09e00089 PDF
09e00089 PDF
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
ii
PERSETUJUAN
Diluluskan di
Medan, September 2008
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
iii
PERNYATAAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
iv
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahuwata’ala, sang penguasa
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. Yang senantiasa melimpahkan
karunia-Nya dan selalu memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Sallallahu’alaihiwassalam sang pembawa petunjuk dan selalu menjadi inspirasi dan
teladan bagi penulis.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih
kepada Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA USU, ketua departemen Fisika Bapak
DR.Marhaposan Situmorang, Ketua Jurusan DIII Fisika Instrumentasi Bapak
Drs.Syahrul Humaidi,M.Sc. Sekretaris Jurusan Departemen Fisika Ibu
Dra.Yustinon,M.Si. Dan khusus kepada Bapak Ir.Junaidi selaku Dosen Pembimbing
penulis dalam penulisan dan penyusunan tugas akhir ini yang telah banyak membantu
dan memberikan kepercayaan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir
ini. Serta kepada seluruh staf dan Dosen pengajar di Departemen Fisika FMIPA USU
yang telah banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan di bangku
perkuliahan.
Tak lupa penulis berikan penghargaan dan penghormatan kepada kedua orang
tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan do’a kepada penulis
sehingga penulis termotivasi untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Juga kepada
teman-teman, Bang Bryan Habsyah atas segala bantuan dan kerja samanya semoga
Allah membalasnya dengan pahala terbaik, Citra, Abdi & Wahyu teman seperjuangan
dalam pelaksanaan praktek proyek, kepada seluruh teman-teman di jurusan Fisika
Instrumentasi (Ari, Vikri, Ilham, Eko dan semuanya), kepada anak-anak AsTra
Thank’s atas segala masukannya dan kepada YoeLina yang selalu memotivasi penulis
agar sesegera mungkin menyelesaikan penulisan dan penyusunan tugas akhir ini serta
kepada seluruh teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak mungkin penulis
sebutkan disini. Semoga Allah Subhanahuwata’ala melimpahkan kesejahteraan dan
keselamatan kepada kalian semua.
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini
dimasa yang akan datang. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat kepada
para pembaca dan memberikan suatu inspirasi bagi penerapan teknologi dalam
kehidupan sehari-hari.
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
v
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk merancang alat keamanan pada kendaraan, dengan
menggunakan sistem pengendalian dari jarak jauh. Untuk melakukan pengendalian ini
digunakan handphone sebagai media komunikasinya. Sinyal dari handphone akan
diperkuat oleh Op Amp dan masuk ke DTMF, kalau ternyata sinyal yang diterima
merupakan kombinasi nada yang sesuai dengan ketentuan, DTMF akan mengeluarkan
kode biner sesuai dengan kombinasi nada tersebut. Keluaran dari DTMF ini akan
diproses oleh mikrokontroller AT89S51. Pada mikrokontroler telah dimasukkan
program yang akan mengeksekusi perintah dari DTMF untuk menjalankan saklar yang
terhubung pada kendaraan. Dengan cara demikian kendaraan dapat dipantau dari jarak
jauh sehingga keamanan kendaraan dapat terjaga.
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
vi
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN iii
PENGHARGAAN iv
ABSTRAK v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Mkrokontroler 5
2.1.1 Konstruksi AT89S51 6
2.1.2 Pin-Pin pada Mikrokontroler AT89S51 8
2.2 Relay 10
2.3 Penguat Operasional 12
2.3.1 Karakteristik Ideal Penguat Operasional 12
2.3.2 Penguat non-Inverting 12
2.3.3 Penguat Inverting 12
2.3.4 Penguat diffrensial 13
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
vii
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
viii
5.1 Kesimpulan 49
5.2 Saran 49
DAFTAR PUSTAKA 50
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
pencurian kendaraan bermotor yang semakin marak. Alat keamanan standart yang
dimiliki setiap kendaraan sudah tidak efisien karena sudah tidak dapat lagi
melindunginya dari aksi pencurian. Hal ini membuat manusia semakin maju dalam
berpikir untuk merancang alat-alat pangamanan dari aksi tersebut dan yang saat ini
banyak berkembang di masyarakat adalah berupa alarm kendaraan. Dimana cara kerja
dari alat ini cukup sederhana yaitu, saat mesin kendaraan dimatikan dan alarm
diaktifkan, alarm tersebut akan berbunyi apabila mesin kendaraan dihidupkan atau
alarm tersebut akan bunyi apabila terjadi guncangan-guncangan keras pada kendaraan.
