PENDAHULUAN
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah
waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu
aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari,
pemijahan ikan ini terkendala akan musim, untuk itu pemenuhan akan
bibit ikan lele yang bermutu dan sesuai dengan waktu akan sulit
terpenuhi.
salah satu balai ikan air tawar dibawah naungan Kementrian Kelautan
penelitian adalah ikan nila, ikan mas, ikan patin, udang galah dan ikan
beberapa spesies ikan yang masih langka adalah ikan lele. Beberapa
jenis koleksi ikan lele yang dimiliki adalah lele dumbo, lele phyton, lele
paiton, lele sangkuriang, lele mesir, lele masamo, lele transgenik, dan
ikan lele G2 (sumber : tanya jawab dengan peneliti ikan lele di BPPI
1
Sukamandi). Pada saat ini lele jenis G2 sedang fokus dikembangkan
Sukamandi yaitu hasil persilangan antara 4 strain ikan lele yaitu ikan
diantara ikan lele populasi dasar sintesis (G0) hasil seleksi. Lele jenis
ini cukup unik dibandingkan ikan lele jenis lainnya karena laju
(penuturan peneliti ikan lele BPPI Sukamandi). Jenis ikan lele ini
dalam tahap penelitian lebih lanjut. Ikan ini memiliki karakteristik yang
unik dibandingkan jenis ikan lain yaitu dari hasil anakan yang
tentang ikan lele jenis ini dapat diketahui masyarakat luas khususnya
2
“Pembenihan Ikan Lele Afrika (Clarias gariepinus) di Balai
Barat”.
1.3. Kegunaan
3
dan pengetahuan tentang teknik pembenihan Ikan Lele afrika (Clarias
gariepinus).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
5
2.2. Morfologi Ikan Lele Afrika (Clarias gariepinus)
Ikan lele afrika memiliki bentuk tubuh yang sama dengan ikan
lendir yang sangat licin dan mempunyai warna badan hitam pekat.
Menurut Najiati (1992) bentuk ikan lele yaitu Bagian depan badannya
untuk mendeteksi mangsa dan sebagai alat bantu renang, ikan lele
6
memiliki tiga buah sirip tunggal yaitu sirip punggung, sirip ekor, sirip
dubur. Ikan lele afrika juga memiliki sirip berpasangan yaitu sirip dada
dan sirip perut. Sirip dada dilengkapi dengan sirip yang keras dan
runcing yang disebut dengan patil. Patil ini berguna sebagai senjata
a b
Gambar 3. Induk Ikan Lele Jantan (a) dan Betina (b) (Sumber : Magang, 2013l)
airnya tidak terlalu deras atau kencang. Di alam ikan lele memang
7
lebih menyukai air tenang yang ada perlindungan dengan dasar
tanaman air lainnya. Ikan lele dapat hidup baik di dataran rendah
Sedangkan pada daerah 700 m di atas permukaan laut ikan lele tidak
labirynth. Dengan alat ini, lele dapat hidup di dalam lumpur atau di air
yang hanya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele juga mampu hidup
lainnya.
8
Vietnam, Malaysia, Laos, Filipina, Kamboja, Birma, dan India. Ikan
Ikan lele termasuk ikan air tawar yang menyukai genangan air
yang agak tenang, bersifat nocturnal yaitu aktif bergerak dan mencari
makan pada malam hari, sedangkan pada siang hari memilih berdiam
Baik untuk ikan lele adalah zooplankton seperti Moina sp., Daphnia
9
besar akan memangsa ikan lele yang berukuran lebih kecil
(Mahyuddin, 2011).
2.5. Reproduksi
sepanjang tahun. Saat ini ikan lele sudah dapat dipijahkan secara
10
Kegiatan pembenihan merupakan kegiatan awal didalam
lubang yang teduh dan aman untuk bersarang. Lubang sarang ikan
2001).
