Anda di halaman 1dari 21

BIAYA DAN PENDAPATAN DALAM USAHATANI

OLEH :
KELOMPOK 2
Rizki Devina Sihombing ( 170304130 )
Debora Juvita Siahaan ( 170304135 )

I L M U U S A H A T A N I
P R OG R A M S T U D I A G R I B I S N I S
FAKULTA S PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:

“Biaya dan Pendapatan dalam Usahatani” ini dengan baik.

Penulis tidak lupa berterima kasih kepada pihak – pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Kepada dosen Pengasuh

Mata Kuliah Ilmu Usaha Tani Dr. Sri Fajar Ayu, SP., MM. (NIP

197008272008122001)

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik

dalam isi maupun penulisannya. Karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan

terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Biaya dan Pendapatan 3
2.2 Fungsi Biaya 8
2.3 Pendekatan Analisis Biaya Dan Pendapatan 12
2.4 Cara Memperhitungkan Pendapatan 15
2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Biaya dan Pendapatan 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 17
3.2 Saran 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu usaha tani memiliki penjelasan dan pengertian bahwa ilmu
usaha tani merupakan ilmu yang mempelajari mengenai norma-norma
yang digunakan untuk mengatur usaha tani agar memperoleh pendapatan
yang setinggi-tingginya (Vink, 1984).
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
(Soekartawi, 1995)
Pendapatan usahatani digambarkan sebagai sisa pengurangan nilai-
nilai penerimaan usahatani dengan biaya yang dikeluarkan, yang mana
penerimaan adalah hasil perkalian dari jumlah produksi total dengan harga
produk, sedangkan pengeluaran atau biaya usahatani adalah nilai
penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang diperlukan atau
dibebankan kepada proses produksi yang bersangkutan
(Tjakrawiralaksana, 1983).
Mubyarto (1989) menyatakan, bahwa biaya produksi adalah semua
pengeluaran yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah produk
tertentu dalam satu kali proses produksi. Biaya produksi dapat
digolongkan atas dasar hubungan perubahan volume produksi, yaitu biaya
tetap dan biaya variabel.
Petani sebagai pelaksana berharap bisa memproduksi hasil tani
yang lebih besar lagi agar memperoleh pendapatan yang besar pla. Untuk
itu petani menggunakan tenaga, modal, dan sarana produksinya sebagai
umpan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Ada kalanya
produksi yang diperoleh justru lebih kecil atau sebaliknya ada kalanya
produksi justru lebih besar. Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila
dapat memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat-alat yang

1
digunakan, upah tenaga luar serta sarana produksi yang lain termasuk
kewajiban terhadap pihak ketiga dan dapat menjaga kelestarian usahanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian biaya dan pendapatan?
2. Bagaimana hubungan antara besarnya biaya dengan tingkat
produksi?
3. Bagaimana pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung
biaya dan pendapatan dalam usahatani?
4. Bagaimana cara memperhitungkan pendapatan?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi biaya dan pendapatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian biaya dan pendapatan
2. Untuk memahami hubungan antara besarnya biaya dengan tingkat
produksi
3. Untuk memahami pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung
biaya dan pendapatan dalam usahatani.
4. Untuk mengetahiu cara memperhitungkan pendapatan.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi biaya dan pendapatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BIAYA DAN PENDAPATAN
1. Biaya
Menurut Soekartawi dkk (1985) bahwa biaya adalah nilai penggunaan
sarana produksi, upah dan lain-lain yang dibebankan pada proses produksi yang
bersangkutan. Sedangkan biaya usahatani menurut Rahim A dan Hastuti DRD
(2008) merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen (petani, nelayan
dan peternak) dalam mengelola usahanya dalam mendapatkan hasil yang
maksimal. Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya
tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap diartikan
sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan
walaupunproduksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap
ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Sedangkan
biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya diartikan sebagai biaya yang besar
kecilnya di pengaruhi oleh produksi yang diperoleh (Soekartawi, 2006).
Biaya usahatani dapat berbentuk biaya tunai dan biaya yang
diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang dibayar dengan uang, seperti biaya
pembelian sarana produksi, biaya pembelian bibit, pupuk dan obat-obatan serta
biaya upah tenaga kerja. Biaya yang diperhitungkan digunakan untuk menghitung
berapa sebenarnya pendapatan kerja petani, modal dan nilai kerja keluarga.
Tenaga kerja keluarga dinilai berdasarkan upah yang berlaku. Biaya
penyusutan alat-alat pertanian dan sewa lahan milik sendiri dapat dimasukkan
kedalam biaya yang diperhitungkan. Biaya dapat juga diartikan sebagai penurunan
inventaris usahatani. Nilai inventaris suatu barang dapat berkurang karena barang
tersebut rusak, hilang atau terjadi penyusutan.
Biaya Produksi
(Mubyarto, 1986) efisiensi merupakan banyaknya hasil produksi fisik
yang diperoleh dari satuan hasil produksi (input). Efisiensi ekonomi dapat dinilai
dari efisiensi fisik yang dapat dinilai dengan uang. Biaya produksi dapat dibagi
menjadi dua yaitu berupa biaya-biaya yang berupa a) uang tunai yaitu biaya untuk
pembelian pupuk, pestisida, alat-alat produksi dan lain-lain. b) biaya-biaya bagi

