Pada pasal 50 ayat (3) huruf e Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan tertuang ketentuan yang menyebutkan bahwa "Setiap orang dilarang
menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan didalam hutan
tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang". .Didalam pasal pasal
50 ayat 3 huruf g ada ketentuan yang menyebutkan bahwa "Setiap orang dilarang
melakukan penyelidikan Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi Bahan Tambang di
kawasan hutan tanpa seizin Menteri (Kehutanan)"
Pada pasal 78 Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan tertuang
ketentuan yang menyebutkan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan pasal 50 ayat
(3) huruf e diancam engan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). Pelanggaran terhadap
pasal 50 ayat (3) huruf g juga sama seperti itu.
Di Kalimantan Tengah ada suatu perusahaan asing (Thailand) yang membangun
dan mengoperasikan jalan untuk prasarana angkutan batubara dari wilayah izin
usaha pertambangan yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat. Jalan tersebut
dibangun diluar wilayah izin usaha pertambangannya.
Dalam rangka membangun jalan tersebut, perusahaan telah mengantongi izin
trace jalan dari Bupati dan telah memperoleh persetujuan Amdal dari Bupati. Tetapi
karena trace jalan yang dibangun dan dioprasikan sebagai prasarana angkutan
batubara tersebut menurut peta RTRWP Provinsi Kalimantan Tengah sebagian
masuk kawasan hutan produksi dan menurut peta Tata Guna Kesepakatan (TGHK
1982/83) juga sebagian masuk kawasan hutan produksi (HP) maka perusahaan
tersebut memproses izin pinjam pakai kawasan hutan sesuai Peraturan Menteri
Kehutanan No. P.43/Menhut-II/2008. Hingga saat ini, bulan Oktober 2010 izin pinjam
pakai tersebut belum dapat diselesaikan sehingga pembangunan dan pengoperasian
jalan dianggap melanggar aturan yaitu aturan yang tertuang dalam Undang-Undang
No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Terkait dengan pelanggaran itu, kegiatan operasional perusahaan dihentikan
oleh pihak kepolisian (Polda Kalteng) dan diproses secara hukum. Pada bulan
oktober 2010 pemeriksaan oleh pihak kepolisian telah dianggap selesai dan telah
dilimpahkan ke Kejaksaan untuk dilanjutkan ke proses penuntutan.
PT. Indo Muro Kencana dalam revisi ke II laporan Study Kelayakan yang baru-
baru ini (tanggal 14 October 2010) dipresentasikan di Direktorat Pembinaan
Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral jalan Supomo No. 10 Jakarta mengungkapkan bahwa untuk cebakan
emas yang ada di daerah Soan yang dulunya ditambang dengan pola tambang
terbuka direncanakan akan dilanjutkan dengan pola tambang bawah tanah. Meode
tambang yang akan diterapkan adalah Cut and Fill dimana material pengotor (waste)
nantinya akan digunakan sebagai materila pengisi.
Bahan galian dari Kalimantan Tengah khususnya Bijih Besi dan Zirkon hampir
semuanya di eksport ke Cina. Untuk mengetahui berapa biaya angkutan ke Cina,
salah satu perusahaan yang berkedudukan di Jakarta menawarkan tarif sebagai
berikut:
Remarks :
Penerimaan negara dari sektor pertambangan umum yang selama ini dikenal
hanya bersumber dari Royalty (iuran produksi) dan Iuran Tetap (dead rent). Royalty
dan iuran tetap hanyalah sebagian dari jenis Penerimaan Negara bukan pajak.
Berdasarkan rencana dan realisasi penerimaan negara yang tertuang didalam
Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) Tahun 2010 dari beberapa perusahaan
Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang
dipresentasikan di Jakarta terungkap bahwa target pemerimaan negara 4 (empat)
perusahaan yang datanya ada di Dinas Pertambangan dan Energi hampir mencapai
lebih dari 500 milyar. keempat perusahaan tersebut adalah
Nama
No Target Pajak Target Non Pajak Total
Perusahaan
PT.
