Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akhlaq merujuk kepada amalan dan tingkah laku tulus yang tidak dibuat-buat
yang menjadi kebiasaan. Manakala menurut istilah Islam, akhlaq ialah sikap
keperibadian manusia terhadap Allah, manusia, diri sendiri dan makhluk lain, sesuai
dengan suruhan dan larangan serta petunjuk Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.
Ini berarti akhlaq merujuk kepada seluruh perlakuan manusia sama ada berbentuk
lahiriah maupun batiniah yang merangkumi aspek amal ibadah, percakapan,
perbuatan, pergaulan, komunikasi, kasih sayang dan sebagainya.
Dalam makalah ini yang dibahas adalah akhlaq seorang muslim kepada Allah
SWT, yaitu tentang bagaimana seharusnya perilaku seorang muslim tehadap Allah
SWT. Sehingga nantinya seorang muslim akan menjadi seorang yang berakhlaq mulia
khususnya akhlaq kepada Allah SWT.
Dan adapun akhlaq kepada Allah yaitu menjalankan segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya. Jadi seorang muslim itu hendaknya taat terhadap apa
yang diperintahkan oleh Tuhannya. Sehingga akhlaq orang muslim kepada Allah
SWT yaitu beriman dan taqwa kepada-Nya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian akhlaq terhadap Allah SWT?
2. Mengapa seorang muslim harus berakhlaq kepada Allah SWT?
3. Bagaimana seharusnya akhlaq seorang muslim kepada Allah SWT?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu
bersyukur.” (QS an-Nahl : 78)
3. Allah SWT-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan
bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT dalam surah al-
Jatsiyah ayat 12-13 yang artinya “Allah SWT-lah yang menundukkan lautan untuk
kamu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu
dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan
Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir.” (QS al-Jatsiyah :
12-13)
4. Allah SWT-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan,
daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam surah Al-Israa’ ayat 70 yang artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut
mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.” (QS al-Israa’: 70)
3
Keluhuran akhlak itu terbagi dua, yaitu:
1. Akhlaq yang baik kepada Allah, yaitu meyakini bahwa segala amalan yang kita
kerjakan pasti (mengandung kekurangan/ketidaksempurnaan) sehingga
membutuhkan udzur (dari-Nya) dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya harus
disyukuri. Dengan demikian, kita senantiasa bersyukur kepada-Nya dan meminta
maaf kepada-Nya serta berjalan kepada-Nya sembari memperhatikan dan
mengakui kekurangan diri dan amalan kita. Kedua, akhlak yang baik terhadap
sesama. Kuncinya terdapat dalam dua perkara, yaitu berbuat baik dan tidak
mengganggu sesama dalam bentuk perkataan dan perbuatan.
4
dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang. Sejalan dengan cintanya
kepada Allah SWT, seorang mukmin akan mencintai Rasul dan jihad pada
jalan-Nya. Inilah yang disebut dengan cinta utama. Sedangkan cinta kepada
orangtua, anak-anak, sanak saudara, harta benda, kedudukan dan segala
macamnya adalah cinta menengah yang harus berada dibawah cinta utama.
Bila seseorang mencintai Allah SWT tentu dia akan selalu berusaha
melakukan segala sesuatu yang dicintai-Nya, dan meninggalkan segala sesuatu
yang tidak disukai dan dibenci-Nya.
c. Ikhlas
Secara terminologis yang dimaksud dengan ikhlas adalah semata-mata
mengharap ridha Allah SWT. Jadi segala apa yang kita lakukan itu semata-
mata hanya mengharap ridha Allah SWT. Tiga unsur keikhlasan adalah:
1) Niat yang ikhlas
2) Beramal dengan sebaik-baiknya
3) Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat
Selanjutnya menurut Sayyid Sabiq ada dua dampak positif dari khauf:
5
2) Menyadarkan manusia untuk tidak meneruskan kemaksiatan yang
telah dilakukannya dan menjauhkannya dari segala macam bentuk
kefasikan dan hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.