Dan dalam pengembangan dari alat keamanan ini diharapkan dapat lebih
komunikasi berupa handphone pada alat ini. Dimana, handphone yang terhubung pada
dengan program yang telah dirancang dan diisi pada mikrokontroler, maka perintah-
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
2
Untuk memberi batasan dalam pembahasan dan penulisan tugas akhir ini, maka tugas
akhir ini dibatasi dengan pembahasan dan penulisan tentang perancangan dan
AT89S51. Adapun sistem pengendalian alat dirancang otomatis akan berjalan setelah
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
dan aplikatif.
mikrokontroler.
Data-data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini diperoleh melalui beberapa
metode. Adapun metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
3
1. Studi kepustakaan.
Pada metode ini, penulis mengumpulkan data dan teori yang dibutuhkan dalam
penulisan tugas akhir melalui buku-buku dan berbagai referensi lainnya yang
3. Pengujian Alat.
Data yang diperoleh melalui metode ini didapat setelah alat yang dibuat diuji
Pada metode ini, penulis melakukan konsultasi dengan berdiskusi dan bertanya
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini
BAB I PENDAHULUAN
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
4
alat.
menjalankan alat.
dari pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Atmel. Jenis mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengolah data
per bit ataupun data 8 bit secara bersamaan. Pada prinsipnya program pada
mikrokontroler dijalankan bertahap, jadi pada program itu sendiri terdapat beberapa
set instruksi dan tiap instruksi itu dijalankan secara bertahap atau berurutan. Beberapa
g. Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah interupsi
internal)
h. Empat buah programable port I/O yang masing-masing terdiri dari delapan
frekuensi 12 MHz.
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
6
1 kristal serta catu daya 5 volt. Kapasitor 10 micro-fard dan resistor 10 kilo Ohm
dipakai untuk membentuk rangkaian riset. Dengan adanya rangkaian riset ini
AT89S51 otomatis diriset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan
Mikrokontroler.
Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda. Read Only
Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai
dinamakan sebagai memori program. Random Access Memory (RAM) isinya akan
sirna begitu IC kehilangan catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat
program bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai
memori data.
Ada berbagai jenis ROM. Untuk Mikrokontroler dengan program yang sudah baku
dan diproduksi secara massal, program diisikan kedalam ROM pada saat IC
menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang
Eraseable Programble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
7
Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S51 adalah flash
Memori data yang disediakan dalam chip AT*(S51 sebesar 128 kilo byte) meskipun
hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup.
biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data seri
(RXD dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1. pada kaki nomor 2
dan 3, sehingga kalau sarana input/output bekerja menurut fungsi waktu. Clock
penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau clock yang
diumpan dari luar lewat T0 dan T1/T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5,
sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/output paralel kalau T0
dan T1 dipakai.
sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini berhimpitan
dangan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur input/output paralel
Port1 dan 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya merupakan yang secara
fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Function Register (SFR).
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
8
Suplai tegangan
Ground
Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun
penerima kode byte pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini
dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai
Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
9
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat
mengaksememori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan
mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull
up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini
Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga
RST (pin 9)
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
10
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat
selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG)
EA (pin 31)
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan
menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika
kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada
memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12
Volt.
2.2 Relay
diperlukan sebuah alat yaitu relay. Relay adalah sebuah saklar dengan
elektromagnetik yang dapat mengubah kontak-kontak saklar dari normally open (NO)
menjadi normally close (NC) dan sebaliknya, sewaktu alat ini menerima arus listrik.
