  Symbology  Categories  Unique


Values  Add All Values, kemudian akan muncul kotak dialog seperti
dibawah ini, kemudian klik 2x pada symbol yang akan diganti dan pilih
simbol yang diinginkan.

Kelompok IV-A
14
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.15 Kotak Dialog Layer Properties


(Kelompok IV A, 2016)
III.4 Membuat Geodatabase
1. Langkah pertama dalam membuat geodatabse adalah buka Catalog
Windows  pilih tempat menyimpan  Klik Kanan  New  File
Geodatabase lalu ganti nama file geodatabase.

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.16 Membuat file geodatabase


(Kelompok IV A, 2016)

2. Buka aplikasi ArcCatalog 10 lalu buka file geodatabase yang tadi telah
dibuat. Klik kanan  Import  Feature Class (multiple)

Kelompok IV-A
15
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.17 Tampilan ArcCatalog 10


Lalu akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini:

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.18 Kotak Dialog Input Features


(Kelompok IV A, 2016)
Pilih shp yang akan dibuatkan file geodatabase  Add.
3. Klik kanan pada shp yang akan dimasukkan foto raster  Properties.

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.19 Tampilan ArcCatalog 10


4. Tambahkan field Foto dengan format raster seperti gambar dibawah ini

Kelompok IV-A
16
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.20 Kotak Dialog Features Class


Properties (Kelompok IV A, 2016)

5. Save dan tutup aplikasi ArcCatalog 10.


6. Buka ArcMap 10, lalu klik start editing  Pilih shp yang akan
dimasukkan foto raster
7. Klik kanan pada file geodatabase yang akan dimasukkan foto raster 
Open Attribute File  Pada kolom foto klik tanda panah  Klik Load.
Maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah  Add.

Kelompok IV-A
17
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.21 Kotak Dialog Select Raster Dataset


(Kelompok IV A, 2016)

8. Lakukan pada semua atribut.


III.5 Pembuatan Layout
1. Pertama, atur skala peta dengan cara klik kanan pada
LayerPropertiesData FrameFixed Scale. Ubah Scale menjadi
1:2500. Lalu, klik OK.
2. Masuk ke Layout View. Selanjutnya, beri frame pada peta dengan cara
InsertNeatline. Kemudian akan muncul kotak dialog Neatline seperti di
bawah ini:

Kelompok IV-A
18
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.22 Tampilan Insert – Neatline


(Kelompok IV A, 2016)

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.23 Kotak Dialog Neatline (Kelompok


IV A, 2016)

3. Kemudian buat Judul Peta dengan cara:


Pertama, buat rectangle pada judul. Klik icon rectangle, kemudian buat
sesuai ukuran yang diinginkan.
4. Kemudian, masukkan teks dengan cara klik icon New Text , lalu
masukkan teks untuk Judul yang diinginkan.

Kelompok IV-A
19
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.24 Kotak Dialog New Text


(Kelompok IV A, 2016)

5. Buat arah mata angin pada peta dengan cara InsertNorth Arrow. Maka
akan muncul kotak dialog North Arrow Selector, lalu pilih mata angin
yang diinginkan.

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.25 Kotak Dialog North Arrow


Selector (Kelompok IV A, 2016)

6. Buat Skala angka peta dengan cara klik InsertScale TextPilih model
skala yang diinginkan.

Kelompok IV-A
20
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.26 Kotak Dialog Scale Text Selector


(Kelompok IV A, 2016)

7. Buat skala batang dengan cara InsertScale BarPilih model skala


batang yang diinginkan.

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.27 Kotak Dialog Scale Bar Selector


(Kelompok IV A, 2016)

8. Ubah satuan skala batang ke meter dengan cara InsertScale


BarAltertnating Scale Bar PropertiesScale and UnitsUbah Division
Units menjadi Meter.

Kelompok IV-A
21
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.28 Kotak Dialog Alternating Scale


Bar Properties (Kelompok IV A, 2016)

9. Buat legenda peta dengan cara. Klik InsertLegendkemudian muncul


kotak dialog Legend WizardKlik Next.

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.29 Kotak Dialog Legend Wizard


(Kelompok IV A, 2016)

6. Pada Legend Title, ubah namanya menjadi Legenda.

Kelompok IV-A
22
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.30 Kotak Dialog Legend Wizard


(Kelompok IV A, 2016)
7. Pilih border yang diinginkan lalu klik Next.

