Anda di halaman 1dari 9

Idea Nursing Journal Wirda Hayati, dkk

ISSN: 2087-2879
EFEKTIFITAS PENDEKATAN POSITIVE DEVIANCE – POS GIZI DALAM
PENINGKATAN STATUS GIZI BATITA DI KOTA SABANG

Effectiveness of A Positive Deviance Approaching-Nutritional Center Toward Toddler’s


Nutritional Status Improvement in Sabang

Wirda Hayati1, Dewi Marianthi2, Suwarni3


1
Bagian Keperawatan Komunitas Poltekkes Kemenkes Aceh
2
Bagian Keperawatan Maternitas Poltekkes Kemenkes Aceh
Community Nursing Department Poltekkes Kemenkes Aceh
E-mail: wirda _hayati@yahoo.com

ABSTRACT
Metode positive deviance dan pos gizi telah memberikan hasil yang signifikan dalam meningkatkan
status gizi balita yang mengalami kurang gizi. Saat ini di NAD juga masih ditemukan kejadian gizi kurang
pada balita termasuk di Kota Sabang. Namun khususnya di Kota Sabang terutama di kelurahan Paya Seunara
belum ada suatu hasil penelitian yang menunjukkan bahwa metode positive deviance & pos gizi juga
memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan status gizi keluarga. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi efektifitas Pendekatan Positive deviance – Pos Gizi dalam upaya meningkatkan status
gizi balita Di Kelurahan Paya Seunara Kota Sabang tahun 2010. Desain penelitian berupa kuasi eksperimen
pre-post test, jumlah sampel sebanyak 18 orang yang merupakan total populasi. Penelitian ini dilakukan
selama 6 bulan menggunakan instrumen pengembangan dari formulir pencatatan status gizi (PSG) balita dari
DepKes RI, sedangkan untuk menilai status gizi digunakan pengukuran BB anak balita dan kuisioner tentang
cara pemenuhan gizi balita oleh keluarga serta instrument food record untuk memudahkan pengontrolan
pemenuhan gizi pada balita yang dilakukan selama intervensi positive deviance – pos gizi baik di posyandu
maupun di keluarga. Hasil penelitian menunjukkan Pendekatan Positive deviance – Pos Gizi efektif dalam
upaya meningkatkan status gizi balita Di Kelurahan Paya Seunara Kota Sabang dengan p value = 0.000, ada
perbedaan pemenuhan zat gizi balita oleh keluarga sebelum dan setelah dilakukan positive deviance & pos
gizi di kelurahan Paya Senara Kota Sabang p value = 0.000 serta ada perbedaan Status gizi balita di
Kelurahan Paya Seunara Kota Sabang sebelum dan setelah dilakukan pendekatan positive deviance – pos gizi
denagn p value = 0.000. Diharapkan kepada para stakeholder dan jajaran terkait agar merencanakan kegiatan
postive deviance – pos gizi untuk setiap posyandu yang ada diwilayah kerjanya guna meningkatkan status
gizi balita sebagai program tahunan yang berkesinambungan.
Kata Kunci : Positive deviance, pos gizi, status gizi balita.

ABSTRACT
The Positive deviance method and the post nutrition had been given a significant result on increasing
the nutritional status of malnutrition toddlers. Currently, in NAD, it still found the incidence of malnutrition
among toddlers including Sabang city. However, in Sabang city particularly, Paya Seunara village
especially did not have a research result which showed that the positive deviance method and the post
nutrition had a significant impact on increasing nutritional status of the family. This study aimed to identify
the effectiveness of the Positive deviance approach and the post nutrition in order to increase nutritional
status among toddlers in Paya Seunara village, Sabang city, 2010. The study design is quasi-experimental
study using pretest - posttest tested; the samples are 18 people who are total population. This study was
conducted during 6 months using the developed instrument from the documentation of the toddlers nutrition
form (PSG) by Depkes RI; while, to assess the toddlers nutritional status are used the toddlers body weight
measurements and questionnaire about how the family meet the toddlers needs and food record instrument
controlling the easier fulfillment of the toddlers nutrition, it conducted during positive deviance and post
nutrition intervention, both in posyandu or in the family. Result of the study showed that the Positive
deviance - post nutrition approach was effective in increasing the toddlers nutritional status in Paya Seunara
village, Sabang city with p value = 0.000, there is a difference fulfillment nutrients of toddlers by the family
before and after the positive deviance and post nutrition intervention in Paya Seunara village, Sabang city
with p value = o.ooo, and there is a difference of nutritional status in Paya Seunara village, Sabang city
before and after positive deviance - post nutrition approach intervention with p value = 0.000. It is expected

70
Idea Nursing Journal Vol.III No.1

to stakeholders and related parties to plan the positive deviance - post nutrition activities for every posyandu
existent in work area to improve the nutritional status of toddlers as an ongoing annual program.