Pada dasarnya, relay terdiri dari lilitan kawat (kumparan,koil) yang terlilit pada
suatu inti dari besi lunak. Kalau kumparan ini dilalui arus maka inti menjadi magnet
sehingga inti ini akan menarik jangkar dan kontak antara A dan B putus (membuka)
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
11
sedangkan kontak antara B dan C akan menutup. Jenis relay ini dikenal dengan nama
c. Change Over (CO), relay ini mempunyai saklar tunggal yang normalnya
tertutup yang lama, bila kumparan 1 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke
terminal A, sebaliknya bula kumparan 2 dialiri arus maka saklar akan terhubung
ke terminal B.
Analogi rangkaian relay yang digunakan pada tugas akhir ini adalah saat
basis transistor ini dialiri arus, maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat
Sedangkan fungsi dioda disini adalah untuk melindungi transistor dari tegangan
Jika transistor pada basis tidak ada arus maju, transistor terbuka sehingga
arus tidak mengalir dari kolektor ke emiter, relay tidak bekerja karena tidak ada arus
yang mengalir pada gulungan kawat. Bentuk relay yang digunakan dan bentuk relay
Vcc
Dioda
VB Tr
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
12
a. Hambatan masukan Ri = ∞
b. Hambatan keluaran Ro = 0
c. Bati tegangan Av = -∞
d. Lebar pita = ∞
Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada
gambar 2.3 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat
melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan
Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.4,
dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti tersirat pada
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
13
namanya, bahwa fase keluaran dari penguat inverting ini akan selalu berbalikan
dengan inputnya. Pada rangkaian ini, umpan balik negatif di bangun melalui resistor
R2.
masukan terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui
adalah 0 (virtual ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.
terbenam dalam sinyal-sinyal yang jauh lebih besar. Empat tahanan presisi (1 %) dan
pada gambar 2.5 terminal inputnya ada dua, input (-) dan (+), dihubungkan dengan
Sumber masukan penguat differensial ada 2, yaitu E1 dan E2. Jika E2 dihubung
Jika E1 dihubung singkat, maka E2 akan terbagi antara R dan mR, sehingga
penguatan pembalik sebesar -mR/R = -m. Karena tegangan keluaran akibat E1 adalah
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
14
penguatan tegangan.
2.4 Transistor
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di
satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.
berkecepatan tinggi.
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
15
Pada rangkaian elektronik, sinyal inputnya adalah 1 atau 0 ini selalu dipakai pada
basis transistor, yang mana kolektor dan emiter sebagai penghubung untuk pemutus
b. Pada transistor PNP, memberikan tegangan negatif dari basis ke emiter ini
dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off)
ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung (short). Keadaan
ini menyebabkan tegangan kolektor emiter (VCE) = 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi
pada kenyataannya VCE bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor
IC R
RB
Saklar On
VCE
VB
IB VBE
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
16
Pada gambar dibawah ini menunjukkan apa yang dimaksud dengan V CE (sat)
adalah harga VCE pada beberapa titik dibawah knee dengan posisi tepatnya ditentukan
pada lembar data. Biasanya VCE (sat) hanya beberapa perpuluhan volt, walaupun pada
arus kolektor sangat besar bisa melebihi 1 volt. Bagian dibawah knee pada gambar 2.8
IC
Penjenuhan (saturation)
IB > IB (sat)
Vcc IB = IB (sat)
Rc
IB
Titik Sumbat (Cut off)
IB = 0
VCE
ideal sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emiter terbuka (open).
Keadaan ini menyebabkan tegangan (VCB) sama dengan tegangan sumber (Vcc).
Tetapi pada kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena terdapat arus
Vcc Vcc
IC R
RB
Saklar Off
VCE
VB
IB VBE
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
17
Regulator tiga terminal adalah “Integrated Voltage Regulator Circuit“ yang dirancang
Keuntungannya adalah :
7. Pembiayaan rendah.
7805.
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
18
Seri LM 78XX adalah regulator dengan tiga terminal, dapat diperoleh dengan
berbagai tegangan tetap. Beberapa IC regulator mempunyai kode yang dibuat oleh
berikut:
LM Linear Monolithic
06 Tegangan output
AC Standar ketepatan
Seri LM 78XXC dapat diperoleh dalam kemasan TO-3 alumunium, arus keluaran
(output) 1A, boleh lebih asalkan IC regulator dilengkapi dengan pendingin (heatsink).
