OLEH:
MAULIANI
SARANIZA
M.ZUL AZMI
RAZI QURRAHMAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Kita mempelajari biologi, sama dengan mempelajari tentang alam. Alam sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. Supaya kita lebih tau dan lebih dekat kepada alam,
maka penulis melakukan percobaan dengan melakukan sebuah penelitian terhadap sebuah
tumbuhan takkala ialah perkecambahan cabe merah. Ini adalah salah satu tujuan penulis
melakukan penelitian ini.
Perkecambahan cabe merah mungkin sebagian orang tidak memperdulikannya
namun membutuhkan hasilnya. Adakalanya kita ingin mengenalnya, namun tidak mau
mempelajarinya. Dan sebagai makhluk alam seharusnya kita tau ruang lingkup alam.
Namun apa yang terjadi hanya petani cabelah yang peduli terhadap pertumbuhan cabe.
Kita hanya memperoleh hasil. Namun itulah salah satu di sini kita akan sadar sendirinya.
Pentingnya atau susahnya merawat tumbuhan cabe merah itu.
Melakukan penelitian ini kita akan lebih tau lebih mengerti tumbuhan itu
Sesungguhnya walaupun penelitian ini sangat sederhana sekali. Namun kita sudah
menambah ilmu dengan penelitian ini.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
II.1 Pengertian Cabai
Cabai atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan tumbuhan anggota genus
Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung
bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia
Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan
dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi
masakan Padang dibuat tanpa cabai.
Lombok rawit dapat ditanam baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada
musim kemarau maupun musim penghujan. Tanah yang cocok untuk tanaman ini adalah
tanah yang subur gembur cukup mengandung humus dan tersedianya saluran
pembuangan air yang baik.
Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan : Plantae
Ordo : Solonales
Famili : Solanaseae
Genus : Capsicum
Spesies : Frustescens
1. Manfaat
Cabai rawit (Capsicum) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai
ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi
kesehatan manusia. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang
berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar
antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan
Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker. Tanaman cabai juga banyak mengandung
vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan
rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah
(bumbu dapur).
Cabai (Capsicum) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan
memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang
berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker.
2. Cara Penanaman
Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan
merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi.
Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari
tanpa harus membelinya di pasar. Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya
humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6.
Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret - April).
Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan
panen pada bulan Desember, walaupun ada risiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak
melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit .
Buah cabe yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup
dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal satu hektar
dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji).
3. Permasalahan Produksi
Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya
serangan lalat buah pada tanaman cabai menerangkan bahwa hama ini sering
menyebabkan gagal panen. Berdasarkan laporan yang ada kerusakan pada tanaman cabai
di Indonesia dapat mencapai 35%. Cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari
luar tetapi bila dilihat di dalamnya membusuk dan mengandung larvalalat. Penyebabnya
adalah hama lalat buah terutama Bactrocera carambolae. Karena gejala awalnya yang tidak
tampak jelas, sementara hama ini sebarannya masih terbatas di kepulauan Indonesia, lalat
buah menjadi hama karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor
buah-buahan maupun pada produksi cabai.
4. Upaya Penanggulangan
Sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan lalat buah ini, di
antaranya adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi,
cara ini tidak praktis untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang luas.
Sementara penggunaan insektisida selain mencemari lingkungan juga sangat berbahaya
bagi konsumen buah. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian yang ramah
lingkungan dan cocok untuk diterapkan di areal luas seperti di lahan sentral produksi
cabai. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman cabai, khususnya cabai merah, adalah
penggunaan insektisida sintetik karena dianggap praktis, mudah didapat, dan
menunjukkan efek yang cepat. 80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk
mengendalikan penyakit tanaman. Akan tetapi penggunaan insektisida tersebut sering
meninggalkan residu yang berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Disamping harga insektisida sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida
sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan ekspor oleh banyak negara tujuan ekspor
atas produk-produk cabai yang mengandung residu fungisida dan pestisida lain (Caswell &
Modjusca 1996). Di antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian
serangan lalat buah pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan
konsentrasi 3-5%, dan Agrothion (Pracaya 1991).
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Objek, Populasi, dan Sampel Penelitian
Objek : Meniliti biji cabai rawit
Populas : Tanaman cabai rawit
Sampel : 2 pot (diberi pupuk kandang dan tidak diberi pupuk kandang)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Penelitian
Tabel yang di beri pupuk dan tidak diberi pupuk.
Hari ke 0 6 12 18 24 30 33 36 39 42
1 .Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat dan menjaga tingkat
kesuburan tanah yang sudah dalam keadaan berlebihan pemupukan dengan pupuk
anorganik/kimia dalam tanah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
Pertumbuhan tanaman cabai yang diberi pupuk ini ternyata pertumbuhannya lebih
cepat dibandingkan tanam cabai yang tidak diberi pupuk kandang.
V.2 SARAN
Kita harus teliti dalam hal memilih pupuk apalagi bagi para petani, agar tanamannya
bisa menghasilkan buah atau sayuran sangat baik. Hasil penelitian diatas bisa ditunjukan
bahwa pupuk alami (kotoran lembu) sangat baik pada pertumbuhan cabai.