Keywords: Positive deviance, post nutrition, nutritional status of toddlers.

PENDAHULUAN (1986), mengatakan gizi kurang dapat


Masa dibawah lima tahun (balita) mengakibatkan terganggunya perkembangan
merupakan periode paling kritis dalam mental, jasmani, produktivitas, serta
menentukan kualitas sumber daya manusia, menurunkan potensi yang ada.
karena pada masa ini terjadi pertumbuhan Saat ini pemerintah bersama
dan perkembangan yang sangat cepat masyarakat berupaya untuk menurunkan
(Dharmawanto, 2005, prevalensi KEP dari 40% menjadi 30%.
http://www.hellis.org/modules, diperoleh Berdasarkan data nasional yang dilaporkan
tanggal 14 Juni 2008; Mayza, 2005, pada Direktorat Gizi Kesehatan Masyarakat
http://www. Suarakarya.online.co.id, (2002) terdapat 23.000 kasus anak
diperoleh tanggal 14 Juni 2008). Saat ini mengalami kekurangan gizi atau 35,74%
jumlah balita di Indonesia mencapai 30% dari keseluruhan jumlah balita di Indonesia (
dari 250 juta lebih jumlah penduduk (Seno Depkes, 2004). Sedangkan di Nanggroe
Pradopo, 2005, http://www.depkes.go.id; Aceh Darussalam, kasus KEP masih
http://www.gatra.com, diperoleh tanggal 17 menjadi persoalan kesehatan sampai saat ini,
Januari 2010). Angka ini tentunya ini terlihat dengan masih banyaknya terdapat
memberikan gambaran bahwa jika bangsa kasus KEP ditengah masyarakat yang
Indonesia ingin mendapatkan sumber daya mempunyai daya beli rendah, hal ini
manusia yang berkualitas dimasa mendatang semakin menjadi besar ketika menigkatnya
maka balita-balita tersebut harus harga bahan pokok akibat dari inflasi lokal.
dioptimalkan dalam tumbuh kembangnya. Menurut pemantauan Status Gizi tahun 2004
Tumbuh kembang balita dipengaruhi di NAD prevalensi balita dengan KEP Berat
oleh banyak hal salah satunya adalah 2 %, KEP Ringan 22% dan KEP Sedang
makanan yang harus mereka dapatkan. Cara- 8%, dan Gizi Baik 68% (Profil Dinkes NAD
cara penyusunan menu keluarga akan 2008). Di Kelurahan Paya Seunara Kota
mempengaruhi status gizi anggota keluarga. Sabang saat ini juga dijumpai balita dengan
Anak sebagai salah satu anggota keluarga gizi buruk namun angka secara pasti belum
dan memiliki kebiasaan serta selera makan didapatkan. Hasil pelaksaan praktik
yang terbentuk dari kebiasan yang ada keperawatan komunitas yang telah
dalam keluarga dan akan mempengaruhi dilakukan mahasiswa Akademi Keperawatan
status gizi anggota keluarga (Santoso, 2004). Ibnu Sina Kota Sabang pada Bulan Februari
Disamping itu status gizi merupakan tahun 2010 didapatkan 14 balita dengan gizi
salah satu faktor yang menentukan kualitas kurang dari 107 Balita yang menjadi sample.
sumber daya manusia dan kualitas hidup. Angka-angka kemungkinan akan berubah
Peningkatan status gizi diarahkan salah jika diidentifikasi dengan pendekatan total
satunya pada upaya penurunan angka gizi sampling. Sedangkan data awal yang
salah, baik gizi kurang maupun lebih. Pada didapatkan dari kader posyandu yang ada di
usia dini khususnya dibawah lima tahun kelurahan Paya Seunara terdapat 20 balita
(balita) banyak permasalah yang dihadapi yang mengalami permasalahan gizi kurang.
terkait dengan pola dan kebiasan makan, Ada berbagai metode yang dapat
diantaranya adalah masalah kekurangan gizi. digunakan guna membentuk kebiasaan
Kurang gizi merupakan salah satu masalah positif keluarga dalam memenuhi kebutuhan
gizi utama pada balita di Indonesia. Berg makanan yang baik bagi anggota keluarga

