Format Laporan
Format Laporan
Dosen Pengampu :
Sarjiya S.T., M.T., Ph.D.
Oleh Kelompok 2 :
Musthafa Abdur Rosyied 14/363613/TK/41700
Novrizal Dwi Rozaq 14/363407/TK/41534
Marganda H. Siagian 14/367274/TK/42436
Felix Setyawan 14/363616/TK/41702
Muhammad Avin A. 14/363477/TK/41593
Rischa Putri Astari 15/378864/TK/42806
Ryan Ade Pratama 15/379917/TK/43182
Gita Ade Wijaya 14//TK/
1 Pt
Pt = P0 ert dengan r= ln ( )
t P0
dimana:
Pt = jumlah beban puncak pada tahun t
P0 = jumlah beban puncak pada tahun dasar
r = laju pertumbuhan beban puncak
t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
e = bilangan pokok dari sistem logaritma natural (ln) yang besarnya adalah 2,7182818
Proyeksi beban puncak skenario sesuai RUPTL 5,7% dapat dilihat pada Gambar 1,
sementara itu proyeksi beban puncak skenario optimis 7% dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Proyeksi Beban Puncak Skenario Sesuai RUPTL
Dari table diatas menunjukan bahwa pembangkit dalam sistem jawa-bali didominasi oleh
pembangkit thermal yaitu sebesar 90% dan sisanya adalah pembangkit hydro sebesar 10%.
GAS ALAM
Berikut ini situasi pasokan gas untuk pembangkit utama PLN di sistem Jawa Bali.
Muara Karang dan Priok
Mengingat peran Muara Karang dan Priok sangat strategis dalam memasok kota Jakarta
dan peran tersebut tidak dapat digantikan oleh pembangkit lain di luar area Jakarta, maka hingga
tahun 2022 kedua pembangkit tersebut harus senantiasa dioperasikan dengan output yang tinggi
(bersifat must run). Untuk mengoperasikan kedua pusat pembangkit tersebut dibutuhkan gas dalam
jumlah banyak yang sebagian besar dipasok dari LNG FSRU Jawa Barat dan dari Lapangan Gas
milik Pertamina di Jawa Barat yang dioperasikan oleh PHEONWJ. Pengembangan Pembangkit
Gas di Muara Karang dan Priok membutuhkan lebih banyak pasokan gas. Keterbatasan cadangan
gas dari lapangan yang dioperasikan oleh PHE ONWJ akan menyebabkan kebutuhan alokasi LNG
yang lebih besar bagi kedua Pusat Listrik ini.
Muara Tawar
Pembangkit Muara Tawar juga bersifat must run dengan tingkat produksi yang tinggi,
sehingga dengan semakin menurunnya ketersediaan pasokan gas pipa maka ke depan perlu di
antisipasi alokasi LNG untuk Pusat Listrik Muara Tawar. Pusat listrik Muara Tawar dilengkapi
dengan fasilitas CNG Storage sehingga mampu mengakomodir fluktuasi kebutuhan pasokan gas
menyesuaikan dengan beban listrik.
Tambak Lorok
Pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan pembangkit di Tambak Lorok telah terpenuhi
sebesar 166 BBTUD, yaitu berasal dari lapangan gas Gundih sebesar 50 BBTUD dan dari lapangan
gas Kepodang sebesar 116 BBTUD. Pusat Listrik Tambak Lorok juga sudah dilengkapi dengan
fasilitas CNG Storage sehingga mampu mengakomodir fluktuasi kebutuhan pasokan gas
menyesuaikan dengan beban listrik.
BATU BARA
Menurut Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia 2014 yang diterbitkan
oleh Pusdatin Kementerian ESDM pada tahun 2015, sumber daya batubara Indonesia adalah 120,5
miliar ton yang tersebar terutama di Kalimantan (64,2 miliar ton), Sumatera (55,9 miliar ton) dan
daerah lainnya (0,4 miliar ton), namun cadangan batubara dilaporkan hanya 31,4 miliar ton
(Kalimantan 18,1 miliar ton, Sumatera 13,3 miliar ton). Karena ketersediaannya yang sangat
banyak, maka dalam RUPTL ini diasumsikan bahwa batubara selalu tersedia untuk pembangkit
listrik.
Sekitar 22% dari batubara Indonesia berkualitas rendah (low rank) dengan kandungan
panas kurang dari 5100 kkal/kg, sebagian besar (66%) berkualitas medium (antara 5100 dan 6100
kkal/kg) dan hanya sedikit (12%) yang berkualitas tinggi (6100–7100 kkal/kg). Angka ini dalam
adb (ash dried basis)37. Walaupun cadangan batubara Indonesia tidak terlalu besar, namun tingkat
produksi batubara sangat tinggi, yaitu mencapai 449 juta ton pada tahun 201338. Sebagian besar
dari produksi batubara tersebut diekspor ke China, India, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan dan
negara lain39. Produksi pada tahun-tahun
mendatang diperkirakan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan
domestik dan semakin menariknya pasar batubara internasional. Jika tingkat produksi tahunan
adalah 449 juta ton, maka seluruh cadangan batubara Indonesia yang 31 miliar ton diatas akan
habis dalam waktu sekitar 70 tahun apabila tidak dilakukan eksplorasi baru. Untuk menjamin
pasokan kebutuhan domestik yang terus meningkat, Pemerintah telah menerapkan kebijakan
domestic Market Obligation (DMO) yang mewajibkan produsen batubara untuk menjual sebagian
produksinya ke pemakai dalam negeri.