Contoh rangkaian lengkap catu daya menggunakan regulator tiga terminal IC 7805
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
19
2Vm
Vdc =
v0 = Vm sin t 0 t
= -Vmsin t t 2
Tanda minus tampak pada persamaan kedua, sebab selama setengah siklus gelombang
yang kedua adalah sinusoidal, tetapi membalikkan. Rata-rata atau nilai tegangan dc
nya adalah:
2
1
Vdc=
2 v d (t )
0
0
1 2
= (Vm sin t )d (t ) (Vm sin t )d (t )
2 0
=
1
2
2
Vm cos t 0 Vm cos t
Vm
= cos cos 0 cos 2 cos
2
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
20
2Vm
Vdc =
Arus maksimum regulator IC yang dikirim ke beban tergantung pada tiga faktor,
yaitu:
1. Temperatur.
2. Perbedaan antara tegangan input dan output atau disebut diferensial input
output.
3. Arus beban.
Pada rangkaian operational amplifier dan microprocessor dibutuhkan catu daya yang
membutuhkan dua polaritas sumbertegangan, misal +5V dan -5V. Seri LM 79XXC,
dalam kemasan daya TO-200 dan mampu mengeluarkan arus 1,5 A. Sifat-sifat
Untuk seri LM79LXX AC, piranti ini telah dirancang untuk mengeluarkan tegangan
tetap dan dapat diperoleh dalam kemsan TO-92 dengan 3 kawat. Sifat-sifat regulator
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
21
pembentuk nomor telepon yang dikodekan dengan 2 nada yang dipilih dari 8 buah
frekuensi yang sudah ditentukan. 8 frekuensi tersebut adalah 697 Hz, 770 Hz, 852 Hz,
941 Hz, 1209 Hz, 1336 Hz, 1477 Hz dan 1633 Hz, seperti terlihat dalam Gambar 2.13
angka 1 dikodekan dengan 697 Hz dan 1209 Hz, angka 9 dikodekan dengan 852 Hz
dan 1477 Hz. Kombinasi dari 8 frekuensi tersebut bisa dipakai untuk mengkodekan 16
tanda, tapi pada pesawat telepon biasanya tombol ‘A’ ‘B’ ‘C’ dan ‘D’ tidak dipakai.
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
22
memutar piringan angka, tapi secara teknis lebih sulit diselesaikan. Alat pengirim
mengirimkan 2 nada yang terpilih. Sedangkan penerima kode DTMF lebih rumit lagi,
dibentuk dari 8 buah filter yang tidak sederhana dan rangkaian tambahan lainnya.
banyak dijumpai adalah MC145436 buatan Motorola, MT8870, MT8880 dan MT8888
saluran telepon kalau ternyata sinyal yang diterima tadi merupakan kombinasi nada
yang sesuai dengan ketentuan DTMF, mengeluarkan kode biner sesuai dengan
kombinasi nada tersebut. MT8880 dan MT8888 merupakan penerima dan pengirim
DTMF, selain bisa berfungsi sebagai penerima DTMF, bisa pula dipakai untuk
Saluran data (data bus) dan sinyal-sinyal kontrol MT8880 dirancang sesuai
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
23
AT80C51). Tapi untuk AT89C2051 yang memang tidak punya saluran data (data bus)
perbedaan kedua IC itu tidak ada artinya, mengingat saluran data dan sinyal
bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi pada bahasa
1. Instruksi MOV
Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau register
MOV R0,#20h
MOV 20h,#80h
...........
............
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
24
MOV R0,20h
Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20
alamat.
2. Instruksi DJNZ
MOV R0,#80h
Loop: ...........
............
DJNZ R0,Loop
............
R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan
3. Instruksi ACALL
.............
ACALL TUNDA
.............
TUNDA:
.................
4. Instruksi RET
ACALL TUNDA
.............
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
25
TUNDA:
.................
RET
Loop:
.................
..............
JMP Loop
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
Loop:
JB P1.0,Loop
.................