71
Idea Nursing Journal Wirda Hayati, dkk

terutama anak usia balita, salah satunya gizi balita di kelurahan Paya Seunara Kota
dengan pendekatan positive deviance (PD) Sabang?
& pos gizi. Proses PD & Pos gizi merupakan Adapun tujuan umum dari penelitian
pendekatan yang telah terbukti sukses ini adalah mengidentifikasi efektifitas
mengurangi jumlah anak kurang gizi dan pendekatan Positive deviance – Pos Gizi
meningkatkan perkembangan anak di dalam upaya meningkatkan status gizi balita
masyarakat. Metode ini memanfaatkan Di Kelurahan Paya Seunara Kota Sabang
kearifan local dan melibatkan kader tahun 2010. Sedangkan tujuan khusus adalah
kesehatan dan ibu balita kurang gizi untuk untuk mengidentifikasi cara pemenuhan zat
mempraktekk berbagi prilaku baru dlam hal gizi balita oleh keluarga sebelum dan setelah
memasak dan pemberian makanan pada dilakukan positive deviance & pos gizi,
balita (CORE 2003). perbedaan pemenuhan zat gizi balita oleh
Program PD dan pos gizi ini telah keluarga sebelum dan setelah dilakukan
dilakukan di banyak Negara di dunia. Di positive deviance & pos gizi, status gizi
Vietnam program ini telah dimulai sejak balita sebelum dan setelah dilakukan
tahun 1991 pada 20.000 populasi dan pendekatan positive deviance serta
menunjukkan hasil yang sangat perbedaan Status gizi balita di Kelurahan
menakjubkan sehingga tahun 1998 telah Paya Seunara Kota Sabang sebelum dan
dikmbangkan di 256 desa dengan 1,2 juta setelah dilakukan pendekatan positive
populasi. Hal yang sama juga terjadi di deviance – pos gizi.
Myanmar, Guinea dan Afrika serta beberapa
METODE
negara lainnya. Di Indonesia metode ini
Kerangka kerja yang akan digunakan
telah dilakukan di banyak tempat salah
dalam penelitian ini berdasarkan model
satunya di Muara Angke Jakarta (2003-
evaluasi RE-AIM menurt Glasgow, Vogt
2004). Demikian juga di Nanggroe Aceh
dan Boles (1999) untuk mengukur efficacy
Darussalam, pendekatan ini telah dilakukan
(kemanfaatan) dan dampak dari suatu
di desa Alue Naga (2003) yang disupport
intervensi promosi kesehatan terhadap
oleh Save The Children, dan menunjukkan
kesehatan masyarakat yang terdiri dari reach
hasil yang sangat signifikan dalam upaya
berupa kelompok balita yang mengalami
memperbaiki status gizi balita. dan beberapa
kurang gizi, implementation berupa
negara lainnya.
pelaksanaan pendekatan positive deviance –
Dari hal tersebut diatas terlihat bahwa pos gizi, dan adoption yaitu prilaku
pendekatan positive deviance dan pos gizi pemberian makanan oleh keluarga pada
menunjukkan hasil yang signifikan dalam balita selama kegiatan pos gizi setelah hari
meningkatkan status gizi balita. Namun hal ke enam serta efficacy berupa peningkatan
tersebut saat ini belum pernah dilakukan di status gizi balita melalui pengukuran indeks
Kelurahan Paya Seunara Kota Sabang. Oleh BB/U. Ada tiga variabel dalam penelitian ini
karena itu peneliti berkeinginan untuk yaitu variabel terikat (dependen) berupa
melakukan suatu penelitian dengan judul balita dengan gizi kurang, variabel kendali
penelitian “Efektifitas Pendekatan Positive atau variabel kontrol berupa pemberian
deviance – Pos Gizi Dalam Upaya makanan dirumah dan variabel bebas atau
Peningkatan Status Gizi Balita Di Kelurahan variabel eksperimen berupa pendekatan
Paya Seunara Kota Sabang Tahun 2010.” positive deviance – pos gizi.
Permasalahan dalam penelitian ini Adapun hipotesis dalam penelitian ini
adalah apakah metode positive deviance & adalah ada perbedaan yang bermakna antara
pos gizi efektif dalam meningkatkan status pemenuhan zat gizi balita oleh keluarga