2.6. Pemijahan
11
bantuan. Menurut Sunarma (2004), Pemijahan ikan lele dapat
a) Pemijahan alami
ataupun berat. Bila induk betina atau jantan lebih berat dibanding
ataupun berat. Bila induk betina atau jantan lebih berat dibanding
c) Pemijahan buatan
12
betina dan jantan dengan perbandingan berat 3 : 0,7 (telur dari 3
kg induk betina dapat dibuahi dengan sperma dari jantan berat 0,7
kg).
memijah, pada pagi harinya telur ikan lele diangkat untuk ditetaskan di
Bak atau kolam penetasan telur bisa berupa kolam tembok atau
kolam plastik. Kolam penetasan diisi air jernih dan bersih setinggi 10
cm. Air yang digunakan harus bebas dari kaporit dan bahan kimia
pucat. Telur ikan lele menetas semua dalam tempo 2 – 3 hari. Cepat
rendah suhu air maka semakin cepat waktu penetasan. bahwa Pada
suhu 23 – 26˚C telur ikan lele menetas dalam 2 hari, sedangkan pada
Telur ikan lele bersifat adhesif atau memiliki daya rekat. Telur
adhesif akan menempel satu sama lainnya atau pada substrat melalui
13
selaput lendir yang lengket dan menutupi seluruh permukaanya
induk ikan lele biasanya melekat pada ijuk dan sebagian besar
rumus berikut:
Hatching rate (HR) adalah daya tetas telur atau jumlah telur yang
14
larva untuk mendapatkn jumlah larva, Menurut Murtidjo (2001), HR
2.7.3. Fekunditas
ukuran induk, diameter telur dan faktor nutrisi (De Graat et al 1996).
berikut :
F= W x n
w
Keterangan :
F = Fekunditas.
15
2.8. Kualitas Air
pemeliharaan larva, yakni kualitas air tetap terjaga dengan baik dan
air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau
dulu.
hanya lele, ikan-ikan lain pun untuk hidup dan berkembang biak
memerlukan air. Tanpa air ikan tidak akan dapat hidup. Karenanya,
sifat fisika, kimia, dan biologi air. Sifat-sifat fisika air meliputi suhu,
kekeruhan, dan warna air. Sifat kimia air adalah kandungan oksigen
16
dan alkalinitas. Sifat bilologi meliputi plankton yang hidup disuatu
17
BAB III
MATERI DAN METODE
Barat.
1. Induk Ikan
2. Ovaprim
dagang syndel.
18
yang dikeluarkan oleh induk jantan saat di streping. NaCl
4. Aquadest
sebagai berikut :
sementara.
19
Seser atau serokan halus mesh size 1 inchi.
Tisu.
hapa
Batu bata.
20
3.4. Metode Pengumpulan Data
A. Observasi
B. Wawancara
21
dilakukan dengan cara tanya jawab dengan peneliti dan
C. Partisipasi Aktif
dari penelitian itu sendiri (Azwar, 1998). Data ini dapat diperoleh
22
BAB IV
23
dalam wilayah Desa Rancamulya, Kecamatan Patok beusi,
Keadaan tanah relatif datar dan Keadaan tanah relatif datar dengan
warga sekitar dan juga lahan milik Balai Besar Penelitian Tanaman
24
Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian tanggal 8
Bogor.
Bogor.
Bogor.
Bogor.
Bogor.
25
-Tahun 1994 : Balai Penelitian Perikanan Air Tawar,
Sukamandi, Subang.
Sukamandi Subang.
26
Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) merupakan Unit
2011.
a. Tugas
b. Fungsi
unggul.
ikan budidaya.
27
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang telah
a. Visi
b. Misi
4.2.1. Sarana
28
cadangan pada masing-masing pembenihan saja. Generator
4.2.1.2. Kolam
A. Kolam Induk
gambar 7.
29
Gambar 7. Kolam Induk (Sumber : Magang, 2013)
B. Kolam Pemijahan
30
C. Kolam Pendederan
31
D. Wadah Kultur Pakan Alami
Gambar 10. Wadah Kultur Pakan Alami Artemia (Sumber : Magang, 2013)
air laut sebanyak 5 liter atau bisa juga dengan cara membuat
32
2. Mengukur telur artemia sebanyak 20 ml dan
4.2.2. Prasarana
penunjang lainnya.
33
4.2.2.3. Fasilitas BPPI
B. Gedung Administrasi
34
perawatan setiap harinya dilakukan dengan membersihkan
35
yang disebut komplek perikanan. Asrama ( Gambar b )
13.
a b
Gambar 13. Asrama (a) dan Perumahan Pegawai (b) (Sumber : Magang 2013)
36
D. Gedung Hatchery Ikan lele
E. Ruang Genset
37
penambahan genset dengan dilengkapi ruangannya. Hal ini
gambar 15.