7. Instruksi JNB (Jump if Not bit)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
Loop:
JNB P1.0,Loop
.................
8. Instruksi CJNZ (Compare Jump If Not Equal)
Loop:
................
CJNE R0,#20h,Loop
................
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
26
Jika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin
Loop. Jika nilai R0 sama dengan 20h,maka program akan melanjutkan
instruksi selanjutnya..
9. Instruksi DEC (Decreament)
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
27
editor, yaitu 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE). Tampilannya seperti gambar
berikut:
Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan kemudian di-Assemble (di-
compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika
masih ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan dalam penulisan
perintah atau ada nama subrutin yang sama, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu
Software 8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke
dalam bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an.
digunakan software ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat didownload dari internet.
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
28
Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil file
heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik Write untuk mengisikan
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
29
BAB III
Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari tiga keluaran, yaitu (+) 5 volt, (+) 12 volt dan
(–) 12 volt. Keluaran (+) 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian,
keluaran (+) 12 volt digunakan untuk menghidupkan relay dan keluaran (-) 12 volt
bawah ini:
dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 15 volt AC akan disearahkan dengan
menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 15 volt DC akan diratakan oleh kapasitor
2200 µF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
30
dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED
hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini
berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian,
sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh
arus yang cukup besar. Tegangan (+) 12 volt DC langsung dihasilkan oleh regulator
tegangan LM7812. Dan tegangan (-) 12 volt dihasilkan oleh regulator tegangan
LM7912.
Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah nada tone yang diterima menjadi 4 bit
data biner. Rangkaian DTMF decoder datunjukkan oleh gambar berikut ini :
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
31
DTMF decoder. IC ini akan merubah tone yang ada pada inputnya menjadi 4 bit data
biner. Jika tone yang diterimanya tone 1, maka output dari rangkaian ini adalah 0001,
tone yang diterimanya tone 2, maka output dari rangkaian ini adalah 0010, demikian
mikrokontroler dapat mengenali data yang dikirimkan oleh rangkaian ini untuk
Input rangkaian ini dihubungkan dengan penguat sehingga sinyal (tone) yang
berasal dari HP akan diinputkan ke pin 2 dari IC ini. Rangkaian penguat ini berfungsi
untuk menguatkan sinyal yang diterima oleh HP (kabel speaker pada hansfree).
Karena sinyal yang diterima oleh HP sangat kecil, sehingga dibutuhkan penguat.
Komponen utama dari rangkaian penguat ini adalah Op Amp 741, yang merupakan IC
R2 220.000
Pengua tan A 733 kali
R1 300
Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh system yang ada.
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
32
Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan karena
dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33 pF. XTAL ini akan mempengaruhi
program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke
tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang
merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai
multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program
eksternal. Pada port 0 ini masing masing pin dihubungkan dengan resistor 4k7 ohm.
Resistor 4k7 ohm yang dihubungkan ke port 0 befungsi sebagai pull up( penaik
tegangan ) agar output dari mikrokontroler dapat mentrigger transistor. Pin 1 sampai
8 adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3.
Pin 39 yang merupakan P0.0 dihubungkan dengan sebuah resistor 330 ohm dan
sebuah LED. Ini dilakukan hanya untuk menguji apakah rangkaian minimum
tersebut sudah bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubug ke Pin 39
sudah bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum
tersebut telah siap digunakan. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground
pada power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
33
Rangkaian relay pada alat ini berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan
lampu dengan kunci. Gambar rangkaian relay ini ditunjukkan pada gambar 3.4
berikut ini:
Output dari relay yang satu dihubungkan ke kunci dan yang lainnya dihubungkan
ke lampu, hubungan yang digunakan adalah normally close. Prinsip kerja rangkaian
ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar elektronik. Tegangan
atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari mikrokontroler port 0.1 (P0.1). Pada
saat logika pada port 0.1 adalah tinggi (high), maka transistor mendapat tegangan bias
dari kaki basis. Dengan adanya tegangan bias ini maka transistor akan aktif
(saturation), sehingga adanya arus yang mengalir ke kumparan relay. Hal ini akan
menyebabkan sakar pada relay menjadi terbuka, sehingga hubungan kunci ke lampu
akan terputus, dan jika kunci diaktifkan, maka lampu tidak akan menyala. Begitu juga
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
34
sebaliknya pada saat logika pada P0.1 adalah rendah (low) maka relay tidak dialiri
arus. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay tertutup, sehingga kunci dengan
lampu akan terhubung, dan jika kunci diaktifkan, maka lampu akan menyala.