72
Idea Nursing Journal Vol.III No.1

sebelum dan setelah pelaksanaan positive Tabel 1.


deviance-pos gizi dan ada perbedaan yang Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan
Sebelum Intervensi di Kota Sabang Tahun 2010
bermakna antara status gizi balita sebelum (n = 18)
dan setelah pelaksanaan pendekatan positive
Selisih
deviance – pos gizi di kelurahan Paya Berat badan Berat badan
Umur kenaikan
No sebelum sebelum
Seunara Sabang tahun 2010. (bulan) BB (dlm
intervensi intervensi
kg)
Penelitian ini menggunakan desain 1 12 9 10 1
kuasi eksperimen dengan desain pre-post 2 15 8 8.8 0.8
test. Dalam penelitian ini intervensi yang 3 17 7.4 8.4 1
4 29 10 10.6 0.6
dilakukan berupa pendekatan positive 5 30 9.6 10.6 1
deviance – pos gizi untuk meningkatkan 6 37 9 9.8 0.8
status gizi balita dan pada akhirnya akan 7 39 9.6 10.2 0.6
nilai efektifitas dari intervensi yang 8 45 12 12.6 0.6
9 45 11 11.6 0.6
dilakukan. Pengkuran dalam penelitian ini 10 46 10.5 11.3 0.8
dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum 11 47 9.5 10.2 0.7
dan setelah intervensi. 12 47 11 11.8 0.8
13 47 10 10.8 0.8
Populasi dalam penelitian ini adalah
14 48 13 13.8 0.8
seluruh keluarga yang memiliki balita umur 15 50 10.4 11 0.6
12 – 59 bulan yang mengalami masalah gizi 16 51 12 12.6 0.6
(kurang dan buruk) sebanyak 19 orang. 17 52 11 11.6 0.6
18 58 13.0 13.6 0.6
Sedangkan sampelnya adalah total populasi.
Jumlah 18 18
Selama proses intervensi didapatkan 1 orang
sampel yang drop out sehingga total sampel makanan pada balita berimbang antara baik
menjadi 18 orang. dan tidak baik yaitu masing-masing 50%,
namun setelah pemberian intervensi 83.3%
Hasil cara pemberian makanan balita berada pada
Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 katagori baik.
bulan mulai Juni – Desember 2010 dan Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan
didapatkan hasil penelitian sebagai berikut : Cara Pemberian Makanan Sebelum Intervensi
di Kota Sabang Tahun 2010 (n = 18)
Hasil Univariat Cara
Sebelum Setelah
Hasil penelitian tentang karakteristik No pemberian
intervensi intervensi
responden didapatkan bahwa sebagian besar makanan
responden adalah laki-laki sebanyak 10 15
1 Baik 9 (50%)
(83.3%)
orang (55,6%), dengan sebaran umur 12
2 Tidak Baik 9 (50%) 3 (16.7%)
bulan – 58 bulan, dan posisi dalam keluarga Jumlah 18 100
sebagai anak kedua sebanyak 7 orang
(38,9%) dan BB sebelum intervensi sesuai Hasil Bivariat
dengan standar Depkes menunjukkan bahwa Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata
semua responden memiliki BB yang tidak BB sebelum dilakukan intervensi adalah
sesuai dengan umur. 10.176 Kg dengan standar deviasi 1.4407
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada dan setelah dilakukan intervensi rata-rata BB
perbedaan BB balita sebelum dan setelah adalah 10.982 Kg dengan standar deviasi
dilakukan postive deviance – pos gizi 1.3848. Terlihat perbedaan nilai rata-rata
dengan kisaran 0.6 kg – 1 kg. berat badan sebelum dan setelah intervensi
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebelum sebesar 0.806 dengan standar deviasi
dilakukan intervensi, cara pemberian 0.2968.