38
bangunan saluran. Tempat penampungan air disajikan
a b
Gambar 16. Tandon Air (a) dan Kolam Reservoir dan Pengendapan (b) (Sumber
: Magang, 2013)
berasal dari waduk Jatiluhur dan air tanah (sumur bor). Air tawar
yang berasal dari air tanah (sumur bor) diletakkan dalam tandon
39
Air yang berasal dari waduk Jatiluhur dialirkan melalui dua
pembesaran.
dalam proses produksi benih. Oleh karena itu air yang akan
standart baku mutu air, yaitu bersih, bebas hama dan parasit serta
40
berfungsi sebagai sumber aerasi, pengatur aerasi untuk mengatur
besar kecilnya udara yang masuk ke dalam air, pipa untuk saluran
pembenihan ikan lele. Kualitas indukan yang baik dapat dilihat dari
cm. Padat penebaran induk ikan lele adalah 2 ekor/m 2, induk jantan
dan induk betina dipelihara pada kolam terpisah untuk kolam induk
perlakuan tambahan sirkulasi air dari inlet dan outlet air. Hal
41
Pakan yang diberikan ke induk berupa pellet dengan merk
hari pukul 08.00 WIB dan sore hari pukul 16.30 WIB. Pemberian
tubuhnya.
42
4.3.2. Seleksi Induk
jantan dan betina dengan cara dijaring. Induk yang telah tertangkap
43
gonad dapat dilihat pada lubang kelamin kemerahan dan gerakan
lincah. Induk betina yang sudah matang gonad dapat dilihat pada
Jantan dan betina dipisah agar tidak terjadi pemijahan secara liar
siap memijah yaitu pada induk jantan meliputi alat kelamin tampak
Ciri indukan jantan dan betina yang telah matang gonad disajikan
44
a b
Gambar 18. Indukan Jantan (a) dan Indukan Betina (b) (Sumber : Magang, 2013)
4.3.3. Pemijahan
Proses pemijahan ikan lele dimulai dengan seleksi induk yang telah
45
mempermudah pengontrolan saat proses pemijahan dan
kadungan DO.
46
penimbangan ikan lele dilakukan dengan cara mengambil induk
ikan yang berada di bak fiber menggunakan seser mesh size 1 cm.
47
11. Jantan 2,1
13. Jantan 2,4
14. Jantan 1,7
15. Jantan 1,6
16. Jantan 2,2
Sumber : Magang, 2013
4.3.6. Penyuntikan
gambar 21.
48
Dosis ovaprim yang digunakan pada ikan jantan dan betina
berbeda. Untuk induk ikan lele jantan dosis adalah 0,1 ml/kg
jantan dan ukuran tubuh antara jantan dan betina lebih besar
kemiringan kurang dari 450 sedalam kurang lebih 1,5 cm. Spuit
menyebar.
dan proses pengeluaran telur ikan lele dilakukan pagi hari jam
49
09.45 WIB. Proses penyuntikan induk ikan lele disajikan pada
gambar 22.
lendir – lendir yang melekat pada sperma. Dosis dari 1/3 sperma
50
Gambar 23. Pengambilan Sperma (Sumber : Magang, 2013)
51
manusia, jarum berbentuk seperti bulan sabit. Selain jarum dan
yang masih sehat karena ikan lele bersifat kanibal, yang berakibat
kemudian.
52
4.3.8. Fertilisasi
pemijahan.
telur yang berwarna hijau muda. Massa telur lebih besar karena
telah terjadi penambahan air, sehingga jika berada dalam air telur
dapat dilihat dari warnanya yaitu berwarna putih susu. Selain itu
memiliki masa yang lebih ringan dari pada massa telur yang
terbuahi.
53
telur dihitung satu persatu menggunakan Hand Counter. Hasil
berikut:
54
Hasil perhitungan presentase FR dan HR tersaji pada tabel 5.
Sedangkan telur yang jelek berwarna putih keruh. Telur yang baik
membusuk.