3
hasil atau biaya upah kerja. Besar kecilnya bagian biaya produksi yang berupa
uang tunai sangat berpengaruh terhadap pengembangan usahatani. Biaya produksi
menurut para ahli yaitu :
a) Menurut (Halim, 1988) biaya produksi merupakan biaya-biaya yang
berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan
dengan penghasilan diperiode mana produk itu dijual.
b) Menurut (Mulyadi, 1998) biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi
untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
c) Menurut (Tunggal, 1993) biaya produksi merupakan biaya-biaya yang
berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah
langsung.
1. Jenis-jenis Biaya Produksi
Jenis-jenis biaya produksi menurut (Tunggal, 1993) yaitu antara lain :
a. Biaya bahan baku (direct material cost)
Merupakan utama yang secara langsung digunakan dalam proses produksi untuk
mewujudkan suatu macam produk yang siap di jual. Biaya ini juga termasuk biaya
peralatan yang digunakan dalam proses produksi.
b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk para pekerja yang didayagunakan
dalam menangani semua proses kegiatan produksi. (Soekartawi, 2002)
Biaya usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang relatif tetap jumlahnya terus dikelauarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Contohnya biaya untuk
alat dan mesin pertanian.
2. Biaya tidak tetap (variable cost)
Biaya didefinisikan sebagai biaya sarana produksi yang diperoleh. Contohnya
biaya sarana produksi.

4
2. PENDAPATAN
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang
dikeluarkan selama melakukan kegiatan usaha. Ada beberapa pengertian yang
perlu diperhatikan dalam menganalisis pendapatan antara lain (Sukartawi, 1995) :
1. Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu kegiatan
usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar.
2. Pendapatan bersih adalah penerimaan kotor yang dikurangi dengan total biaya
produksi atau penerimaan kotor di kurangi dengan biaya variabel dan biaya tetap.
3. Biaya produksi adalah semua pngeluaran yang dinyatakan dengan uang yang
diperlukan untuk menghasilkan produksi.
Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total
usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual.
Jangka waktu pembukuan umumnya satu tahun yang mencakup : a) dijual, b)
dikonsumsi rumah tangga petani, c) digunakan dalam usahatani, d) digunakan
untuk pembayaran, dan e) disimpan atau ada di gudang pada akhir tahun
(Soekartawi, 1984).
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual (Rahim dan Hastuti, 2007). Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut :

TR = Y . Py………………………………………………..(1)
Keterangan :
TR = total penerimaan
Y = produksi yang diperoleh dari suatu usahatani
Py = harga produksi

Pendapatan merupakan selisih penerimaan dengan semua biaya produksi.