73
Idea Nursing Journal Wirda Hayati, dkk
Tabel 3. Distribusi Rata-Rata BB Sebelum dan Setelah Intervensi Positive deviance – Pos Gizi di
Kecamatan Paya Seunara Kota Sabang Tahun 2010 (n = 18)
Variabel Mean SD SE P value N
BB
- Sebelum 10.176 1.4407 0.3949
Intervensi
0.000 18
- Setelah 10.982 1.3848 0.3359
Intervensi

Hasil uji statistik didapakan nilai p = 0.000 Karakteristik responden


hal ini menunjukkan ada perbedaan yang Hasil penelitian terkait karakteristik
signifikan BB balita sebelum dan setelah responden didapatkan bahwa sebagian besar
dilakukan intervensi positive deviance – pos responden adalah laki-laki sebanyak 10
gizi. orang (55,6%), dengan sebaran umur 12
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata bulan – 58 bulan, dan posisi dalam keluarga
cara pemenuhan makanan balita sebelum sebagai anak kedua sebanyak 7 orang
dilakukan intervensi adalah 83.83 dengan (38,9%) dan BB sebelum intervensi sesuai
standar deviasi 7.406. Setelah dilakukan dengan standar Depkes menunjukkan bahwa
intervensi rata-rata cara pemenuhan gizi semua responden memiliki BB yang tidak
balita menjadi 106.61 dengan standar sesuai dengan umur.
deviasi 1,539. Hal ini menunjukkan adanya Jenis kelamin dan posisi anak dalam
perbedaan nilai rata-rata sebelum dan setelah keluarga mempengaruhi status gizi seorang
intervsi 22,78 dengan standar deviasi 7.697. balita. Menurut model yang dikembangkan
Hasil uji statistik didapatkan bahwa p = Johnson (1991, dalam Kodyat, 2001) dalam
0.000 maka dapat disimpulkan ada ”Conceptual framework of causes of
perbedaan yang signifikan antara cara malnutrition and death” berdasarkan
pemenuhan makanan pada balita sebelum pendekatan ekologi bahwa banyak hal yang
dan setelah intervensi positive deviance – berpengaruh terhadap timbulnya masalah
pos gizi. gizi anak balita yang salah satunya berakar
pada budaya. Menurut kebudayaan tertentu
DISKUSI anak laki-laki harus mendapatkan makanan
Pada pembahasan ini peneliti akan yang lebih banyak dari anak perempuan dan
membahas hasil analisis variabel-variabel anak laki-laki menjadi prioritas untuk
yang diteliti dengan mengaitkannya sesuai mendapatkan makanan.
teori yang terkait serta hasil penelitian yang Terjadinya gizi kurang pada balita
telah ada. yang merupakan responden dala penelitian
Tabel.4 Distribusi Rata-Rata Cara Pemenuhan Makanan Balita Sebelum dan Setelah Intervensi
Positive deviance – Pos Gizi di Kota Sabang Tahun 2010 (n = 18)

