Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau

lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri

dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner dalam mubaroq,

2009). Duvall (1986, dalam Efendi, 2009 ), menguraikan bahwa

keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.

Keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu sebagai berikut:

keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan

pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal dalam rumah angga yang

sama. Saat ini, definisi keluarga tradisional terbatas, baik dalam

penerapannya maupun inklusivitasnya (U.S Bureau of the Cencus

dalam Friedman, 2010).

Keluarga merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama – sama dengan keterkaitan aturan emosional dan individu

mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari

keluarga. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap

10

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
11

individu merupakan bagiannya dan dikeluarga semua juga dapat

diekspresikan tanpa hambatan yang berarti (Suprajitno, 2012).

Keluarga menurut Friedman (2009), memberikan pandangan

tentang definisi keluarga yang berorientasi kepada tradisi, yaitu :

a. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, darah, ikatan adopsi.

b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama

dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara

terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut

sebagai rumah tangga mereka.

c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama

lain dalam peran sosial keluarga seperti halnya peran sebagai

suami dan istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan anak

perempuan.

d. Keluarga bersama – sama menggunakan kultur yang sama yaitu

kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik

tersendiri.

2. Fungsi keluarga

Menurut Friedman (2010), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga

yaitu :

a. Fungsi afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
12

kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif

tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota

keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim

yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui

interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga

yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat

mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu

dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima,

saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang

mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang

lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan

meningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat

dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga

merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain

dilihat keluarga atau masyarakat.

2) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai

dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga

serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi

afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat

memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan

melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
13

aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus

mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-

anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan

kebahagian keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga,

kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi

afektif keluarga tidak terpenuhi.

b. Fungsi sosialisasi

Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar

berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir,

keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui

interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan

dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-

norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan

keluaarga.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan

menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang

seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
14

e. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan

merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga

memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan

keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan

kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang

dilaksanakan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

1) Mengenal masalah.

2) Membuat keputusan tindakan yang tepat.

3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat

3. Tipe dan Bentuk Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari

berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial

maka tipe keluarga berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan

peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka

perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2008).

Friedman (2008) membagi tipe keluarga seperti berikut :

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
15

1. Tipe keluarga tradisional

a. Nuclear Family (Keluarga Inti). Terdiri dari orang tua dan anak

yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah,

terpisah dari sanak keluarga lainnya.

b. Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri dari

satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan

saling menunjang satu sama lain.

c. Single Parent family. Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala

keluarga dan hidup bersama dengan anak – anak yang masih

bergantung kepadanya.

d. Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa

anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.

e. Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan

pasangan, yang masing – masing pernah menikah dan membawa

anak dari hasil perkawinan terdahulu.

f. Three generation family. Suatu keluarga yang terdiri dari tiga

generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu

rumah.

g. Single adult living alone. Bentuk keluarga yang terdiri dari satu

orang dewasa yang hidup dalam satu rumah.

h. Middle age atau elderly couple. Keluarga yang terdiri dari

sepasang suami istri paruh baya.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
16

2. Tipe keluarga non tradisional.

a. The unmarried teenage mother, Keluarga terdiri dari satu

orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan

tanpa nikah.

b. The step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.

c. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian

darah yang hidup serumah.

d. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga

yang hidup bersama, berganti – ganti pasangan tanpa

menikah.

e. Gay and lesbian family, seseorang yang mempunyai

persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana

pasangan suami istri.

f. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama

diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.

g. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah

merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan

membesarkan anak.

h. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi

oleh aturan dan norma, hidup berdekatan dan saling

menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab

membesarkan anak.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
17

i. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada

hubungan saudara untuk waktu sementara.

j. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa

perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau

problem kesehatan mental.

k. Gang, keluarga yang destruktif dari orang – orang muda

yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam

kekerasan dan kriminal.

4. Tahap dan Tugas Perkembangan

Dalam setiap keluarga mempuntyai siklus kehidupan yang mempunyai

tahapan – tahapan. Seperti individu yang mempunyai tahapan

perkembangan dan pertumbuhan yang berturut – turut. Dalam

keluargpun juga mengalami tahap perkembangan yang berturut – turut.

Menurut Friedman (2010) tahap perkembangan keluarga adalah

sebagai berikut :

a. Tahap 1 : (Beginning family)

Merupakan keluarga pemula perkawinan dari sepasang insan

menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari

keluarga asal dan status lajang kehubungan baru yang intim.

b. Tahap II : (Child bearing family)

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan

sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut samapai anak pertama

berusia 30 bulan (2,5 tahun).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
18

c. Tahap III : (Family with preschool)

Keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak

pertama berusia dua setengah tahun dan berakhir ketika anak

berusia 5 tahun.

d. Tahap IV : (Family with children)

Keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama

berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada

usia 13 tahun awal dari remaja.

e. Tahap V : (Family with teeneger)

keluarga dengan anak remaja yang di mulai ketika anak pertama

memasuki umur 13 tahun berlangsung selama 6 sampai 7 tahun.

Tahap ini bisa terjadi dengan singkat apabila anak meninggalkan

lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga

umur 19 atau 20 tahun.

f. Tahap VI : (Launching center family)

Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai

denagan anak meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan

“ Rumah Kosong”.

g. Tahap VII : (middle age families)

Orang tua usia pertengahan dimulai ketika anak berakhir

meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun dan kematian

salah satu pasangan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
19

h. Tahap VIII : (Keluarga usia lanjut)

Keluarga dalam masa pensiun dan lanjut usia diawali dengan salah

satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah

satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain

meninggal.

5. Struktur Keluarga

Menurut (Friedman, 2010), struktur keluarga terdiri atas:

a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang bersifat terbuka dan jujur, selalu

menyelesaikan konflik keluarga berpikiran positif, dan tidak

mengulang – ulang isu dan pendapatan sendiri. Karakteristik

komunikasi keluarga yang berfungsi :

a. Karakteristik pengirim

1) Yakin dalam mengemukakan pendapat.

2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.

b. Karakteristik penerima :

1) Siap mendengar.

2) Memberikan umpan balik.

3) Melakukan validasi.

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan

posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
20

status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami atau istri

atau anak.

c. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual)

dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk

merubah perilaku seseorang kearah positif. Tipe struktur kekuatan

antara lain :

1) Legitimate power/authority, Hak untuk mengatur seperti orang

tua pada anak

2) Referent power. Seseorang yang ditiru.

3) Reword power. Pendapat ahli.

4) Coercive power. Dipaksakan sesuai keinginan.

5) Informational power. Pengaruh melalui persuasi.

6) Affectif power. Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.

d. Nilai –nilai dalam keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang

secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam

satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman

perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.

Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyrakat

bardasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan

dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan

dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
21

6. Struktur peran keluarga

Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan

menjadi dua yaitu :

a. Peran formal keluarga

Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur

peran keluarga (ayah – suami dll). Yang terkait dengan masing –

masing posisi keluarga formal adalah peran terkait atau

sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen. Keluarga

membagi peran kepada keluarganya dengan cara yang serupa

dengan cara masyarakat membagi perannya : berdasarkan pada

seberapa pentingnya performa peran terhadap berfungsinya sistem

tersebut. Beberapa peran membutuhkan ketrampilan atau

kemampuan khusus : peran yang lain kurang kompleks dan dapat

diberikan kepada mereka yang kurang terampil atau jumlah

kekuasannya paling sedikit.

b. Peran informal keluarga

Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak pada

permukaannya, dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional

anggota keluarga dan/ atau memelihara keseimbangan keluarga.

Keberadaan peran informal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

integritas dan adaptasi dari kelompok keluarga.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
22

7. Proses dan strategi koping keluarga

Proses dan strategi koping keluarga berfungsi sebagai proses atau

mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi keluarga. Tanpa koping

keluarga yang efektif, fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi, dan

perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara adekuat. Oleh karena

itu, proses dan strategi koping keluarga mengandung proses yang

mendasari yang memungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi

keluarga yang diperlukan.

8. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditujukan pada keluarga sebagai inti pelayanan untuk mewujudkan

keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk

menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan

kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan

kesehatan keluarga (Suprajitno, 2008). Peran perawat dalam

melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut

(Suprajitno, 2008) :

a. Pendidik

Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada

keluarga agar :

1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara

mandiri.

2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
23

b. Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan

komperhensif dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk

mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu

agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

c. Pelaksanaan

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan

keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.

d. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visit

yang teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian

tentang kesehatan keluarga.

e. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi

masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada

perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik,

kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi yang

disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.

f. Kolaborasi

Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit

dan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga

yang optimal.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
24

g. Fasilisator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah

sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem

pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.

h. Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di

masyrakat sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.

i. Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah

maupun masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

B. Konsep Penyakit

1. Hipertensi

Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan

dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari

140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg

(Wijayaningsih, 2013).

Menurut JNC hipertensi terjadi apabila tekanan darah lebih dari

140/90 mmHg. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi

peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada

beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau

beberapa faktor resiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam

mempertahankan tekanan darah secara normal (Saferi & Mariza, 2013).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
25

Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik

yang tidak normal, batas yang dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang

dapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin, namun pada

umumnya sistolik yang berkisar antar 140 – 190 mmHg dan diastolik

antara 90 – 95 mmHg dianggap merupakan garis batas dari hipertensi

(Riyadi, 2011).

Dari definisi beberapa ahli diatas dapat disimpulkan hipertensi

adalah : tekanan darah tinggi yang melebihi batas normal yaitu 140/90

mmHg.

Hasil analisa The Third National Health Nutrition Examination

Survey (NHANES III) Blood Pressure data, hipertensi dapat di bagi

menjadi dua kategori.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
26

Tabel II.2
Definisi dan klasifikasi hipertensi menurut WHO-ISH, ESH-ESC, JNC 7
Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik
Klasifikasi tekanan
WHO-ISH ESH- JNC-7 WHO-ISH ESH- JNC-7
darah
ESC ESC
Optimal < 120 <120 < 80 < 80
Normal < 130 120-129 < 120 <85 80-84 < 80
Tinggi – normal 130-139 130-139 85-89 85-89
Hipertensi kelas 140-159 140-159 90-99 90-99
1(ringan) 140-149 90-94
Cabang : 160-179 160-179 100-109 100-
perbatasan ≥ 180 ≥ 180 ≥ 110 109
Hipertensi kelas 2 ≥ 140 ≥ 180 < 90 ≥110
(sedang) 140-149 < 90 < 90
Hipertensi kelas 3 120-139 80-89
(berat) 140-149 90-99
Hipertensi sistolik ≥160 ≥ 100
terisolasi
Cabang :
perbatasan
Pre-hipertensi
Tahap 1
Tahap 2
WHO-ISH :World Health Organization-International Society of Hypertention;ESH-ESC:European
society of Hypertention-European society of cardiology,JNC 7 : The seventh Report of the joint
National Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressur.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
27

2. Anatomi Fisiologi

a. Anatomi jantung

Gambar II.1 anatomi jantung (Syaifuddin, 2011).

b. Fisiologi jantung

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang

yang terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga,

sedikit ke sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang

sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300

gram. Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium

kiri, ventrike kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah

atas jantung dan berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah

ruangan sebelah bawah jantung. dan mempunyai dinding lebih tebal

karena harus memompa darah ke seluruh tubuh. Atrium kanan

berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
28

Atrium kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari

paru-paru dan mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel

kanan berfungsi menerima darah dari atrium ka nan dan

memompakannya ke paru-paru.ventrikel kiri berfungsi untuk

memompakan darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh. Jantung juga

terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang merupakan

selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah merupakan

lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut

miokardium dan lapisan terluar yang terdiri jaringan endotel disebut

endokardium (Syaifuddin, 2011).

1) Siklus jantung

Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam

jantung selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2

jenis yaitu kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik). Sistolik

merupakan sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi dari ke-2

atrium terjadi secara serentak yang disebut sistolik atrial dan

relaksasinya disebut diastolik atrial. Lama kontraksi ventrikel

±0,3 detik dan tahap relaksasinya selama 0,5 detik. Kontraksi

kedua atrium pendek,sedangkan kontraksi ventrike lebih lama

dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat

karena harus mendorong darah keseluruh tubuh untuk

mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel

kanan juga memompakan darah yang sama tapi tugasnya hanya

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
29

mengalirkan darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih

rendah.

2) Curah jantung

Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap

ventrikel per menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah

darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri

sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan

darah di tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada

setiap kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan demikian

curah jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung

per menit. Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi

pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel

yang dikeluarkan. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan

volume residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu

sama, bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung

orang dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dan

dapat meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan.

3) Denyut jantung dan daya pompa jantung

Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka

pengaruh sistem parasimpatis dominan dalam

mempertahankan kecepatan denyut jantung sekitar 60 hingga

80 denyut per menit. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan

sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan darah, emosi, cara

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
30

hidup dan umur. Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan

oksigen (O2) meningkat dan pengeluaran karbondioksida

(CO2) juga meningkat sehingga kecepatan jantung bisa

mencapai 150x/ menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit.

Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh

ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama sehingga tidak teradi

penimbunan. Apabila pengembalian dari vena tidak seimbang

dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya pompa

jantung maka vena-vena dekat jantung jadi membengkak berisi

darah sehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka waktu

lama, bisa menjadi edema (Syaifuddin, 2011).

3. Etiologi Hipertensi

Menurut Wijayaningsih 2013, penyebabnya hipertensi dibagi dalam 2

Golongan yaitu :

a. Hipertensi Primer / Essensial

Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya

berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.

b. Hipertensi Sekunder

Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti,

seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.

Penyebab Hipertensi antara lain :

a. Asupan garam yang tinggi

b. Stress psikologis

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
31

c. Faktor genetic (keturunan)

d. Kurang olah raga

e. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol

f. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi

4. Patofisiologi

Beberapa faktor yang saling berhubungan mungkin juga turut serta

menyebabkan peningkatan tekanan darah pada klien dengan hipertensi,

dan peran mereka berbeda pada setiap individu. Diantara faktor – faktor

yang telah dipelajari secara intensif adalah asupan garam, obesitas,

resistensi insulin, sistem renin angiotensin, dan sistem saraf simpatis.

Meningkatnya tekanan darah dalam arteri terjadi ketika jantung

memompa lebih kuat sehingga mengalirkan banyak cairan yang

mengakibatkan arteri besar kehilangan kelenturan, menjadi kaku dan tidak

dapat mengembang saat jantung memompa darah melalui arteri. Sehingga

darah dipaksa melalui pembuluh darah yang sempit dan menyebabkan

kenaikan tekanan darah. Tekanan darah naik ketika vasokontriksi, jika

arteri kecil (arteriol) sementara waktu mengkerut karena rangsangan saraf

atau hormon dalam darah. Faktor – faktor tersebut dilaksanakan oleh

perubahan dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom yang pengatur

fungsi tubuh secara otomatis. Jika tekanan darah naik, ginjal akan

menambah pengeluaran garam dan air yang menyebabkan kekurangan

volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
32

Ginjal bisa meningkatkan tekanan darah dan menghasilkan enzim

renin yang memicu pembentukan hormon angiotensi dan pelepasan

hormon aldosteron. Sistem saraf simpatis sementara waktu meningkatkan

tekanan darah selama respon flight-or-flight atau reaksi fisik tubuh

terhadap ancaman dari luar. Saraf simpatis juga meningkatkan kecepatan

dan kekuatan denyut jantung, melepaskan hormon epinefrin yaitu

(adrenalin) dan norepinefrin atau (nonadrenalin) yang merangsang

jantung dan pembuluh darah. Ditambah lagi stress merupakan faktor

pencetus meningkatnya tekanan darah dengan proses pelepasan hormon

epinefrin dan norepinerin (Yogiantoro, 2014).

5. Tanda Dan Gejala Hipertensi

Tanda dan gejala Hipertensi menurut Pudiastusi (2011) antara lain :

a. Penglihatan kabur karena kerusakan retina

b. Nyeri pada kepala

c. Pusing

d. Gemetar/tremor

e. Mual muntah akibat meningkatnya tekanan intra kranial

f. Lemas/kelelahan

g. Sesak nafas

h. Gelisah

i. Kaku ditengkuk

j. Kesadaran menurun

6. Penatalaksanaan Hipertensi

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
33

Menurut Padila (2012), penatalaksanaan Hipertensi di bagi menjadi 2 yaitu

a. Farmakologi

Obat diuretik, beta bloker seperti captropil,calsium channel bloker atau

penghambat ACE di gunakan sebagai obat tunggal pertama dengan

memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada

penderita.

b. Non farmakologi

1) Diet

Diet rendah kolesterol dan asam lemak jenuh, penurunan BB,

menghentikan rokok, diet rendah garam

2) Latihan fisik

Latihan fisik atau olahraga teratur dan terarah.

3) Pendidikan kesehatan (penyuluhan)

Meningkatkan pengetahuan dan pengelolaannya sehingga dapat

mempertahankan hidup dan mencegah komplikasi.

4) Edukasi psikologi

∑ Teknik biofeedback

Digunakan mengatasi nyeri kepala dan migran, kecemasan

dan ketegangan.

∑ Teknik relaksasi

Latihan fisik dan olahraga teratur untuk penderita.

∑ Terapi komplementer

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
34

Bersifat alamiah untuk mengatasi Hipertensi, misalnya

teknik relaksasi otot progresif.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
35

7. Pathway Hipertensi

Faktor presdiposisi usia, jenis kelamin,stress,


Genetik, merokok, alkohol, konsentrasi garam

Beban kerja jantung Aktivitas saraf

Arteri tidak Rangsangan saraf Denyut Epinefrin dan


mengembang dan hormon jantung norepinefrin

Penyumbatan Ketidakmampuan Perubahan


HIPERTENSI
pembuluh darah mengenal situasi (stress)
masalah
Resisten pembuluh
darah otak Nyeri Informasi Koping
vasokontriksi
kronis kurang tidak efektif

Gangguan sirkulasi otak


Hambatan
Gangguan
ginjal Suplai O2 pemeliharaan
perfusi cerebral

Angiotensi,
Enzim renin Aldosteron
Memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Modifikasi gaya
Edema Retensi Na +
hidup lingkungan
Keluarga
Ketidakmampuan
tidak
Tidak mampu memanfaatkan
Ketidakmampuan mampu
merawat
keluarga modifikasi memutuskan
anggota yang
Ketidakefektifan
sakit
pemeliharaan
Ketidakefektifan manajemen regimen
terapeutik

Gambar II.2 pathway hipertensi


SUMBER : Modifikasi NANDA 2015, Friedman 2010, Yogiantoro 2014

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
36

8. Fokus Intervensi

Fokus intervensi berdasarkan Nursing Interventins Classification (NIC)

sebagai berikut :

a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurang

mengenalterhadap masalah hipertensi

1) Keluarga mampu mengenal masalah :

a) Berikan materi pendidikan sesuai denga tingkat

pengetahuan klien

b) Diskusikan dengan keluarga tentang penyakit

2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai masalah klien

a) Berikan informasi yang diminta klien

b) Dukung keluarga membuat keputusan

c) Buat harapan untuk mengambil keputusan

3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi

a) Tingkatkan istirahat

b) Tingkatkan intake nutrisi

c) Dukung pemberian perawatan

d) Gunakan demonstrasi / ulang demonstrasi partisipasif

peserta didik, dan manipulasi bahan ketika mengajar

ketrampilan psikomotorik

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah

penyakit.

a) Tentukan status pendidikan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
37

b) Demonstrasikan cara membuat obat tradisional dari sari

belimbing untuk menurunkan tekanan darah.

c) Tentukan status ekonomi dan sumber daya keuangan

d) Identifikasi faktor resiko

e) Rencanakan kegiatan pengurangan resiko

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk

klien mendapat pengobatan

a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan yang

memadai tentang kondisi kesehatan.

b) Lakukan rujukan

c) Lakukukan konsultasi

b. Ketidakefektifan manajemen terapeutik

1) Keluarga mampu mengenal masalah :

Berikan materi pendidikan sesuai denga tingkat pengetahuan klien

2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai masalah klien

a) Berikan informasi yang diminta klien

b) Dukung keluarga membuat keputusan

c) Bangun harapan

3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi

a) Dorong keterlibatan keluarga secara tepat

b) Pengelolaan latihan fisik yang tepat

c) Gunakan demonstrasi/ ulang demonstrasi partisipasi peserta


didik dengan mengajarkan terapi komplementer denag
relaksasi otot progresif.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
38

d) Berikan reinforcement positif atas jawaban yang benar.


4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah

penyakit.

a) Motivasi keluarga untuk menciptakan lingkungan yang

aman dan nyaman

b) Identifikasi koping individu dan kelompok yang digunakan

c) Rencanakan kegiatan pengurangan resiko

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk

klien mendapat pengobatan

a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan yang

memadai tentang kondisi kesehatan.

b) Tentukan sumber keuangan klien untuk pembayaran ke

fasilitas kesehatan

c) Lakukan rujuk jika di perlukan

d) Konsultasi kesehatan kepada tim kesehatan

c. Hambatan Pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga memodifikasi lingkungan

1) Keluarga mampu mengenal masalah :

Berikan materi pendidikan sesuai denga tingkat pengetahuan klien

2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai masalah klien

a) Berikan informasi yang diminta klien

b) Bangun harapan

c) Dukung keluarga membuat keputusan

3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
39

a) Dorong keterlibatan keluarga secara tepat

b) Menentukan perilaku dan pola gaya hidup bersih dan sehat

klien

c) Tentukan yang mungkin dapat menghalangi melakukan

pemeliharaan

d) Ajarkan klien dan keluarga dalam melakukan pemeliharaan

lingkungan

e) Tentukan dampak dari perilaku dan pola hidup klien

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah

penyakit.

a) Tentukan status pendidikan

b) Tentukan status ekonomi dan sumber daya keuangan

c) Identifikasi koping individu dan kelompok yang digunakan

d) Rencanakan kegiatan pengurangan resiko

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk

klien mendapat pengobatan

a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan yang

memadai tentang kondisi kesehatan.

b) Tentukan sember keuangan klien untuk pembayaran ke

fasilitas kesehatan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Anda mungkin juga menyukai