Pendapatan meliputi pendapatan kotor (penerimaan total) dan pendapatan bersih.
Pendapatan kotor adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan
sebelum dikurangi biaya produksi (Rahim dan Hastuti Dwi R. D, 2007).
Pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :
π= TR – TC………………………………………………(2)

5
π= Y . Py – {(ƩXi . Pxi) – BTT}….……………………...(3)
Keterangan :
Π = keuntungan / pendapatan (Rp)
TR = total penerimaan (Rp)
TC = total biaya (Rp)
Y = jumlah produksi (satuan)
Py = harga satuan produksi (Rp)
X = faktor produksi (satuan)
Px = harga faktor produksi (Rp/satuan)
N = banyaknya input yang dipakai
BTT = biaya tetap total (Rp)

Pengeluaran total usahatani adalah nilai semua masukan yang habis


terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja
keluarga petani. Pemisahan pengeluaran terkadang sulit dilakukan karena
pembukuan yang tidak lengkap dan juga adanya biaya bersama dalam produksi.
Cara yang dapat dilakukan adalah memisahkan pengeluaran total usahatani
menjadi pengeluaran tetap dan pengeluaran tidak tetap (Soekartawi, 1984).
Secara ekonomi usaha dikatakan menguntungkan atau tidak
menguntungkan dapat dianalisis dengan menggunakan perbandingan antara
penerimaan total dan biaya total yang disebut dengan Revenue Cost Ratio (R/C).

R/C = (Py . Y) / (FC + VC)………………………..(4)


Atau
R/C = PT / BT…………………………………….. (5)
Keterangan :
Py = harga produksi
Y = produksi
FC = biaya tetap
VC = biaya variabel
PT = produksi total
BT = biaya total

6
Ada tiga kriteria dalam perhitungan ini, yaitu :
1. Jika R/C<1, maka usahatani yang dilakukan secara ekonomi belum
menguntungkan.
2. Jika R/C>1, maka usahatani yang dilakukan secara ekonomi menguntungkan.
3. Jika R/C=1, maka usahatani berada pada titik impas (Break Event Point).

7
2.2 FUNGSI BIAYA
1. Biaya Total (Total Cost, TC)
Biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan
dalam memproduksi sejumlah output. Biaya total yang dikeluarkan oleh
perusahaan terdiri dari :
- Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost, TFC): biaya produksi yang jumlahya
tetap (tidak berubah) berapapun jumlah output yang diproduksinya.
- Biaya Variabel Total (Total Variable Cost, TVC): biaya produksi yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai/mengikuti perubahan jumlah output.

Rumus Total Cost: 𝑇𝐶=𝑇𝐹𝐶+𝑇𝑉𝐶


2. Biaya Rata-Rata (Average Cost, AC)
Biaya rata-rata adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk menghasilkan 1 (satu) unit output (Q). 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐴𝐶 =𝑇𝐶𝑄
Sebagaimana biaya total, maka biaya rata-rata juga dapat dibedakan menjadi:
a. Average Fixed Cost (AFC): biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk setiap jenis output yang diproduksinya.
𝐴𝐹𝐶=𝑇𝐹/𝐶𝑄
b. Average Variable Cost (AVC): biaya variabel yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk setiap unit output yang diproduksinya.
𝐴𝑉𝐶=𝑇𝑉/𝐶𝑄 Karena 𝑇𝐶=𝑇𝐹𝐶+𝑇𝑉𝐶, maka: 𝐴𝐶=𝐴𝐹𝐶+𝐴𝑉𝐶

3. Biaya Marjinal (Marginal Cost, MC)


Biaya Marjinal adalah tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
akibat adanya tambahan output yag diproduksi sebanyak 1 (satu) unit.
𝑀𝐶=Δ𝑇𝐶/Δ𝑄
4. Biaya Rata-Rata Marjinal (Marginal Average Cost, MAC)
Biaya Rata-Rata Marjinal adalah tambahan biaya rata-rata yang
dikeluarkan oleh perusahaan akibt adanya tambahan output yang diproduksi
sebanyak 1 (satu) unit.
𝑀𝐴𝐶=Δ𝐴𝐶/Δ𝑄