Variabel Mean SD SE P value N

BB

- Sebelum 83. 83 7.406 1.746


Intervensi
0.000 18

- Setelah 106.61 1.539 0.363


Intervensi

74
Idea Nursing Journal Vol.III No.1

ini kemungkinan sama dengan hasil Karakteristik umur ibu yang tergolong
penelitian yang dilakukan oleh Manikam & usia produktif dan merupakan kurun usia
Perman (2001) mengenai gangguan makan sehat sehingga tidak berisiko melahirkan
pada anak, diidentifikasi bahwa 25% anak bayi dengan status gizi kurang. Namun jika
dilaporkan mengalami gangguan makan dan dikaitkan dengan pendapatan keluarga
angka ini meningkat hingga 80% pada anak banyak yang berada dibawah UMR dan
yang mengalami keterlambatan tumbuh jumlah anggota keluarga yang lebih dari 3
kembang. Penelitian ini juga orang sangat besar kemungkinan balita
mengidentifikasi bahwa pada anak dengan dikeluarga tersebut kekurangan zat gizi.
pola makan yang baik maka kebutuhan Minimnya pendapatan keluarga tentunya
gizinya akan terpenuhi dan anak tidak akan menyebabkan keluarga kurang mampu
mengalami gangguan makan (Manikam & dalam memenuhi kebutuhan zat gizi
Perman, 2000, http://www.medline.com, keluarga.
diperoleh tanggal 20 Agustus 2006). Status gizi balita
Demikian juga hasil penelitian yang Status gizi balita dalam hal ini terkait
dilakukan oleh John Amos (1999) dengan berat badan menunjukkan bahwa
didapatkan bahwa konsumsi energi balita jika dibandiingkan dengan standar BB
mempengaruhi terjadinya Kurang Energi menurut umur berdasarkan Surat Keputusan
Protein (KEP) pada balita dan faktor ini Menteri Kesehatan RI Nomor
merupakan faktor yang paling dominan 920/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
mempengaruhi status gizi balita. Hal ini klasifikasi status gizi anak bawah lima tahun
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan (balita), yaitu gizi lebih (bila Z score terletak
oleh Orisinal Tahun 2001 mengenai faktor- > +2 SD), gizi baik (bila Z score terletak
faktor yang berhubungan dengan status gizi dari >= -2 SD s/d +2 SD), gizi kurang (bila
balita di Sumatera Barat Tahun 2001 yang Z score terletak < -2 SD s/d >= -3 SD) dan
menyatakan bahwa variabel yang gizi buruk (bila Z score terletak < -3 SD),
berhubungan dengan status gizi adalah semua balita yang menjadi responden
konsumsi energi perkapita. memiliki BB dengan kategori gizi kurang.
Hal lain jika dikaitkan dengan Namun setelah dilakukan intervensi
karakteristik ibu hasil penelitian positive deviance – pos gizi selama 21 hari
menunjukkan bahwa umur ibu terbanyak menunjukkan adanya peningkatan BB balita
adalah 21 – 30 tahun sebanyak 12 orang rata-rata 0,6 – 1 Kg dan dibuktikan dengan
(66,7%), tingkat pendidikan terbanyak SMP hasil uji t berpasangan dengan hasil p value
dan SMA masing-masing 7 orang (38,9%), 0.000 yang menunjukkan adanya perbedaan
pekerjaan ibu terbanyak sebagai ibu rumah yang signifikan antara BB sebelum dan
tangga 16 orang (88,9%), penghasilan setelah intervensi. Positive deviance (PD)
keluarga responden terbanyak adalah merupakan suatu pendekatan yang berbasis
500.000,. – 1 juta rupiah sebanyak 14 orang pada kekuatan dan modal atas dasar bahwa
(77,8%) dan jumlah anggota keluarga masyarakat atau individu-individu memiliki
terbanyak > 3 orang yaitu sebanyak 8 orang prilaku yang spesial yang memungkinkan
(55,4%). Tingginya tingkat sebagian ibu mereka menemukan cara-cara yang lebih
responden dapat dikaitkan dengan umur ibu baik dalam mengatasi masalah gizi.
yang relatif muda sehingga sangat besar Sedangkan pos gizi adalah suatu kegiatan
kemungkinan mereka menempuh pendidikan dimana kader dan ibu balita yang mengalami
dan bebas dari buta huruf. kurang gizi mempraktekkan berbagai prilaku