Rangkaian alarm pada alat ini berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan
sumber tegangan 12 volt dengan buzzer. Gambar rangkaian alarm ini ditunjukkan
Output dari relay yang satu dihubungkan ke sumber tegangan 12 volt dan yang
Prinsip kerja rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai
saklar elektronik. Tegangan atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari
mikrokontroler port 0.0 (P0.0). Pada saat logika pada port 0.0 adalah tinggi (high),
maka transistor mendapat tegangan bias dari kaki basis. Dengan adanya tegangan bias
ini maka transistor akan aktif (saturation), sehingga adanya arus yang mengalir ke
kumparan relay. Hal ini akan menyebabkan sakar pada relay menjadi tertutup,
sehingga hubungan sumber tegangan 12 volt ke buzzer akan terhubung dan buzzer
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
35
akan berbunyi. Begitu juga sebaliknya pada saat logika pada P0.0 adalah rendah (low)
maka relay tidak dialiri arus. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay terputus,
sehingga sumber tegangan 12 volt dengan buzzer akan terputus dan buzzer tidak
berbunyi.
diaktifkan. Gambar rangkaian sensor tegangan tampak seperti gambar di bawah ini:
pembagi tegangan. Sesuai dengan rumus pembagi tegangan, maka outputnya adalah:
R2 1000
VOut xVcc x12 v
R1 R2 4700 1000
VOut 2,1Volt
Tegangan 2,1 Volt ini kemudian diinputkan ke basis transistor sehingga transistor
C945 menjadi aktif. Aktifnya transistor akan mengakibatkan kolektor yang terhubung
dengan P0.2 mendapatkan tegangan 0 volt dari ground. Sinyal low (tegangan 0 volt)
inilah yang kemudian dideteksi oleh mikrokontroler sebagai sinyal ketika kunci
diaktifkan.
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
36
yang ada di dalam sistem. Software ini berupa program dalam bahasa assembly untuk
;============= ;
; program pengaman kenderaan ;
;============= ;
utama:
Clr Alarm
Clr Lampu
Clr p2.7
start:
call cek_sensor
mov a,p2
anl a,#0fh
cjne a,#2,start
call benar
ljmp utama
benar:
mov a,p2
anl a,#0fh
cjne a,#11,benar
clr alarm
setb Lampu
jb sensor,$
call delay
jnb sensor,$
call delay
clr Lampu
ret
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
37
cek_sensor:
jb sensor,sensor_Aman
alarm_aktif_lagi:
setb p2.7
mov 69h,#10
loop_alarm_aktif_lagi:
Setb Alarm
call tunda
clr alarm
call tunda
djnz 69h,lanjut
clr p2.7
lanjut:
mov a,p2
anl a,#0fh
cjne a,#12,loop_alarm_aktif_lagi
clr alarm
call tunda
ljmp start
sensor_Aman:
ret
tunda:
mov r7,#255
tnd:
mov r6,#255
djnz r6,$
djnz r7,tnd
ret
delay:
mov r7,#2
dly:
mov r6,#255
dl:
mov r5,#255
djnz r5,$
djnz r6,dl
djnz r7,dly
ret
end
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
38
BAB IV
sistem yang baik. Diagram blok merupakan hubungan berurutan satu atau lebih
HP
(R)
Relay
Mikrokontroler AT89S51
Alarm/Buzer
HP
(T)
Relay
DTMF Sensor
Tegangan Lampu
Decoder
Dari gambar diagram diatas dapat diketahui prinsip kerja dari alat keamanan
kendaraan ini. Setelah Hp(T) menghubungi Hp(R) maka dari Hp(R) dapat kita
kendalikan alat. Dimana Sinyal dari Hp(R) akan diterima Hp(T) dan akan masuk ke
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
39
blok rangkaian DTMF, didalam DTMF sinyal tadi diubah menjadi data digital yang
dproses dan sesuai dengan program yang dibuat, perintah dari Hp(R) akan dieksekusi,
dengan sebuah transistor A733 yang dihubungkan dengan sebuah LED indikator,
LED. Dengan demikian LED akan menyala jika transistor aktif dan sebaliknya LED
akan mati jika transistor tidak aktif. Tipe transistor yang digunakan adalah PNP A733,