PLN pada saat ini telah dapat mengelola pasokan batubara dengan lebih baik dari aspek
kecukupan dan kualitas. Harga batubara di pasar internasional yang cenderung turun sepanjang
tahun 2014-2015 akibat melemahnya demandbatubara global telah membuat ketersediaan
batubara untuk pasar domestik meningkat.
Dalam RUPTL 2016-2025 ini terdapat rencana pengembangan beberapa PLTU mulut
tambang di Sumatera. Definisi PLTU mulut tambang di sini adalah PLTU batubara yang berlokasi
di dekat tambang batubara low rank yang tidak mempunyai infrastruktur transportasi yang
memungkinkan batubara diangkut ke pasar secara besar-besaran, sehingga batubara low rank di
tambang tersebut pada dasarnya menjadi tidak tradable. Dengan definisi seperti itu, harga batubara
untuk PLTU mulut tambang diharapkan ditetapkan dengan formula cost plus.
PLTU batubara dirancang untuk memikul beban dasar sejalan dengan harga batubara yang
relatif rendah dibandingkan harga bahan bakar fosil lainnya. Namun pembakaran batubara
menghasilkan emisi karbon dioksida yang menimbulkan efek pemanasan global, disamping
menghasilkan polusi partikel dan limbah kimia yang dapat menyebabkan dampak negatif terhadap
lingkungan lokal. Dengan demikian pengembangan pembangkit listrik berbahanbakar batubara
memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Penggunaan teknologi ultra-
supercritical pada PLTU menjadi perhatian PLN dalam merencanakan PLTU skala besar di pulau
Jawa. Teknologi batubara bersih (clean coal technology) lainnya, yaitu IGCC (integrated
gassification combined cycle) dan CCS (carbon capture & storage) belum direncanakan dalam
RUPTL ini karena teknologi ini belum matang secara teknis dan komersial. PLN saat ini
melaksanakan studi bersama Bank Dunia mengenai pembangunan PLTU dengan CCS ready.
LNG ( A0A0A0A )
Karena LNG membutuhkan infrastruktur yang merubah gas bumi menjadi LNG berikut
fasilitas penyimpanan dan regasifikasi untuk merubah kembali ke bentuk gas sebelum dapat
dimanfaatkan oleh pembangkit listrik, maka umumnya harga gas dari LNG lebih tinggi dari harga
gas pipa, karena itu maka gas ini hanya ekonomis untuk dipakai di pembangkit peaking, bukan
pembangkit beban dasar. PLN merencanakan pemanfaatan LNG untuk pembangkit beban puncak
dan pembangkit yang bersifat must-run di sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera dan juga di
Indonesia Timur apabila jumlah pembangkit jenis base loader sudah mencukupi.
Pada tahun 2012 telah mulai beroperasi FSRU Jawa Barat untuk memasok pembangkit
Muara Karang dan Priok. Rencana FSRU Belawan telah dibatalkan oleh Pemerintah dan sebagai
gantinya Pemerintah menugaskan Pertamina untuk merevitalisasi fasilitas LNG Arun sebagai
storage dan regasifikasi LNG yang muali beroperasi pada 2015. Sumber LNG untuk FSRU Jawa
Barat pada saat ini berasal dari lapangan Bontang dan Tangguh, dan sumber LNG untuk Arun
dipasok dari lapangan Tangguh. FSRU Lampung yang dioperasikan oleh PGN juga sudah mulai
beroperasi sejak 2014 dan dapat dimanfaatkan pembangkit PLN disekitarnya untuk mendukung
pemenuhan kebutuhan pasokan gas para periode beban puncak. Selanjutnya pada 2016, fasilitas
mini LNG di Tanjung Benoa mulai beroperasi untuk memasok gas ke Pembangkit Listrik
Pesanggaran.
6.7 Contoh
40
30
20
10
0
2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035 2037 2039 2041 2043 2045 2047 2049
Tahun
Analisa singkat
2030
2040
2050
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2041
2042
2043
2044
2045
2046
2047
2048
2049
COAL HSD MFO GAS
LNG ROR Tahun
DAM beban
Analisa singkat
c. Biaya Pembangkitan Per Tahun
narasi
Biaya Pembangkitan
$4,000,000
Biaya (Dalam Ribu Dolar)
$3,000,000
$2,000,000
$1,000,000
$0
-$1,000,000 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035 2037 2039 2041 2043 2045 2047 2049
Tahun
Construction Cost Salvage Value Operational Cost ENS Cost Total Each Year Cost
Analisas singkat
d. Biaya Akumulasi Pembangkitan 2017-2-47
narasi
Biaya Akumulasi Pembangkitan 2023-2050
$12,000,000
Dolar)
$4,000,000
$2,000,000
$0
2031
2045
2023
2025
2027
2029
2033
2035
2037
2039
2041
2043
2047
2049
Tahun
Analisas singkat