55
air yang masuk lewat pemasukan berjalan secara berlahan – lahan
harus hati – hati agar kualitas air tetap terjaga. Setelah waring
dengan dosis 0,2/m setiap satu minggu sekali dengan tujuan untuk
tidak perlu diberi pakan karena masih ada kuning telur yang
larva dapat dilihat pada tabel (6). Perawatan larva lele meliputi
56
mebersihkan telur yang tidak menetas, dan siphonisasi. Proses
x yaitu pada jam 06:00, 10:00, 14:00, 17:00, 20:00 dan untuk hari
jam 08:00, 11:30, 16:30, 20:15. Jenis – jenis pakan yang diberikan
57
a b
Gambar 27. Artemia (a) Ps-p (b) Cacing tubifex yang sudah diblender (c)
(Sumber : Magang, 2013)
4.3.11. Pendederan
58
pasang waring disaluran outlet, setelah itu paralon yang ada di
Lubang outlet diberi bata agar air yang keluar dari lubang outlet
menjadi stres. Larva ikan akan keluar dari outlet dan masuk ke
59
Gambar 29. Pemisahan Ukuran Larva (sumber : Magang 2013)
60
Proses persiapan kolam pendederan meliputi, pengeringan
61
4.3.12. Pengelolaan Kualitas Air
pada tabel 8.
62
Gambar 32. Pengukuran Kualitas Air (Sumber : Magang, 2013)
4.4. Pembahasan
63
mudah terserang penyakit, vitalitasnya tinggi, supaya dapat
64
Makanan bergizi berkadar protein 25 %, misalnya pelet, diberikan
menumpuknya sisa pakan yang tidak termakan oleh ikan dan feses
Jika air terlihat sangat pekat maka dilakukan pergantian. Ikan Lele
dalam dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal. Suhu
65
4.4.2. Seleksi Induk
gonad sehingga siap untuk dipijahkan. Induk ikan lele mesir dipilih
dan Sutarmanto,2006 ).
jantan dan betina dengan cara dijaring. Induk yang telah tertangkap
lincah. Induk betina yang sudah matang gonad dapat dilihat pada
Suyanto (1991), tanda – tanda ikan lele yang sudah siap memijah
66
dasarnya badannya hitam (gelap), warna itu menjadi lebih gelap
4.4.3. Pemijhan
a) Pemijahan alami
67
perbandingan 1 : 1 baik jumlah ataupun berat. Bila induk
bertahap.
c) Pemijahan buatan
68
jantan dan mengeluarkan telur secara streeping, sperma di campur
larva.
mengumpal.
69
Parameter yang di amati untuk keberhasilan proses
fekunditas ikan lele afrika rata – rata mencapai 108.697 butir. Untuk
Sehingga pada saat kuning telur habis ikan lele sebaiknya telah
70
catfish adalah dalam bentuk hidup seperti Artemia dan cacing
4.4.5. Pendederan
diberi bata agar air yang keluar dari lubang outlet tidak deras
karena kalau deras akan mengakibatkan ikan pada stres. larva ikan
akan keluar dari outlet dan masuk ke wareng yang telah dipasang
dipindahkan ke ember.
pada pagi hari dengan tujuan agar benih tetap dalam kondisi sehat
dan tidak stres. Pemanenan dilakukan pada pagi hari saat suhu
udara rendah dan suhu air masih rendah (Khairuman et al, 2011).
71
pendederan dan di gradding menggunakan alat gradding. Tujuan
hari 1 kali agar larva tidak stres. Menurut Khairuman dan Amri
air tetap terjaga dengan baik dan pakan harus tersedia dalam
yang lentur dan biasa digunakan sebagai selang air. Dengan tujuan
72
untuk mencegah terjadinya pembusukan sisa pemberian pakan dan
penyiponan.
Hasil DO yang didapat adalah 7 – 8 ppm. Nilai ini sangat tinggi jika
73
disebabkan karena banyak larva yang keluar dari lubang outllet.
Suhu air masuk dalam nilai optimal yaiu 30 oC. Derajat keasaman
normal.
74
BAB V
SIMPULAN dan SARAN
5.1. Simpulan
1) Ikan Lele Afrika merupakan ikan hasil persilangan 4 strain ikan lele
dan pemanenan.
adalah 7 – 8 ppm.