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.31 Kotak Dialog Legend Wizard


(Kelompok IV A, 2016)
8. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini, lalu Next.

Kelompok IV-A
23
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.32 Kotak Dialog Legend Wizard


(Kelompok IV A, 2016)

9. Kemudian akan muncul tampilan seperti di bawah ini. Lalu klik Finish.

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.33 Kotak Dialog Legend Wizard


(Kelompok IV A, 2016)

10. Untuk menghapus Legenda yang tidak diperlukan, maka klik kanan pada
LegendaConvert to Graphics.
11. Selanjutnya, untuk memisahkan keterangan yang tidak diperlukan, maka
klik kanan pada LegendaUngroup.
12. Selanjutnya membuat grid pada peta. Dengan cara klik kanan pada
layerspropertiesgridnew grid.

Kelompok IV-A
24
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.34 Kotak dialog Data Frame


Properties (Kelompok IV A, 2016)
13. Kemudian akan muncul kotak dialog grid and graticules wizardpilih
measured gridNext.

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.35 Kotak Dialog Grids and Graticules


Wizard (Kelompok IV A, 2016)

14. Lalu akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini. Ubah nilai X menjadi
200 dan Y menjadi 100.
15. Kemudian Nextdan terakhir klik Finish.
16. Untuk mengedit ukuran text dan desimal pada grid maka pada kotak
dialog data frame properties pilih properties. Ubah ukuran font dan jadikan
desimalnya menjadi 0.

Kelompok IV-A
25
Laporan Fotogrametri II

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.36 Kotak Dialog Number Format


Properties (Kelompok IV A, 2016)

17. Berikut merupakan hasil akhir dari proses pembuatan toponimi:

Gambar PELAKSANAAN PRAKTIKUM.37 Peta hasil pembuatan Toponimi


(Kelompok IV A, 2016)

18. Untuk mengubah format file peta menjadi .jpg, klik FileExport Map.
Maka akan muncul kotak dialog Export Map. Ubah resolusi menjadi
300dpi pada kolom Resolution. Maka peta akan terconvert dalam format
.jpg.

Kelompok IV-A
26
Laporan Fotogrametri II

BAB IV
ANALISIS PEMILIHAN SIMBOL

IV.1 Analisis Pemilihan Simbol


Simbol dalam peta digunakan sebagai gambaran pengganti dalam peta
untuk menyatakan/menggambarkan bentuk peta yang sebenarnya. Karena setiap
orang memiliki persepsi berbeda pada sebuah gambar maka dengan adanya
simbol tersebut setiap orang diharapkan dapat memiliki persepsi yang sama
terhadap suatu gambar. Sebuah simbol haruslah memiliki sifat ekspresif
(menonjol dari peta), serasi (simbol tidak boleh bertentangan atau harus selaras
antara satu dengan lainnya), mudah dibaca, asosiatif (berkaitan antarsatu dengan
lainnya), dan tegas.
Berikut adalah analisis pemakaian simbol dalam peta hasil praktikum mata
kuliah Kartografi dari kelompok kami:
1. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi objek Bank.
Pemilihan simbol tersebut didasari dengan adanya bentuk
mata uang dollar berwarna hijau yang sudah familiar di
masyarakat untuk menyimbolkan sebuah uang. Sehingga
apabila ada sebuah bangunan yang disimbolkan dengan
simbol tersebut maka yang ada dibenak masyarakat adalah
bangunan yang berhubungan dengan uang yaitu Bank.
2. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi objek Gereja.
Pemilihan simbol tersebut didasari dengan adanya bentuk
salib yang sudah familiar di masyarakat untuk
menyimbolkan sebuah agama yang mempunyai tempat
ibadah Gereja.
3. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi objek
Masjid/Musala. Pemilihan simbol tersebut didasari dengan
adanya bentuk bulan bintang yang sudah identik dengan
agama Islam. Sehingga apabila ada sebuah bangunan yang
disimbolkan dengan simbol tersebut maka yang ada dibenak
masyarakat adalah bangunan yang berhubungan dengan

Kelompok IV-A
27
Laporan Fotogrametri II

Islam yaitu Masjid/Musala.


4. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi Kantor.
Pemilihan simbol tersebut didasari dengan adanya bentuk
rumah yang tidak seperti biasanya.
5. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi objek
Koramil. Pemilihan simbol tersebut didasari dengan adanya
bentuk senjata laras panjang menyilang yang
menyimbolkan sebuah kekuatan militer. Sehingga apabila
ada sebuah bangunan yang disimbolkan dengan simbol
tersebut maka yang ada dibenak masyarakat adalah
bangunan yang berhubungan dengan militer yaitu Koramil.
6. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi Pertokoan.
Pemilihan simbol tersebut didasari dengan adanya bentuk
seperti hadiah yang identik dengan barang. Sebuah
bangunan yang identik dengan barang sebagai hadiah
adalah pertokoan.
7. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi objek
Department Store. Pemilihan simbol tersebut didasari
dengan adanya bentuk troller/kereta belanja yang identik
dengan Department Store. Sehingga apabila ada sebuah
bangunan yang disimbolkan dengan simbol tersebut maka
yang ada dibenak masyarakat adalah bangunan yang
berhubungan dengan troller yaitu Department Store.
8. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi Rumah
Susun. Pemilihan simbol tersebut didasari dengan adanya
bentuk bangunan bertingkat banyak yang seperti rumah.
Bangunan tersebut identik dengan rumah susun.
9. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi objek Dinas
Kesehatan. Pemilihan simbol tersebut didasari dengan
adanya bentuk tanda plus merah yang identik dengan PMI
atau secara luas masyarakat mempunyai pandangan bahwa
itu simbol medis atau kesehatan. Sehingga apabila ada
sebuah bangunan yang disimbolkan dengan simbol tersebut
maka yang ada dibenak masyarakat adalah bangunan yang

Kelompok IV-A
28
Laporan Fotogrametri II

berhubungan dengan kesehatan yaitu Dinas Kesehatan.


10. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi objek PLN
(Perusahaan Listrik Negara). Pemilihan simbol tersebut
didasari dengan adanya bentuk petir berwarna kuning yang
identik dengan simbol perusahaan tersebut. Sehingga
apabila ada sebuah bangunan yang disimbolkan dengan
simbol tersebut maka yang ada dibenak masyarakat adalah
bangunan yang berhubungan dengan listrik yaitu PLN.
11. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi objek
Puskesmas. Pemilihan simbol tersebut didasari dengan
adanya bentuk H yang biasa digunakan sebagai simbol
rumah sakit. Dengan ukuran yang lebih kecil, simbol ini
bisa digunakan sebagai simbol instalasi kesehatan yang
cakupannya lebih kecil dari rumah sakit pada umumnya
yaitu Puskesmas.
12. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi Taman.
Pemilihan simbol tersebut didasari dengan adanya bentuk
seperti bangku/tempat duduk dengan meja ditengahnya
dalam pandangan horizontal dari samping dan warna hijau
yang menyimbolkan pepohonan yang bisa
merepresentasikan sebuah tempat dengan bangku dan
pohon yaitu Taman.
13. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi objek
Sekolah. Pemilihan simbol tersebut didasari dengan adanya
bentuk bendera yang identik dengan sebuah sekolah.
14. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi Batas
Kelurahan. Pemilihan simbol tersebut didasari dengan
adanya bentuk garis putus-putus dengan tiga titik
ditengahnya yang biasa digunakan untuk menyimbolkan
sebuah batas karena batas sebuah daerah adalah sebuah
garis yang tidak nyata maka disimbolkan dengan garis
putus-putus.
15. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi Jalan Besar.
Pemilihan simbol tersebut didasari dengan adanya bentuk

Kelompok IV-A
29
Laporan Fotogrametri II

garis agak tebal berwarna merah yang biasa digunakan


untuk menyimbolkan sebuah jalan.
16. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi Jalan Kecil.
Pemilihan simbol tersebut didasari dengan adanya bentuk
garis agak tipis berwarna merah untuk membedakan dengan
simbol jalan besar yang biasa digunakan untuk
menyimbolkan sebuah jalan kecil.
17. : Simbol tersebut digunakan untuk simbolisasi Bangunan.
Pemilihan simbol tersebut didasari dengan adanya bentuk
persegi panjang yang identik dengan sebuah daerah
terbangun. Warna abu-abu soft digunakan untuk tetap
memberikan aksen tegas terhadap bangunan tersebut namun
juga tidak menganggu terhadap konsentrasi peta tersebut
yaitu pada simbolisasi.