8
Gambar 2.1
Kurva Biaya

1. Biaya Tenaga Kerja


(Mubyarto, 1986) dalam usahatani sebagian besar dari tenaga kerja berasal
dari keluarga, isteri dan anak-anak petani. Tenaga yang berasal dari keluarga pada
produksi pertanian dinamakan sumbangan tenaga tidak dapat dihitung dalam
uang. Tidak sepenuhnya pekerja dalam produksi pertanian dikerjakan oleh
anggota keluarga, terkadang petani sekali-kali membayar tenaga kerja tambahan
untuk membantu produksi pertanian misalnya dalam penggarapan tanah atau
tenaga kerja langsung. Petani dalam usahatani tidak hanya menyumbangkan
tenaganya saja tetapi sekaligus menjadi pemimpin usahatani yang keseluruhan
mengatur organisasi produksi. Dalam usahatani semakin besar usaha yang
dijalaninya semakin tidak mampu pula petani dapat merangkup kedua fungsi itu.
Fungsi sebagai tenaga kerja harus dilepaskan dan memutuskan sebagai pemimpin
usahatani.
Pengertian mengenai buruh atau pekerja ini maknanya lebih luas, karena
dapat mencangkup orang yang bekerja kepada siapa saja, persekutuan,
perorangan, badan hukum atau badan lainya yang menerima uapah atau imbalan
dalam bentuk apapun. Hal ini perlu karena upah selama ini yang identik dengan
uang, padahal ada juga pekerja atau buruh yang dibayar dalam bentuk barang.

9
Gambar 2.2
Kurva Isoquant
Kurva diatas menjelaskan tentang hubungan antara kapital atau perusahaan
terhadap jumlah tenga kerja yang diminta atau dibutuhkan untuk memenuhi
kegiatan dalam proses produksi. Dalam pasal 1angka 2 Undang-Undang Nomor
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, diatur tentang pengertian tenaga kerja
yang bersifat umum, yaitu setiap orang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa yang memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat.
Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 13 tentang Serikat Pekerja atau
Serikat Buruh dan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, memebrikan pengertian pekerja tau buruh adalah setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain, sehingga
dapat diartikan bahwa pekerja atau buruh adalah tenaga kerja, namun belum tentu
tenaga kerja itu adalah pekerja.
2. Perhitungan Biaya Produksi
(Mowen, 2006) perhitungan biaya produksi ialah : “salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan dengan akurat, tepat dan jelas juga sangat penting
dalam menentukan harga pokok penjualan untuk nmencapai target laba yang
diharapkan”
a) Tujuan perhitungan biaya produksi

10
Pada umumnya tujuan dari berdagang ialah mendapatkan dengan
memperoleh pendapatanyang semaksimal mungkin dengan pengorbanan yang
seminimal mungkin. Untuk mengetahui beberapa besar jumlah laba yang
diharapkan diperlukan perhitungan yang pas baik dari pengorbanan maupun
pendapatan (Mowen, 2006)
Tujuan dari perhitungan biaya produksi antara lain :
a. Untuk mengendalikan biaya
Pengendalian biaya biasa dilakukan dengan menetapkan beberapa cara,
yaitu salah satunya dengan sistem biaya normal atau standar. Sistem ini diambil
dari pengalaman pada masa lalu atau bisa disebut penelitian ilmiah.
b. Untuk Perencanaan dan Pengukuran prestasi kerja
Hal ini perlu dilakukan agar dapat menetapkan kebijakan pada masa yang
akan datang. Sebelum melakukan proses produksi dan pemakaian tenaga kerja
terlebih dahulu difikirkan secara matang untung mempertimbangkan kejadian-
kejadian diamasa yang akan datang.
c. Untuk Penetapan Biaya
Sebelum hasil produksi dijual, sebelumnya terlebih dahulu harus
ditetapkan harga jualnya. Pada kenyataannya harga jual produksi tidak didasarkan
dengan biaya produksi karena masih ada faktor-faktor lain yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan dalam menetapkanharga jual. Misalkan
penawaran dan permintaan dan peraturan pemerintah. Akan tetapi biaya produksi
merupakan langkah pertama dalam menentukan harga jual. Biaya produksi juga
sebagai dalam penentuan tingkat laba yang diinginkan.