dimana transistor ini akan aktif (saturasi) jika pada basis diberi tegangan 0 volt (logika
low) dan transistor ini akan tidak aktif jika pada basis diberi tegangan 5 volt (logika
high). Basis transistor ini dihubungkan ke pin I/O mikrokontroler yaitu pada kaki 28
Loop:
Cpl P2.7
Acall tunda
sjmp loop
tunda:
mov r7,#255
tnd:
mov r6,#255
djnz r6,$
djnz r7,tnd
ret
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
40
Program di atas akan mengubah logika yang ada pada P2.7 selama selang waktu
tunda. Jika logika pada P2.7 high maka akan diubah menjadi low, demikian jiga
sebaliknya jika logika pada P2.7 low maka akan diubah ke high, demikian seterusnya.
Logika low akan mengaktifkan transistor sehingga LED akan menyala dan logika
high akan menonaktifkan transistor, sehingga LED padam. Dengan demikian program
ini akan membuat LED berkedip terus-menerus. Jika LED telah berkedip terus
Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan cara mengukur tegangan pada
input dari Op-Amp dan tegangan pada outputnya. Dari hasil pengukuran didapat nilai
Dari data yang ada, didapatkan penguatan yang dihasilkan oleh rangkaian sebesar 191
kali untuk kondisi tidak ada sinyal dan 105 kali penguatan untuk kondisi ketika ada
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
41
Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan mengubungkan input dari
speaker pada HP. Selanjutnya tombol pada HP ditekan dan dilihat outpunya. Dari
3 ON ON OFF OFF
5 ON OFF ON OFF
6 OFF ON ON OFF
7 ON ON ON OFF
9 ON OFF OFF ON
0 OFF ON OFF ON
* ON ON OFF ON
# OFF OFF ON ON
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
42
Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0
volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN,
transistor jenis ini akan aktif jika pada basis diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktif
jika pada basis diberi tegangan < 0,7 volt. Aktifnya transistor akan mengaktifkan
relay. Pada alat ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan lampu dengan
kunci, dimana hubungan yang digunakan adalah normally close (NC), dengan
demikian jika relay aktif maka hubungan lampu ke kunci akan terputus, sebaliknya
jika relay tidak aktif, maka lampu dengan kunci akan terhubung.
jika relay aktif dan hubungan lampu dengan kunci terputus, maka rangkaian ini telah
Setb P0.1
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika high pada P0.1, sehingga P0.1 akan
C945, sehingga relay juga menjadi aktif dan hubungan lampu dengan kunci terputus.
sebagai berikut:
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
43
Clr P0.1
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika low pada P0.1, sehingga P0.1 akan
C945, sehingga relay juga menjadi tidak aktif dan hubungan lampu dengan kunci
terhubung.
Sama seperti pada rangkaian relay lampu, pengujian rangkaian relay dapat dilakukan
dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor
C945 merupakan transistor jenis NPN, transistor jenis ini akan aktif jika pada basis
diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktif jika pada basis diberi tegangan < 0,7 volt.
Aktifnya transistor akan mengaktifkan relay. Pada rangkaian ini relay digunakan
hubungan yang digunakan adalah normally open (NO), dengan demikian jika relay
aktif maka hubungan buzzer ke sumber tegangan akan terhubung, sebaliknya jika
relay tidak aktif, maka hubungan buzzer ke sumber tegangan akan terputus.
jika relay aktif dan buzzer berbunyi, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.
Setb P0.0
. . . . . . . .