75
5.2. Saran
Barat disarankan agar lebih hati – hati dalam pemanenan larva untuk
menghindari stres dan kematian, serta agar lebih hati – hati dalam
pendederan benih.
76
DAFTAR PUSTAKA
77
Khairuman dan Amri K. 2008. Budidaya Ikan Lele Phyton Secara Intensif.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Khairuman dan Khairul Amri. 2011. 2,5 Bulan Panen Ikan Nila. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Lesmana D.S., 2007. Reproduksi Dan Pembenihan Ikan Hias Air Tawar.
Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pusat Riset
Perikanan Budidaya BRKP Jakarta
78
Santoso, Heru. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Lele Dumbo dan
Lokal. Kanisius.Yokyakarta.
Sutisna, D,H, Sutarmanto, R., 2006. Pembenihan Ikan Air Tawar, Penerbit
Kanasius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.
Suyanto, SR. 1999. Budidaya Ikan Lele. Cetakan XXII. Penebar Swadaya.
Jakarta.
79
LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Kegiatan Magang di BPPI Sukamandi
80
Pengambilan sampel telur
Sabtu, 07 Memberi makan ikan
September Menghitung sampel telur
Minggu, 08 Memberi makan ikan
September Mengangkat waring
Kultur artemia
Memberi makan ikan
Senin, 09 Memberi makan ikan
September Mengangkat bata dari kolam larva
Menyipon larva umur 10 hari
Panen artemia
Memberi makan larva umur 3 hari dengan
artemia
Kultur artemia
Selasa, 10 Panen artemia
September Memberi makan larva umur 4 hari
Kultur artemia
Membersihkan bak fiber
Memberi makan
Rabu, 11 Panen artemia
September Memberi makan larva umur 5 hari
Panen indukan
Memberi makan lele seleksi
Memberi makan larva umur 5 hari dengan
artemia dan cacing tubifex yang sudah diblender
Kamis, 12 Memblender cacing tubifex
September Memberi makan larva umur 6 hari
Membersihkan kolam pendederan
Memblender cacing tubifek
Memberi makan larva umur 6 hari
Mengukur kualitas air
Memberi makan larva umur 13 hari dengan
pakan buatan ( PS-p)
Jumat, 13 Memblender cacing tubifex
September Memberi makan larva umur 7 hari
Panen induk
Sabtu, 14 Memblender cacing tubifex
September Memberi makan larva umur 8 hari
81
Memberi makan indukan
Menyipon
Minggu, 15 Memblender cacing tubifex
September Memberi makan larva umur 9 hari
Senin, 16 Memblender cacing tubifex
September Memberi makan larva umur 10 hari dengan
menggunakan cacing yang sudah diblender dan
ditambah pakan buatan berupa PS-p
Menyipon larva
Selasa, 17 Memblender cacing tubifex
September Memberi makan larva umur 11 hari dengan
menggunakan cacing yang sudah diblender dan
ditambah pakan buatan berupa PS-p
Membantu seleksi ikan lele G2
82
Kamis, 26 Memberi makan larva umur 20 hari dengan
September menggunakan pakan pembenihan udang galah
Ke kantor BPPI untuk izin pulang
Jumat, 27 Memberi makan larva umur 21 hari dengan
September menggunakan pakan pembenihan udang galah
Seleksi induk untuk pemijahan alami
Menyuntik induk
Sabtu, 28 Memberi makan benih umur 22 hari
September Mengangkat induk
Minggu, 29 Memberi makan benih umur 23 hari
September Mengangkat kakaban
Mencuci kakaban
Membersihkan bata
Senin, 30 Memberi makan benih umur 24 hari
September Kultur artemia
Memindahkan calon induk
Memberi makan induk
Selasa, 01 Ke kantor
Oktober Membersihkan hatchery
Memberi makan benih umur 25 hari
Memberi makan induk
Rabu, 02 Memberi makan larva
Oktober Nyipon
Ke kantor
Kamis, 03 Memberi makan benih umur 28 hari
Oktober Memberi makan larva
Ke kantor
Pamitan kepada peneliti dan teknisi yang ada
hatchery ( Lele, patin, udang galah, nila)
Pamitan kepada seluruh kawan – kawan yang
ada di mes
83