11
2.3 PENDEKATAN ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
a. Pendekatan Nominal
Pendapatan petani yaitu selisih antara penerimaan dengan total biaya per
usahatani. Pendekatan nominal tanpa memperhitungkan nilai uang menurut waktu
tetapi yang dipakai adalah harga yang berlaku, sehingga dapat langsung dihitung
jumlah pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam suatu proses produksi. Formula
menghitung pendapatan nominal adalah sebagai berikut.

Penerimaan –Biaya Total = Pendapatan


Penerimaan = Py.Y
Py = Harga Produksi (Rp./Kg)
Y = Jumlah Produksi (Kg)
Biaya Total (TC) = Biaya Tetap (FC) + Biaya Variabel (VC).

Menurut Kasim dalam Norlaila, untuk menghitung pendapatan digunakan rumus:

I = TR–TCe
TR = Py.Y

Keterangan: I = Pendapatan.
TR = Total Revenue(Penerimaan).
Tce = Total CostEksplisit.
Py = Harga Produksi.
P = Produksi.

12
Dari tabel 7.2 dapat dihitung biaya dan pendapatan usahatani tanpa
menghitung nilai waktu uang (Time value of money). Pendekatan nominal
menganggap nilai uang kapan pun dikeluarkan atau diterima sama.
Pendekatan nominal sangat sederhana dan mudah tapi mengandung
kelemahan, jika pada kenyataannya para petani memanfaatkan modal luar berupa
pinjaman atau kredit maka atas pinjaman tersebut pasti dkenakan bunga. Untuk
mengatasi kelemahan tersebut dapat digunakan pendekatana yang mempengaruhi
nilai guna uang yaitu future value approach dan present value approach. Jika
dipakai nilai uang atau time value of money maka besarnya tingkat bunga akan
berpengaruh terhadap nilai uang terkait dengan waktu.
Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Metode present value
1
PV =
(1+𝑖)2

2. Metode future value


FV = (1 + 𝑡)𝑡

b. Pendekatan future value


Pendekatan ini mengestimasi semua pengeluaran dalam proses produksi
yang akan dibawa pada saat panen atau saat akhir proses produksi. Pendekatan ini
memperhitungkan nilai waktu uang.

13
Dengan bunga 1%
a. Pengeluaran
Bulan I : Rp 290.725 * 1,03 = Rp 294.446
Bulan II : Rp 75.000 * 1,02 = Rp 76.500
Bulan III: Rp 75.000 * 1,01 = Rp 75.750
Bulan IV : Rp 75.000 * 1,00 = Rp 75.000
Total Bulan 4 = Rp 521.696
b. Penerimaan
Bulan 4 : Rp 1.300.830 * 1,00 =Rp 1.300.830
c. Pendapatan
Bulan 4 : Penerimaan – Biaya = Rp 779.134

c. Pendekatan present value


Pendekatan ini mengestimsi semua pengeluaran dan penerimaan dalam
proses produksi baik pada saat awal atau saat dimulainya proses produksi.
Pendekatan ini juga memperhitungkan nilai waktu uang seperti pendekatan
future value (Suratiyah, 2015).

Dengan bunga 2%

a. Pengeluaran
Bulan I : Rp 290.725 * 0,98 = Rp 284.910
Bulan II : Rp 75.000 * 0,961 = Rp 72.075
Bulan III: Rp 75.000 * 0,942 = Rp 70.650
Bulan IV : Rp 75.000 * 0,923 = Rp 69.225
Total Bulan 4 = Rp 496.860
b. Penerimaan
Bulan 4 : Rp 1.300.830 * 0,923 = Rp 1.200.666
c. Pendapatan
Bulan 4 : Penerimaan – Biaya = Rp 703.806