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
44
Perintah tersebut akan memberikan logika high pada P0.0, sehingga P0.0 akan
C945, sehingga relay juga menjadi aktif dan buzzer berbunyi. Berikutnya memberikan
Clr P0.0
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika low pada P0.0, sehingga P0.0 akan
C945, sehingga relay juga menjadi tidak aktif dan buzzer tidak berbunyi.
Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan kunci, sehingga
tegangan 12 volt dari baterei akan terhubung dengan rangakaian, kemudian mengukur
tegangan output dari rangkaian tersebut. Dari hasil pengujian didapatkan pada saat
kunci tidak diaktifkan, maka output dari rangkaian ini adalah 4,7 volt. Ketika kunci
diaktifkan, maka output dari rangkaian ini adalah 0 volt. Dengan demikian rangkaian
mikrokontroler.
Jb P0.2,$
Setb P0.1
. . . . .
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
45
Program di atas akan menunggu adanya sinyal low yang dikirimkan rangkaian
sensor tegangan, dimana sensor tegangan tersebut dihubungkan dengan P0.2. Program
akan terus menunggu sampai ada sinyal low yang dikirimkan oleh rangkaian sensor
tegangan. Jika ada sinyal low yang dikirimkan oleh rangkaian sensor tegangan, maka
assembly tersebut dituliskan pada sebuah editor, yaitu 8051 Editor, Assembler,
Simulator (IDE). Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan kemudian di-
Assemble (di-compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan
kesalahan. Jika masih ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan dalam
penulisan perintah atau ada nama subrutin yang sama, sehingga harus diperbaiki
terlebih dahulu sampai tidak ada pesan kesalahan lagi. Software 8051IDE ini
berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke dalam bilangan heksadesimal,
proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an. Bilangan heksadesimal inilah
;============= ;
; program pengaman kenderaan ;
;============= ;
utama:
Clr Alarm
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
46
Clr Lampu
Clr p2.7
start:
call cek_sensor
mov a,p2
anl a,#0fh
cjne a,#2,start
call benar
ljmp utama
benar:
mov a,p2
anl a,#0fh
cjne a,#11,benar
clr alarm
setb Lampu
jb sensor,$
call delay
jnb sensor,$
call delay
clr Lampu
ret
cek_sensor:
jb sensor,sensor_Aman
alarm_aktip_lagi:
setb p2.7
mov 69h,#10
loop_alarm_aktip_lagi:
Setb Alarm
call tunda
clr alarm
call tunda
djnz 69h,lanjut
clr p2.7
lanjut:
mov a,p2
anl a,#0fh
cjne a,#12,loop_alarm_aktip_lagi
clr alarm
call tunda
ljmp start
sensor_Aman:
ret
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
47
tunda:
mov r7,#255
tnd:
mov r6,#255
djnz r6,$
djnz r7,tnd
ret
delay:
mov r7,#2
dly:
mov r6,#255
dl:
mov r5,#255
djnz r5,$
djnz r6,dl
djnz r7,dly
ret
end
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
48
Mulai
Cek Sensor
Tidak
Tekan tmbl (2)
Ya
Tidak Alarm=1
Tekan tmbl (*)
(high)
Ya Tidak
Alarm=0
(Low) Tekan tmbl (#)
Ya
Lampu=1
(high) Alarm=0
(Low)
Sensor=0
(Low)
Lampu=0
(Low)
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
49
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan perencanaan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem,
1. Saat alat dalam keadaan stand by, kendaraan akan hidup setelah menekan
tanpa menekan tombol tersebut terlebih dahulu maka alarm akan berbunyi.
2. Dari program yang dibuat didapat, untuk mematikan alarm ditekan tombol #
5.2 Saran
Setelah dilakukan penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran
terganggu, sebaiknya alat ini dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009
50
DAFTAR PUSTAKA
http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=24&fname=semua.htm. Diakses
Tanggal 23 Juli 2008
http://www.electroniclab.com/index.php?action=doclist&poinID=5&doctitle=LabMik
ro. Diakses tanggal 29 Juli 2008
http://iddhien.com/index.php?option=com_content&task=category§ionid=10&id
=21&Itemid=106. Diakses tanggal 31 Juli 2008
Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler
AT89S51, 2008.
USU Repository © 2009