Raja’ atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai
pada masa yang akan datang. Raja’ harus didahului oleh usaha yang sungguh-
sungguh. Barangsiapa yang harapan dan penantiannya menjadikannya berbuat
ketaatan dan mencegahnya dari kemaksiatan, berarti harapannya benar.
f. Syukur
Syukur ialah memuji si Pemberi nikmat atas kebaikan yang telah
dilakukannya. Syukurnya seorang hamba berkisar atas tiga hal, yang apabila
ketiganya tidak berkumpul, maka tidaklah dinamakan bersyukur, yaitu:
mengakui nikmat dalam batin, membicarakannya secara lahir, dan
menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah SWT.
6
Tiga dimensi syukur yaitu hati, lisan dan jawariah (anggota badan).
Orang yang bersyukur kepada Allah akan mendapatkan banyak keutamaan
dan manfaat, diantaranya:
1) Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah SWT
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
شكَرتُم لَئِن
َ ألزيدَ َّن ُكم
ِ
Setiap Muslim meyakini, bahwa Allah SWT adalah sumber segala sumber dalam
kehidupannya. Allah SWT adalah pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya,
Allah SWT adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah SWT adalah
pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia, dan lain sebagainya.
Sehingga manakala hal seperti ini mengakar dalam diri setiap Muslim, maka akan
terimplementasikan dalam realita bahwa Allah SWT-lah yang pertama kali harus dijadikan
7
prioritas dalam berakhlaq. Jika kita perhatikan, akhlaq terhadap Allah SWT ini merupakan
pondasi atau dasar dalam berakhlaq terhadap siapapun dimuka bumi ini. Jika seseorang tidak
memiliki akhlaq positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlaq positif
terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlaq yang karimah terhadap
Allah SWT, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlaq terhadap
orang lain. Diantara akhlaq terhadap Allah SWT adalah:
8
manusia, merupakan pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas apa yang
dipimpinnya. Seorang suami merupakan pemimpin bagi keluarganya, dan ia
bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang wanita juga merupakan
pemimpin atas rumah keluarganya dan juga anak-anaknya, dan ia bertanggung
jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta
tuannya, dan ia bertanggung jawab terhadap apayang dipimpinnya. Dan setiap
kalian adalah pemimpin, dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.”
(HR. Muslim)
9
mereka sendiri ,mereka ingat akan Allah ,lalu memohon ampun terhadap dosa-
dosa mereka. Dan siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui.”
(QS. Ali-Imran: 135).
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seorang muslim itu harus berahlak baik kepada Allah SWT. Karena kita
sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dan untuk menyembah kepada
Allah SWT sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya “dan tidaklah Kami
(Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah
SWT, manusia seharusnya selalu mengabdikan diri hanya kepada-Nya semata
dengan penuh keikhlasan dan bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah yang
dilakukan ditujukan untuk memperoleh keridhaan-Nya.
Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, terutama
melaksanakan ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslah
menjaga kebersihan badan dan pakaian, lahir dan batin dengan penuh keikhlasan.
Tentu yang tersebut bersumber kepada Al-Qur'an yang harus dipelajari dan
dipelihara kemurniannya dan pelestariannya oleh umat Islam.
Adapun akhlak kepada Allah itu antara lain:
1. Taqwa kepada Allah SWT
2. Cinta kepada Allah SWT
3. Ikhlas kepada Allah SWT
4. Khauf dan raja’ terhadap Allah SWT
5. Bersyukrur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT
6. Muraqobah
7. Taubat kepada Allah SWT
8. Berbaik sangka kepada Allah SWT
9. Bertawakal kepada Allah SWT
10. Senantiasa mengingat Allah SWT
11. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT
12. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT
13. Menjauhi apa yang dilarang Allah SWT.
11
B. KATA PENUTUP
Demikianlah yang dapat penulis dapat sampaikan mengenai materi yang
menjadi pembahasan dalam makalah ini. Tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan atau referensi yang penulis peroleh.
Hubungannya dengan makalah ini penulis banyak berharap kepada para pembaca
yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca. Aamiin.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Yunahar. 2005. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman
Islam (LPPI).
http://hisbulah.blogspot.com/2011/03/akhlak-seorang-muslim-kepada-allah-swt.html (diakses
https://ikapd165.wordpress.com/2013/09/23/keutamaan-bersyukur-kepada-allah/ (diakses 3
April 2015)
13
14