Anda di halaman 1dari 8

MENGHITUNG JUMLAH SEL MIKROALGA JENIS Chlorella sp

Lucke Dwynata Runtu1, Rizal Maulana Hasby2, Fatiya Shofwaturrohmani3


Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sunan Gunung Djati Bandung
Email: Lickeruntu@yahoo.com

Abstrak

Chlorella sp. merupakan ganggang hijau bersel tunggal dan berukuran mikroskopis. Sel Chlorella sp.
mempunyai protoplasma yang berbentuk cawan dan tidak mempunyai flagella sehingga tidak dapat
bergerak aktif, dinding selnya terdiri dari selulosa dan pektin, setiap selnya terdapat sebuah inti sel
dan satu kloroplas. Tujuan dalam praktikum kali ini adalah mengetahui pengaruh media terhadap
jumlah sel Chlorella sp., mengetahui struktur tubuh (bentuk) Chlorella sp, dan mahasiswa memiliki
keterampilan menghitung jumlah sel mikroalga. Metode yang digunakan yaitu isolat Chlorella sp yg
telah diberi Natrium Posfor Kalium (NPK) dikultur selama 1 minggu dengan bantuan sinar lampu TL
4000 lux. Setiap hari Chlorella sp tersebut di amati dan dihitung perkembangan nya dibawah
mikroskop. Hasil yang didapat ialah jumlah sel setiap harinya mengalami peningkatan. Pada hari ke-
1, jumlah sel sebanyak 1.000.000. Pada hari ke-2, jumlah sel sebanyak 1.500.000. Pada hari ke-3,
jumlah sel sebanyak 1.950.000. Pada hari ke-4, jumlah sel sebanyak 2.400.000. Terakhir, pada hari
ke-5, jumlah sel sebanyak 3.900.000.

Kata kunci: Chlorella sp, Habitat, Mikroalga, Nutrisi, Reproduksi.

I. PENDAHULUAN fotosintesis atau biasa disebut autotrof


(Pratama, 2011).
Chlorella sp. adalah mikroalga
Menurut Isnansetyo dan
yang termasuk ke dalam golongan alga
Kurniastuty (1995), Chlorella sp.
hijau (chlorophyta). Sel Chlorella sp.
bereproduksi secara aseksual dengan
berbentuk bulat lonjong (ellipsoidal)
pembelahan sel, tetapi juga dapat
dengan garis tengah sel antara 2-8 μm.
dengan pembelahan autospora dari sel
Mikroalga ini berkembangbiak dengan
induknya. Tiap satu sel induk (parrent
cara membelah diri dan pembentukan
cell) akan membelah menjadi 4, 8, atau
spora, dengan waktu generasi yang
16 autospora yang nantinya akan
sangat cepat. Chlorella sp. hidup
menjadi sel-sel anak (daughter cell)
secara berkoloni dalam jumlah besar.
dan melepaskan diri dari induknya
Habitatnya adalah di air atau tempat
(Bold dan Wynne, 1985). Cara
basah. Dalam memperoleh makanan,
reproduksi Chlorella sp. menurut
Chlorella sp. menghasilkan
Kumar dan Singh (1979) dibagi
makanannya sendiri melalui proses
menjadi empat tahap, yaitu tahap
pertumbuhan, pemasakan awal, (Sidabutar, 1999). Menurut Kennish,
pemasakan akhir dan pelepasan (1994) Nitrogen merupakan salah satu
autospora. Tahap pertama adalah tahap unsur penting bagi pertumbuhan
pertumbuhan. Pada tahap ini sel plankton, pembentuk protein dan
Chlorella sp. tumbuh membesar dan klorofil. Selain nitrogen, fosfor
setelah itu terjadi peningkatan aktivitas merupakan bagian pendukung
sintesa yang merupakan persiapan kesuburan (Schroder et al., 2010).
awal pembentukan spora. Peningkatan Fosfor merupakan salah satu unsur
aktivitas sintesa merupakan tahap ke esensial bagi pembentukan protein,
dua yaitu pemasakan awal. Setelah metabolisme sel organisme dan
tahap pemasakan awal selesai maka produktivitas di perairan (Boyd, 2004).
dilanjutkan dengan tahap pemasakan Kalsium adalah bahan untuk
akhir atau tahap ke tiga. Pada tahap ke pembentukan dinding sel pada
tiga, autospora mulai terbentuk yang fitoplankton (Isnansetyo dan
setelah itu disusul tahap ke empat. Kurniastuty, 1995).
Tahap ke empat adalah tahap Mikronutrien adalah elemen
pelepasan autospora. Pelepasan essensial yang dibutuhakan untuk
autospora dimulai dengan dinding sel pertumbuhan dalam jumlah yang kecil
induk yang akan pecah dan diikuti oleh dibandingkan kebutuhan
pelepasan autospora yang nantinya makronutrien. Mikronutrien yang
akan tumbuh menjadi sel induk muda dibutuhkan Chlorella sp. antara lain
(Kumar dan singh, 1979). Fe, Mg, Cu, Zn, dan Mn (Eyster,
Menurut Eyster (1978), kandungan 1978). Fe dan Mg berperan dalam
makronutrien yang dibutuhkan pembentukan klorofil (Isnansetyo dan
Chlorella sp. antara lain N, P, Ca, K Kurniastuti, 1995). Sedangkan Copper
dan S dimana masing-masing berperan (Cu) dibutuhkan Chlorella sp. untuk
penting dalam pertumbuhan Chlorella sintetis lignin dan metabolisme
sp. Makronutrien adalah senyawa yang karbohidrat ataupun protein. Zinc (Zn)
dibutuhkan dalam jumlah banyak dibutuhkan untuk menghasilkan
untuk pertumbuhan Chlorella sp. energi, sintesis protein, dan
pertumbuhan. Manganese (Mn) sedangkan di atas ataupun di bawah
dibutuhkan untuk fotosintesis dan suhu optimalnya akan menghambat
metabolisme protein (Mortvedt, 2008). perkembangan mikroorganisme
Cahaya digunakan fitoplankton tersebut dan pada suhu ekstrim dapat
untuk melakukan proses fotosintesis. menyebabkan kematian (Sukoso,
Fotosintesis dapat berlangsung apabila 2002). Suhu optimal pada kultur
intensitas cahaya yang dibutuhkan Chlorella sp. berkisar antara 25-30°C
tercukupi, hal tersebut dapat diartikan (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995).
bahwa fitoplankton dapat melakukan Tujuan dari praktikum kali ini
fotosintesis pada lapisan-lapisan air adalah mengetahui pengaruh media
yang memiliki intensitas cahaya cukup terhadap jumlah sel Chlorella sp.,
(Nyabakken, 1992). Proses fotosintesis mengetahui struktur tubuh (bentuk)
Chlorella sp. membutuhkan intensitas Chlorella sp, dan mahasiswa memiliki
cahaya dengan rata-rata 3000-4000 lux keterampilan menghitung jumlah sel
(Ohama dan Miyachi, 1988). Prabowo mikroalga.
(2009) mengemukakan bahwa lampu
II. METODE KERJA
TL 40 watt ± 10 cm di atas permukaan
air/media kultur dapat menggantikan
Alat dan Bahan
cahaya sinar matahari yang dibutuhkan
Chlorella sp. Pada praktikum kali ini alat
Suhu adalah suatu energi yang digunakan ialah rak kultur, botol
kinetik yang timbul karena cahaya kultur, selang, aerator, lampu TL 40
matahari yang menyinari dan Watt, Haemacytometer, Lux meter, dan
menembus ke dalam air Suhu memiliki pipet tetes. Sedangkan, bahan yang
pengaruh yang penting pada kultur digunakan ialah isolat Chlorella sp dan
alga di laboratorium, hal tersebut Natrium Posfor Kalium (NPK).
dikarenakan suhu dapat mempengaruhi
Cara Kerja
aktifitas enzim dalam metabolisme sel.
Pada suhu optimalnya Mikroorganisme
Alat dan bahan disiapkan
akan berkembang dengan baik,
terlebih dahulu. Kemudian, Media
Natrium Posfor Kalium (NPK) dibuat
sesuai dengan panduan Bischoft 1963. Menurut Bold dan Wynne
Selang kultur dipasang pada aerator (1985) klasifikasi Chlorella adalah :
kemudian dimasukkan pada botol Kingdom: Plantae
kultur. Lalu, pencahayaan lampu TL Divisi : Chlorophyta
diatur maksimal 4000 lux. Chlorella Kelas : Chlorophyceae
sp sebanyak 10% diinokulasikan pada Ordo : Chlorococcales
media. Selanjutnya, isolat Chlorella sp Family : Oocystaceae
tersebut dikultur selama 5 hari. Genus : Chlorella
Terakhir, pertambahan jumlah sel/hari Spesies : Chlorella sp
dihitung menggunakan Chlorella sp. mempunyai
haemacytometer di bawah mikroskop. waktu generasi yang sangat cepat.
Oleh karena itu dalam waktu yang
III. HASIL DAN relatif singkat, pertumbuhan sel akan
PENGAMATAN terjadi secara cepat, terutama jika
cahaya dan sumber energi tersedia
Pada praktikum kali ini, kami
dalam jumlah yang cukup. Menurut
membahas tentang bagaimana
Pratama (2011) pola pertumbuhan
menghitung jumlah sel mikroalga jenis
berdasarkan jumlah sel dapat
Chlorella sp serta mendeskripsikan
dikelompokkan menjadi lima fase
struktur dan fase pertumbuhan
yaitu, fase tunda (lag phase), fase
Chlorella sp . Sampel yang digunakan
pertumbuhan logaritmik (log phase),
adalah isolat Chlorella sp dengan
fase penurunan laju pertumbuhan, fase
Natrium Posfor Kalium (NPK) sebagai
stationer dan fase kematian. Fase tunda
nutrisinya.
adalah suatu tahap setelah pemberian
Tabel Pengamatan Chlorella sp
inokulum ke dalam media kultur
Hari ke- Jumlah sel
dimana terjadi penundaan
1 1.000.000
2 1.500.000 pertumbuhan yang dikarenakan
3 1.950.000 Chlorella sp. memerlukan
4 2.400.000
5 3.900.000 pembelahan. Fase ini tidak terjadi
pertambahan jumlah sel. Fase Pada pengamatan yang
pertumbuhan logaritmik (log phase) dilakukan selama 5 hari. Pada isolat
sel-sel membelah dengan cepat dan Chlorella sp mengalami pertumbuhan
terjadi pertambahan dalam jumlah sel. setiap hari nya. Hal tersebut
Selama fase ini, sel-sel berada dalam menyebabkan kurva yang dihasilkan
keadaan yang stabil. Bahan sel baru selalu meningkat yang menandakan
terbentuk dengan konstan tetapi bahan- bahwa nutrisi yang dibutuhkan
bahan baru itu bersifat katalitik dan Chlorella sp. untuk tumbuh masih
massa bertambah secara eksponensial. tersedia dalam jumlah yang cukup
Fase penurunan laju pertumbuhan besar.
tetap terjadi pertambahan sel namun Nutrisi yang kami gunakan
laju pertumbuhannya menurun. Hal ini untuk pertumbuhan Chlorella sp yaitu
dikarenakan terjadinya kompetisi yang dengan media Natrium Posfor Kalium
sangat tinggi di dalam media hidup (NPK). Menurut Eyster (1978),
karena zat makanan yang tersedia kandungan makronutrien yang
tidak sebanding dengan jumlah dibutuhkan Chlorella sp. antara lain N,
populasi akibat dari pertambahan yang P, Ca, K dan S dimana masing-masing
sangat cepat pada fase eksponensial berperan penting dalam pertumbuhan
sehingga hanya sebagian dari populasi Chlorella sp. Makronutrien adalah
yang mendapatkan makanan yang senyawa yang dibutuhkan dalam
cukup dan dapat tumbuh serta jumlah banyak untuk pertumbuhan
membelah. Fase stasioner adalah fase Chlorella sp. (Sidabutar, 1999).
pemberhentian pertumbuhan. Pada Menurut Kennish, (1994) Nitrogen
fase ini, jumlah sel kurang lebih tetap. merupakan salah satu unsur penting
Fase kematian, jumlah populasi ini bagi pertumbuhan plankton,
menurun. Selama fase ini, jumlah sel pembentuk protein dan klorofil. Selain
yang mati per satuan waktu secara nitrogen, fosfor merupakan bagian
perlahan-lahan bertambah dan pendukung kesuburan (Schroder et al.,
akhirnya kecepatan sel-sel yang mati 2010). Fosfor merupakan salah satu
menjadi konstan. unsur esensial bagi pembentukan
protein, metabolisme sel organisme TL 40 watt ± 10 cm di atas
dan produktivitas di perairan (Boyd, permukaan air/media kultur dapat
2004). Kalsium adalah bahan untuk menggantikan cahaya sinar matahari
pembentukan dinding sel pada yang dibutuhkan Chlorella sp.
fitoplankton (Isnansetyo dan
KESIMPULAN
Kurniastuty, 1995).
Cahaya digunakan fitoplankton
Pada praktikum kali ini dapat
untuk melakukan proses fotosintesis.
disimpulkan bahwa media sebagai
Fotosintesis dapat berlangsung apabila
nutrisi bagi pertumbuhan dan
intensitas cahaya yang dibutuhkan
perkembangbiakan untuk Chlorella sp,
tercukupi, hal tersebut dapat diartikan
Chlorella sp. memiliki bentuk tubuh
bahwa fitoplankton dapat melakukan
yang berbentuk bulat seperti bola
fotosintesis pada lapisan-lapisan air
ataupun bulat telur dan diameter
yang memiliki intensitas cahaya cukup
selnya berukuran 3-8 mikrometer, serta
(Nyabakken, 1992). Proses fotosintesis
dalam memghitung jumlah sel
Chlorella sp. membutuhkan intensitas
Chlorella sp, kami melakukannya
cahaya dengan rata-rata 3000-4000 lux
secara manual memggunakan
(Ohama dan Miyachi, 1988). Prabowo
haemacytometer di bawah mikroskop
(2009) mengemukakan bahwa lampu
dan untuk jumlah akhirnya digunakan
rumus yg telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA 1. London: The CV Mosby
Company. St. Louis. Toronto.
Bold, H. C dan M.J. Wynne. 1985.
Introduction To The Alga Eyster, C. 1978. Nutrient
Structure And Reproduction. New Concentration Requirements For
Jersey : Prentice Hall Inc. Chlorella sorokiniana. Available
Englewood. From The Author Or The Mobile
College Library, Mobile,
Boyd, J. 2004. Oceanography, Water,
Seawater Ocean Circulation and
Dinamics. Chemical week, June
29. Pub Ink USA. Connaughey.
Mc. Pengantar Biologi Laut jilid
Isnansetyo, A dan Kurniastuty. 1995. Sidabutar, E.A. 1999. Pengaruh Jenis
Teknik Kultur Fitoplankton dan Medium Pertumbuhan Mikroalga
Zooplankton. Pakan Alami untuk Chlorella sp. Terhadap Aktivitas
Pembenihan Organisme Laut. Senyawa Pemacu Pertumbuhan
Yogyakarta.: Kanisius. Yang Dihasilkan. Bogor: Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Kumar, H.D. dan H.N. Singh. 1976. A Institut Pertanian Bogor
Text Book On Algae. Dalam:
Sidabutar, E.A. 1999. Pengaruh
Jenis Medium Pertumbuhan
Mikroalga Chlorella sp. Terhadap
Aktivitas Senyawa Pemacu
Pertumbuhan Yang Dihasilkan.
Bogor: Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut:


Suatu Pendekatan Ekologis. Alih
bahasa : H.M. Eidman, D. G.
Koesoebiono, M. Bengen. Jakarta:
PT. Gramedia..

Prabowo, D.A. 2009. Optimasi


Pengembangan Media untuk
Pertumbuhan Chlorella sp. pada
Skala Laboratorium. Bogor:
Instutut Pertanian Bogor.

Pratama, I. 2011. Pengaruh Metode


Pemanenan Mikroalga terhadap
Biomassa dan Kandungan
Esensial Chlorella vulgaris.
Depok: Fakultas Teknik Program
Sarjana. Universitas Indonesia.

Schroder, J.J., Cordell, D., Smit, A.L.


dan Rosemarin, A. 2010.
Sustainable Use Of Phosphorus.
Plant Research International, Part
Of Wageningen UR. Business
Unit Agrosystem.(134)
LAMPIRAN

Perhitungan:
Hari ke-1:
N/5 x 25 x 104 = 20/5 x 25 x 104 =
1.000.000
Hari ke-2:
N/5 x 25 x 104 =30 /5 x 25 x 104 =
1.500.000
Hari ke-3:
N/5 x 25 x 104 = 39/5 x 25 x 104 =
1.950.000
Hari ke-4:
N/5 x 25 x 104 = 46/5 x 25 x 104 =
2.400.000
Hari ke-5:
N/5 x 25 x 104 = 78/5 x 25 x 104 =
3.900.000

Anda mungkin juga menyukai