Dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan pada manusia semua berawal dari satu
titik, “zigot” yang merupakan hasil penyatuan dua inti sel gamet, seperma dan ovum. Yang
selanjutnya pada zigot tersebut bertumbuh dan berkembang menjadi embrio yang siap menjadi
manusia mini, janin. Dalam proses perkembangan embrio pada manusia, seutuhnya terjadi di
dalam tubuh induk betina. Dalam proses embriogenesis yang berlangsung di dalam tubuh induk
ini memerlukan waktu sekitar 9 bulan 10 hari atau sekitar 38 minggu untuk embrio ( janin ) yang
mencapai perkembangan sempurna dan siap untuk dilahirkan. Nah berikut ini terkait
perkembangan embrio ( embriogenesis ) pada manusia.
1. Fertilisasi
Fertilisasi merupakan proses penyatuan inti sel gamet jantan ( sperma ) dengan
inti set gamet betina ( ovum ). Jutaan sel sperma yang masuk ke dalam organ reproduksi
betina, hanya aka nada satu sel yang bersatu dengan satu sel telur. Setelah hal itu terjadi
maka sel sperma lainnya akan mengalami penghancuran oleh sel-sel darah putih
(leukosit). Tahap penyatuan dua inti haploid ini menghasilkan satu sel dengan inti diploid
( 2n ) zigot. Sel inilah yang akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia. Dibawah ini
adalah gambar sel telur dikelilingi sperma dan salah satu sperma berhasil menembus
lapisan dinding telur)
2. Pembelahan ( Cleavage )
Tidak lama setelah terbentuk zigot maka sel ini akan langsung beranjak ke tahap
pembelahan yang membentuk banyak sel. Pembelahan yang berlangsung ialah
pembelahan mitosis yang berlangsung sangat cepat diawali dengan pembelahan dua sel,
empat sel, delapan sel, dan sterusnya hingga terbentuk morula ( tahap 32 sel ).
Pembelahan mitosis yang berlangsung pada zigot tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma ( sitokinesis ) hanya pembelahan inti saja. Sehingga ukuran zigot satu inti
dengan morula degan 32 inti ialah sama. Namun berbeda dengan kasus bayi kembar
indentik yang berasal dari satu zigot yang pembelahan mitosisnya mengalami
pembelahan sitplasmanya sehingga sel-sel hasil pembelahannya akan terpisah.
3. Blastulasi
Dengan terbentuknya blastosol berasal dari sel-sel pada bagian dalam yang
membelah menjadi banyak sel dengan ukuran yang semakin mengecil. Rongga blastosol
berisikan yolk atau kuning telur sebagai satu-satunya sumber makanan bagi sel-sel
blastula untuk tumbuh dan berkembang. Berbeda dengan hewan ovipar dan ovovivipar
yang memiliki kuning telur yang banyak kelompok vivipar termasuk manusia memiliki
kuning telur yang sangat sedikit. Dan tidak mungkin akan mencukupi kebutuhan sel-sel
embrio hingga 38 minggu ke depan. Oleh Karena itu sebelum kehabisan kuning telur
maka pada tahap ini ( blastula ), embrio akan masuk ( implantasi ) ke dalam uterus (
rahim ) induk betina.
Selanjutnya dalam tahap hubungan induk betina dengan embrio akan terjalin
melalui pembentukan selaput ekstraembrionik dari dinding endometrium induk betina.
Segala kebutuhan embrio akan dapat terpenuhi oleh induk betina yang melalui hubungan
yang terbentuk dalam selaput embrionik ( plasenta, amnion, korion dan alantois ) samapi
masa pertumbuhan dan perkembangan embrio selesai. Keberadaan embrio di dalam
endometrium induk betina akan menghasilkan hormone HCG ( Human Chorionic
Gonadothropin ) yang merangsang induk betina untuk mensekresikan Hormon
progesterone untuk memperkuat endometrium.
4. Gastrulasi
Setelah semua pada sel berhasil bermigrasi terbentuk lubang saluran bekas titik
invaginasi yang disebut dengan istilah blastopori. Selin gerakan invaginasi sel-sel tahap
blastula ini juga melakukan gerakan evaginasi ( melekuk keluar ), ingersi ( migrasi sel )
dan lainnya. Selanjutnya sel-sel ini telah berhasil dan selesai dalam perjalanannya. Tahap
gastrulasi ditandai dengan terbentuknya tiga lapisan embrionik yang akan menentukan
nasib embrio tersebut. Masing-masing sel dalam tiap lapisan akan saling menginduksi
satu sama lain untuk perkembangan selanjutnya. Tiap sel akan menentukan takdirnya
masing-masing. Oleh karena itu pada tahapan ini biasa disebut dengan penentuan nasib (
fate map ), tiga lapisan embrionik ini ialah antara lain lapisan ectoderm, lapisan
mesoderm dan lapisan endoderm.
5. Neurulasi
Dalam tahap neurulasi merupakan awal dari tahap diferensisi setelah tahap
gastrulasi. Pada tahap neurulasi merupakan tahap pembentukan corda saraf ( notocord )
yang merupakan ciri utama dari hewan vertebrata, notocorda dibentuk dari interaksi
induksi antara lapisan ectoderm dengan lapisan mesoderm didalamnya. Induksi antar
lapisan ini menyebabkan sel-sel ectoderm bergerak sehingga terbentuk notocorda yang
memanjang. Untuk selanjutnya notocorda ini akan berkembang menjadi sistem saraf
pusat ( perkembangan otak ). Intinya tahapan neurulasi diindikasikan dengan
terbentuknya lempeng saraf ( notocorda ) pada lapisan ektoderm.
6. Organogenesis
Ektoderm
Lapisan yang paling luar, lapisan ectoderm akan berkembang menjadi sistem
integument ( kulit dan derivatnya ) serta penyusun sistem saraf termasuk indera.
Mesoderm
Lapisan tengah yang akan berkembang menjadi organ dalam seperti sistem sirkulasi,
jaringan ikat, sistem reproduksi, otot dan lainnya kecuali sistem pencernaan dan
pernapasan.
Endoderm
Lapisan paling dalam dari lapisan ini akan terbentuk organ-organ penyusun sistem
pencernaan meliputi saluran dan kelenjar pencernaan. Selain itu, sistem pernafasan
juga berkembang dari lapisan ini.