14
2.4 CARA MEMPERHITUNGKAN PENDAPATAN
A. Pendapatan Kotor / Penerimaan
Adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu
priode, diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali.
Pendapatan Kotor = Jumlah Produksi * Harga satuan
(Y) (Py)
(a) Biaya alat-alat luar: Korbanan untuk menghasilkan pendapatan kotor, kecuali
upah tenaga keluarga, bunga aktiva untuk kegiatan petani sendiri.
(b) Biaya mengusahakan: alat-alat luar + tenaga keluarga
(c) Biaya menghasilkan: biaya mengusahakan + bunga aktiva
(d) Pendapatan Bersih: Selisih Pendapatan Kotor dengan biaya mengusahakan.
(e) Pendapatan Petani: Upah keluarga sendiri, Upah petani sebagai manajer,
bunga modal sendiri, dan keuntungan atau Pendapatan Kotor dikurangi biaya alat-
alat dan modal luar.
(f) Pendapatan Tenaga Keluarga: merupakan selisih dari pendapatan petani
dikurangi dengan bunga modal sendiri.
(g) Keuntungan atau Kerugian Petani: merupakan selisih dari pendapatan petani
dikurangi upah keluarga dan bunga modal sendiri.

15
2.5 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA DAN
PENDAPATAN
A. Faktor internal dan eksternal
Suratiyah (2006) menyatakan, biaya dan pendapatan dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal, eksternal dan faktor manajemen. Faktor internal
maupun eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan.
Faktor internal meliputi umur petani, tingkat pendidikan dan pengetahuan, jumlah
tenaga kerja keluarga, luas lahan dan modal. Faktor eksternal terdiri dari input
yang terdiri atas ketersediaan dan harga.

B.Faktor Manajemen
Disamping faktor internal dan eksternal maka manajemen juga sangat
menentukan. Dengan faktor internal tertentu maka petani harus dapat
mengantisipasi faktor eksternal yang selalu berubah- ubah dan tidak sepenuhnya
dapat dipenuhi. Petani sebagai manajer harus dapat mengambil keputusan dengan
berbagai pertimbangan ekonomis sehingga diperoleh hasil yang memberikan
pendapatan yang maksimal. Petani sebagain juru tani harus dapat melaksanakan
usahataninya sebaik-baiknya, yaitu penggunaan faktor produksi dengan tenaga
kerja secara efisien sehingga akan diperoleh manfaat yang setinggi-tingginya.
Dalam pelaksanaanya sangat diperlukan berbagai informasi tentang
kombinasi faktor produksi dan informasi harga baik harga produksi maupun
produk.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya
tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap
diartikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus
dikeluarkan walaupunproduksi yang diperoleh banyak atau sedikit.
Biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan dalam memproduksi sejumlah output. Biaya total yang
dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari :
- Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost, TFC): biaya produksi yang
jumlahya tetap (tidak berubah) berapapun jumlah output yang
diproduksinya.
- Biaya Variabel Total (Total Variable Cost, TVC): biaya produksi
yang jumlahnya berubah-ubah sesuai/mengikuti perubahan jumlah
output.
Biaya dan pendapatan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal, eksternal dan faktor manajemen. Faktor internal maupun
eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan.
3.2 Saran
Penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan serta
pemahaman pembaca dalam biaya dan pendapatan dalam usahatani.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, D. R dan M.M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen 1,


(Terjemahan, edisi ketujuh). Salemba Empat. Jakarta.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: LP3ES
Rahim, A dan Hastuti, R. 2007. Ekonomika Pertanian, Pengantar Teori dan
Kasus : Penebar Swadaya
Sukartawati, A. Soeharjo, J. L., Dillon and J. B., Hardaker. 1985. Ilmu Usahatani
dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Cetakan Kedua.
Jakarta: UI Press.
Sukartawati. 1995. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Yogyakarta: Penebar Swadaya.
Tjakrawiralaksana, A. (1983). Usahatani. Bogor: Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Tunggal, A. 1993. Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Vink, G. J. 1984. Dasar-Dasar Usahatani di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai