Istilah ”Pembangunan Berkelanjutan” secara resmi digunakan dalam Tap MPR No.
IV/MPR/1999 tentang GBHN, sedangkan istilah ”Pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan Lingkungan Hidup” digunakan dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu juga dikenal ada lingkungan dan pembangunan,
sedang sebelumnya lebih popular digunakan sebagai istilah ”Pembangunan yang berwawasan
lingkungan” sebagai terjemah dari “Eco-development” Menurut Sonny Keraf, sejak tahun
1980-an agenda politik lingkungan hidup mulai dipusatkan pada paradigma pembangunan
berkelanjutan. Mulai pertama istilah ini muncul dalam World Conservation Strategy dari the
International Union for the conservation of nature (1980), lalu dipakai oleh Lester R. Brown
dalam bukunya Building a Suistainable Society (1981) istilah tersebut kemudian menjadi
sangat popular melalui laporan Bruntland, Our Common Future(1987). Tahun 1992
merupakan puncak dari proses politik, yang akhirnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Bumi di Rio de Jainero, Brazil, paradigma Pembangunan Berkelanjutan diterima sebagai
sebuah agenda politik pembangunan untuk semua negara di dunia (Keraf, 2001).
B. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan pembangunan berkelanjutan diarahkan untuk mengelola sumber daya alam
sebijaksana mungkin. Konsep pembangunan berkelanjutan muncul manakala terjadi berbagai
kegagalan dalam pembangunan. Proses yang berlangsung bersifat monoton dari atas ke
bawah. Dalam pelaksanaannya, konsep pembangunan berkelanjutan diperkuat lagi oleh para
pemimpin bangsa melalui berbagai kesepakatan antara lain Deklarasi Rio pada KTT Bumi
tahun
1992, Deklarasi Milenium PBB tahun 2000, dan Deklarasi Johanessburg pada KTT Bumi
tahun 2002.
PBB telah merencanakan tujuan pembangunan abad milenium (Milennium Goals) yang
harus dicapai oleh 191 negara anggotanya pada 2015 melalui berbagai target yang harus
dicapai, yaitu sebagai berikut.
a. Meniadakan kemiskinan dan kelaparan ekstrem.
b. Mencapai pendidikan dasar secara universal.
c. Meningkatkan kesetaraan gender dan memberdayakan wanita.
d. Mengurangi kematian bayi.
e. Memperbaiki kesehatan ibu.
f. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakitpenyakit lainnya.
g. Menjamin kelestarian lingkungan hidup.
h. Membentuk sebuah kerja sama global untuk pembangunan.
Pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup secara bertahap dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki negara secara bijaksana. Sumber daya yang
mendukung pembangunan tersebut antara lain:
a. Sumber daya alam: air, tanah, udara, hutan, kandungan mineral, dan keanekaragaman
hayati.
Sumber daya tersebut sifatnya terbatas, sehingga dalam penggunaannya harus secara cermat
dan hati-hati. Ketidakcermatan dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki negara dapat
menimbulkan masalah-masalah lingkungan seperti:
b. permasalahan sumber daya alam: kerusakan hutan, kepunahan hewan dan tumbuhan, serta
perluasan lahan kritis
Dari berbagai pendekatan tersebut, maka ada 3 kelompok cara untuk menetapkan indikator
pembangunan terutama pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan yaitu :
1. Indikator berbasis tujuan pembangunan yaitu sekumpulan cara mengukur tingkat
kinerja pembangunan dengan mengembangkan berbagai ukuran operasional berdasarkan
tujuan pembangunan.
2. Indikator berbasis kapasitas sumberdaya yaitu cara mengelompokkan atau
mengklasifikasikan sumberdaya sehingga mampu menggambarkan kapasitas dari
sumberdaya-sumberdaya pembangunan.
3. Indikator berbasis proses pembangunan yaitu proses pembangunan yang terus
mengarah pada semakin meningkatnya kapasitas dari sumberdaya-sumberdaya pembangunan
tersebut.
a. Terjaganya proses ekologi. Kerusakan pada sistem ekologi sudah barang tentu akan
membahayakan kehidupan manusia.
b. Ketersediaan sumber daya. Pada hakikatnya, proses pembangunan merupakan usaha yang
disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sebuah sumber daya.
Peningkatan fungsi dan nilai tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sumber daya,
menaikkan efisiensi penggunaan sumber daya, dan mencari sumber daya alternatif.
c. Dukungan lingkungan sumber daya. Pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia pada
suatu lingkungan sosial budaya tertentu.
3. Pembangunan perlu dilakukan secara bijaksana agar mutu kehidupan dapat dijaga secara
berkesinambungan sehingga keserasian hubungan antar berbagai kegiatan perlu dijaga.
Menjaga kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan merupakan usaha untuk
mencapai pembangunan jangka panjang yang mencakup jangka waktu antargenerasi. Dengan
mencakup jangka waktu antargenerasi berarti setiap pembangunan yang dilaksanakan bukan
untuk generasi kita saja, melainkan juga untuk anak cucu kita. Agar pembangunan dapat
berkelanjutan, pembangunan haruslah berwawasan lingkungan dengan menggunakan sumber
daya secara bijaksana.