75
Idea Nursing Journal Wirda Hayati, dkk

baru dalam hal memasak, pemberian Cara pemenuhan kebutuhan gizi balita
makanan, kebersihan dan pengasuhan anak Tumbuh kembang balita dipengaruhi
dalm rangka merehabilitasi gizi anak oleh kualitas makanan dan gizi yang
(CORE, 2003). dikonsumsi balita yang tentunya sangat
Pendekatan PD & pos gizi sangat ditentukan oleh cara pemenuhan kebutuhan
tepat dilakukan guna meningkatkan BB gizi balita yang dilakukan oleh keluarga.
balita karena memaksimalkan sumber daya, Hasil uji statistik t berpasangan didapatkan
ketrampilan dan strategi yang ada dia nilai p value 0.000 menunjukkan bahwa ada
masyarakat melalui partisipasi secara luas perbedaan yang signifikan antara cara
serta belajar dan bekerja bersama. Beberapa pemenuhan makanan balita oleh keluarga
prilaku keluarga yang mempunyai balita sebelum dan setelah dilakukan pendekatan
yang dapat ditingkatkan melalui pendekatan positive deviance – pos gizi.
PD & pos gizi adalah : Kebiasaan pemberian Pendekatan positive deviance pos gizi
makan meliputi pemberian ASI, pemberian adalah suatu kegiatan dimana kader dan ibu
makanan secara aktif, pemberian makanan balita yang mengalami kurang gizi
selama sakit dan penyembuhan serta mempraktekkan berbagai prilaku baru dalam
menangani anak yang memiliki selera hal memasak, pemberian makanan,
makan yang rendah. kebersihan dan pengasuhan anak dalm
Disamping itu pendekatan PD dan Pos rangka merehabilitasi gizi anak (CORE,
gizi memberikan solusi yang cepat dalam 2003). Hal ini tentunya memberikan
mengatasi masalah gizi pada balita, pengalaman baru bagi ibu dalam memenuhi
terjangkau karena disesuaikan dengan kebutuhan gizi balita mereka.
sumber daya yang ada di masyarakat, Hal lain lagi jika dikaitkan dengan
adanya partisipatif dari masyarakat, pendidikan ibu yang sebagian besar SMP
berkesinambungan serta original karena dan SMA merupakan tingkat pendidikan
solusi ada di masyarakat tersebut, secara yang sangat memungkinkan ibu untuk lebih
budaya dapat diterima dan berdasarkan pada mudah memahami pengetahuan-
perubahan prilaku. pengetahuan dan ketrampilan yang
Hasil penelitian ini juga didukung diberikan. Demikian juga dengan umur
oleh suatu studi kohort yang dilakukan di sebagian ibu responden yang berkisar 20 –
Haiti dan Bangladesh pada 700 anak yang 30 tahun merupakan usia muda yang
mengalami kurang gizi tingkat dua dan tiga memungkinkan mudah untuk mengingat hal-
yang dilakukan Pendekatan PD dan pos gizi hal yang baru dipelajari.
menunjukkan hasil bahwa 14-23 bulan Hasil penelitian ini didukung oleh
setelah mengikuti program 95% dari penelitian yang dilakukan oleh Chit, Kyi dan
seluruh peserta program mengalami Thwin Tahun 2003 didapatkan hasil bahwa
pemulihan ketingkat normal. Demikian juga 90% ibu yang mempunyai perilaku baik
program dari Save The Children di Vietnam dalam memenuhi kebutuhan gizi maka
(1995) bahwa pendekatan PD & pos gizi cenderung berat badan anak semakin
mapu mengurangi angka gizi buruk sebesar meningkat. (Chit, Kyi, Thwin, 2003,
80% (CORE, 2003). Hal yang sama juga http://www.medline.com, diperoleh tanggal
terjadi di Guguak Serai (Padang) yang 20 Juli 2008). Demikian juga penelitian
menerapkan PD menunjukkan hasil yang yang dilakukan oleh Faith (2004) mengenai
sangat signifikan dalam menurunkan gizi hubungan perilaku orang tua dalam
kurang pada anak (http://www.pdrc.or.id/, memenuhi kebutuhan gizi dengan indeks
diperoleh tanggal 20 Agustus, 2008). masa tubuh anak, didapatkan adanya

76
Idea Nursing Journal Vol.III No.1

hubungan yang signifikan antara perilaku periodik tentang pendekatan positive


orang tua dalam pemenuhan gizi dengan deviance-pos gizi sehingga para kader dapat
indeks masa tubuh anak (Faith MS, et al, berpartisipasi secara aktif dalam
2004, http://www.medline.com, diperoleh meningkatkan status gizi balita. Bagi kepala
tanggal 20 Juli 2008). puskesmas agar dapat mendukung dan
meningkatkan pelaksanaan pendekatan
KESIMPULAN DAN SARAN positive deviance-pos gizi bagi semua
Simpulan yang dapat ditarik dari posyandu di wilayah kerjanya dengan
penelitian ini adalah :Pendekatan Positive memasukan program tersebut sebagai
deviance – Pos Gizi efektif dalam upaya rencana kegiatan tahunan atau
meningkatkan status gizi balita Di pengembangan program pembinaan
Kelurahan Paya Seunara Kota Sabang tahun posyandu. Bagi dinas kesehatan perlu
2010 dengan p value = 0.000, cara membuat kebijakan terkait peningkatan
pemenuhan zat gizi balita oleh keluarga status gizi balita melalui pendekatan positive
sebelum dilakukan positive deviance & pos deviance- pos gizi agar diterapkan oleh
gizi di kelurahan Paya Senara Kota Sabang semua posyandu yang ada di semua
tahun 2010 seimbang antara baik dan kurang kelurahan di Kota Sabang. Bagi peneliti lain
baik masing-masing 50% , cara pemenuhan melakukan penelitian lebih lanjut tentang
zat gizi balita oleh keluarga setelah efektifitas pendekatan positive deviance-pos
dilakukan positive deviance & pos gizi di gizi dengan sampel yang lebih besar dan
kelurahan Paya Senara Kota Sabang tahun tempat atau posyandu yang lebih banyak.
2010 berada pada katagori baik 15
responden (83.3%), ada perbedaan KEPUSTAKAAN
pemenuhan zat gizi balita oleh keluarga Almatsier, S. (2001). Prinsip dasar ilmu gizi.
sebelum dan setelah dilakukan positive Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
deviance & pos gizi di kelurahan Paya Azwar, A. (2000). Besarnya permasalahan
Senara Kota Sabangtahun 2010, status gizi gizi kurang pada balita di Indonesia
balita di Kelurahan Paya Seunara Kota saat ini dan upaya-upaya terobosan
Sabang tahun 2010 sebelum dilakukan pemerintah dalam menanggulanginya.
pendekatan positive deviance & pos gizi Majalah Kesehatan Masyarakat
berada pada status gizi kurang, ada Indonesia. Tahun XXVIII. Nomor 10.
peningkatan status gizi balita di Kelurahan Tahun 2000.
Paya Seunara Kota Sabang tahun 2010 Berg. (1986). Peranan gizi dalam
setelah dilakukan pendekatan positive pembangunan nasional. Jakarta:
deviance & pos gizi, ada perbedaan Status Rajawali.
gizi balita di Kelurahan Paya Seunara Kota CORE. (2004). Positive deviance & Hearth:
Sabang tahun 2010 sebelum dan setelah Suatu pendekatan perubahan prilaku
dilakukan pendekatan positive deviance – dan pos gizi. Jakarta: PCI Indonesia
pos gizi denagn p value = 0.000. (terjemahan), Jejaring positive
Saran bagi penanggung jawab Deviance Indonesia.
kegiatan posyandu di puskesmas perlu Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
merencanakan kegiatan postive deviance – (2000). Rencana aksi pangan dan gizi
pos gizi untuk setiap posyandu yang ada nasional (RAPGN) 2001-2005.
diwilayah kerjanya guna meningkatkan Jakarta: Depkes RI.
status gizi balita sebagai program tahunan Chit, T. M., Kyi, K., & Thwin, A. (2003).
yang berkesinambungan. Disamping itu Mothers beliefs and attitudes to wards
perlu melatih para kader posyandu secara child weight, child feeding and related

77
Idea Nursing Journal Wirda Hayati, dkk

practice in Myanmar. Diperoleh pada Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


tanggal 14 Juni 2008, dari: (2004). Pedoman umum gizi
http://www.medline.com seimbang. Diperoleh pada tanggal 28
Feldmann, R., Keren, M., Gross – Rovzal, Juni 2008, dari: http://www.gizi.co.id
O., & Tyano, S. (2004). Mother-child Pender, N. (2001). Health promotion in
touch patterns in infant feeding nursing practice (4th Ed.). DNLM.
disorders: Relation to maternal, child Polit, D. (2001). Essentials of nursing
and environment factors. Diperoleh research: Methods, appraisal, and
pada tanggal 14 Juni 2008, dari: utilization (5th Ed.). Philadelphia:
http://www.medline.com Lippintcott.
Dharmawanto. (2005). Peranan gizi pada Wong, W. D. (2001). Wong Essential of
tumbuh kembang balita. Diperoleh pediactric nursing (6th Ed.). St. Louis:
pada tanggal 14 Juni 2008, dari: Mosby Inc.
http://www.hellis.org/modules

78

Anda mungkin juga menyukai