BAB V PENUT
UP

Kelompok IV-A
30
Laporan Fotogrametri II

V.1 Kesimpulan
Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu melalui suatu sistem proyeksi tertentu. Dalam pembuatan peta harus
memenuhi unsur-unsur pembuat peta yaitu judul peta, legenda, simbol, penunjuk
arah, skala, sistem proyeksi, grid, sumber peta, insert, tahun pembuatan dan
pembuat.
Peta shp pada praktikum ini masih merupakan peta buta yang belum ada
keterangan apapun. Oleh sebab itu untuk menjadikannya peta yang sesuai dengan
standart SNI maka dilakukan proses toponimi menggunakan aplikasi ArcGis V.10.
Dalam aplikasi ini dapat dimasukkan keterangan-keterangan peta misalnya
simbol dan nama objek pada peta. Sehingga menghasilkan peta yang mempunyai
unsur yang lengkap.

BAB VI D
AFTAR PUSTAKA

http://www.bakosurtanal.go.id/pentingnya-penamaan-rupabumi-untuk-
pembangunan-wilayah/

Kelompok IV-A
31
Laporan Fotogrametri II

http://www.bakosurtanal.go.id/diklat/2011/Materi/Toponimi.pdf
http://www.pengertianilmu.com/2015/07/pengertian-kartografi.html

http://erikadwic.blogspot.co.id/2013/06/toponimi-peta.html

Kelompok IV-A
32
Laporan Fotogrametri II

LAMPIRAN

Kelompok IV-A
33
Laporan Fotogrametri II

No Nama Kode Koordinat Administrasi Foto


Unsur Unsur X Y Kel. Kec. Kota/Kab
1. Bank Mas 436171,143 9227838,547

2. PT. PLN HB0080 436159,866 9227878,827 


Persero

Kelompok IV-A 34
Laporan Fotogrametri II

3. Bank QNB 436140,916 9227971,165

4. Ruko GB0020 436112,64 9228134,987


Gajahmada
Building

5. Bali GB0020 436090,941 9228228,515


Swalayan

Kelompok IV-A 35
Laporan Fotogrametri II

6. SMK GE0020 436079,082 9228260,16 


Theresiana

7. Musala GF0020 435998,165 9228347,709 


Nurul Ikhlas

8. Semarang GB0020 435973,217 9228340,946


Town Square

Kelompok IV-A 36
Laporan Fotogrametri II

10. Rumah GA0060 435289,629 9227945,49 


Susun

11. Taman GG080 435287,904 9227970,326


Pekunden

12. KUA 435463,133 9228130,611 


Kecamatan
Semarang
Tengah

Kelompok IV-A 37
Laporan Fotogrametri II

13. TK-SD GE0020 435365,11 9227896,914 


Kanisius
Pekunden

14. Puskesmas GI0020 435822,831 9227971,67 


Miroto

15. Dinas 435847,358 9228028,078 


Kesehatan
Instalasi
Farmasi

Kelompok IV-A 38
Laporan Fotogrametri II

16. SLB Bagian GE 435828,046 9228042,886 


B/C

17. TK PGRI 50 GE0020 435840,638 9228045,296 


Miroto

18. Kecamatan GD0020 435896,456 9228010,969 


Semarang
Tengah

Kelompok IV-A 39
Laporan Fotogrametri II

19. Gereja DI GF0020 436008,239 9227994,227


Semarang

20. Koramil 02/ GD 435925,116 9228034,834 


Dim 0733
BS

21. Kelurahan GD0020 435931,789 9228048,213 


Miroto

Kelompok IV-A 40
Laporan Fotogrametri II

22. SMP GE0020 435944,93 9228058,3 


Hasanuddin

23. SD Negeri GE0020 435927,804 9228062,379 


01, 02
Miroto

24. UPTD Dinas GE 435928,453 9228076,527 


Pendidikan
Kecamatan
Semarang
Tengah

Kelompok IV-A 41
Laporan Fotogrametri II

Kelompok IV-A 42

Anda mungkin juga menyukai