Marunda
1 297.498.576.430,- 137.805.019.260,- 435.303.595.690,-
Graha
Mineral
PT. Indo
2 Muro 48.776.000.000,- 7.216.300.000,- 55.992.300.000,-
Kencana
PT. Lahai
3 1.442.804.454,- 330.565.144,- 1.773.369.598,-
coal
PT. Asmin
4 2.680.459.600,- 68.677.700,- 2.749.137.300,-
Bara Jaan
Penerimaan negara dari Pajak bersumber dari PBB. PPN, PPh dan lain2nya
sedangkan penerimaan negara non pajak utamanya bersumber dari Iuran Tetap
(dead rent), Dana Hasil Pembagian Batubara (DHPB) , Royalty dll.
Bagaimana target pajak dan non pajak perusahaan tambang yang izinnya
diterbitkan oleh Kabupaten/Kota? Wallahua"alam karena mereka umumnya belum
diwajibkan menyampaikan dan mempresentasikan Rencana Kerja dan Anggaran
Biaya sebagaimana aturan yang ada.
Sleep blasting atau peledakan tidur adalah suatu rangkaian kegiatan peledakan
yang pengangkutan, pengisian lubang ledak dan peledakkannya dilakukan dengan
menginapkan bahan peledak satu malam. Kegiatan peledakan ini berbeda dengan
peledakan biasa yang semua rangkaian pengisian lubang ledak dan peledakannya
hanya dalam waktu satu hari kerja.
Mengingat sleep blasting ini bersiko terhadap keselamatan dan keamanan, maka
untuk menerapkan ini diperlukan izin dari yang berwenang yang dalam hal ini Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang yang berada di Direktorat Teknik Linngkungan Dirjen
Mineral Batubara dan Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
karena PT. Indo Muro Kencana adalah perusahaan pemegang Kontrak Karya yang
pembinaannya masih dipegang Pemerintah Pusat.
Menurut Bapak Imam Subagyo wakil Kepala Teknik PT. Indo Muro Kencana. latar
belakang akan diterapkannya Sleep Blasting oleh PT. Indo Muro Kencana adalah
jenis batuan di wilayah Indo Muro Kencana yang bersifat "brittel". Sifat batuan yang
seperti ini sering menyebabkan lubang ledak yang diibuat sebagian tertutup kembali
dengan rontokan dinding lubang ledak sehingga pengisian lubang ledak tidak optimal
sesuai maksud dan tujuannya. Hasil peledakan yang tidak optimal ini mengakibatkan
banya toe atau lantai front penambangan yang tidak rata yang mengkibatkan alat
angkut dan alat muat tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
PT. Indo Muro Kencana memperhitungkan total penerimaan negara dari pajak dan
non pajak bila tanpa sleep blasting US $ 6,153,000, tetapi bila menerapkan sleep
blasting diharapkan penerimaan negara dari pajak dan non pajak dapat mencapai US
$ 8,949,818 atau meningkat sekitar 46%.
Untuk menerapkan sleep blasting, PT. Indo Muro Kencana telah menyiapkan
segala sesuatu yang terkait dengan keselamatan dan keamanannya termasuk
Standar Operating Procedurnya (SOP) nya.
Menurut bapak Syawaludin Lubis salah satu Inspektur Tambang di Direktorat
Teknik dan Lingkungan Dirjen Mineral dan Batubara, di Indonesia telah ada 2 (dua)
perusahaan yang dengan tujuan dan latar belakang yang berbeda telah menerapkan
Sleep Blasting yaitu PT. Kaltin Prima Coal dan PT. Arutmin Indonesia. Sedangkan di
luar negeri khususnya Afrika Selatan sleep blasting ini juga sudah banyak diterapkan.
Menurut data yang bersumber dari PLN, kebutuhan batubara untuk pembangkit
listrik yang dikelola PLN dari tahun ke tahun akan semakin meningkat. Untuk tahun
2010 kebutuhannya sekitar 38,525 juta ton; tahun 2011 sekitar 50,246 juta ton; tahun
2012 sekitar 56,381 juta ton; tahun 2013 sekitar 64,648 juta ton; tahun 2014 sekitar
68,692 juta ton dan tahun 2015 sekitar 76,252 juta ton.